Anda di halaman 1dari 10

Makala bronchitis

STIKES HUSADA MANDIRI POSO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasi lagi maha penyayang, kami ucapkan puji dan puji syukur atas

kehadiratnya-nya, yang telah melimpahkan rahmatnya, hidayah, dan inayah-nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makala tentang bronchitis

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat maupun bahasa. Oleh

karena itu dengan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari ibu agar saya dapat memperbaiki makalah ilmia ini.
BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bronkitis  adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis dan
emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering
menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.

Penyebab  utama adalah merokok  yang berat dan berjangka panjang, yang mengititasi tabung bronkial
dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.penyakit ini  di temukan di klinik dan di derita
oleh  laki-laki dan dapat di derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ?
2.      Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit Bronkhitis ?
3.      Apakah penyakit Bronkitis bisa dicegah ?
4.      Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BRONKITIS
a.       Defenisi
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh bronkus,trakea dan
bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan
sekresi dari cairan inflamsi

Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang bersifat
patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen –elemen
elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat
menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan  bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan
batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri
melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Definisi bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis
berulang ulang  minimal selam3 bulan pertahun atau paling sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang diketahui
tidak terdapatpenyebab lain.

b.   Klasifikasi
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan penyakit saluran
napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu)
2. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.
Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan
gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit
3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya (KONIKA, 1981).
Dengan memakai batasan ini maka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik termasuk dalam kelompok BKB
tersebut. Dalam keadaan kurangnya data penyelidikan mengenai Bronkitis Kronik pada anak maka untuk
menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat ditegakkan setelah menyingkirkan semua penyebab lainnya dari
BKB. (boleh berakhir sehingga 3 bulan dan menyerang semula untuk selama 2 tahun atau lebih).

C.       TANDA DAN GEJALA

gejala bronchitis akut dan kronis yang perlu Anda ketahui:


 Batuk
 Adanya lendir, baik yang tidak berwarna, putih atau berwarna kuning kehijauan
 Napas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
 Napas sesak
 Lelah
 Demam ringan dan menggigil
 Rasa tidak nyaman pada dada
Jika anda mengalami bronchitis akut, anda mungkin memiliki batuk yang tetap ada dalam beberapa minggu
setelah bronchitis sembuh. Bagaimanapun gejala bronchitis dapat membingungkan. Anda  tidak dapat  memiliki
lendir ketika anda mengalami bronchitis, dan anak-anak sering menelan lendir tersebut sehingga orang tua mungkin
tidak dapat mengetahuinya. Ada dapat mengalami bronchitis kronis tanpa mengalami bronchitis akut terlebih
dahulu. Serta banyak perokok yang harus membersihkan lendir pada tenggorokannya pada pagi hari ketika bangun
dari tidur, yang jika hal ini berlanjut lebih dari tiga bulan maka mungkin ia mengalami bronchitis kronis.

Jika anda mengalami bronchitis kronis, peradangan dalam jangka waktu lama menyebabkan pipa  bronchila terluka
dan memproduksi terlalu banyak lendir. Lama kelamaan dinding pipa bronchial akan menebal dan jalan napas anda
dapat terluka. Tanda dan gejala bronchitis kronis juga dapat berupa:
 Batuk yang memburuk pada pagi hari dan pada cuaca lembab
 Sering mengalami infeksi pernapasan (seperti pilek dan flu) dengan batuk berdahak yang memburuk
Jika anda mengalami bronchitis kronis, anda dapat memiliki periode dimana tanda dan gejala akan memburuk. Pada
saat itu anda dapat memiliki bronchitis akut yang berlapis baik karena bakteri maupun virus sebagai tambahan pada
bronchitis kronis anda.
Secara klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:
1. Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang
ringan.
2. Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak kental,
purulen (berwarna kekuningan).
3. Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), ditandai dengan
batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.
Untuk membedakan ketiganya didasarkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis oleh dokter disertai
pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), yakni radiologi (rontgen), faal paru, EKG, analisa gas darah.

 Manifestasi Klinis
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10. Gangguan penglihatan
11. Sedikit demam.
12. Dada merasa tidak nyaman.
 Komplikasi
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis
Media, Sinusitis dan Pneumonia
c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
 Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus
menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
2.      Pemeriksaan fungsi paru
3.      Analisa gas darah antaralain :
a.       Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)
b.      Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
c.       Saturasi hemoglobin menurun.
d.      Eritropoesis bertambah.
 Diagnosa
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada
pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang
abnormal.
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2.      Ketidakefektifan pola nafas
3.      Gangguan pertukaran gas
4.      Intoleran aktivitas
5.      Gangguan rasa nyaman
6.      Nyeri
7.      Gangguan keseimbangan cairan
8.      Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9.      Gangguan pola tidur

C. ETIOLOGI

  Bronchitis akut.
Virus pilek sering menyebabkan bronchitis akut. Tetapi anda juga dapat mengalami bronchitis noninfeksi karena
terkena asap rokok dan polutan lain seperti debu.
Bronchitis dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke dalam esophagus, kondisi ini dikenal dengan nama
gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan pekerja yang terkena debu atau asap tertentu dapat mengalami
bronchitis. Bronchitis akut umumnya hilang ketika tidak lagi terkena iritan.

  Bronchitis kronis
Terkadang peradangan dan penebalan dinding pipa bronchial menjadi permanen. Kondisi yang diketahui sebagai
bronchitis kronis. Anda umumnya mempertimbangkan bahwa anda mengalami bronchitis kronis jika anda batuk
setiap hari yang hilang setelah tiga bulan dalam setahun dalam dua tahun berturut. Tidak seperti bronchitis akut,
bronchitis kronis terus berlanjut dan merupakan penyakit yang serius. Merokok adalah penyebab yang paling besar,
tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi pada
penyakit ini.
Penyebab Penyakit Bronkitis juga biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Sehingga imun
tubuh tidak terlalu bagus dan ketika virus penyebab penyakit bronkitis masuk, imun tubuh tidak bisa
menghadangnya.

 Penyebab Penyakit Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan
penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
 Sinusitis kronis
 Bronkiektasis
 Alergi
 Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
 Penyebab penyakit Bronkitis iriatif adalah :
 Terkena berbagai jenis debu
 Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, dan bromin
 Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
 Tembakau dan rokok lainnya.
 Faktor risiko terkena Bronchitis
Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronchitis antara lain:
 Merokok. Rokok memang sumber dari berbagai macam penyakit. Karena itu, berhentilah merokok karena
sangat merugikan kesehatan.
 Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau kondisi lain yang membuat daya
tahan tubuh menjadi lemah
 Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux disease)
 Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu
Ada3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat
pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
1.       Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama
timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1
detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus
epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2.       Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan
infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus
pneumonie
3.       Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan
lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat
pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4.       Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi
alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja
enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk
jaringan paru.
5.      Faktor sosial ekonomi
          Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan
faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

D.     PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan
sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif.
Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil
sedemikian rupa sampai bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.

Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut
dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme
pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di
bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
           Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas

E.  CARA PENGOBATAN PENYAKIT BRONCHITIS


     Penatalaksanaan Pengobatan :
1.      Tindakan suportif
2.      Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :
a.       Menghindari merokok
b.      Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.
c.       Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.
d.      Nutrisi yang baik.
e.       Hidrasi yang adekuat.
3.      Terapi khusus (pengobatan) :
a.       Bronchodilator
b.      Antimikroba
c.       Kortikosteroid
d.      Terapi pernafasan
e.       Terapi aerosol
f.       Terapi oksigen
g.      Penyesuaian fisik
h.      Latihan relaksasi

Penatalaksanaan Bronkitis kronis juga dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah timbulnya
penyulit, meliputi:
      Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus
kekambuhan Bronkitis kronis.
      Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.
      Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah kekambuhan, diantaranya dengan olah
raga sesyuai usia dan kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi.
      Oksigenasi (terapi oksigen)
      Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
 Antibiotika. Digunakan manakala penderita Bronkitis kronis mengalami eksaserbasi oleh infeksi kuman
( H. influenzae, S. pneumoniae, M. catarrhalis). Pemilihan jenis antibiotika (pilihan pertama, kedua dan seterusnya)
dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Para penderita Bronkitis kronis seyogyanya periksa dan berkonsultasi ke dokter manakala mengalami keluhan-
keluhan batuk berdahak dan lama, sesak napas, agar segera mendapatkan pengobatan yang tepat
  PENGOBATAN PENYAKIT BRONKITIS
a. Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lender
1. Berjemur dipagi hari.
2. Sering mengubah posisi.
3. Banyak minum.
4. Inhalasi
5. Nebulizer
   Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
    diberikan minum susu atau makanan lain
b. Tindakan Medis.
1. Jangan beri obat antihistamin berlebih.
2. Beri antibiotic bila ada kecurigaan infeksi bacterial. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya
menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap
tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
3. Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative
5.  Untuk penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau asetaminofen. Untuk anak-anak, sebaiknya hanya diberikan
asetaminofen.
6. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprimsulfametoksazol, tetracyclin, atau ampisilin. Erythromycin
diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah mycoplasma   penumoniae.
7. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika
gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak
untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai