Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Alat Reproduksi Wanita

Kesehatan Reproduksi merupakan suatu kondisi sehat menyangkut system, fungsi,


dan proses reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan suatu hal yang penting mengingat
reproduksi adalah sarana untuk melahirkan generasi penerus bangsa.

1. Sistem Organ Reproduksi Wanita


Organ Reprodksi pada perempuan terdiri dari ovarium, tuba volopi, uterus,
vagina ( Kemaluan), selaput dara, bibir kemaluan, klitoris, dan saluran kemih.
Ovarium adalah organ reproduksi yang berfungsi mengeluarkan sel telur. Tuba
volopi berfungsi menyalurkan sel telur setelah keluar dari indung telur dan tempat
terjadinya pembuahan. Uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
calon bayi. Vagina adalah lubang tempat masuknya sel sperma pada saat
bersenggama. Vagina juga merupakan jalan keluarnya darah saat haid dan janin yang
akan dilahirkan. Hymen merupakan lapisan tipis yang berada di dalam liang
kemaluan. Bibir kemaluan adalah bagian luar yang memiliki banyak pembuluh
darah. Klitoris adalah organ reproduksi yang memiliki tingkat kepekaan terhadap
rangsangan yang paling tinggi karena tersusun dari banyaknya pembuluh darah.
Saluran kemih berguna untuk mengeluarkan air kencing dan terletak di antara klitoris
dan mulut vagina.
2. Fungsi Kesehatan Reproduksi
Fungsi memahami Kesehatan reproduksi diantaraynya adalah mengenal
tubuhnya dan organ-organ reproduksinya; memahami fungsi dan perkemnangan
organ reproduksi secara benar. Memahami perubahan fisik dan psikisnya;
mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah; mengembangkan sikap dan
prilaku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi.
Pada remaja, Mengenal bagian bagian tubuh dan organ reproduksi menjadi
hal yang sangat penting, karena dengan mengenal bagian biologis mengarahkan
remaja untuk berperilaku secara bertanggung jawab dalam menjaga tubuh serta organ
reproduksinya.
Mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah dapat dilakukan dengan
memelihara dan memahami masalah kesehatan reproduksi. Kondisi ini diarahkan
pada upaya preventif bagi seorang remaja untuk mengembangkan organ
reproduksinya secara matang, bebas dari ccat dan penyakit menular lainnya, yang
tentu akan berdampak pada masa depan. Remaja yang meiliki organ reproduksi yang
sehat, tentu menjadikan kehidupan lebih indah dan bermakna, ceria dan bahagia.
Sebaliknya remaja yang tidak mampu mencapai kondisi sehat pada organ
reproduksinya, tentu akan mengalami hambatan dalam melahirkan generasi penerus,
hidup cenderung susah, batin menjadi semakin resah dan tidak bahagia.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Alat Reproduksi Wanita

Kesehatan reproduksi pada remaja dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut


diantaranya; Kepantasan hubungan seksual dikalangan remaja; Bagaimana cara melakukan
pemenuhan kebutuhan seksual yang sehat; Bagaimana cara mengakses jasa serta informasi
terkait kesehatan seksual dan reproduksi; drajat tingkat prilaku yang dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan; Pengaruh masyarakat dan budaya menyimpang; bagaimana
mengendalikan kesuburan secara efektif. Masing-masing faktor memiliki tingkat yang
berbeda dalam mempengaruhi system kesehatan reproduksi.

Faktor lain yang juga merupakan problem kesehatan reproduksi dibagi menjadi 4
diantaranya faktor biologis, psikologis, social, dan ekonomi, serta budaya dan lingkungan.
Faktor biologis merupakan kondisi kecacatan ( cacat sejak lahir , cacat saluran reproduksi),
dan penyakit menular seksual. Faktor psikologis berupa beban psikis dampak broken home,
ketidaknormalan hormone, rasa tidak berharga tidak percaya diri, merasa bersalah dan lain
sebagainya. Faktor social dan ekonomi dikombinasikan dengan demografi dalam bentuk
kemiskinan, tingkat Pendidikan rendah, ketidaktahuan informasi perkembangan seksual dan
reproduski, atau lokasi dan Kawasan tertinggal. Faktor budaya dan lingkungan dapat berupa
praktik kebiasaan, praktik tradisional yang berakibat pada alat reproduksi wanita, mitos
banyak anak banyak rezaki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
2.3 Penyakit Yang Muncul Jika Kesehatan Alat Reproduksi Wanita Tidak
Diperhatikan.

1. Sindrom ovarium polikistik

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu penyakit pada sistem


reproduksi wanita yang cukup sering menyebabkan masalah kesuburan. Penyakit ini
sering ditemukan pada wanita usia subur.

Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada ovarium atau kelenjar adrenal, sehingga
hormon androgen (hormon seks laki-laki) berjumlah lebih banyak dari kadar
normalnya di dalam tubuh wanita. Penyakit ini rentan terjadi pada wanita yang
memiliki kelainan hormon dan diabetes.

Wanita yang memiliki PCOS dapat mengalami beberapa tanda dan gejala, seperti:

 Haid tidak teratur.


 Banyak rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
 Nyeri panggul.
 Kulit berminyak dan mudah berjerawat.
 Kebotakan.

2. Infeksi menular seksual (IMS)

Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang mungkin muncul lainnya adalah infeksi
menular seksual. Wanita yang berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita
IMS akan tertular penyakit tersebut. Ketika diderita oleh perempuan hamil, maka
IMS bisa menyebabkan dampak serius kepada janin.

3. Miom

Penyakit pada sistem reproduksi wanita lainnya adalah fibroid rahim atau miom.
Miom merupakan pertumbuhan tumor jinak pada dinding otot rahim yang menyerang
perempuan pada usia subur.
Meski penyebab pasti miom rahim masih belum diketahui, namun terdapat dua faktor
yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk terkena penyakit ini, yaitu gangguan
hormonal (perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron) dan faktor genetik
atau keturunan.

4. Kanker pada sistem reproduksi wanita

Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita disebut juga kanker ginekologis.
Beberapa jenis kanker yang termasuk dalam kelompok kanker ginekologi adalah
kanker rahim, kanker serviks, kanker ovarium, kanker vagina, dan kanker vulva.

5. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga cukup sering didengar
adalah endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan jaringan di rahim tumbuh di
organ atau bagian tubuh lain, misalnya di ovarium, saluran cerna, atau kandung
kemih.

Penyakit ini banyak menyerang wanita di usia 30 hingga 40an. Gejalanya bisa berupa
nyeri pada panggul atau perut, menstruasi yang sangat menyakitkan, perdarahan di
luar masa menstruasi, hingga nyeri saat BAB atau saat berhubungan intim.

6. Radang panggul

Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang menimbulkan peradangan


pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya terjadi akibat masuknya bakteri
dari vagina ke panggul, lalu menimbulkan peradangan di daerah tersebut.

Penyakit radang panggul ini juga bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual,
seperti gonore. Gejala radang panggul biasanya berupa nyeri panggul dan perut, nyeri
saat berkemih atau berhubungan seksual, demam, dan munculnya cairan atau darah
dari vagina.
Jika tidak segera diobati, penyakit radang panggul ini bisa menyebabkan komplikasi
berupa infertilitas.

7. Rahim turun (prolaps uteri)

Ini adalah kondisi di mana posisi rahim turun hingga ke vagina atau keluar dari
bagian tersebut. Rahim turun lebih banyak terjadi pada wanita yang sudah
menopause, usia tua, pernah melahirkan secara normal lebih dari dua kali, dan wanita
yang memiliki kelemahan otot panggul.

Gejala penyakit ini bisa berupa munculnya rasa tidak nyaman di perut atau panggul,
tampak adanya benda atau benjolan yang keluar dari vagina, nyeri saat berhubungan
seks, dan susah menahan pipis (inkontinensia urine).

8. Interstitial cystitis

Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi wanita adalah interstitial


cystitis. Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau daerah sekitar panggul
mengalami nyeri kronis, sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan terus-menerus.

Wanita yang menderita penyakit ini akan sering merasa ingin buang air kecil, ada
ketidaknyamanan atau nyeri di perut atau panggul, nyeri perut (terutama saat
ditekan), dan nyeri saat berkemih.

2.4 Cara Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi Wanita

Mengingat pentingnya fungsi organ reproduksi bagi wanita, sudah seharusnya


kesehatannya dijaga dengan baik. Oleh karena itu, beberapa tips di bawah ini bisa
dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita:

1. Bersihkan organ intim dengan benar


Cara membersihkan vagina yang benar adalah dengan membasuhnya dari depan ke
belakang (dari arah vagina menuju anus), terutama setelah buang air kecil dan besar.
Jika dibersihkan dengan tidak tepat, kuman dari anus bisa terbawa menuju vagina.
Hal ini bisa menimbulkan infeksi pada vagina.

Selain itu, disarankan untuk tidak menggunakan sabun khusus kewanitaan yang
mengandung alkohol, pewangi, atau antiseptik. Sabun jenis tersebut dapat
menyebabkan iritasi dan membunuh bakteri normal di vagina.

2. Konsumsi makanan sehat

Konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang agar tubuh mendapatkan energi
dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan organ reproduksi.

Beberapa asupan nutrisi yang penting bagi kesehatan reproduksi wanita adalah
protein, lemak sehat, antioksidan, serat, serta vitamin dan mineral, seperti
selenium, folat, zat besi, dan zinc. Nutrisi-nutrisi tersebut bisa diperoleh dari buah-
buahan, sayuran, kacang-kacangan, susu, telur, daging, dan ikan.

Selain itu, hindari konsumsi makanan cepat saji dan cukupi juga kebutuhan cairan
tubuh dengan mengonsumsi sekitar 8 gelas air per hari. Jika Anda suka mengonsumsi
kafein, batasi agar tidak melebihi 2 cangkir kopi per hari.

3. Kelola stres

Stres berlebihan dapat berdampak pada depresi, gangguan cemas, hingga gangguan
kesuburan. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi stres agar tidak berdampak
lebih lanjut pada kesehatan reproduksi.

Jika Anda sering merasa stres, coba lakukan relaksasi atau hal-hal yang membuat
Anda senang. Misalnya, jalan-jalan, olahraga, atau mencoba pijatan, atau yoga.

4. Jaga berat badan


Jagalah agar berat badan tetap ideal atau sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT).
Berat badan berlebih (obesitas) atau justru terlalu rendah dapat mengganggu ovulasi
dan produksi hormon yang mengatur kesuburan seorang wanita.

5. Lakukan kebiasaan sehat lainnya

Mempraktekkan kebiasaan sehari-hari seperti di bawah ini juga berpengaruh besar


terhadap kesehatan reproduksi wanita:

 Berhenti merokok. Merokok dapat mengurangi jumlah dan kualitas sel telur,
serta mengganggu kesehatan rahim.
 Hindari minuman beralkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol dapat
meningkatkan risiko gangguan ovulasi.
 Istirahat yang cukup. Orang dewasa, baik pria maupun wanita, membutuhkan
waktu tidur selama 7-9 jam setiap malamnya.
 Hindari penggunaan obat-obatan dan suplemen, termasuk obat herbal, di luar
anjuran dokter.
 Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.
 Hindari perilaku seks berisiko, yaitu hubungan seks tanpa kondom dan sering
berganti pasangan seksual. Hal ini penting untuk mencegah penyakit menular
seksual.

Anda mungkin juga menyukai