Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DEPARTEMAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH PADA PASIEN


Ny.Sn DENGAN CARSINOMA MAMMAE

Di Ruang 20 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:

Dita Ayuhana

1930015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS: PROGRAM PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien Ny. Sn dengan


Carsinoma Mamae di Ruang 20 RSUD dr. Saiful Anwar Malang Yang Dilakukan
Oleh:

Nama : Dita Ayuhana


NIM : 1930015
Prodi : Pendidikan Profesi Ners Program Profesi STIKes Kepanjen
Malang

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Dasar yang dilaksanakan pada tanggal 23 September
2019- 28 September 2019, yang telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Malang, September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(................................) (................................)
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel
yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah
mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus
menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk
tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru
itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 1996).
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang
dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut
dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan
besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan
tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak
menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor
yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar
disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada
payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar
susu (Yayasan Kanker Payudara Jakarta, 2008).

1. 2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi Ca mammae
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi Ca mammae
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang anatomi fisiologi dari Ca mammae
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang manifestasi klinik dari Ca mammae
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis Ca mammae
f. Mahasiswa dapat mengetahui tentang klasifikasi Ca mammae
g. Mahasiswa dapat mengetahui tentang patofisiologi Ca mammae
h. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tahapan Ca mammae
i. Mahasiswa dapat mengetahui tentang komplikasi Ca mammae
j. Mahasiswa dapat mengetahui tentang fisiologis pemeriksaan penunjang
Ca mammae
k. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pencegahan yang dilakukan pada
pasien Ca mammae
l. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penatalaksanaan Ca mammae
m. Mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien
Ca mammae
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

2. 1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).

2. 2 Etiologi
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi
yang efektif untuk mencegah kanker payudara. Faktor-faktor resiko
mencakup:
1. Zat karsinogenik
2. Gaya hidup tidak sehat
3. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara
4. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
5. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%.
6. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
7. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya tumor payudara.
8. Terpapar radiasi
9. Intake alcohol
10. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

2. 3 Anatomi Fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus
laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan.
Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi
ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada
kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus
alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-
535)
2. 4 Manifestasi klinis
Gejala-gejala umum Ca mamae ialah :
a. Teraba adanya massa/benjolan pada payudara
b. Payudara tak simetris/mengalami perubahan wujud & ukuran karena
semenjak muncul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut & adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
e. Ada cairan yg keluar dari puting susu
f. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh & kadar kalsium
darah berkembang/berubah naik
g. Adanya rasa nyeri / sakit pada payudara.
h. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
i. Benjolan menyerupai bunga kobis & gampang berdarah.
j. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar & alat tubuh lain

Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,


keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi
putting susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit
Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit
jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari
penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar
getah bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah,
atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan
pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Ca payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri.
Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak
teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang
terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara
jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca payudara pada
tahap lanjut.

2. 5 Jenis Ca Mammae
1. Karsinoma insitu
Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup
keluar dari tempat asalanya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi
setelah menopause
4. K arsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun
melastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya)
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu
2. 6 Klasifikasi TNM Kanker Payudara
1. Tumor primer (T)
a. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
b. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
c. Tis :
- Kanker in situpaget dis pada papila tanpa teraba tumor
- kanker intraduktal atau lobuler insitu
- penyakit raget pada papila tanpa teraba tumor
d. T1 : Tumor < 2 cm
- T1a : Tumor < 0,5 cm
- T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
- T1c : Tumor 1 – 2 cm
e. T2 : Tumor 2 – 5 cm
f. T3 : Tumor diatas 5 cm
g. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke
dinding thorax atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkosta,
otot seratus anterior, tidak termasuk otot pektoralis
- T4a : Melekat pada dinding dada
- T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, nodul satelit pada
daerah payudara yang sama
- T4c : T4a dan T4b
- T4d : karsinoma inflamatoris mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N)
a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
b. N0 : Tidak teraba kelenjar aksila
c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat.
d. N2 : Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
e. N3 : Terdapat pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
3. Metastas jauh (M)
a. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
b. M0 : Tidak ada metastase jauh
c. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

2. 7 Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak
mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar
ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara
biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya
kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru,
saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.

2. 8 Tahapan Kanker
Stadium kanker payudara dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Stadium 1: Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai
nodus limfe dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
2. Stadium II : Terdiri tas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang
dari 5 cm dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
3. Stadium III : Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikula
4. Stadium IV : Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.

2. 9 Komplikasi
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,
pleura, tulang dan hati.
b. Gangguan neurovaskuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian

2. 10 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk
mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae
untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah
padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan
tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2
cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari
mammae atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik
panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit
yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif
terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi
terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara
pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

2. 11 Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan
adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan
sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa
menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga
menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat
keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah
pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan
periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa
kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa
keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari
tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih,
segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang
sama untuk payudara dan ketiak kanan

2. 12 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental
(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena)
sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar
limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor
dibawahnya, seluruh isi aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar
limfe mamaria interna.
2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase
kelenjar limfe ,aksila, kekambuhan tumor local atau regional
setelah mastektomi.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit
yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 – 1600)

2. 13 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE


Pengkajian
a. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
b. Keluhan Utama
Nyeri, benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.
f. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
b) Rambut
Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c) Mata
Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
e) Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
f) Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
g) Dada
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange serta tanda-tanda
radang
h) Hepar
Biasanya tidak ada pembesaran hepar
i) Ekstremitas
Biasanya ektremitas lemah
g. Pengkajian Pola Fungsional
a) Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu
hanya benjolan biasa
b) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri
e) Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik
f) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g) Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i) Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
j) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
k) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.
2. 14 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
5. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
6. Gangguan pola nafas berhubungan dengan metastase pada paru-paru
7. Gangguan intagritas kulit berhubungan dengan metastase pada daerah
kulit
8. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan metatase jauh pada
saluran limfe
RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX
DAN KOLABORASI
1 Nyeri akut b/d benjolan NOC NIC
pada payudara v Pain Level, Pain Management
v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
v Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil : § Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, § Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk nyeri pasien
mengurangi nyeri, mencari bantuan) § Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan § Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
menggunakan manajemen nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§ Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
frekuensi dan tanda nyeri) § Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang § Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Tanda vital dalam rentang normal § Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2. Kecemasan berhubungan NOC : NIC :
dengan kurangnya  Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
pengetahuan tentang  Koping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
penyakit Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
 Klien mampu mengidentifikasi dan  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
mengungkapkan gejala cemas takut
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas prognosis
 Vital sign dalam batas normal  Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh  Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya  Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan  Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
 Kelola pemberian obat anti cemas:........
Gangguan harga diri NOC: NIC :
berhubungan dengan  Body image Body image enhancement
kecacatan bedah  Self esteem  Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….  Monitor frekuensi mengkritik dirinya
gangguan body image  Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
pasien teratasi dengan kriteria hasil: penyakit
 Body image positif  Dorong klien mengungkapkan perasaannya
 Mampu mengidentifikasi kekuatan personal  Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
 Mendiskripsikan secara faktual perubahan  Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
fungsi tubuh
 Mempertahankan interaksi sosial
Resiko infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan  Immune Status  Pertahankan teknik aseptif
luka operasi.  Knowledge : Infection control  Batasi pengunjung bila perlu
 Risk control  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:  Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung
 Menunjukkan kemampuan untuk mencegah kencing
timbulnya infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
 Jumlah leukosit dalam batas normal  Berikan terapi antibiotik:.................................
 Menunjukkan perilaku hidup sehat  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Status imun, gastrointestinal, genitourinaria  Pertahankan teknik isolasi k/p
dalam batas normal  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase
 Monitor adanya luka
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

Resiko syok NOC: NIC :


hipovolemik  Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
berhubungan dengan  Hydration  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
perdarahan  Nutritional Status : Food and Fluid Intake adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..  Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil: osmolalitas urin, albumin, total protein )
 Mempertahankan urine output sesuai dengan  Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam
usia dan BB, BJ urine normal,  Kolaborasi pemberian cairan IV
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas  Monitor status nutrisi
normal  Berikan cairan oral
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas  Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 – 100cc/jam)
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
ada rasa haus yang berlebihan  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
 Orientasi terhadap waktu dan tempat baik  Atur kemungkinan tranfusi
 Jumlah dan irama pernapasan dalam batas  Persiapan untuk tranfusi
normal  Pasang kateter jika perlu
 Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal  Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
 pH urin dalam batas normal
 Intake oral dan intravena adekuat

Gangguan pola nafas NOC: NIC:


berhubungan dengan  Respiratory status : Ventilation  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
metastase pada paru-  Respiratory status : Airway patency  Pasang mayo bila perlu
paru  Vital sign Status  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas,  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
dibuktikan dengan kriteria hasil:  Berikan bronkodilator :
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara -…………………..
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu …………………….
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
mudah, tidakada pursed lips)  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien  Monitor respirasi dan status O2
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara  Pertahankan jalan nafas yang paten
nafas abnormal)
 Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Tanda Tanda vital dalam rentang normal
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
 Monitor vital sign
 Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
 Ajarkan bagaimana batuk efektif
 Monitor pola nafas

Gangguan intagritas NOC : NIC : Pressure Management


kulit berhubungan  Tissue Integrity : Skin and Mucous  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
dengan metastase pada Membranes  Hindari kerutan padaa tempat tidur
daerah kulit  Status Nutrisi  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
 Tissue Perfusion:perifer  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
 Dialiysis Access Integrity  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan  Monitor status nutrisi pasien
kriteria hasil:  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan  Gunakan pengkajian risiko untuk memonitor faktor risiko pasien
 Melaporkan adanya gangguan sensasi atau (Braden Scale, Skala Norton)
nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan  Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjol dan
 Menunjukkan pemahaman dalam proses titik-titik tekanan ketika merubah posisi pasien.
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera
berulang  Jaga kebersihan alat tenun
 Mampu melindungi kulit dan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian tinggi protein,
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan mineral dan vitamin
alami  Monitor serum albumin dan transferin
 Status nutrisi adekuat
 Sensasi dan warna kulit normal

Perubahan perfusi NOC NOC


jaringan berhubungan · Circulation status · Circulation status
dengan metatase jauh · Tissue Perfusion : cerebral · Tissue Perfusion : cerebral
pada saluran limfe Kriteria Hasil : Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
ditandai dengan : · Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
· Tekanan systole dan diastole dalam rentang · Tidak ada ortostatik hipertensi
yang diharapkan · Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak
· Tidak ada ortostatik hipertensi lebih dari 15 mmHg)
· Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan Mendemonstrasikan, kemampuan kognitif yang ditandai dengan :
intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg) · Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
Mendemonstrasikan, kemampuan kognitif yang · Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
ditandai dengan : · Memproses informasi
· Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai · Membuat keputusan dengan benar
dengan kemampuan Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat
· Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan kesadaran membaik tidak ada gerakan gerakan involunter
orientasi
· Memproses informasi
· Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran membaik tidak ada
gerakan gerakan involunter
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan
Kanker Payudara selama 3 hari dari tanggal 22 sampai 24 September
2019, penulis mendapatkan pengalaman yang nyata tentang perawatan
pasien dengan Kanker Payudara di R20 RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian biologis,
psikologis, sosial, spiritual. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak
mengalami hambatan yang berarti karena pasien dan keluarganya
kooperatif sehingga pasien mau mengungkapkan masalah yang dihadapi
saat itu. Diagnosa ynag muncul pada asuhan keperawatan ini adalah Nyeri
akut behubungan dengan agen injuri kimia; Cemas behubungan dengan
statusn kesehatan;
Pelaksanaan keperawawatan pada Ny “S” dengan Kanker
Payudara. Evaluasi dari asuhan keperawatan ini, dari 2 diagnosa yang
muncul 2 diagnosa teratasi sebagian.

4.2 SARAN
Setelah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada pasien Ny.”S” dengan diagnosa medis kanker
Payudara, penulis menyampaikan saran kepada :
1. Bagi Akademik
Studi kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan
studi bagi mahasiswa dan bisa menambah wawasan tentang kanker
payudara.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit khususnya R20 RSUD Dr Saiful Anwar
Malang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang paripurna
dengan tidak hanya berfokus kepada pelayanan klien di R20 RSUD Dr
Saiful Anwar Malang saja akan tetapi persiapan perawatan pasien
pulang dengan melibatkan keluarga dalam menanganinya
3. Bagi Profesi Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu
keperawatan dan profesi keperawatan yang preposional sehingga bisa
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan.
4. Bagi Penulis
Bagi penulis agar lebih meningkatkan cara berkomunikasi
dengan klien, sering- sering belajar buku keperawatan medikal bedah
kualitas belajarnya ditingkatkan dan bertanya bila belum mengerti.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta :
EGC
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai