Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N DENGAN KISTA


OVARIUM DI RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2021

Disusun Oleh

Syarifah kasmarazzmuaty

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
MEULABOH
2021

Page 1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan praktik kebidanan meulaboh mulai 15 maret s/d 10 April

2021 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan judul ”Asuhan Kebidanan

Ibu dengan kista ovarium di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien

Meulaboh tahun 2021”

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh :

CI/ Preseptor Dosen Pembimbing

Dwi Murnita,Str.Keb Fitriany,S. SiT, M.kes

Bagian Praktek

Roudhatul Jinan, SST

KATA PENGANTAR

Page 2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktek asuhan
Kebidanan ini dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam Penulis sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW penghulu semua mahluk yang senantiasa ikhlas
dan sabar dalam menuntun Ummatnya kearah yang lebih baik.. Dengan
terselesaikannya Penulisan makalah ini, penuh keikhlasan kami menyampaikan
rasa terimakasih
1. Bapak T. Iskandar Faisal, SKP.M.Kes selaku Direktur Polikteknik
Kesehatan Kemenkes Aceh
2. Ibu Adri Idiana, S.SiT. MPH selaku Ketua Prodi D4 Kebidanan Banda
Aceh
3. Ibu Fitriany S.SiT. M.Kes selaku dosen Pembimbing
4. Ibu Dwi Murnita,Str.Keb selaku CI
5. Ibu Nilawati selaku responden
Yang telah memberikan petunjuk, arahan, bimbingan serta dukungan.
Kami berharap setelah membaca dan mempelajari laporan kegiatan ini, pembaca
dapat memiliki pertambahan pengetahuan yang lebih baik dan proses
implementasi, baik dalam bidang ilmu dunia, maupun ilmu akhirat. laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami selalu membuka diri untuk
mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak pembuatan laporan
selanjutnya lebih baik lagi.

Meulaboh, Maret 2021

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1

Page 3
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 5
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 5
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 6
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 6
D. MANFAAT PENULISAN ...................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 8
A. TINJAUAN UMUM................................................................................ 8
B. PENATALAKSANAAN ....................................................................... 14
C. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN ............................... 16
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 20
A. BIODATA .............................................................................................. 20
B. SUBJEKTIF ........................................................................................... 20
C. OBJEKTIF ............................................................................................. 21
D. ASSESMENT ........................................................................................ 22
E. PLANING .............................................................................................. 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 23
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 23
B. SARAN .................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 25

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian

mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe

Page 4
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya

terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita

tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung

membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba

falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari

kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka

untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan

menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari

kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan

kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.(Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker

ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang

seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan

biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan

di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Sampai sekarang

belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanyakeganasan

ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu

agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.Berbeda

halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan papsmear (Moeloek

FA,2006)

Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa

lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami

pertumbuhan folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama

Page 5
pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan

pada ovarium menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan

ketika masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami

wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa

ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila

menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak

menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan.(Sastrawinata,

Sulaiman. dkk. 2004)

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pemberian asuhan pada ibu dengan kista ovarium di RSUD

Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kista ovarium di RSUD

Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengkaji Data Subjektif pada Ibu Nilawati dengan kista

Ovarium di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kab. Aceh Barat

b. Untuk Mengkaji Data Objektif pada Ibu Nilawati dengan Kista

Ovarium di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat

c. Untuk Menegakan Assesment pada Ibu Nilawati dengan Kista

Ovarium di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kab. Aceh Barat

Page 6
d. Untuk Melakukan Perencanaan asuhan kebidanan Ibu Nilawati

dengan Kista Ovarium di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kab.

Aceh Barat

D. MANFAAT PENULISAN

Dapat digunakan sebagai referensi dalam pemberian Asuhan Kebidanan

pada ibu dengan Kista Ovarium

BAB II
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM

1. Defenisi

Page 7
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat

tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam

atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

(Wiknjosastro, 2007)

2. Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :

 Tumor ovarium jinak

 Kistik tumor ovarium non neoplastik:

a. Kista folikel :

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai

berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari

beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh

estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan

memebesar menjadi kista.

b. Kista Korpus luteum :

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan

menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum

mempertahan diri, perdarahan yang sering terjadi didalamnya

menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah

cokelat karena darah tua.

c. Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil

dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.

Page 8
d. Kista teka lutein

Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola

hidatidosa.

e. Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium

f. Kista stein leventhal

Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan

hiperstimuliovarium.

 Tumor ovarium neoplastik

b. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya

bertangkai, seringkali billateral, dan dapat menjadi besar

c. Kistadenoma musinosum Asal tumor ini belum diketahui pasti

namun diperkirakan berasal dari suatu teratoma dimana dalam

pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.

d. Kistadenoma serosum

Para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium).

e. Kista endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding

dalamterdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel

endometrium.

f. Kista dermoid

Page 9
Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di

manastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna,

seperti epitel kulit,rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

 Tumor ovarium ganas

 Kistik

Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan

Epidermoidkarsinoma

 Solid

Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

3. Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya

ovarium adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).

