Anda di halaman 1dari 14

ASKEB PATOLOGI REPRODUKSI

KISTA OVARIUM
DISUSUN OLEH :
FITRI PRAMADANY, AMD. KEB
NIM 2181A0261
A. PENGERTIAN
• Kista ovarium adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat mengakibatkan pembesaran pada
abdomen bagian bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi perlekatan ruang
bila kehamilan mulai membesar (Prawirohardjo, 2009: 664).
• Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut
juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005: 17)
• Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di
indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010: 101).
• Kista Ovarium adalah suatu kantong tertutup, berdinding membran yang berlapis epitel yang berisi cairan / semi
cairan tubuh tidak normal didalam rongga suatu organ (Priyatno, 2014)
GAMBAR KISTA OVARIUM
B. FAKTOR PENYEBAB KISTA OVARIUM
1. Faktor Reproduksi
Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki dampak terbesar pada penyakit ini, kualitas yang rendah
dan infetilitas, Menars dini dan Menopouse yang terlambat meningkatkan resiko untuk berkembangnya Kista Ovarium peningkatan
insiden Kista Ovarium pada wanita lajang, Biarawati dan wanita nulipara menunjukkan ovulasi yang teratur yang tidak diselingi
dengan kehamilan, meningkatkan predisposisi wanita mengidap keganasan.

2. Faktor Hormonal
Penggunaan hormon ekstrogen pada terapi gejala menopause berhubungan dengan peningkatan resiko insiden maupun tingkat
moralitas Kista Ovarium. Beberapa literatur menunjukan penggunaan terapi sulithormon jangka panjang (>5-10 tahun)
mengakibatkan peningkatan resiko 1,5-2,0 kali lipat. Peningkatan resiko secara spesifik terlihat pada wanita pengguna hormon
estrogen tanpa disertai progesteron. Peningkatan berat badan juga memungkinkan terjadinya peningkatan resiko terjangkit penyakit
ini.

3. Faktor Genetik

Pada umumnya Kista Ovarium bersifat sporadic/ tidak beraturan. Pada familial/ hubungan keluarga dan herediter/ keturunan
dilaporkan hanya 5-10%. Riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam memasukan apakah seorang wanita untuk mengidap
Kista Ovariu, resiko pada wanita ini akan meningkat menjadi 7%.

4. Faktor Lingkungan
Pada sebuah penelitian disebutkan diet wanita pengidap Kanker Ovarium dapat ditemukan pada pola diet berat, hal ini kemungkinan
berhubungan dengan tingginya angka insiden Kista Ovarium.
C. KLASIFIKASI KISTA
OVARIUM
1. Kista non fungsional
Suatu kista inklusi serosa terbentuk dari invaginasi pada epitel permukaan ovarium, yang dilapisi epitel dan berdiameter <1 cm

2. Kista fungsional
a. Kista unilokular atau kista sederhana
Kista ini biasanya terbentuk dari folikel praovulasi yang mengandung oosit. Kista ini bisa memiliki ukuran 4 cm dan menetap ke siklus selanjutnya. Kista dapat kembali kambuh dan
sering terjadi pada awal maupun akhir masa reproduksi. Lima puluh persen kista sembuh dalam 60 hari. Nyeri dapat timbul akibat ruptur, torsi, atau hemoragi (Sinclair, 2003: 603).

b. Kista folikel
Menurut Benson dan Pernoll (2008: 574) kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara dan sering kali multiple, yang berasal dari STIKes Santa Elisabeth Medan 27
kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak berkembang sempurna

c. Kista Korpus Leturn


Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.

d. Kista theka-lutein
Kista theka lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwana hitam seperti jerami. Timbulnya kista ini berkitan dengan tumor ovarium dan terapi hormon (Nugroho,
2010:103)

e. Sindrom polikistik ovari (Policystic Ovarian Syndrom-PCOS)


Hormon androgen yang berlebih pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Akibatnya, sel telur tidak
berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
D. TANDA GEJALA
• Menurut Nugroho (2010: 104), kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki
gejala sampai periode tertentu. Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini:
• 1.Nyeri saat menstruasi.
• 2) Nyeri di perut bagian bawah.
• 3) Nyeri saat berhubungan seksual.
• 4) Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
• 5) Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
• 6) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak
Ovarium yang berukuran kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit
kecuali kalau kista tersebut pecah atau terpuntir sehingga menyebabkan rasa
sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah dan daerah tersebut menjadi
kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan
gejala, seperti rasa sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat
berhubungan seksual, serta perdarahan rahim yang abnormal (Setiati, 2009)
E. PATOFISIOLOGI

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel de graff atau korpus
luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari
epitel ovarium (Bunner& Suddarth,2005).
F. MANAJEMEN MEDIK
•Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau
tidak, dan untuk menentukan sifat dari tumor-tumor itu (Prawirohardjo, 2011)

•Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditemukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus,
ovarium atau kandung kencing, apakah kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan antara
rongga perut yang bebas dan yang tidak (Prawirohardjo, 2011)
G. PENATALAKSANAAN KISTA OVARIUM
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium (Eni, 2009)
1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan
menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya semakin
mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil KB dengan
maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak akan tumbuh.
2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kalisiklus
menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada
perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa lebih-lebih
sampai timbul perdarahan. Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan,
yaitu: laparatomi, histerektomi dan secsio caesarea
Lebih lanjut penatalaksanaan kista ovarium menurut Setiati (2010) menyebutkan bahwa :
1. Menggunakan kontrasepsi oral atau pil KB. Ini disebabkan oleh kemampuan kontrasepsi ini dalam
mencegah produksi sel telur. Ketiadaan sel telur di dalam ovarium berarti tidak ada cairan yang dapat
digunakan untuk mengisi folikel
2. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung antioksidan tinggi
3. Menjaga kebersihan sekitar daerah kewanitaan dilakukan untuk mencegah sel-sel tumor berkembang
oleh bakteri
4. Menjalani pola hidup sehat seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur.
(Eni, 2009)
5. Pencegahan terhadap Kista Ovarium perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang
melakukan pola hidup sehat seperti pola makan yang baik dan berolahraga yang baik dan teratur.
6. Berkolaborasi dengan dokter obgyn untuk melakukan Ultrasonografi (USG) dapat memberikan
informasi dan penanganan.
H. KEWENANGAN BIDAN
Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia memiliki kemandirian untuk melakukan
asuhan dalam PEMENKES NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010.Tentang izin dan penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus
ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 9 dan pasal 12 yang isinya :
• Pasal 9 :
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1.Pelayanan kesehatan ibu
2.Pelayanan kesehatan anak
3.Pelayanan reproduksi dan keluarga berencana
• Pasal 12 :
Bidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9
berwenang untuk:
1.Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
2.Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC.

Buku Kanker Ganas Pembunuh wanita. Yogyakarta: ANDI ofset.


Evania. 2013. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jogjakarta. D-Medika.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Katalog dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI Indonesia:
Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.Maharani,
Sabrina. (2008). Mengenali dan Memahami Berbagai Gangguan Kesehatan Anak . Jogjakarta : Katahati

Manuaba,I bagus gede dkk. 2009.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, danKB. Jakarta :EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saraswati Fibriyanti. 2016. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista OvariumI BPM. HJ. AAT
NURMAYATI CIBEUREUM TASIKMALAYA. Ciamis. Stikes Muhammadiyah Ciamis
TERIMA KASIH SALAM SEHAT

Anda mungkin juga menyukai