Anda di halaman 1dari 5

BAHAN

Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi menurut Kemenkes RI (2015) adalah keadaan sehat secara fisik, mental,
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan kesehatan repoduksi
menurut International Conference Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo
terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi
menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan
penanganan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi
usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya seperti
kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.

b. Perubahan Fisik Yang Mulai Menandai Kematangan Reproduksi

Terjadi pertumbuhan yang cepat pada remaja. Perubahan ini ditandai dengan munculnya
tanda-tanda sebagai berikut.

1. Perubahan Seks Primer

Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yaitu ditandai
dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki.

2. Perubahan Seks Sekunder

Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar,
tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi
perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi
dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar
kemaluan dan ketiak (Kemenkes RI, 2010).

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk
bagi kesehatan reproduksi (Taufan, 2010) yaitu:

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah
dan kurangnya pengetahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta
lokasi tempat tinggal yang terpencil).

2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi
reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang
lain, kurangnya peran orang tua dalam mendidik dan menawasi anak, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang memberi kebebasan
secara materi).

4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual).

d. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Secara garis besar, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2. Kesehatan reproduksi remaja

3. Pencegahan dan penanggulangan pada penyimpangan seksual dan napza yang berakibat
pada HIV/AIDS

4. Kesehatan pada usia lanjut

e. Perkembangan Kesehatan Reproduksi Remaja

Masa remaja juga dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam
berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan
psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik
elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu
remaja tersebut. Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja
sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya. Usia reproduksi sehat untuk wanita adalah
antara 20 – 30 tahun. Tetapi banyak remaja saat ini yang hamil saat usia mereka dibawah 20
tahun, meskipun pada usia dibawah 20 tahun secara fisik kondisi organ reproduksi seperti
rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain
itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Salah satu masalah
yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada
remaja adalah perilaku seks bebas (free sex) masalah kehamilan yang terjadi pada remaja usia
sekolah diluar pernikahan, dan terjangkitnya penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.

f. Unsur-Unsur Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja merupakan fase kehidupan manusia yang spesifik, pada saat usia remaja terjadi
peningkatan hormon-hormon seksual. Secara fisik akan muncul apa yang disebut sebagai
tanda-tanda seks sekunder seperti payudara membesar, haid pada perempuan, dan mimpi
basah pada laki-laki. Secara biologis aktivitas organ dan fungsi reproduksi mereka meningkat
pesat tetapi secara psikoloogis aktivitas organ dan fungsi reproduksi mereka meningkat pesat
tetapi secara psikologis dan sosiologis mereka dianggap belum siap menjadi dewasa. Hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja antara lain:
1. Kesehatan Alat Reproduksi

Masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan alat reproduksi ini terjadi remaja
perempuan juga remaja laki-laki. Masalah-masalah yang dihadapi remaja perempuan antara
lain adalah payudara mengeluarkan cairan, benjolan pada payudara, masalah seputar haid
(nyeri haid yang tidak teratur), keputihan, dan infeksi saluran reproduksi.

2. Hubungan dengan Pasangan

Persoalan yang mewarnai hubungan dengan pasangan adalah masalah kekerasan oleh
pasangan, tekanan untuk melakukan hubungan seksual, pasangan berselingkuh dan
bagaimana menghadapi pasangan yang pemarah atau tempramen. Tindakan seseorang dapat
digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa terpaksa,
tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan pasangannya.

3. Masturbasi

Masturbasi atau onani adalah salah satu cara yang dilakukan jika seseorang tidak mampu
mengendalikan dorongan seksual yang dirasakannya. Bahaya onani adalah apabila dilakukan
dengan cara tidak sehat misalnya menggunakan alat yang bisa menyebabkan luka atau infeksi.
Onani juga bisa menimbulkan masalah bila terjadi ketergantungan/ketagihan, bisa juga
menimbulkan perasaan bersalah.

4. Hubungan Seksual Sebelum Menikah

Perkembangan zaman mempengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran pada remaja. Hal ini
dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan remaja pada beberapa tahun yang lalu seperti
berciuman dan bercumbu, kini sudah dianggap biasa. Bahkan, ada sebagian kecil dari mereka
setuju dengan free sex. Perubahan dalam nilai ini, misalnya terjadi dengan pandangan mereka
terhadap hubungan seksual sebelum menikah. Hubungan seksual sebelum menikah juga
berisiko terkena penyakit menular seksual seperti sifilis, gonorhoe (kencing nanah), herps
sampai terinfeksi HIV.

5. Aborsi

Salah satu cara menghadapi kehamilan yang tidak di inginkan adalah dengan melakukan
tindakan aborsi. Aborsi masih merupakan tindakan yang ilegal di Indonesia. Upaya sendiri
untuk melakukan aborsi banyak dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, jamu,
dan lain-lain.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi

Menjaga kesehatan reproduksi sangatlah penting, Terlebih lagi apabila kita masih di usia
remaja. Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga
kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang. Tak hanya untuk menjaga
kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap hal ini juga bisa
menghindari remaja melakukan hal hal yang tidak diinginkan. Memiliki pengetahuan yang tepat
terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya, diharapkan mampu membuat
remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir
ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.

Pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja

1. Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk
menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari
penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat anak
tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi

2. Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada
remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi, remaja
tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi

3. Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak
reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana seksual
yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya terjadi

Penyakit yang timbul apabila tidak menjaga kebersihan organ reproduksi

Wanita :

1. Endometriosis (jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain
di dalam tubuh)

2. Radang panggul (disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam
panggul melalui vagina atau leher rahim)

3. Miom (Daging tumbuh non-kanker dalam rahim yang dapat muncul selama tahun-tahun
masa subur seorang wanita)

4. Kanker pada organ reproduksi wanita (tumor jinak yang tumbuh di rahim)

Pria :

1. Epididimitis (terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis)

2. Orchitis (peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus)

3. Hipogonadisme (terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang cukup)

4. Gangguan prostat (dapat berupa peradangan prostat, pembesaran prostat, atau bahkan
kanker prostat.

Cara menjaga kesehatan reproduksi


1. Mengonsumsi makanan yang sehat

Kesehatan reproduksi juga dapat ditunjang dengan mengonsumsi makanan sehat. Nutrisi yang
diperlukan untuk kesehatan organ intim pria dan wanita di antaranya serat, protein, vitamin,
antioksidan, serta folat. Kandungan ini bisa diperoleh dari kacang kacangan, daging, ikan, susu,
telur, sayur, dan buah-buahan.

2. Sering Mengganti Dalaman

Malas mengganti celana dalam juga dapat memicu timbulnya gatal-gatal dan jamur. Segera
ganti jika celana dalam terasa lembap atau kotor. Penting juga memilih celana dalam dari
bahan yang dapat menyerap keringat dengan baik. Mengganti celana dalam minimal 2 kali
dalam sehari.

3. Menghindari rokok dan alkohol

Rokok dan alkohol tidak hanya menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, tapi juga
mempengaruhi tingkat kesuburan pria maupun wanita. Terlalu banyak merokok juga bisa
menyebabkan impotensi pada laki-laki.

4. Melakukan sunat bagi laki laki

Laki laki sangat dianjurkan untuk menjalani sunat atau khitan. Dalam hadits agama juga sudah
dicantumkan anjuran untuk sunat. Disamping itu, tujuan sunat adalah untuk menghindari risiko
infeksi yang disebabkan oleh kotoran menumpuk

5. Berolahraga secara teratur

Selain mengonsumsi makanan sehat, langkah menjaga kesehatan organ reproduksi juga dapat
dilakukan dengan rutin berolahraga. Melakukan aktivitas tersebut secara teratur dapat
mencegah obesitas, meningkatkan stamina, serta menyehatkan organ reproduksi seseorang.
Rutin berolahraga juga dapat meningkatkan peluang kehamilan pada wanita.

Manfaat menjaga kesehatan reproduksi

Ada beberapa manfaat apabila kita menjaga kebersihan organ reproduksi yaitu :

1. Terhindar dari berbagai penyakit

2. Mencegah adanya bakteri atau kuman yang menempel pada organ reproduksi

3. Daerah di sekitar organ reproduksi selau sehat dan bebas dari bau tidak sedap

4. Dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman

Anda mungkin juga menyukai