 Riwayat kista ovarium terdahulu

 Siklus haid tidak teratur

 Perut buncit

 Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)

 Sulit hamil

 Penderita Hipotiroid

 Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.

4. Etiologi

Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap

gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).

 Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan khoriokarsinoma)

Page 10
 Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel

permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.

 Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon

polikistik

 Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi

induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

5. Manifestasi klinik

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya

sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi

besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat

dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain

seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau

kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau

perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.

(Wiknjosastro, 2007) Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai

kista ovarium:

 Perut terasa penuh, berat, kembung.

 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).

 Haid tak teratur.

 Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar

kepanggul bawah dan paha.

 Nyeri senggama.

Page 11
 Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat

hamil.

6. Diagnosis

 Anamnesa

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi

ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di

sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan

defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga

menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

 Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita

premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini

adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan

menjadisulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile,

permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada

satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul

padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis.

Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif. (Wiknjosastro, 2007).

 Pemeriksaan Penunjang

1. USG

Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista

ovarium.Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas

Page 12
tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah

tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pulaantara cairan

dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat

membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya

hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur

barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal

dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang

terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-

125, CA125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini

diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.

4. Laparoskopi

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk

memasukan laparoskop. Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi

dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA.

B. PENATALAKSANAAN

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan

operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya

tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan

Page 13
secara spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik

yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada

bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada

komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan

tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi

anatomi untuk diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak

membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post

menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas

normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan

pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran

kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah

diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan

kista ovarium kompleks.

Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional

atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada

pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak

dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium

dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas

di masa mendatang.Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan

pada wanita post menopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang

lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko

menyebabkan karsinoma ovarium.

Page 14
Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas

untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi

ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih

dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada

keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan

pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi

anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.

Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral

salfingoooforektomi,dan appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat

tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika

stadiumnya iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor

rendah seperti pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi hanya

efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel

granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating

(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up

tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan

selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

C. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

1. Pengertian

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

Page 15
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien. Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang

dikeluarkan oleh ACNM (1999) terdiri atas:

 Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan secara

sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan

setiap klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan

pemeriksaan fisik.

 Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi

data dasar

 Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien. d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga

mampu membuat keputusan dan bertanggungjawab terhadap

kesehatannya.

 Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

 Secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana

individual.

 Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan

berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.

 Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika

terdapat penyimpangan dari keadaan normal.

Page 16
 Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan

dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

2. Langkah – langkah Manajemen Kebidanan

Langkah I : pengumpulan data dasar

Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dasar : Riwayat kesehatan,

Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, Meninjau catatan terbaru

atau catatan sebelumnya, dan Meninjau data laboratorium dan

membandingkan dengan hasil studi

Langkah II : interpretasi data dasar

Standar nomenklatur diagnosis kebidanan : Diakui dan telah disahkan oleh

profesi, Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, Memiliki ciri

khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktik

kebidanan dan Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen

kebidanan

Langkah III : mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Dalam langkah ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah

dan diagnosa potensial terlebih dahulu baru setelah itu menentukan

antisipasi yang dapat dilakukan.

Langkah IV Indentifikasi

Dari data yang ada mengidentifikasi keadaan yang ada perlu atau tidak

tindakan segera ditangani sendiri/dikonsultasikan (dokter, tim kesehatan,

pekerja sosial, ahli gizi)/kolaborasi

Page 17
Langkah V:

tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, tapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah dibutuhkan

penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural/masalah

psikologis. Dalam perencanaan ini apa yang direncanakan harus disepakati

klien, harus rasional, benar-benar valid berdasar pengetahuan dan teori

yang up to date.

Langkah VI : Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun

tenaga kesehatan yang lain. Bidan bertanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh.

3. Follow up data perkembangan kondisi pasien

Menurut Mufdillah (2009) pendokumentasian atau catatan manajemen

kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP,

S adalah data subjektif, O adalah objektif, A adalah Analysia/Assessment

dan P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana,

jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses

pemikiran penatalaksanaan manajemen.

a. S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

b. O : Obyektif

Page 18
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney

c. A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan.

d. P : Planning

Menggambarkanpendokumentasian dari diagnosa potensial, antisipasi

penanganan diagnosa potensial, kebutuhan/tindakan segera, rencana

tindakan, pelaksanaan dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment sebagai langkah 3, 4, 5, 6 dan 7 varney (Kepmenkes,

2007).

BAB III

LAPORAN KASUS

Page 19
Tanggal masuk : 3 / 04 / 2021 Pukul: 09.00 WIB

Tanggal pengkajian : 3/ 04/ 2021 Pukul: 09.15 WIB

No. Register : 39-24-xx-xx

Pengkaji : Syarifah kasmarazzmuaty

A. BIODATA

Nama Pasien : Ny. N Nama Suami : Tn. E.


Umur : 42 tahun Umur : 47 tahun
Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Ds Drien rampak

B. SUBJEKTIF
 Anamnesa
(Tanggal 3 April 2021 Jam 09.00 ) Keluhan Utama : Benjolan di perut
sebelah kanan disertai nyeri kadang- kadang. Benjolan semakin lama
semakin membesar. Keluhan Penyerta : Nyeri kalau ditekan di benjolan
dan mual . Pasien datang ke IGD dengan keluhan benjolan di perut sebelah
kanan disertai nyeri kadang-kadang sejak 2 bulan yang lalu.Nyeri juga
dirasakan saat perut ditekan dan disertai mual karena benjolan sudah
terlalu besar.Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.Riwayat haid
teratur tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak
merasakan nyeri saat haid dan saat berhubungan.Hari pertama menstruasi
terakhir 28 April 2021. Pasien sering BAK tetapi sedikit. Pasien
mempunyai riwayat minum jamu daun sirih setelah menstruasi.Pasien juga
tidak ada riwayat merokok, minumminuman beralkohol. Pasien tidak
mengalami nyeri pervaginal. Pasien tidak pernah darah tinggi, Pasien tidak

Page 20
pernah gula darah tinggi. Pasien dengan riwayat Tubercolosis. riwayat
pemakaian KB hormonal suntikan 3 bulan.
 Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit keputihan sejak 3 tahun yang lalu dan
sudah kontrol ke poli ginekologi.
 Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyangkal kalau dalam keluarganya ada yang pernah
mempunyaitumor kandungan seperti yang pasien alami.Keputihan (- ) DM
(-), hipertensi (-).
 Riwayat kehamilan dan kelahiran
G1P1001Ab000 Anak pertama lahir SptB di bidan dengan berat lahir 3100 gram
panjang badan 49 cm sekarang usia 23 tahun o Riwayat penyakit saat kehamilan
anak pertama: o Hipertensi (-) o Kencing Manis (-) o Asma (-) o Perdarahan (-) o
Keguguran (-) o Demam (-) o Anyang-anyangan (-) o Keputihan (-) o Flu (-) o
Jamu (-) o Obat (-) vitamin o Pijat oyok (-)
C. OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
(A) Generalis
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah :
110/80 mmHg Nadi : 80 x/Menit, Reguler RR : 20 x/Menit
Temperatur Axilla : 36,80C
Temperatur Rectal : 36,6o C
Kepala dan Leher : Anemis - / - Ikterus - /-
Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, Murmur(-)
Pulmo/ v v Rh - - Wh - -
vv----
vv----
Abdomen :Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm, mobile,
permukaan rata ,berbatas tegas.
Ekstermitas : edema - - Anemi - - Gatal- Gatal - -
------

Page 21
Berat badan : 48 kg
Tinggi Badan : 147 cm
(B) Status Ginekologi
Genetalia Externa Vulva : Flux (-) Flex -) Massa (-) ulkus (-) Inspekulo
V/v : Flux (-) Flex(-) POMP tertutup, Licin, VT Vulva : POMP tertutup,
licin, CUAF ~ dalam batas normal APD:teraba massa kistik ukuran 12
cm,mobile,permukaan rata,berbatas tegas,tidak nyeri AP S: massa (-),nyeri
(-) Cavum Douglasi dalam batas normal.

D. ASSESMENT
Ny. N usia 42 tahun dengan Kista Ovarium
- Melakukan Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk tindakan pembedahan

E. PLANING
1. Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi yang
bisa terjadi.
2. Pasien disuruh banyak istirahat dan menghindari pekerjaan yang beratberat
setelah operasi.
3. Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 22
A. KESIMPULAN

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat

menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat.

Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan

laparoskopi.Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah

operasi, tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil

lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali. Pada

wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah

hysterectomytotalis dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak terdapat

tanda-tanda keganasan.

Dari berbagai uraian masalah penerapan manajemen kebidanan dalam

memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan komunikasi terapeutik yang

baik dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.

2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa

masalah.

3. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan tidak mengalami

kesulitan jika kerjasama yang baik dengan klien.

4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan

perencanaan tindakan yang disusun.

5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian

tentang keberhasilan asuhan kebidanan.

B. SARAN

Page 23
Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan

terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.Penyakit ini disebut

juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita

dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.Menghindari faktor pemicu

timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting karena dari

tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Page 24
1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W.

Tumor Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta

Kedokteran. Jilid I. Jakarta :Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

2. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan

Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan

GinekologiIndonesia; 2006. p.130.

3. Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi:

Obstetri Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

4. Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu

KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

5. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan

5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal :

346 –362

Page 25

Anda mungkin juga menyukai