Anda di halaman 1dari 42

Masalah Kesehatan

Wanita
TUTORIAL B-3 :

1. Pisi Nopita W
2. Ovelia Yolanda
3. Vinzia Ethiofia C
4. Salma Rizqi A
5. Abiyu Yassar
6. Basra Ahmad A
7. Kerin Victoria S
8. Anggraeni Christabella
9. Luh Ayu Laura MM
Menjadi seorang laki-laki atau perempuan tentunya memiliki dampak
signifikan terhadap kesehatan, dampak dari gender dan biologis.
Kesehatan perempuan menjadi perhatian kusus karena, di banyak
masyarakat, mereka dirugikan oleh diskriminasi yang berakar pada
faktor sosial budaya (WHO, 2019).
• Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan
social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi pada perempuan (Depkes RI, 2009).
• Kesehatan perempuan berkaitan dengan fungsi reproduksi.
• Kesehatan wanita dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah
pendekatan siklus hidup yang membutuhkan kekhususan akan
kebutuhan penanganan dan kesinambungan sistem reproduksi pada
setiap fase kehidupan.
Pelayanan kesehatan wanita sesuai fase

• Fase konsepsi
• Fase bayi dan anak
• Fase remaja
• Fase dewasa atau usia subur
Fase
konsepsi
• Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi
baru lahir.
• Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan, dan
pencegahan penyakit, serta edukasi gizi.
Fase bayi dan
anak

• Edukasi asi eksklusif


• Edukasi tumbuh kembang anak dan pemberian gizi seimbang
• Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Fase
remaja
• Edukasi tentang kesehatan reproduksi
Fase dewasa atau usia
subur
• Edukasi kehamilan dan persalinan yang aman
• Pencegahan kecacatan dan kematia akibat kehamilan pada ibu dan
bayi
• KB
• Pencegahan terhadap penyakit menular seks (PMS)
Pelayanan kesehatan pada
wanita sepanjang daur hidup
1. Skrining
2. Deteksi dini
Skrini
ng
• Skrining adalah pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan
orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang
tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi (Dorland 25 ed).
Deteksi
dini
• Deteksi dini ialah usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali
penyakit secara klinis yang belum jelas dengan menggunakan uji (tes),
pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, benar benar
sehat, dan yang tampak sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.

• Deteksi dini dilakukan pada : kehamilan, bayi, balita, pubertas


• Menurut WHO tahun 2019 ada beberapa faktor sosial budaya yang
mencegah perempuan untuk mendapatkan manfaat dari layanan
kesehatan yang berkualitas dan mencapai tingkat kesehatan terbaik,
termasuk:

Ketidak samaan derajat laki-laki dan perempuan.


