Anda di halaman 1dari 9

PAPER

Untuk Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana ( KB )


Dosen Pengampu: Tapianna S Harahap, SST.,M.Kes

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DAN LANSIA

Oleh:

Naima Shakira
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Najatiyah CIANJUR (STIKES CIANJUR)
Hanifah Kustiwa
Jl. Pangeran Hidayatullah No.Meilana
Nira 103, Sawah Gede, Kec. Cianjur
2021/2022
Sherly Nurfitri Yanti
Uswatun Hasanah
Wulan Fitriana
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

1. Identifikasi 2 masalah kesehatan reproduksi dengan menggunakan siklus hidup


a) Pengertian Kesehatan Reproduksi dan Siklus Hidup
Reproduksi secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
“membuat kembali”. Dalam kaitannya dalam kesehatan reproduksi adalah sebagai
kemampuan seseorang dalam memperoleh keturunan. Pada dasarnya kesehatan
reproduksi merupakan unsur dasar dan penting dalam kesehatan umum, baik untuk
laki-laki dan perempuan.
Menurut WHO dan ICPD 1994 yang diselenggarakan di kairo, kesehatan
reproduksi adalab keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan
sosial dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hak yang
berkaitan dengan system reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi.
Siklus hidup merupakan seluruh tahapan perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya. Setiap manusia memiliki tahapan siklus yang berbeda-beda. Siklus
hidup manusia berawal dari saat ia terlahir ke dunia, kemudian tumbuh menuju fase
anak-anak, remaja, dewasa, lalu sampai ke tahap akhir adalah lanjut usia.
1) Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Masa remaja (11-19) tahun adalah masa yang khusus dan penting, karena
merupakan periode pematangan organ reproduksinya. Masa remaja disebut masa
pubertas yang merupakan masa transisi yang unik yang ditandai dengan berbagai
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja juga masa peralihan dari anak-anak
ke masa dewasa. Perkembangan biologis dan psikologis di pengaruhi oleh
perkembangan lingkungan dan sosial, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan
yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang
terjadi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan UNFA tahun 2010, sebagian dari
63 juta remaja di Indonesia rentan berprilaku tidak sehat, tingginya kehamilan tidak
diinginkan erat kaitannya dengan aborsi. Keterbatasan akses dan informasi mengenai
seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja dan masyarakat umumnya masih
menganggap seksualitas sebagai sesuatu yang tabu dan tidak untuk dibicarakan
secara terbuka.
Tumbuh kembangnya remaja menuju dewasa berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan-tahapan
perkembangannya. Masa remaja awal/dini umur 11-13 tahun,. Dengan ciri khas
ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya.
Masa remaja pertengahan antara umur 14-16 tahun. Dengan ciri khas mencari
identitas diri, mulai tertarik pada lawan jenis.
Masa remaja lanjut kisar umur 17-19 tahun. Dengan ciri khas lebih selektif
dalam mencari teman, dapat mewujudkan rasa cinta, mempunyai citra jasmani
dirinya.

Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu yang tidak perlu
dibicarakan secara terbuka, faktanya masalah terkait seksualitas dan kesehatan
reproduksi masih banyak dihadapi oleh remaja, diantaranya:
a. Pemerkosaan
Kejahatan pemerkosaan banyak sekali modusnya, korbannya tidak hanya
remaja perempuan tetapi juga remaja laki-laki (sodomi). Remaja
perempuan rentan mengalami pemerkosaan oleh sang pacar dengan
berbagai alasan dengan alasan untuk menunjukan bukti cinta.
b. Free Seks
Seks bebas pada remaja secara medis selain dapat memperbesar
kemungkinan terkena IMS dan HIV, juga dapat merangsang tumbuhnya
sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab pada remaja perempuan
mengalami perubahan pada sel dalam mulut rahimnya.
c. Kehamilan tidak diinginkan (KTD)
KTD pada remaja akan memberikan dampak negatif baik dari segi fisik,
psikologis dan sosial yang akan membahayakan ibu maupun janin yang
di kandungnya. Remaja adalah yang paling beresiko mengalami KTD,
masa remaja merupakan periode transisi yang ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
d. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong
dalam kategori Aborsi Provokatus. Hal ini terjadi karena berbagai hal
antara lain kondisi dari remaja perempuan yang mengalami KTD
umumnya tertekan secara psikologis karena ia belum siap menjalani
kehamilan di usianya yang masih terbilang muda.
e. Perkawinan dan Kehamilan Dini
Alasan terjadi pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di
luar pernikahan atau alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini baik
secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak
sehingga renntan menyebabkan kematian pada anak dan ibu saat
melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 th yang menjalani
kehamilan sering menngalami kekurangan gizi dan anemia, gejala ini
berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata antara janin dan
ibu yang masih tahap proses.
f. IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS
Penyakit kelainan atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan
seksual baik vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV bias menular
dengan transfuse darah, dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya.
Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa virus dan bakteri
yang menyebar melalui cairan tubuh. IMS dapat di diagnosis dengan
melakukukan tes lab seperti tes darah untuk mengetahui ada tidaknya
HIV dan pengambilan urine untuk pemeriksaan IMS, atau mengambil
cairan dari luka genital terbuka untuk mendiagnosis jenis infeksi.
2) Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada alur kehidupan manusia.
Sedanngkan menurut pasa 1 ayat 2, 3, 4 UU No 13 tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa “Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun”.
Lansia atau lanjut usia menurut WHO adalah Pra lansia 45-54 tahun, Lansia 55-64 tahun,
aging people 65 tahun keatas.
Kesehatan reproduksi lansia meliputi kesehatan fisik dan mental setiap individu
sepanjang siklus kehidupannya sehingga pemeliharaan kesehatan pasca reproduksi juga
perlu mendapatkan perhatian.
a. Permasalahan kesehatan pasca reproduksi
o Klimakterium
Adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita dari akhir masa
reproduktif sampai masa non reproduktif.
Gejala :
- Gangguan Neurovegatatif
Dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flusher) mengeluarkan banyak
keringat, merasa kedinginan, sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar,
gangguan pernapasan, jari atrofi dan gangguan usus.
- Gangguan psikis
Ditandai dengan perubahan mood dan perasaan sensitive, mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, dan insomnia
o Andropause
Adalah kondisi pria diatas tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda
dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita.
Gejala :
- Perubahan Libido (gairah seksual)
- Perubahan suasana hati (mood)
- Menurun / melemahnya kekuatan / masa otot
- Lemah dan kurang energy
- Perubahan emosional, psikologis dan perilaku
o Menopause
Merupakan berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai
dengan berhentinya masa menstruasi, sejalan dengan pertambahan usia ovarium
menjadi kurang peka terhadap rangsangan LH (Luteinezing Hormone) dan FSH
(Folilicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya
ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesterone dan akhirnya proses
ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.
Gejala :
- Haid menjaddi tidak teratur
- Gelombang rasa panas
- Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium
- Meningginya tekanan darah dan gangguan penglihatan
- Insomnia
- Inkontinensia ( hilangnya kendali terhadap kandung kemih), beser
- Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina, sehingga
ketika melakukan hubungan seksual bias timbul rasa nyeri.

Perkembangan Reproduksi pada Lansia

 Pada Wanita
Vagina : Kurang elastis
Uterus : Penipisan dinding
Ovarium : Mengkerut
Payudara : Akan menyusut
 Pada Laki-laki
Prostat : BPH (pembesaran prostat)
Testis : Sel leyding (tempat produksi testosterone berkurang jumlahnya)
Aktifitas : terjadinya penurunan libido

Penurunan Otot

Gangguan-gangguan yang sering terjadi :


1. Pruritus Vulva
Gangguan yang ditandai dengan sensasi gatal parah pada alat kelamin
eksternal. Hal ini dapat terjadi karena pola prilaku vulva hygine yang
kurang tepat
2. Atrofi Vagina
Keadaan peradangan, kering dan penipisan dinding vagina. Keadaan ini
dapat menimbulkan maslaah pada vagina atau saluran kemih atrofi
vagina timbul karena penurunan hormone estrogen yang menyebabkan
vagina menjadi kering, tipis, kurang elastis, dan rapuh.
3. Kanker Vulva
Jenis kanker yang terjadi pada permukaan luar genetalia wanita.
Vulva adalah area kulit yang melindungi uretra dan vagina termasuk
klitoris dan labia. Kanker vulva umumnya terbentuk sebagai benjolan
atau luka pada vulva yang sering menyebabkan gatal. Meskipun dapat
terjadi pada segala usia, kanker vulva sering di diagnosis pada usia tua.
4. Infeksi vagina
5. Gangguan pada dasar panggul
6. Penyakit serviks
7. Penyakit payudara
2. Kesehatan reproduksi dan seksualitas merupakan isu sensitive dan pribadi. Isu-isu yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi merupakan isu yang sangat sensitive. Pada dasarnya
kesehatan reproduksi merupakan unsur yang dasar dan penting dalam kesehatan umum, baik
untuk laki-laki atau perempuan. Kesehatan reproduksi sangat penting, mengingat dampak
nya juga yang akan terasa dalam kualitas hidup pada generasi selanjutnya. Sejauh mana
seseorang dapat menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara aman dan sehat dapat
tercermin dari kondisi kesehatan selama siklus kehidupannya mulai dari konsepsi, masa
anak, remaja, dewasa hingga masa pasca usia reproduksi.
Oleh karena itu kesehatan reproduksi pada remaja dan kesehatan seksual perlu ditangani
untuk menyiapkan mereka menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Masalah kesehatan reproduksi dan seksual harus dilakukan dengan menghormati kerahasiaan
dan hak-hak privasi
3. Menjelaskan bagaimana mempasilitasi kelompok-kelompok di masyarakat untuk
menggali kemampuan mereka menjawab permasalahan Kesehatan reproduksi dan seksual
 Konseling
Konseling yaitu proses yang berjalan dan menyatu dengan semua asspek
pelayanan Kesehatan reproduksi dan seksual dan bukan hanya informasi yang
diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian
pelayanan.
 Tujuan konseling
 Meningkatkan penerimaan : informasi yang benar, diskusi bebas dengan
cara mendengarkan, berbicara dan komunikassi non-verbal untuk
meningkatkan penerimaan informasi mengenai kespro dan Kesehatan
seksual
 Secara umum tujuan konseling Kesehatan reproduksi ialah memberikan
informasi tentang Kesehatan reproduksi secara benar dan proposional.

Konseling Kesehatan juga membantu klien memperoleh identitas dirinya dalam pilihan prilaku
dan orientasi seks. Meningkatkan pengetahuan seksualitas yang benar serta mengurangi
kecemasan yang dialami klien berkaitan dengan prilaku seksnya. Konseling Kesehatan
reproduksi menghasilkan perubahan kebiasaan prilaku yang bertanggung jawab dan
menganjurkan keterampilan mmengambil keputusan.

 Jenis-jenis konseling
a. Konseling awal
Membantu klien untuk mengganti kemampuan mereka memfasilitasi
mengenai Kesehatan reproduksi dan seksual.
b. Konseling khusus
Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya tentang masalah
Kesehatan reproduksi dan seksual dan mendapatkan informasi yang lebih
rinci
c. Konseling tindak lanjut
Konseling lebih bervareasi dari konseling awal pemberi pelayanan harus
dapat membedakan masalah yang serius yang memerlukan rujukan dan
masalah yang ringan yang diatasi ditempat
4. Yang dibutuhkan perempuan untuk mendukung agar mampu memahami kespro dan
seksual sebagai hak asasi di masyarakat.
Konseling dan pemberian informasi adalah sebuah alat yang cdapat diberikan pada
massyarakat agar mampu memahami Kesehatan reproduksi dan seksual serta hak-hak
seorang perempuan. Konseling dalam artian menunjukan membimbing. Menuntun atau
membantu sekelompok orang dalam membuat pilihan – pilihan secara bijaksana terhadap
tuntunan hidup.
 Langkah – Langkah konseling
G : greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikassi
A : ask
Tanya keluhan dan kebutuhan pasien
T : tell
Beritahu persoalan, ceritakan upaya penyelesaian
H : help
Bantu klien memahami dan menyelesaikan masalahnya
E : explain
Jelaskan cara terpilih agar segera di observasi
R : refer / return visit
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan rujuk

Anda mungkin juga menyukai