Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir normal
harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di
luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai
dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan
perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan
dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan
pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam
memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi
dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi. Oleh karena hal tersebut di atas lah kami
menyusun makalah yang bejudul Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir dari kehidupan
Intrauterin ke Ekstrauterin pada Sistem Ginjal

B. RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir dari kehidupan Intrauterin ke
Ekstrauterin pada Sistem Ginjal

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang adaptasi fisiologis fetus dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin pada sistem Ginjal
b. Untuk meningkatkan kemampuan keperawatan yang ingin menjadi perawat
professional untuk berfikir kritis dan untuk meningkatkan wawasan mahasiswi
keperawatan dalam mata kuliah matearnitas tentang Transisi kehidupan Fetus
dari Intrauterine dan Ektrauterine.

Tujuan Khusus
a. Untuk memahami apa itu adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke ekstrauterin.
b. b.Untuk mengetahui apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada fetus dari
intrauterin ke ekstrauterin pada sistem Ginjal.
c. Untuk memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada
bayi baru lahir.

1
Manfaat
a. Mampu memahami apa itu adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke ekstrauterin.
b. Mampu mengetahui apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada fetus dari
intrauterin ke ekstrauterin.
c. Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada
bayi baru lahir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
perkembangan sistem organ fetus
Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian
(minimal) dan selama dua tiga bulan keempat organ-organ fetus sama dengan organ
neonatus. Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan
memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakan perkembangan.
Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan hati) belum
sempurna.

a. Pengertian Adaptasi fisiologi fetus


Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus.
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu,
neonatus adalah indivisu yang sedang bertumbuh.

b. Pengertian adaptasi neonatal


Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di
dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut
juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak
perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(Oksigen dan
nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya
Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah
sbb :
Sebelum Lahir Sesudah Lahir
1. Lingkungan fisik Cairan Udara
2. Suhu Luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
3. Simulasi sensoris Terutama kinestetik atau Bermacam-macam stimulli
vibrasi
4. Gizi Tergantung zat gizi yang Tergantung tersedianya
terdapat dalam darah ibu bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna
5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin Berasal dari paru-paru ke
melalui plasenta pembuluh darah paru-paru
6. Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui paru-
metabolisme peredaran darah ibu paru, kulit, ginjal, dan
saluran pencernaan

3
B. Perubahan Sistem Ginjal Pada BBL
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang
kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan
asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan edema ketidakmaturan ginnjal
dapat membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah
kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan
tidak mengeluarkan urine selama 12 - 24 jam.
Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15
sampai 60 ml per kilogram /hari.
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung
kemih telah ada air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas
kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05 0,10 cc
permenit.Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi
air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam
jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas
urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali
hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru
lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam
sistem ginjal.
Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal
c. Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) darikeadaan
yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan sistim
pernapasan / respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan Suhu,
Metabolisme Glukosa, Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan tubuh/ imun.
pada sistem Ginjal perubahan yang terjadi Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12
minggu,dimana dalam kandung kemih telah ada air kemih yang diekresi kedalam air
ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih
rata-rata 0,05 0,10 cc permenit

B. Saran
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik
untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat
menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif
jika ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang
benar terkait dengan bayi baru lahir.

5
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi,H.(2010).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Nuha medika.


Dewi,L.Nanny Vivian.(2010).Asuhan Neonatal Bayi dan Bidan.Jakarta:Salemba
Medika.z
Wulandari,F.Ayu.(2011).Biologi Reproduksi.Jakarta:Salemba Medika.
Tu. Dewi,S.N.(2012).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Rihana.
Sudarti,dkk.(2012).Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita.Yogyakarta:Nuha Medika
Rochmah,dkk.2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita: Panduan Belajar. Jakarta :
EGC
Hj. Deslidel,dkk.2011. Buku Ajar asuhan Neonatus,Bayi &Balita. jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai