Anda di halaman 1dari 2

Hambatan dalam komunikasi terapiotok

Oleh : Ansar, Nim : 20010002 : Prodi S1 Keperawatan Stikes Husada Mandiri Poso

Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap

ini perawat juga mencari informasi tentang klien. Ke,udian perawat mrencenakan merencenakan strategi

untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahap ini harus di lakukan oleh seorang perawat untuk

memahami dirinya, mengatsi kecemaannya, dan menyakinkan dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi

denga klien (suryani,2005)

Pada komunikasi terapiotik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena di

sebabkan oleh berbagai hal. Hal-hal tersebut tidak hanya berasa dari kliennya saja, tetapi juga dapat di

sebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang di lakukan oleh paerawat. Komunikasi yang tidak efektif

yang di sebabkan kegagalan pada proses komuniksi itu sendiri. Kegagalan itu dapat terjadi pada saat

pengirimaan pasien, penirimaan pasien, serta pada kejelasan pesan itu sendiri (edelman,2002)

Resistens merupakan upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau kegelisahan

yang dialami. Ini juga merupakan keengganan alamiah atau penghindaran secara verbal yang dipelajari.

Klien yang resisten biasanya menunjukkan ambivalensi antara menghargai tetapi juga menghindari

pengalaman yang menimbulkan cemas padahal hal ini merupakan bagian normal dalam proses terapeutik.

Resisten ini sering akibat dari ketidaksesuaian klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah

dirasakan. Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh klien pada fase kerja, karena pada fase ini sangat

banyak berisi proses penyelesaiaan masalah (Stuart dan Sundeen dalam Intan. 2005).

Jadi kesimpulan dari beberapa reverensi di atas adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan

klien di mana di lakukan secara sadar guna sebagai pendukung pemberian asuhan keperawatan yang

profesional. Maka jika kita mengalami nerves. maka komunikasi serta tindakan kita tidak akan berjalan

sesuai dengan (SOP).


Daftar pustaka

Nasir, abdul dkk (2009) komunikasi dalam keperawatan, Jakarta:salemba medika

Fanna, Achmad dan trikaloka H. Putri. (2013). Komuniksi kesehatan. Yokyakarta: Merkid press

Alimul A.A 2003. Riset keperawatan & tehnik penulisan ilmia. Jakarta: penerbit salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai