BESTARANI QONITAH
CHRISANT
P1337424215030
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang
diharapkan dibandingkan dengan keadaan-keadaan di negara lain. Indonesia
masih tertinggal dalam banyak aspek keseatan reproduksi. Masalah kesehatan
reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang bersangkutan,
karena dampaknya menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi
parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat (Manuaba, 2009).
Menurut SDKI tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359/100.000.
Angka kematian tersebut terjadi peningkatan dibandingkan dengan AKI tahun
2011 yang sebesar 228/100.000. Penyebab AKI selain masih rendahnya
kesadaran akan kesehatan, disebabkan oleh perdarahan, eklampsia dan infeksi.
Perdarahan juga dapat disebabkan oleh pecahnya kista. Kista ovarium
merupakan kanker ke lima tersering yang menyebabkan kematian wanita setelah
kanker paru-paru, kolorektal, payudara dan pangkreas. Insidensinya pada
wanita di bawah 50 tahun sebanyak 5,3 /100.000 dan pada wanita di atas 50
tahun sebanyak 41,4 / 100. Kista ovarium merupakan penyebab kematian utama
pada kasus keganasan ginekologi saat ini. Sedangkan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2012). Pada tahun 2009 di
perkirakan jumlah penderita kista ovarium sebanyak23.400 orang
diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang (59,40 %).
Angka kematian yang tinggi ini di sebabkan karena penyakit ini pada
awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastasis sehingga 60 – 70% pasien datang pada stadium lanjut
(Binmuhsin, 2011).
Kista adalah setiap rongga atau kantong tertutup, baik normal maupun
abnormal, yang dilapisi epitel, biasanya mengandung cairan atau materisemi
padat (Dorland, 2008). Ovarium adalah suatu organ terdiri atas 2 yang terletak
dikiri dan kanan antara uterus dan dinding panggul. Besarnya kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan panjang 4 cm, lebar dan tebalnya kira- kira 1,5
cm (Saroha, 2009).
Salah satu bahaya yang ditakuti ialah kista tersebut menjadi ganas. Bahaya
lain dari kista adalah terpuntir, kejadian ini akan menimbulkan rasa sakit yang
sangat dan memerlukan tindakan darurat untuk mencegah kista jangan sampai
pecah. Dalam jangka waktu tertentu, kista terus tumbuh hingga diameter
mencapai puluhan sentimeter. Sebenarnya tidak ada patokan mengenai ukuran
besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecahnya kista dapat menyebabkan
pembuluh darah menjadi rusak dan menimbulkan terjadinya perdarahan yang
dapat berakibat fatal (Yatim, 2005).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kista Ovarium
a. Pengertian
a. Langkah 1 : Pengkajian
c) Riwayat Haid
Untuk mengetahui usia berapa pertama kali mengalami
menstruasi, jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari, seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan dan keluhan yang dirasakan ketika mengalami
mestruasi (Sulistyawati, 2009).
d) Status Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan syah
atau tidak, sudah berapa kali menikah, pada umur berapa menikah,
berapa jumlah anak (Anggraini, 2010).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan,
keadaan nifas yang lalu (Anggraini, 2010).
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pernah ikut KB, dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi (Anggraini, 2010).
g) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan kista ovarium
(Anggraini, 2010).
(2) Riwayat Kesehatan yang Lalu
(6) Anogenital
f Langkah 6 : Pelaksanaan
Menurut Varney (2007), pada langkah ini merencanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Semua
keputusan yang dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan, serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang dilakukan pasien. Sehingga setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh ke dua belah pihak yaitu bidan dan pasien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena pasien juga akan melaksanakan rencana
tersebut.
Pada kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat (Chyntia, 2009).
g. Langkah 7 : Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi rencana tindakan yang meliputi
kebutuhan pada pasien telah terpenuhi secara efektif dengan melakukan
kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya (Varney, 2007).
Evalusi yang diharapkan setelah dilakukan tindakan menurut Chyntia
(2009), adalah :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital normal
4. Kista ovarium telah teratasi dengan cara operasi histerektomi
5. Tidak ada komplikasi setelah dilakukan operasi
Pembimbing Institusi Praktikan
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. Y P 2 A0 umur 57 tahun dengan kista
ovarium di RSUD Kabupaten Temanggung yang meliputi :
A.KESIMPULAN
B. SARAN
a. Rumah Sakit
Menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada kasus gangguan
reproduksi dengan kista ovarium.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi
untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada gangguan
19
2. Bagi Pasien
Alimul, H. AA. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Ambarwati, E.R
& Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Suara. Lynn. 2008.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Lubis, H. 2012. Obsgyn Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi Offset.