Anda di halaman 1dari 21

DOSEN PENGAMPUH :

ASUHAN KEPERAWATAN Ns.Yunita Liana,S.Kep,M.Kes

KELUARGA DENGAN KASUS Ns. Dian Emeliasari,S.Kep.M.Kes

HIPERTENSI DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

Cici Ulandari (19.14201.30.04)

Rosa Lara Sakti (19.14201.30.06)

Deka Agustin (19.14201.30.08)


Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

1.Unit terkecil dari masyarakat.


2.Terdiri dari 2 orang atau lebih.
3.Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4.Hidup dalam satu rumah tangga.
5.Di bawah asuhan seorang kepala keluarga.
6.Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga.
7.Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
8.Menciptakan, mempertahankan suatu budaya.
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
1.Terorganisasi adalah saling berhubungan,
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul saling ketergantungan antara anggota keluarga.
Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3 yaitu : 2.Ada keterbatasan yaitu setiap anggota
memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya masing – masing.
3.Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing – masing.
TIPE-TIPE KELUARGA
Menurut Nasrul Effendy (1998) tipe-tipe keluarga terdiri dari :

1.Keluarga inti
2.Keluarga besar
3.Keluarga berantai
4.Keluarga duda atau janda
5.Keluarga berkomposisi
6.Keluarga kabitas
PERAN KELUARGA
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy, 1998 adalah sebagai
berikut :

1.Peran ayah adalah sebagai suami dari istri dan anak - anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.Peran ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak - anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.Peran anak adalah anak - anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga
1.Fungsi Afektif
2.Fungsi Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial
3.Fungsi Reproduksi
4.Fungsi Ekonomis
5.Fungsi Perawat Kesehatan
Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendi adalah sebagai berikut :

1.Mengenal masalah kesehatan.


2.Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3.Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4.Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5.Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat
ASAS ETIK LEGAL TERKAIT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengertian Aspek Legal

Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan


keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model
asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda.

Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap
tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada
pasien/keluarga/kelompok/komunitas. (Dikutip dari ”Hand Out Aspek Legal &
Manajemen Resiko dalam pendokumentasian Keperawatan.
Dasar Hukum Keperawatan
Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO. 1239 TAHUN 2001
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :

 Pasal 32 (ayat 4) : “Pelaksanaan pengobatan dan atauØ perawatan berdasarkan ilmu


kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
 Pasal 153 (ayat 1 dan 2) : (ayat 1): “Tenaga kesehatan berhakØ memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya”. Sedangkan
(ayat 2) : “tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
KASUS HIPERTENSI
Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik ataupun


diastolikserta merupakan suatu faktor terjadinya komplikasi penyakit
kardiovaskuler. (Soekarsohardi, 1999)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik di atas
standar yang dihubungkan dengan usia. (Gede Yasmin, 1993)
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastoliknya
diatas normal sesuai dengan usianya dan merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler.
Etiologi Hipertensi
1.Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum Adapun faktor pencetus hipertensi adalah seperti
diketahui penyebabnya yang jelas. keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan,
pekerjaan, merokok, alkohol, serta sosial ekonomi.
2.Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah
diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parekim ginjal, koartasio aorta, hiperaldosteron,
pheochmositoma, dan pemakaian oral kontrasepsi.
Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul sangat pervariasi, tergantung dari tinggi atau rendahnya derajat hipertensi. Pada
hipertensi essensial dapat berjalan gejala dan umumnya baru timbul gejalanya setelah komlikasi pada
organ tubuh seperti ginjal, mata, orak, dan jangtung yang sering di jumpai berupa :

1.Sakit kepala
2.Vertigo
3.Perdarahan retina
4.Gangguan pengelihatan
5.Proteinuria
6.Hematuria
7.Takikrdi / palpitasi
8.Pucat
9.Dan mudah lelah
Pathophysiology Hipertensi
Jantung adalah sistem pompa yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh, tekanan tersebut bergantung
pada faktor cardiac output dan tekanan periper.

Mengkonsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre-load
sehingga meningkatkan cardiac output. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh
yang meningkat diperlukan peningkatan peningkatan cardiac dan tekanan periper menurun.
Pemeriksaan Diagnostik Hipertensi
1.Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.

2.BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3.Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat


diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4.Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama


(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik
Penatalaksanaan Medis Hipertensi
1.Terapi Nonfamakologis
menjelaskan bahwa penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai
macam cara modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan
darah tinggi.

2.Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan hipertensi dengan
menggunakan obat-obatan kimiawi, seperti jenis obat anti hipertensi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KASUS HIPERTENSI

1. Pengkajian Keperawatan
Fokus Pengkajian pada keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus
dengan masalah utama hipertensi meliputi :

 Data umum
 Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
 Pengkajian Lingkungan
 Fungsi Keluarga
 Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke system keluarga dan subsistemnya serta
merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual
dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk
menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman ( Friedman, 2010).

3.Intervensi Keperawata

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga,
dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan
sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
4.Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan utuk mengukur kemajuan proses keperawatan terhadap respon klien selama
mendapatkan tindakan keperawatan dan pencapaian dari indikator keberhasilan suatu tujuan dimana perawat melakuka
evaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan
(Wijayaningsih, 2013).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KASUS HIPERTENSI

1.A. DATA UMUM KELUARGA


B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
D. LINGKUNGAN
E. SOSIAL
F. STRUKTUR KELUARGA
G. FUNGSI KELUARGA
H. STRESS DAN KOPING KELUARGA
I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA (SETIAP INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA)
J. HARAPAN KELUARGA
2. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis
1.kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
2.Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai