Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG INFERTILITAS SEKUNDER

Guna Melengkapi Tugas Kesehatan Reproduksi

Disusun oleh :

RIRI TRI HERMASTUTI

RIMA NUGI GUSTILA

AKADEMI BHAKTI PERTIWI PEMALANG


TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga makalah ini yang berjudul “INFERTILITAS” dapat selesai dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas, dimana sumber materi diambil dari beberapa
media pendidikan, dan media internet guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan
disampaikan.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi pembaca. Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BABI PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. A.Latar belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian .................................................................................................... 3
B. Insidens ........................................................................................................ 3
C. Penyebab ...................................................................................................... 3
D. Klasifikasi .................................................................................................... 5
E. Penanganan .................................................................................................. 5
F. Prognosis ...................................................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun
sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan
mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak
menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun
atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurang kesuburan atau dalam bahasa
medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001).
Maka kepada pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak juga
diberikan pelayanan kemudian/infertilitas agar mereka juga dapat mewujudkan tujuan
visi tersebut bagi dirinya/keluarga dan sesungguhnya keluarga berencana tidak pernah
lengkap tanpa penanggulangan infertilitas (Wiknjosastro 2005).
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis
yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga
memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa
kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang
diinginkannya.Itu berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak,
mengangkat anak (adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi
kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan
jalan inseminasi buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim
wanita lain tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian infertilitas?
2. Apa insidens dari infertilitas?
3. Apa penyebab infertilitas?
4. Apa klasifikasi infertilitas?
5. Apa penanganan infertilitas?
6. Apa prognosis infertilitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian infertilitas
2. Untuk mengetahui insidens dari infertilitas

1
3. Untuk mengetahui penyebab infertilitas
4. Untuk mengetahui klasifikasi infertilitas
5. Untuk mengetahui penanganan infertilitas
6. Untuk mengetahui prognosis infertilitas

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil atau menghamili setelah satu tahun
secara teratur menjalani hubungan intim tanpa penggunaan alat
kontrasepsi
2. Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada
pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara
teratur
B. Insidens
Insidens Infertilitas terjadi pada sekitar 15% pasangan usia reproduksi.
Prevalensi kejadian infertilitas stabil dalam 50 tahun terakhir, meskipun telah terjadi
perubahan pada etiologi dan usia dari populasi penderita infertilitas.Di Amerika
serikat, fertilitas dipengaruhi oleh sikap moral dari masyarakat, dimana kebebasan
seksual telah meningkat selama 40 tahun terahir, dan terjadinya perubahan prioritas
diantara para wanita.
Dinegara-negara berkembang, dimana keluarga berencana dan karir professional
diaplikasikan, beberapa wanita menunda untuk memiliki anak sehingga usia setelah
30-40 tahun. Peningkatan penanganan kasus infertilitas telah membuat pasien menjadi
mungkin memiliki keluarga meskipun dengan factor infertilitas pria yang berat.
C. Penyebab
1. Faktor wanita
· Vagina (3%-5%)
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini ialah
adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis pertama adalah sumbatan psikogen
yang disebut juga vaginismus atau dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan
anatomis berupa vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh
candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat
menghambat gerak spermatozoa.
· Serviks (1%-10%).
Infertilitas yang berhubugan dengan faktor serviks dapat disebabkan oleh
sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal, malposisi dari serviks atau
kombinasinya. Terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan dalam