Keadaan sosial atau norma norama yang tidak memperbolehkan
wanita berpendidikan tinggi dan gaji yang rendah.
Hanya mementingkan reproduksi dan tidak mementingkan yang
lain.
Pengalaman atau potensial untuk menerima kekerasan fisik,
seksual, dan emosional
Kesehatan Wanita
Sepanjang Siklus
Kehidupan
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:
• Konsepsi
• Bayi dan anak
• Remaja
• Usia subur
• Usia lanjut
Fase
Konsepsi
• Konsepsi adalah fertilisasi atau pembuahan, dan disebut juga sebagai
peristiwa bertemunya sel telur dengan sperma.
• Peristiwa konsepsi secara formal didefinisikan sebagai persatuan
antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu
kehamilan, dan peristiwa ini bukan, merupakan hal yang terpisah
tetapi merupakan rangkaian kejadian yang mengelilinginya.
Fase bayi dan
anak
Fase
Bayi
• Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal sudah selesai,
jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak
750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya.
• Tuba, uterus, vagina, dan genitalia eksternal, labia mayora menutupi labia
minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang tertutup dan labia minora
lebih keliatan.
• Pada waktu lahir perbandingan serviks dan korpus uteri 1:1 karena hipertrofi
korpus, setelah pengaruh estrogen tidak ada perbandingan lambat laun
menjadi 2;1 pada pubertas dengan pengaruh estrogen yang dihasilkan sendiri
oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan pada wanita dewasa menjadi 1:2.
Fase
Anak
• Yang khas pada masa kanak – kanak ini adalah bahwa perangsaan pada
hormon kelamin sangat kecil, dan memang kadar estrogen dan
gonadrotopin sangat rendah. Karena itu alat – alat genital dalam masa
ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan
pubertas.
• Dalam masa kanak – kanak pengaruh hipofisis terutama trlihat dalam
pertumbuhan badan.
• Pada masa kanak – kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria
dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini
ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan.
Fase
Remaja
• Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa.
• Remaja dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Remaja awal : umur 11 – 13 tahun
2. Remaja pertengahan : umur 14 – 16 tahun
3. Remaja lanjut : umur 17 – 19 tahun.
• Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya
haid pertama yang dinamakan menarche.
• Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan
gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk
melakukan tugas - tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan.
• Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena
mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
Fase dewasa atau
usia subur
• Usia dewasa muda, yaitu antara 20 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan
sehat paling mungkin terjadi.
• Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di
luar rumah.
• Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar
selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat
berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
• Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan
kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir.
• Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai
menggerogoti tubuhnya.
• Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis
yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak
mengalami gejala apa-apa.
Fase usia
lanjut
Perubahan fisik pada usia lanjut adalah:
1. Perubahan kulit, lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi
kendur, tumbuh bintik hitam pada kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi
sehingga kulit menjadai kering dan keriput
2. Perubahan metabolisme tubuh, terjadi perubahan pada pola makan yang
mengandung banyak serat
3. Perubahan metabolism genitalia, liang senggama terasa kering sehinggga
mudah terjadi infeksi
4. Perubahan pada tulang, terjadi pengapuran pada tulang sehingga mudah
patah, terutama pada bagian sendi paha.
Faktor faktor yang
mempengaruhi tiap fase
1. Masa bayi
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :
• Lingkungan
• Kondisi ibu
• Sikap orang tua
• Aspek psikologi pada masa bayi
• Sistem reproduksi
2. Masa kanak-kanak
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa ini :
1. Faktor dalam
• Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
• Kemampuan intelektual
• Keadaan hormonal tubuh
• Emosi dan sifat
2. Faktor luar
• Keluarga
• Gizi
• Budaya setempat
• kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
3. Masa pubertas/remaja
Faktor yang berpengaruh :
• Status gizi
• Pendidikan
• Lingkungan dan pekerjaan
• Seks dan seksualitas
• Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
4. Masa dewasa/reproduksi
Faktor yang berpengaruh yaitu :
• Perkembangan organ reproduksi
• Tanggapan seksual
• Kedewasaan psikologi
5. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium)
Faktor yang berpengaruh :
• Faktor hormonal
• Kejiwaan
• Lingkungan
• Pola makan
• Aktifitas fisik
Contoh Masalah Kesehatan
Wanita
• Masalah kesehatan wanita yang paling banyak terjadi di dunia
(Zamora, 2010), yaitu penyakit Jantung, kanker payudara,
osteoporosis, depresi, dan penyakit autoimun.
• Sedangkan penyebab kematian yang paling umum terjadi pada wanita
secara berurutan yaitu penyakit jantung, kanker payudara, kanker
serviks, PPOK, dan diabetes mellitus (Shabrina, 2017).
Penyakit
Jantung
• Penyakit jantung diklaim sebagai penyebab kematian nomor satu bagi
perempuan diatas usia 65 tahun di benua Eropa.
• Penyebab kematian penyakit jantung yang paling banyak yaitu
penyakit jantung koroner (Oemiati dan Rustika, 2014).
• PJK adalah terganggunya fungsi jantung akibat adanya penyempita
pembuluh darah koroner pada jantung sehingga otot jantung
kekurangan darah (Nadianto, 2018).
Kanker
payudara
• Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Salah
satu yang sering disebut-sebut sebagai masalah kesehatan wanita adalah
kanker payudara.
• Kanker payudara merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang terus
meningkat.
• Ini merupakan salah satu jenis kanker pada wanita yang membedakannya
dengan pria, disamping kanker serviks dan kanker ovarium.
• Ada 1,67 juta kasus kanker yang terjadi di seluruh dunia, dimana 883 ribu
kasus menyerang daerah berkembang dan 794 ribu lainnya di daerah maju.
• Kanker ini awalnya menyerang lapisan saluran susu , hingga kemudian
menyebar dengan cepat ke bagian lainnya. Tanda awal yang harus Anda
cermati ketika muncul benjolan pada payudara.
Kanker
Serviks
• Kanker serviks atau kanker mulut rahim merupakan penyakit yang
disebabkan karena HPV menginfeksi mulut rahim.
• Kanker serviks adalah jenis kanker lainnya yang sampai sekarang masih
cukup hangat dibicarakan sebagai salah satu isu kesehatan wanita.
• Terjadinya peningkatan kematian akibat kanker serviks diduga karena
keterlambatan dalam penanganan (Rio dan Suci, 2017).
• WHO melaporkan bahwa sekitar setengah juta wanita yang meninggal
karena kanker serviks.
• Maka itu, wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin
guna mendeteksi kemungkinan adanya pertumbuhan sel-sel kanker pada
payudara, ovarium, ataupun leher rahim.
Penyakit
autoimun
• Peyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita.
• Penyakit autoimun adalah gangguan kesehatan dimana sistem
kekebalan tubuh, yang seharusnya memerangi infeksi, justru
menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
• Lupus, multiple sclerosis, rematik, dan psoriasis, merupakan
beberapa jenis penyakit autoimun.
• Penderita penyakit ini umumnya datang ke pelayanan kesehatan
setelah antige menyebab dan proses autoimun sudah berjalan,
sehingga berefek buruk pada pasien (Khasanah, 2019).
Stres
s
• American Psyochological Association, menyebutkan bahwa stres
termasuk isu kesehatan yang sering terjadi di kalangan wanita.
• Bahkan dalam kasus yang lebih parah, stres dapat berkembang
menjadi depresi.
• Depresi merupakan penyakit ketika seseorang merasa dirinya tertekan
dan mengganggu aktivitas normalnya.
• National Center for Health Statistics menuturkan bahwa wanita
berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria.
• Faktor perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi setiap bulannya,
setelah melahirkan, serta sebelum dan usai menopause yang
berperan dalam meningkatkan stres dan depresi pada wanita.
Kesehatan
reproduksi
• Tidak sedikit wanita yang mengeluhkan beberapa gejala saat haid
seperti darah haid yang lebih sedikit daripada biasanya, hingga jadwal
haid yang berubah-ubah.
• Menurut WHO, masalah reproduksi dan kesehatan seksual
mengambil sepertiga tempat dari seluruh isu kesehatan wanita di usia
15-44 tahun.
• Seks yang tidak aman menempati faktor risiko utama terhadap
penyakit menular seksual pada wanita.
Faktor faktor yang
mempengaruhi kesehatan wanita
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang
dapat mempengaruhi keseshatan wanita:
• Faktor sosial-ekonomi dan demografi
• Faktor budaya dan lingkungan
• Faktor psikologis
• Faktor biologis
Faktor sosial ekonomi dan
demografi
• Terutama kemiskinan
• Tingkat pendidikan yang rendah
• Ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi
• Lokasi tempat tinggal yang terpencil.
Faktor budaya dan
lingkungan
• Praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
• Kepercayaan banyak anak banyak rejeki
• Informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan
remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain
Faktor
psikologis
• Dampak pada keretakan orang tua pada remaja
• Depresi karena ketidakseimbangan hormonal
• Rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli
kebebasannya secara materi
Faktor
biologis
• Cacat sejak lahir
• Cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb.
Daftar
Pustaka
• Zamora, D. 2010. Women’s Top 5 Health Concerns. Diakses pada tanggal 23
November 2019. Diperoleh dari https://www.webmd.com/women/features/5-
top-female-health-concern#1
• Shabrina, A. 2017. Lima Penyebab Kematian yang Paling Umum Terjadi pada
Wanita di Seluruh Dunia. Diakses pada tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyebab-kematian-wanita/
• Oemiati, R. dan Rustika. 2014. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada
Perempuan (Baseline Studi Kohort Faktor Risiko PTM). Diakses pada tanggal 23
November 2019. Diperoleh dari
https://media.neliti.com/media/publications/163285-ID-none.pdf.
• Nadianto, F. 2018. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Oral dengan Kejadian
Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD Hardjono Ponorogo. Diakses pada
tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
http://eprints.umpo.ac.id/3913/3/BAB%202.pdf
Daftar
Pustaka
• Yulianti, I., Styawan, H. S., dan Sutiningsih, D. 2016. Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara
(Studi Kasus pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang). Diakses pada tanggal 23 November
2019. Diperoleh dari https://media.neliti.com/media/publications/137682-ID-faktor-
faktor-risiko-kanker-payudara-stu.pdf
• Rio, S. dan Suci, E. S. T. 2017. Persepsi tentang Kanker Serviks dan Upaya Prevensinya
pada Perempuan yang Memiliki Keluarga dengan Riwayat Kanker. Diakses pada tanggal
23 November 2019. Diperoleh dari
https://journal.ugm.ac.id/jkr/article/viewFile/36511/21289
• Ramadani, M. 2010. Faktor-faktor Resiko Osteoporosis dan Upaya Pencegahannya.
Diakses pada tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
osteoporosis.pdf
• Haryanto., Wahyuningsih, H. D., dan Nandiroh, S. 2015. Sistem Deteksi Gangguan Depresi
pada Anak-anak dan Remaja. Diakses pada tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/998/998
Daftar
Pustaka
• Khasanah, Y. C. 2019. Potensi Koekspresi Chimeric Antigen Receptor (CAR) dan
Gen FOXP3 pada Sel T Regulators sebagai Modalitas Terapi Penatalaksanaan
Autoimun. Diakses pada tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
https://scholar.google.com/scholar?safe=strict&client=safari&rls=en&uact=5&um
=1&ie=UTF-8&lr&q=related:hy4QMyIm7OtY0M:scholar.google.com/
• KEPMENKES. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 23 November 2019.
Diperoleh dari
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk10222008.pdf
• Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Diakses pada tanggal 23 November 2019. Diperoleh dari
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-Pengelolaan-
dan-Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-2015.pdf
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai