Disusun oleh :
TINGKAT 2A
2020
Jl. DR. Sumeru No.116, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16111, Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Klasifikasi Infertilitas
b. Faktor fungsional
Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan
bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi
gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui
sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal.
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran
telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang
berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu
dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan
hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat.
Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi
embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium.
Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain
karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon
progesteron yang memadai.
c. Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat
kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan
- Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
b. Kegagalan fungsional
h. Lingkungan
1. Wanita :
• Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
• Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
adhesi, atau tumor
2. Pria :
• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
• Ejakulasi retrograt
• Hypo/epispadia
• Mikropenis
1) Perempuan
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada
ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat
lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya
terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel.
Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang
menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik.
2) Laki-laki
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Nama : Tn.W
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sudah 4 hari nyeri perut, karena haid tidak teratur
b. Keluhan waktu di data (PQRST)
Klien datang dengan keluhan nyeri pada bagian perut, karena haid tidak
teratur, pusing, kepala terasa melayang dan nyeri seperti ditusuk-tusuk secara
hilang timbul. Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya.
TD : 110/90 mmHg
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
S : 36,6˚C
Keterangan :
Sesudah sakit: Klien mengatakan makan 3x/ hari dengan porsi makan ½ porsi,
klien mengeluhkan mual.
b. Minum
Sebelum sakit: Klien mengatakan minum 8 gelas/hari dengan air putih atau
teh, tidak ada keluhan.
Sesudah sakit: Klien mengatakan minum 8 gelas/hari dengan air putih, tidak
ada keluhan.
2. Pola eliminasi
a. BAK
Sebelum sakit: Klien mengatakan frekuensi BAK 3-4x/Hari, konsistensi cair,
warna kuning urine, tidak ada keluhan.
b. BAB
Sebelum sakit: Klien mengatakan frekuensi BAB 1-2x/hari, konsistensi
lembek, warna kuning feses, tidak ada keluhan.
Sebelum sakit: Klien mengatakan tidur 6-7 jam/hari, tidak ada keluhan
4. Pola kebersihan
5. Pola aktivitas
F. Riwayat Reproduksi
a. Pertama kali haid: umur 15 tahun, lamanya 6-7 hari, teratur warna darah merah,
konsistensni cair tanpa gumpalan.
b. Pertama kali menikah usia 20 tahun, kehamilan banyaknya 1x
Abrotus : Tidak pernah
Section cesarra : Pernah
c. Menjadi peserta KB : Tidak
G. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/90 mmHg
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
S : 36,6˚C
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala, leher
b. Mata
Kongjungtiva : Anemis
Pupil : Baik
Reflek cahaya : Baik, pupil refleks terhadap cahaya ada terbukti ketika
di beri cahaya pupil berkontraksi dan ketika cahaya di
jauhkan pupil dilatasi
Fungsi penglihatan : Normal (klien bisa membaca koran dengan jarak
kurang
lebih 25cm)
c. Telinga
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Fungsi Penciuman : Normal, klien bisa membedakan bau kayu putih dan
bau
parfum
e. Mulut
Lidah : Bersih
Fungsi Pengecapan : Klien bisa merasakan manis, pahit, asam dan asin
f. Dada
Bentuk : Simetris
g. Abdomen
Kesimetrisan : Simetris
Akral : Hangat
2) Bawah
Kesimetrisan : Simetris
H. Data sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Klien mengatakan bahwa ia seorang Ibu Rumah Tangga
2. Hubungan social
Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga di rumah baik, hubungan
dengan tetangga dan teman-temannya pun baik.
3. Faktor sosialkultural
Klien mengatakan jika sakit ia masih menggunakan pengobatan tradisional aatu
membeli obat warung.
4. Gaya hidup
Klien mengatakan tidak memiliki pantangan dalam makan dan minum.
I. Data spiritual
Yakin dan percaya terhadap TYME dan agama yang dianut yakni agama islam.
Selama dirawat klien melakukan ibadah di tempat tidur
J. Data penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Ureum : 20 mg/dl
Keratin : 0,8 mg/dl
Albumin : 3,8 mg/dl
Hb :11,5 mg/dl
K. Pengobatan
IVFD Sol Ringle Laktat 20 gtt/menit
Diagnosa Perencanna
No tanggal Tujuan
Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1 13-9- Nyeri Akut Setelah 1. Mampu 1. Kajian nyeri secara 1. Nyeri merupakan
2020 berhubungan dilakukan mengontrol nyeri kompehrensif penglaman subjektif
dengan tindakan (tahu penyebab termasuk lokasi, yang harus dijelaskan
reseptor nyeri keperawatan nyeri, mampu karakteristik, durasi, oleh pasien.
selama 3x24 menggunakan frekuensi, kualitas Identifikasi
jam level nyeri teknik dan faktor presipitasi karakteristik nyeri
klien menurun nonfarmakologi 2. Observasi reaksi dan faktor yang
unutk mengurangi nonverbal dari berhubungan
nyeri) ketidaknyamanan merupakan suatu hal
2. Melaporkan bahwa 3. Kontrol lingkungan yang sangat penting
nyeri berkurang yang dapat untuk memilih
dengan mempengaruhi nyeri intervensi yang cocok
menggunakan seperti suhu bagi pasien.
manajemen nyeri ruangan,pencahayaan 2. Merupakan indikator
3. Mampu mengenali dan kebisingan. atau derajat nyeri
nyeri (skala, 4. Ajarkan tentang yang tidak langsung
intensitas, teknik non dialami.
frekueansi dan farmakologi untuk 3. Lingkungan yang
tanda nyeri) mereduksi nyeri tidak kondisuf hanya
4. Tanda vital dalam seperti menggunakan akan memperparah
rentang normal teknik napas dalam rasa nyeri klien
atau guided 4. Pasien dapat
imaginary menggunakannya
5. Kolaborasi dengan untuk menurunkan
tim medis dalam rasa nyeri secara
pemberian obat mandiri
analgetik (ibuprofen) 5. Jenis obat analgetik
6. Evaluasi keefektifan dapat menurunkan
kontrol nyeri nyeri
6. Salah satu indikator
mengetahui sejauh
mana keefektifan
kontrol nyeri
2 14-9- Ansietas berhubungan 1. Menciptakan suasana terapeutik unutk S: Klien mengakatan khawatir dengan
2020 dengan kurang menumbuhkan kepercayaan kondisinya
pengetahuan mengenai DS:-
proses penyakit DO: Klien bersikap tertutup O: Klien tampak gelisah dan kontak mata
2. Memahami situasi yang membuat ansietas tidak fokus
DS: - A: Masalah belum teratasi
DO: Klien tampak gelisah
3. Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan P: Intervensi dilanjutkan :
penyebab bila mungkin 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
DS: Klien mengatakan khawatir dengan
kondisinya menumbuhkan kepercayaan
DO: Klien tampak cemas, kontak mata 2. Kaji tingkat ansietas dan
tidak fokus diskusikan penyebab bila mungkin
4. Menganjurkan agar keluarga dapat 3. Temani pasien unutk mengurangi
menemani klien untuk mengurangi kecemasan
kecemasan
DS:-
DO: Klien ditemani oleh suaminya
5. Memberikan penjelasan pada klien tentang
penyakitnya
DS: Klien mengatakan sudah paham
tentang Infertilitas
DO: Klien mengerti apa yang dijelaskan
perawat
6. Menjelaskan semua prosedur dan
pengobatan
DS: Klien mengatakan akan mengikuti
seluruh prosedur pengobatannya
DO:
Hari Kedua
1 15-9- Nyeri Akut 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif S: klien mengatakan masih terasa nyeri
2020 berhubungan dengan termasuk pada perutnya namun sudah berkurang
reseptor nyeri lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
dan faktor presipitasi O: skala nyeri 4, klien masih terlihat
P : klien mengatakan nyeri bila ada meringis menahan nyeri
tekanan dan pergerakan berlebih pada TTV:
perut
Q : Kualitas nyeri klien seperti ditusuk - TD : 100/90 mmHg
tusuk - N : 84x/ menit
R : Nyeri dirasakan di area perut - RR : 24x/menit
- S : 36,6oC
S : Skala nyeri 4 (antara 1-10) A: Masalah teratasi sebagian
T : Nyeri tekan dengan durasi 1-2 detik
2. Mengobservasi TTV P: Intervensi dilanjutkan
DS:- 1. Kajian nyeri secara kompehrensif
DO: termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
- TD : 100/90 mmHg frekuensi, kualitas dan faktor
- N : 84x/ menit presipitasi
- RR : 24x/menit 2. Observasi TTV
- S : 36,6oC 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam
3. Mengobservasi reaksi nonverbal dari pemberian obat analgetik
ketidaknyamanan 4. Evaluasai keefektifan control nyeri
DS: -
DO: klien masih tampak meringis
4. Menganjurkan klien utnuk menggunakan
teknik relaksasi dan nafas dalam saat terasa
nyeri
DS: klien mengatakan sudah praktikan
teknik relaksasi dan nafas dalam setiap
merasa nyeri
DO:-
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat analgetik
DS:-
DO: Klien minum obat
6. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini
berguna saat klien mengalami nyeri
DO:-
2 15-9- Ansietas berhubungan 1. Menciptakan suasana terapeutik untuk S: Klien megatakan tidak cemas lagi
2020 dengan kurang menumbuhkan kepercayaan dengan keadaannya
pengetahuan mengenai DS:-
proses penyakit DO: Klien bersikap terbuka dan kooperatif O: Klien memahami dan mengerti tentang
2. Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan keadaannya dank lien tampak tenang
penyebab bila mungkin
DS: Klien mengatakan mulai menerima A: Masalah teratasi
keadaannya P: Intervensi dihentikan
DO: Klien tidak cemas lagi dan klien
tampak tenang
3. Temani pasien unutk mengurangi
kecemasan
DS: Klien mengatakan senang karena
suami selalu menemaninya
DO: Klien terlihat tenang
Hari Ketiga
1 16-9- Nyeri Akut b.d Agen 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif S: klien mengatakan nyeri sudah
2020 Cidera Biologis termasuk berkurang dan hanya sesekali
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
dan faktor presipitasi O: skala nyeri 2, klien tampak lebih rileks
P : klien mengatakan nyeri bila ada A: Masalah teratasi
tekanan dan pergerakan berlebih pada
perut P: Intervensi dihentikan
Q : Kualitas nyeri klien seperti ditusuk
tusuk
R : Nyeri dirasakan di area perut
S : Skala nyeri 2 (antara 1-10)
T : Nyeri tekan dengan durasi 1-2 detik
2. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat analgetik
DS:-
DO: Klien minum obat
3. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan sudah bisa
mengontrol nyeri nya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindungatau suatu kesatuan hasil
interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Dan
klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas
ini bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat dari
faktor penyakit dan fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan
alat kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga penyebabnya dari
pasangan suami istri tersebut misalnya gangguan pada hubungan seksual dan
psikologisnya.
4.2 Saran
Apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan lama belum
mempunyai anak maka bisa langsung konsultasi atau periksa ke dokter ahli untuk segera
mengetahui penyebabnya. Karena jika sudah melakukan usaha terus-menerus tapi tidak
ada hasilnya, pasti terjadi infertilitas yang bisa disebabkan dari pihak laki-laki,
perempuan atau hubungan dari kedua pasangan suami istri tersebut.