3
infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma,
peradangan (servisitis menahun), sineksia setelah konisasi dan inseminasi yang tidak
adekuat. Vaginitis yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan kandida albicans
dapat menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi pHnya tidak mengahambat
motilitasnya.
· Uterus (4%-5%)
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip,
peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu
transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan
tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
· Tuba fallopi (65%-80%)
Paling banyak ditemukan dalam masalah infertilitas.Diantara tuba yang
membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena adanya kerusakan dinding tuba
akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek akibat peradangan
sebelumnya, fibriosis atau pembentukan jaringan ikat, serta perlengaketan tuba yang
menganggu pergerakan fimbria.
· Ovarium (5%-10%)
Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista
endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi.Sebab bagaimana bisa
terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang akan dibuahi (Manuaba, 2002).
· Anovulasi (35%)
Menurut Inayatullah (2008) salah satu penyebab infertilitas
(ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti 35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur
berarti tak akan ada kehamilan. Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain
orkestrasi kejadian hormonal didalam tubuh wanita, yang berarti mencerminkan suatu
peristiwa yang teratur dan periodik.
2. Faktor Laki-laki ( 30%-40%)
Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, factor
imonuglobik/antibody, antisperma, serta factor gizi.
· Gabungan (20-30%)
Yaitu bisa dari kedua-duanya (suami dan istri mengalami infertil).
· Tidak jelas (10%)
Factor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran
dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui atau terdeteksi (scott 2004).
4
Secara umum penyebab infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik , proses dan
waktu
1. Kondisi fisik : kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini
berhubungan dengan proses pembentukan serta kwalitas sperma atau sel telur.kwalitas
sperma dan sel telur dipengaruhi banyak factor, diantaranya: umur, kelainan genetika,
penyakit tertentu.
2. Proses: berhasil tidaknya proses kehamilan dipengaruhi beberapa factor,
diantaranya:metode kontrasepsi(penggunaan kondom pada pria dan diagfragma pada
wanita tidak memungkinkan terjadinya kehamilan ),beberapa kelainan anatomis,
seperti kelainan pada rahim,gangguan ovulasi,kegagalan implantasi dan
endometriosis.
3. Waktu : pada wanita sel telur hanya dihasilkan satu kali setiap bulannya,sehingga
penting untuk mengetahui masa-masa subur.
D. Klasifikasi
1. Infertil wanita primer adalah dimana seorang wanita belum pernah hamil sama sekali
walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan.
2. Infertil wanita sekunder adalah dimana seorang wanita pernah hamil, akan tetapi
kemudian tidak dapat terjadi lagi kehamilan walaupun bersenggama dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
E. Penanganan
Menurut Astarto (1999) dalam Eprila (2008), ketidaksuburan merupakan
masalah dari satu kesatuan pasangan, oleh karenanya pemeriksaan untuk mengetahui
penyebab ketidaksuburan tersebut mutlak harus dilakukan baik pada suami maupun
istri.Masih sering dijumpai bahwa suami agak enggan bahkan kadang-kandang tidak
mau diperiksa dan sering pula mengatakan bahwa istrinya dahulu yang diperiksa baru
suami kemudian, sikap seperti ini tidak dapat dibenarkan.Pada umumnya pemeriksaan
terhadap suami relatif lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan pemerikasaan
terhadap istri yang biasanya memakan waktu dan biaya yang cukup besar. Maka yang
terbaik adalah pemeriksaan dilakukan secara simultan dengan demikian ini juga
memperlihatkan tanggung jawab pasangan tersebut terhadap masalah mereka.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
1) Anamnesis

5
Wawancara dilakukan pada pertemuan pertama kali dengan pasangan suami istri
(pasutri) sedapat mungkin meliputi::
(a) Riwayat siklus haid umur menarche riwayat kehamilan atau persalinan yang lalu
riwayat penyakit lalu riwayat pembedahan terutama di daerah pelvik.
(b) Umur pasturi masing-masing
(c) Beberapa lama kawin. Beberapa lama berusaha hamil perkawinan yang keberapa,
apakah perkawinan yang lalu mempunyai anak.
(d) Pemakaian obat tertentu jangka lama.
(e) kenaikan berat badan berlebihan, penurunan berat badan berlebihan.
(f) Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan.
(g) stress emosional.
(h) Apakah ada hirsutisme.
(i) Galatore yaitu keluar air susu.
2) Pemeriksaan fisik
Setelah wawancara selesai dilakukan pemeriksaan fisik:
(a) Apakah ada hirsutisme atau jerawat.
(b) Perabaan kelenjar tyroid
(c) Adanya klitoromegali (klitoris yang membesar)
(d) Gaimana kualitas lendir mulut rahim
(e) Pemeriksaan vaginal apakah uterus mudah dugerakkan kekanan-kekiri adakah tumor
indung telur.
(f) Pemeriksaan rektovaginal : apakah ada benjolan belakang bawah rahim (ligament
sakrouterina).
3) Pengobatan
a) Gangguan ovulasi
Bila terdapat gangguan ovulasi dan hormonal maka pengobatanya adalah dengan
pemicuan ovulasi menggunakan obat-obatan hormonal.Berbagai macam jenis dan
kombinasi pengobatan dilakukan untuk pemicuan ovulasi ini.
b) Kelainan rahim
Pada kelainan rahim misalnya kelainan bawaan pada kasus-kasus tertentu masih dapat
dilakukan tindakan pembedahan untuk mengoreksinya.Bila terdapat tumor baik itu
dirahim atau di indung telur maka untuk hal tersebut perlu dilakukan tindakan operasi
pengangkatan tumor.
c) Kelainan tuba fallopi.
6
Kelainan tuba fallopi (saluran pipa telur) biasanya perlengketan atau buntu akibat
infeksi atau endometriosis, maka pengobatan yang dipilih adalah operasi dengan
teknik bedah mikro atau teknik bedah laparoskopi.
d) Gangguan peritoneum.
Paling sering di sebabkan oleh endometriosis.Bila ditemukan pada derajat ringan,
diberikan pengobatan hormonal selama 3-6 bulan terus menerus.Bila tingkatanya
sudah sedang atau berat diberikan terapi kombinasi operasi disertai dengan
pengobatan hormone.
e) Gangguan vulva
Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan kolposkopi.Untuk
memperkuat diagnosis dilakukan biopsy. NIVA tingkat rendah sering menghilang
sendiri karena pengobatanya biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah
dan tinggi.
Adapun cara lain yaitu dengan penyinaran, pembedahan, kemoterapi dan
disesuaikan dengan stadium penyakit yang diderita dan jenis penyakit penyakit serta
usia dan keadaan umum penderita
F. Prognosis
Menurut Behman dan Kistner, prognosis terjadinya kehamilan pada pasangan
infertilitas tergantung pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan (frekuensi senggama dan lamanya perkawinan).
Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, sementara fertilitas maksimal
pria dicapai pada umur 24 hingga 25 tahun.pengelolaan mutahir terhadap pasangan
infertile dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun masih
selalu ada 10-20% pasangan yang belum diketahui etiologinya. Separuhnya lagi
terpaksa harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain,
umpamanya dengan inseminasi buatan donor, atau mengangkat anak ( adopsi ).

7
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta
berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil Infertilitas dapat disebabkan dari
berbagai faktor baik dari faktor suami maupun dari faktor istri, infertilitas karena
faktor istri mencangkup 45% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus,
kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. Sedangkan infertilitas karena
faktor suami sekitar 40%, meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran
mani karena infeksi bawaan, faktor imunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi.
Faktor gabungan yang disebabkan oleh kedua suami istri sekitar 20-30%. Sementara
akibat faktor tidak terjelaskan sekitar 10-15%.
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis
yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga
memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa
kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang
diinginkannya.Itu berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak,
mengangkat anak (adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi
kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan
jalan inseminasi buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim
wanita lain tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal
B. Saran
- Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat
reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.
- Kepada tenaga kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang
kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia subur (PUS).

8
DAFTAR PUSTAKA

 Ginekologi ,hal 226-233. FakultasKedokteran UNPAD.


 Rayburn, William F, J. Christopher Carey.2001.OBSTETRI & GINEKOLOGI.
Jakarta:Widya Medika
 Scott, James R, dkk.2002.Danforth Buku Saku Obstetri & Ginekologi.Jakarta:Widya
Medika
 Manuaba, Ida Bagus Gbde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC
 Hacker, Nevile F, J. George Moore.2001.Esensial Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta:Hipokrates

Anda mungkin juga menyukai