Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN

REPRODUKSI PADA REMAJA

DISUSUN OLEH :
FIRNA FELINA ( 21251179P)

PRODI S1 KEBIDANAN KHUSUS KELAS VI.A


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
Pengertian

 Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik,


mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistim reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
 Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja adalah suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan
periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
 TAHAPAN REMAJA

Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan


psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :
 Masa remaja awal/dini (umur 11 – 13 tahun)
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
 Masa remaja pertengahan (umur 14 – 16 tahun)
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
 Masa remaja lanjut (umur 17 – 20 tahun)
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari
teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
 PERUBAHAN FISIK PADA MASA REMAJA

 Munculnya tanda-tanda seks primer ; terjdi haid yang pertama


(menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basah pada
remaja laki-laki.

 Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :


 Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara
bertambah besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis
diatas bibir, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
 Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim
dan vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak,
payudara membesar.
 HAK-HAK REMAJA TERKAIT DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI

 Hak hidup. Ini adalah hak dasar setiap individu tidak terkecuali remaja, untuk terbebas dari
resiko kematian karena kehamilan, khususnya bagi remaja perempuan.
 Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Termasuk dalam hal ini adalah perlindungan
privasi, martabat, kenyamanan, dan kesinambungan.
 Hak atas kerahasiaan pribadi. Artinya, pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja dan setiap
individu harus menjaga kerahasiaan atas pilihan-pilihan mereka.
 Hak atas informasi dan pendidikan. Ini termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan
perorangan maupun keluarga dengan adanya informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
yang memadai tersebut.
 Hak atas kebebasan berpikir. Ini termasuk hak kebebasan berpendapat, terbebas dari
penafsiran ajaran yang sempit, kepercayaan, tradisi, mitos-mitos, dan filosofi yang dapat
membatasi kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.
 Hak terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Hal ini terutama bagi anak-anak dan
remaja untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi, pelecehan, perkosaan, penyiksaan,
dan kekerasan seksual.
 Hak mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan terbaru. Yaitu hak mendapatkan pelayan
kesehatan reproduksi yang terbaru, aman, dan dapat diterima.
 Hak untuk memilih bentuk keluarga. Artinya, mereka berhak merencanakan,
membangun, dan memilih bentuk keluarga (hak untuk menikah atau tidak menikah).
 Hak atas kebebasan dan keamanan. Remaja berhak mengatur kehidupan seksual dan
reproduksinya, sehingga tidak seorang pun dapat memaksanya untuk hamil, aborsi, ber-KB dan
sterilisasi.
 Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi oleh
remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
 1. Perkosaan.
 Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan
untuk menunjukkan bukti cinta.
 2. Free sex.
 Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini
(di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi
menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya
sel kanker pada rahim remaja perempuan.
 3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan
kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama
si remaja perempuan dalam masa subur.
 4. Aborsi. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau
pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan.

5. Perkawinan dan kehamilan dini. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti
hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun
biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan
ibu pada saat melahirkan.
 6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan HIV/AIDS.
 IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut,
maupun dubur. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ
reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.
Pencegahan Anemia

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti


mengkonsumsi pangan hewani (daging, hati, ikan dan
telur) mengkonsumsi pangan nabati (sayuran hijau, buah
buahan, kacang-kacangan, padi-padian) buah-buahan
yang segar dan sayuran yang merupakan sumber vitamin
C yang diperlukan untuk penyerapan besi dalam tubuh.
Hindari konsumsi bahan makanan yang mengandung zat
inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh
karena mengandung tanning yang akan mengurangi
penyerapan zat besi.
2. Suplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb
dalam waktu singkat
Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu zat gizi
kedalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas
pangan.
Faktor-faktor yang Diduga Berhubungan dengan Anemia Ibu
Hamil :
Djaja at all (1994) menyatakan bahwa faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah
sebagai berikut :
1. Faktor sosial ekonomi yang terdiri dari pendidikan, 2.
pekerjaan dan tingkat pengetahuan merupakan salah satu
penyebab mendasar terhadap penyebab anemia.
3. Faktor biomedis ibu meliputi umur ibu hamil, usia
kehamilan, paritas, jarak kelahiran. Serta konsumsi tablet Fe.
Sedangkan menurut (Mochtar, 2005) penyebab anemia
umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan
darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit
kronik.
Kelainan Pertumbuhan Pada Ibu Hamil

Kelainan kongenital atau kelainan bawaan


adalah kelainan yang didapat sejak lahir. Kondisi ini
disebabkan oleh gangguan selama masa
tumbuh kembang janin dalam kandungan. Kelainan
kongenital dapat menyebabkan bayi
lahir dengan kecacatan atau gangguan fungsi pada
organ tubuh atau bagian tubuh tertentu.
Kelainan kongenital dapat terjadi dalam setiap fase
kehamilan. Namun, sebagian besar kasus kelainan
bawaan terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu
saat organ tubuh janin baru mulai terbentuk.
Kelainan ini bisa terdeteksi pada masa kehamilan, saat
bayi dilahirkan, atau selama masa tumbuh
kembang anak.
beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seorang bayi terlahir dengan kelainan
kongenital, yaitu:
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Faktor gizi ibu selama hamil
4. Faktor kondisi ibu hamil
Kelainan kongenital atau kelainan bawaan pada bayi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Kelainan fisik
Kelainan atau cacat fisik pada tubuh bayi yang sering ditemui adalah:
1. Bibir sumbing (celah bibir dan langit-langit).
2. Penyakit jantung bawaan
3. Cacat tabung saraf, seperti spina bifida dan anensefali
4. Kelainan pada kulit, seperti Harlequin ichtyosis
5. Bagian tubuh tidak normal, seperti kaki pengkor atau bengkok.
6. Kelainan bentuk dan letak tulang panggul (dislokasi panggul kongenital).
7. Kelainan pada saluran cerna, seperti penyakit Hirschsprung, fistula saluran cerna, serta atresia anus.
Kelainan fungsional
Kelainan fungsional adalah cacat lahir yang terkait dengan gangguan sistem dan fungsi
organ tubuh. Beberapa jenis kelainan atau cacat fungsional yang sering terjadi adalah:
1. Gangguan fungsi otak dan saraf, seperti Sindrom Down
2. Gangguan metabolisme, seperti hipotiroid dan fenilketonuria.
3. Gangguan pada indra tubuh, seperti tuli dan buta (misalnya akibat katarak bawaan atau katarak
pada bayi).
4. Kelainan pada otot, misalnya distrofi otot dan sindrom cri du chat
5. Kelainan pada darah, misalnya hemofilia, thalasemia, dan anemia sel sabit.
6. Penuaan dini, seperti progeria
Infeksi Torch Pada ibu Hamil

TORCH merupakan gabungan dari empat jenis penyakit infeks yaitu,


Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (infeksi menular seks), dan Herpes. Keempat
jenis penyakit tersebut disebabkan oleh virus dan bakteri bawaan yang dapat
membahayakan janin bila diderita oleh ibu hamil. Penyakit-penyakit tersebut dapat
dengan mudah akan menginfeksi janin dalam kandungan. Infeksi TORCH paling
berbahaya jika terjadi sebelum usia kandungan memasuki usia 12 minggu, karena
periode tersebut adalah proses pembentukan janin dalam kandungan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit TORCH disebabkan oleh virus dan
bakteri bawaan. Misalnya, pada bahan makanan atau minuman seperti daging atau
telur, dan susu hewani yang dimasak tidak sampai matang, sehingga bakteri yang
terdapat pada makanan tersebut tidak mati. Oleh karena itu para ibu hamil tidak
dianjurkan memakan makanan mentah seperti sushi, atau makanan yang dimasak
setengah matang seperti sate daging steak maupun jenis makanan daging yang
dibakar. Selain itu TORCH juga bisa diakibatkan oleh virus atau bakteri dari kotoran
binatang dan kurangnya kebersihan binatang peliharaan seperti, anjing dan kucing.
Untuk itu, saat masa kehamilan Anda perlu lebih menjaga kebersihan hewan
peliharaan.
Cara pencegahan Infeksi Torch Pada Ibu Hamil

Selain menjaga kebersihan tubuh dan tempat tinggal, Anda juga


harus memperhatikan kebersihan bahan-bahan makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Bila Anda akan berpergian ke ruang
publik usahakan untuk memakai masker dan menggunakan hand
sanitizer, karena virus dan bakteri dapat dengan mudah
menyebar lewat udara. Anda juga dapat mencegah penyakit
TORCH dengan melakukan imunisasi seperi vaksin MMR,
Heppatitis B, HPV, dan DPT, sebelum merencanakan kehamilan.
Sedangkan untuk Anda yang sedang program kehamilan, ada
baiknya juga untuk skrining awal apakah ada tanda-tanda infeksi
seperti TORCH, HIV, atau infeksi menular seks lainnya. Tak hanya
itu, Anda juga perlu melakukan serangkaian pemeriksaan
kesehatan mulai dari cek darah hingga urine. Dan tak kalah
penting, selama masa kehamilan jangan lupa untuk rutin
memeriksakan kandungan ke dokter kandungan

Anda mungkin juga menyukai