Anda di halaman 1dari 18

MAKALA ASUHAN KEPERAWATAN

INFERTILITAS

Disusun oleh :

Nama : Rinaldi Aswan (20010025)

Nama : Ansar (20010003)

Mata Kuliah :

MATERNITAS II

Dosen pengampu :

Tasnim Mahmud, S.kep.Ns.,M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO PRODI

S1 KEPERAWATAN

T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya.Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Kami telah menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.Namun tentunya sebagai manusia
biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di
masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.Tak lupa ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kami.Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan.Dan kami ucapkan terimakasih pula
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita
semuanya.Amin.

Poso, Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...

A. Latar belakang……………………………………………………………………………….

B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………

C. Tujuan……………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………

A. Pengertian…………………………………………………………………………………..

B. Etiologi……………………………………………………………………………………..

C. Patofisiologi………………………………………………………………………………...

D. Klasifikasi infertilitas………………………………………………………………………

E. Manifestasi klinis……………………………………………………………………………

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS………………………………………..

A. Pengkajian…………………………………………………………………………………..

B. Pemeriksaan fisik……………………………………………………………………………

C. Diagnosa…………………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………

A. Ksimpulan…………………………………………………………………………………..

B. Saran………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Infertilitas atau kemandulan merupakan sala satu masalah kesehatanreproduksi yang sering
berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri yang selalu di anggap sebagai penyebab.
Akibatnya wanita sering terpojok dan mengalami kekerasan, terabaikan kesehatannya, serta di
berih label wanita mandul sebagai masalah hidupnya.

Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan mengandung setelah 1 tahun berusaha hamil. Infertil
primer menunjuk pada pasien yang belum pernah hamil sama sekali. Infertil sekunder digunakan
untuk pasien yang pernah hamil sebelumnya

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas pada bab selanjutnya:
1. Bagaimana tinjauan teori dari infertilitas?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan klien dengan infertilitas?

C.    Tujuan
      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan infertilitas
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah).
 Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono, 2000).

B.      Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1)      Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
2)      Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak
berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.

C.     Etiologi Infertilitas
1)      Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)
a.      Faktor penyakit
-          Endometriosis
         Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling
dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa
terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis,
atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.
-          Infeksi Panggul
         Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian
atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.
-           Mioma Uteri
         Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.
Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan
dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri
yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).
-          Polip
         Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh
mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus
terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
-          Kista
         Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh
tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran
kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan
operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium
polikistik.
-          Saluran Telur yang Tersumbat
         Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur
sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.
-           Sel Telur
         Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab
gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan
dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah
darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu
semua, maka sebaiknya untuk periksa ke dokter.

b.      Faktor fungsional
-          Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan (immunologis)
         Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada
wanita hamil.
-          Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
         Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan
hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab
utama kegagalan proses ovulasi yang normal.
-          Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
         Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar
perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat.
Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong
sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan
hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat.
-          Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim
         Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio,
selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki
kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini
disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan
hormon progesteron yang memadai
c.       Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan
2)      Penyebab pada laki-laki (suami)
a.      Kelainan pada alat kelamin
-          Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan testis
-          Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
-          Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar,
sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
-          Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
b.      Kegagalan fungsional
-          Kemampuan ereksi kurang
-          Kelainan pembentukan spermatozoa
-          Gangguan pada sperma
c.       Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis
dan keabnormalan semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah
dengan terapi hormon.
d.      Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa
juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu
yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5
°C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu.
e.       Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar,
biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi
penyakit seperti tuberkulosis (Tb), serta vasektomi yang memang disengaja.
f.       Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada
semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan
penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
g.      Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
h.      Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-obatan anti kanker.

3)      Penyebab pada suami dan istri


a.      Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina,
impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti
hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
b.      Factor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)
1)      Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
2)      Masalah dalam pendidikan
3)      Emosi karena didahului orang lain hamil

D.     Patofisiologi
1)       Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi
hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga
terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan
bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba
dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan
sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel.
Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan
kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. 

2)       Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis
yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar
dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol
mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi
retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria
yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

.      Manifestasi Klinis
1)          Perempuan
-          Terjadi kelainan system endokrin
-          Hipominore dan amenore
-          Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada
aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
-           Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan
gonatnya abnormal
-          Wanita infertil dapat memiliki uterus
-          Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau
tumor
-          Traktus reproduksi internal yang abnormal
2)          Laki-laki
-          Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotik, alkohol, infeksi)
-          Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
-          Hipertiroidisme dan hipotiroid
-          Tumor hipofisis atau prolactinoma
-          Disfungsi ereksi berat
-          Ejakulasi retrograt
-          Hypo/epispadia
-          Mikropenis
-          Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
-          Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
-          Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
-          Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
-          Abnormalitas cairan semen

F. klasifikasi
Klasifikasi infertilitas terbagi menjadi dua yaitu:

- Infertilitas primer: yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun bersenggaman secara
teratur dan di hadapkan pada kemungkunan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut
- Infertilitas sekunder: yaitu disebut infetilitas sekundier jika perempuan perna hamil, akan tetapi
tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggaman secara teratur dan di hadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut

Manifestasi Klinis
1)          Perempuan
-          Terjadi kelainan system endokrin
-          Hipominore dan amenore
-          Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada
aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
-           Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan
gonatnya abnormal
-          Wanita infertil dapat memiliki uterus
-          Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau
tumor
-          Traktus reproduksi internal yang abnormal
2)          Laki-laki
-          Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotik, alkohol, infeksi)
-          Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
-          Hipertiroidisme dan hipotiroid
-          Tumor hipofisis atau prolactinoma
-          Disfungsi ereksi berat
-          Ejakulasi retrograt
-          Hypo/epispadia
-          Mikropenis
-          Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
-          Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
-          Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
-          Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
-          Abnormalitas cairan semen
BAB III

  ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS

A.    PENGKAJIAN
1.      Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
2.      Riwayat Kesehatan
-          Wanita
a.        Riwayat Kesehatan Dahulu
1)      Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
2)      Riwayat infeksi genitorurinaria
3)      Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
4)      Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
5)      Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6)      Riwayat penyakit menular seksual
7)      Riwayat kista
b.        Riwayat Kesehatan Sekarang
1)      Endometriosis dan endometrits
2)      Vaginismus (kejang pada otot vagina)
3)      Gangguan ovulasi
4)      Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
5)      Autoimun
c.         Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
d.        Riwayat Obstetri
1)      Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2)      Mengalami aborsi berulang
3)      Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

-          Pria
a.      Riwayat Kesehatan Dahulu
1)      Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotik, alkohol, infeksi)
2)      Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
3)      Riwayat infeksi genitorurinaria
4)      Hipertiroidisme dan hipotiroid
5)      Tumor hipofisis atau prolactinoma
6)      Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
7)      Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
8)      Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat,
operasi tumor saluran kemih
9)      Riwayat vasektomi
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
1)      Disfungsi ereksi berat
2)      Ejakulasi retrograt
3)      Hypo/epispadia
4)      Mikropenis
5)      Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
6)      Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
7)      Saluran sperma yang tersumbat
8)      Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
9)      Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
10)  Abnormalitas cairan semen
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

B.     Pemeriksaan Fisik
Terdapat kelainan pada organ  genital wanita maupun pria
a.      Pemeriksaan wanita
    1) Pemeriksaan vagina
Masalah vagina yang dapat mengahambat penyimpanan air mani ke dalam vagina sekitar
serviks ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau
disparenia, sedangkan sumbatan anatomik dapat karena bawaan atau perolehan.
     2) Pemeriksaan leher rahim
Pemeriksaan standar leher rahim yang dikenal sebagai PAP Smear (smear test) ini perlu
dilakukan 3-5 tahun sekali pada setiap wanita dewasa dengan kehidupan seks yang aktif. Vagina
dibuka dengan spekulum dan contoh sel permukaan lehir rahim diambil dengan alat spatula, lalu
dibawa ke lab untuk dianalisa, jangan melakukan hubungan seksual, Douche / menggunakan
produk pembersih vagina selama 24 jam setelah PAP Smear.
b.      Pemeriksaan Pria
   3) Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut dan lemak yang tidak rata,
atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda akibat ketidakseimbangan hormonal kelainan fisik lain
dari alat reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah kemungkinan adanya parut atau varises
pada scrotumyang dapat mempengaruhi jumlah dan kemampuan bergerak (mobilitas) sperma.
Salah satu testis tidak turun (kroptorkismus) berarti memperkecil kemampuan produksi sperma.
    4) Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalam masturbasi langsung kedalam botol gelas yang bermulut
lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-5 hari. Sebaiknya penampungan dilakukan dirumah
kemudian dibawa kelaboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.
C.    Diagnosa Keperawatan

1.        Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic


2.        Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3.        Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk
4.        Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O

1. Ansietas  setelah tindakan 1. Jelaskan tujuan 1. Menurunkan cemas dan


berhubungan keperawatan test dan prosedur takut terhadap diagnosis
2. dengan selama 1x24 jam 2. Tingkatkan dan prognosis
ketidaktahuan diharapkan ekspresi perasaan dan
takut, contoh : 2. Biarkan pasien / orang
tentang akhir ansietas klien
berkurang menolak, depresi, dan terdekat mengetahui ini
proses
Kriteria Hasil: marah. sebagai reaksi yang
diagnostic
1.      Klien mampu 3. Dorong keluarga normal Perasaan tidak
mengungkapkan untuk menganggap diekspresikan dapat
tentang pasien seperti menimbulkan kekacauan
infertilitas dan sebelumnya internal dan efek
bagaimana 4. Kolaborasi : gambaran diri
treatmentnya berikan sedative,
2.      Klien tranquilizer sesuai 3. Meyakinkan bahwa
memperlihatkan indikasi peran dalam keluarga dan
adanya kerja tidak berubah
peningkatan 4. Mungkin diperlukan
kontrol diri untuk membantu pasien
terhadap rileks sampai secara fisik
diagnosa infertile
mampu untuk membuat
3.      Klien mampu
startegi koping adekuat
mengekspresikan
perasaan tentang
infertile

2. .        Gangguan setelah tindakan 1. Tanyakan dengan 1. Menunjukan kesopan


konsep diri ; keperawatan nama apa pasien santunan / penghargaan
harga diri selama 3x24 jam ingin dipanggil dan pengakuan personal
rendah diharapkan klien
2. Identifikasi orang 2. Memungkinkan privasi
mengalami
berhubungan perubahan harga terdekat dari siapa untuk hubungan personal
dengan diri pasien memperoleh khusus, untuk
gangguan Kriteria Hasil: kenyaman dan siapa mengunjungi atau untuk
fertilitas 1.       Klien mampu yang harus tetap dekat dan
mengekspresikan memberitahuakan menyediakan kebutuhan
perasaan tentang jika terjadi keadaan dukungan bagi pasien
infertile bahaya
2.      Terjalin kontak 3. Menyampaikan
mata saat 3. Dengarkan perhatian dan dapat
berkomunikasi dengan aktif dengan lebih efektif
3.      Klien mampu masalah dan mengidentifikasi
Mengidentifikasi ketakutan pasien kebutuhan dan maslah
aspek positif diri serta strategi koping
4. Dorong pasien dan seberapa
mengungkapkan efektif
perasaan, menerima
4. Membantu pasien /
apa yang
orang terdekat untuk
dikatakannya
memulai menerima
5. Diskusikan perubahan dan
pandangan pasien mengurangi ansietas
terhadap citra diri mengenai perubahan
dan efek yang fungsi / gaya hidup
ditimbulkan dari
5. Persepsi pasien
penyakit / kondisi
mengenai perubahan pada
citra diri mungkin terjadi
secara tiba- tiba atau
kemudian

3. Berduka dan Tujuan : setelah1. 1. Berikan 1. 1. kemampuan


antisipasi tindakan lingkungan yang komunikasi terapeutik
berhubungan keperawatan terbuka pasien seperti aktif
dengan selama 1x24 jam merasa bebas untuk mendengarkan, diam,
prognosis diharapkan klien dapat selalu bersedia, dan
yang buruk mampu mendiskusikan pemahaman dapat
melakukan perasaan dan memberikan pasien
mekanisme masalah secara kesempatan untuk
koping yang baik
realitas berbicara secara bebas
Kriteria Hasil:
2. 2. Identifikasi dan berhadapan dengan
1.        Klien
Menunjukan rasa tingkat rasa duka / perasaan
pergerakan disfungsi : 2. 2. Kecermatan akan
kearah resolusi penyangkalan, memberikan pilihan
dan rasa berduka marah, tawar - intervensi yang sesuai
dan harapan menawar, depresi, pada waktu induvidu
untuk masa penerimaan menghadapi rasa berduka
depan 3.3. Dengarkan dalam berbagai cara yang
2.        Klien dengan aktif berbeda
menunjukkan pandangan pasien 3. 3. Proses berduka tidak
fungsi pada dan selalu sedia berjalan dalam cara yang
tingkat adekuat,
untuk membantu teratur, tetapi
ikut serta dalam
jika diperlukan fluktuasainya dengan
pekerjaan
4.4. Identifikasi dan berbagai aspek dari
solusi pemecahan berbagai tingkat yang
masalah untuk muncul pada suatu
keberadaan respon – kesempatan yang lain
respon fisik, 4. 4. Mungkin dibutuhkan
misalnya makan, tambahan bantuan untuk
tidur, tingkat berhadapan dengan aspek
aktivitas dan hasrat – aspek fisik dari rasa
seksual berduka
5. 5. Kaji kebutuhan 5. 5. Identifikasi dari
orang terdekat dan masalah – masalah
bantu sesuai berduka disfungsional
petunjuk akan mengidentifikasi
6. 6. Kolaborasi : intervensi induvidual
rujuk sumber – 6. 6. Mungkin dibutuhkan
sumber lainnya bantuan tambahan untuk
misalnya konseling, mengatasi rasa berduka,
psikoterapi sesuai membuat rencana, dan
petunjuk menghadapi masa depan
4. Nyeri akut Tujuan : setelah 1. Lakukan 1. 1. kemampuan komunikasi
berhubungan tindakan komunikasi terapeutik seperti aktif
dengan efek keperawatan terapeutik mendengarkan, diam, selalu
test diagnostic selama 3x24 jam bersedia, dan pemahaman
2. Pantau lokasi,
diharapkan nyeri dapat memberikan pasien
lamanya intensitas
klien berkurang kesempatan untuk
dan penyebaran
Kriteria Hasil: berbicara secara bebas dan
1.        Ekspresi klien (PQRST)
berhadapan dengan
terlihat tenang 3. Jelaskan penyebab perasaan
2.        Napas klien nyeri dan pentingnya 2. 2. Perhatikan tanda
teratur melaporkan ke staff nonverbal, contoh
3.        Skala nyeri 0-3
4.        Ttv dalam terhadap karakteristik peningkatan TD dan nadi,
rentang normal nyeri gelisah, merintih
5.        Klien Untuk menentukan
4. Berikan tindakan
mengetahui intervensi selanjutnya
relaksasi, contoh
penyebab nyeri 3. 3. Memberikan kesempatan
pijatan, lingkungan
6.        Kliem mampu untuk pemberian analgesik
istirahat
menggunakan sesuai waktu
teknik distraksi 5. Bantu atau dorong 4. 4. Menurunkan tegangan
relaksasi dengan penggunaan nafas otot dan meningkatan
baik efektif koping efektif
6. Bimbingan 5. 5. Mengarahkan kembali
imajinasi perhatian dan membantu
dalam relaksasi otot
6. 6. Mengontrol aktivitas
terapeutik
BAB IV

PENUTUP

A.        Kesimpulan
    Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah).
    Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono, 2000).
    Klasifikasi infertilitas :
1.      Infertilitas Primer
2.      Infertilitas Skunder
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang kompleks
dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi dan
pemeriksaan yang kompleks pula. Penilaian yang cermat harus dapat mengenali kemungkinan
penyebab 85%-90% kasus infertilitas. Yang membahagiakan meskipun tanpa diberikan terapi,
15-20% pasangan infertil dapat diharapkan hamil sejalan dengan waktu, tetapi selain fertilisasi in
vitro (IVF) dapat menyebabkan kehamilan pada 50%-60% kasus.

B.         Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat mengharapkan
saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang
kami terima dapat mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga, Edisi 18.
Jakarta: EGC
Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
Manuaba.IBG.2001.Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB.
Jakarta:EGC
Benson, Ralph.2008. Buku saku obstetri dan ginekologi.. Jakarta:Arcan
Wiknjosastro.Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBP-SP
Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai