Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

OLEH :

MAHASISWA STIKES HANG TUAH


GERBONG 3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HANG TUAH
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta

Hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )

Tentang DEMAM BERDARAH DEGUE (DBD).

Penulis sadar bahwa penulisan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini tidak mungkin

dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen penanggung jawab mata kuliah komunitas yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini.

2. Teman-teman mahasiswa gerbong 3 yang telah membantu memberikan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan dan semoga SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini bermanfaat bagi pembaca sesuai

dengan harapan penulis.

Surabaya, September 2016

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kesehatan Lingkungan

Sub topic : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Kedung Cowek

Tempat : Kelurahan B8

Waktu : ± 40 Menit

Penyusun : Mahasiswa STIKES Hang Tuah – Surabaya

Pemateri :

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat mengetahui dan memahami

tentang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

b. Tujuan khusus.

Setelah penyuluhan (dalam waktu 40 menit) masyarakat kelurahan Kedung

Cowek dapat mengetahui tentang :

- Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

2. Materi :

- Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)


- Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

3. Metode : Ceramah dan tanya jawab.

4. Media : Leaflet dan LCD

5. Strategi Proses Belajar Mengajar

Kegiatan
No Fase Penyuluh Sasaran Waktu
1. Pra  Menyiapkan materi dan media. - 5 menit
interaksi
2. Interaksi  Perkenalan, salam pembuka,  Menjawab salam
penyampaian TIU, TIK dan kontrak  Mendengarkan 5 menit
waktu. penjelasan
3. Kerja  Menyampaikan materi:, Pengertian  Memperhatikan, 25 menit
Demam Berdarah Dengue (DBD), mendengarkan,
Penyebab Demam Berdarah Dengue menyimak materi
(DBD), Tanda dan Gejala Demam penyuluhan.
Berdarah Dengue (DBD), Penanganan
Demam Berdarah Dengue (DBD),
Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(DBD), Komplikasi Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Membuka kesempatan bertanya  Bertanya.
 Menjawab pertanyaan sasaran  Memperhatikan dan
mendengarkan
jawaban penyuluh.
4. Terminasi  Mengucapkan terima kasih Menjawab salam 5 menit
 Memberikan salam penutup
6. Evaluasi

Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : leflet dan lembar balik

d. Peserta hadir ditempat penyuluhan

e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Jagir

f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai/tidak dengan waktu yang direncanakan.

b. Peserta antusias/tidak terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan/tidak dan menjawab/tidak pertanyaan secara

benar

d. Suasana penyuluhan ...............

e. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal ..............

3. Evaluasi Hasil

Masyarakat kelurahan Jagir dapat menyebutkan :

a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

b. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

c. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

d. Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD)

e. Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

f. Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)


7. MATERI PENYULUHAN

7.1. Pengertian

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti (Hastuti, 2008). Penyakit ini dapat

menyerang semua umur baik anak-anak maupun orang dewasa. Selama awal tahun

epidemic pada setiap negara penyakit DBD ini kebanyakan menyerang anak-anak dan

95% kasus yang dilaporkan berumur kurang dari 15 tahun. Kelompok resiko tinggi

meliputi anak berumur 5-9 tahun (Soegijanto, 2012).

7.2. Etiologi

DBD adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus

B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Demam

berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia secara langsung, tetapi dapat

ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk Aedes Aegypti betina menyimpan virus dengue

pada telurnya, selanjutnya akan menularkan virus tersebut ke manusia melalui gigitan.

Sekali menggigit, nyamuk ini akan berulang menggigit orang lain sehingga dengan

mudah darah seseorang yang mengandung virus dengue dapat cepat dipindahkan ke

orang lain, yang paling dekat tentulah orang yang tinggal dalam satu rumah.

Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti adalah :

1. Nyamuk Aedes Aegypti hidup di dataran rendah beriklim tropis sampai subtropis,

2. Badan nyamuk relatif lebih kecil dibandingkan jenis nyamuk yang lain,

3. Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih,

4. Sangat menyukai tempat yang teduh dan lembap, suka bersembunyi di bawah

kerrindangan pohon, ataupun pada pakaian yang tergantung dan berwarna gelap,

5. Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,
tempayan, drum, dan barang-barang bekas, pot tanaman air, tempat minum burung

dan lain-lain,

6. Jarak terbang ± 100-200 m,

7. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menularkan virus dengue.

8. Umumnya menggigit pada siang hari (pukul 09:00-10:00) atau sore hari (pukul

16:00-17:00). Nyamuk ini bertelur tiga hari setelah mengisap darah, karena darah

merupakan sarana untuk mematangkan telurnya.

9. Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi (Widoyono, 2005; Hastuti, 2008).

7.3. Manifestasi Klinik

Pasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut :

1. Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.

2. Perdarahan/binntik-bintik merah pada kulit.

3. Perdarahan lain: mimisan, perdarahan gusi.

4. Keluhan pada saluran pernapasan: batuk, pilek.

5. Keluhan pada saluran pencernaan ataupun sakit pada waktu menelan.

6. Keluhan pada bagian tubuh yang lain: nyeri/sakit kepala, nyeri pada otot,

tulang, sendi, dan ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh.

7. Dapat juga dijumpai adanya pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening,

yang akan kembali normal pada fase penyembuhan.

8. Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal: 150.000-300.000), hematokrit

meningkat (normal: pria < 45, wanita < 40).


9. Pada keadaan yang berat, penderita akan jatuh pada keadaan renjatan/shock,

yang dikenal dengan DSS (Dengue Shock Syndrome), dengan tanda-tanda

sebagai berikut :

a. Kulit teraba lembab dan dingin

b. Tekanan darah menurun: nadi cepat dan lemah

c. Nyeri perut yang hebat

d. Terjadi perdarahan, baik dari mulut, hidung, maupun anus yang terlihat

seperti tinja hitam

e. Gelisah

f. Tampak kebiru-biruan pada sekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari

g. Tidak buang air kecil selama 4-6 jam (Widoyono, 2005; Hastuti, 2008).

7.4. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanan DHF tanpa penyakit yaitu :

a. Tirah baring

b. Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5- 2 liter

dalam 24 jam {susu, air dengan gula atau sirup} atau air tawar ditambah

garam

c. Untuk hiperpireksia {40 derajad celcius / > }dapat diberikan kompres,

antibiotik golongan asetaminofen, dan jangan diberikan asetoral karena

bahaya perdarahan.

d. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.

2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :

a. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan

diatasi
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan tiap

jam, serta Hb dan Ht tiap 4 –6 pada hari pertama , selanjutnya tiap 24

jam.

7.5. Pencegahan

Kegiatan ini meliputi:

a. Pembersihan jentik

 Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

1. Kimia

Pengendalian secara kimia antara lain dilakukan dengan dua teknik :

a. Pengasapan/fogging (menggunakan malathion dan fenthion) yang

berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu.

b. Abatisasi atau pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan

air seperti : tempayan, ember, vas bunga, kolam, dan sebagainya.

2. Biologi

Pencegahan atau pengendalian biologis antara lain dilakukan dengan

memelihara jenis ikan pemakan jentik/larva (ikan nila merah, ikan guppy,

cupang, kepala timah, sepat dan sebagainya)

3. Fisik

Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M (Menguras,

Menutup, dan Mengubur)

a. Menguras bak mandi, tempayan, drum dan tempat penampungan air

lainnya minimal 1x seminggu.

b. Menutup dengan rapat tempayan, drum dan tempat penampungan air

lainnya agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak.


c. Mengubur barang bekas yang memungkinkan nyamuk bersarang dan

bertelur

b. Pencegahan gigitan nyamuk

 Menggunakan kelambu

 Menggunakan obat nyamuk (bakar, oles)

 Tidak melakukan kebiasaan beresiko (tidur siang, menggantung baju)

 Penyemprotan.
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Sri Oktri. (2008). Demam Berdarah Dengue (Penyakit dan Cara Pencegahan).
Kanisius : Yogyakarta.

Mansjoer, Arif. Dkk . (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I dan II. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius, Jakarta.

Soegijanto, Soegeng. (2012). Demam Berdarah Dengue, Edisi 2. Airlangga University


Press : Surabaya.

Widoyono. (2005). Penyakit Tropis (Epidemilogi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya). Penerbit Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai