Anda di halaman 1dari 8

Nama : Joice Rosa Agustina Simamora

Kelas : A Reguler 2021


NIM : 04021182126014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
World Health Organization (WHO) pada tahun 1965 mendefinisikan bahwa adolesensia
adalah periode perkembangan antara pubertas, peralihan biologis, dan masa dewasa
yang terjadi pada umur 10-20 tahun. Kemudian pada 1971, WHO mendefinisikan
istilah masa muda (youth) untuk kelompok umur antara 10-24 tahun. Dari definisi
tersebut terbentuk 3 kelompok umur, yaitu 10-14 tahun (adolesensia awal), 15-19 tahun
(adolesensia pertengahan) dan 20-24 tahun (remaja dewasa) (Tukiran dkk, 2015).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak- kanak dengan dewasa dan relatif
belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus
menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yan6g saling bertentangan. Banyak
sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa
dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini
sebagai masa kritis (Djama, 2017).
Masa remaja adalah masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11-19
tahun. Pada masa inimulaiterbentuk perasaan perasaan identitas individu, pencapaian
emansipasi dalam keluarga dan usahanya untuk mendapatkankepercayaan dari ayah
dan ibu. Pada masa peralihan tersebut, individu matang secara fisiologik dan kadang-
kadang psikologik (Anwar, 2015).
2. Perkembangan Fisik pada Remaja
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-
perubahan fisik (meliputi penampilan fisikseperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan
fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual) (Retnowati, 2015). Di dalam masa
pubertas akan terjadi pertumbuhan karakteristik seks sekunder dan dicapainya
kemampuan reproduksi seks. Perubahan fisik yang menyertai perkembangan pubertas
adalah sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari maturasi hipotalamus, stimulasi
organ seks dan sekresi steroid seks (Anwar, 2015).
Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual
primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup
perkembangan organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup
perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri
ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambutrambut pubis,
pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio
(mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh
rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya (Retnowat,
2015)
B. Konsep Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
1. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO, ICPD 1994, adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya
(Maryanti dan Septikasari, 2019).
Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia
10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk
pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi. Seiring dengan
pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan jiwa. Remaja menjadi individu
yang sensitive, mudah menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah tertawa
(Kemenkes, 2018).
Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu yang agresif dan mudah
bereaksiterhadap rangsangan.Remaja mulaimampu berpikir abstrak, senang
mengkritik, dan ingin mengetahui hal yang baru. Bila tidak didasari dengan
pengetahuan yang cukup, mencoba hal yang baru berhubungan dengan kesehatan
reproduksi bisa memberikan dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja
dan keluarga (Poltekkes Depkes Jakarta. 2017).
2. Persiapan Reproduksi
Adapun yang berhubungan dengan persiapan berproduksi yang sehat adalah sebagai
berikut (Poltekkes Depkes Jakarta 1. 2017) :
a. Remaja Pria
Pada remaja pria, dilakukan sirkumsisi. Sirkumsisi adalah memotong atau
membuang seluruh preputium pada alat reproduksi pria. Sebaiknya setiap remaja
pria melakukan sirkumsisi. Karena bila sirkumsisi tidak dilakukan dan kebersihan
penis tidak terpelihara, maka dapat terjadi peradangan glans penis dan preputium
(balanopostitis).
b. Remaja Putri
Untuk mempersiapkan fungsi reproduksi yang sehat, remaja putri perlu memonitor
keadaan tekanan darahnya. Tekanan darah yang tinggi saat bereproduksi akan
memudahkan terjadinya kondisi kegawatdaruratan obstetrik yaitu anemia,
preeklamsia berat dan eklamsia.
c. Tidak Melakukan Hubungan Seksual Pranikah
Hubungan seks adalah perilaku yang dilakukan sepasang individu karena adanya
dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis kedalam vagina. Hubungan seks
pranikah sangat merugikan bagi remaja. Kerugian remaja bila melakukan hubungan
seksual pranikah adalah sebagai berikut:
1) Resiko menderita penyakit menular seksual
2) Remaja putri berisiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Bila ini
terjadi, maka berisiko terhadap tindakan aborsi yang tidak aman dan resiko
infeksi atau kematian karena perdarahan.
3) Trauma kejiwaan (depresi, rasa rendah diri, dan rasa berdosa karena berzina).
4) Remaja putri yang hamil berisiko kehilangan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan.
3. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Penyakit menular seksual
1) Human Immunodeficiency Virus (HIV)
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Infeksi akut
dilaporkan dapat menyebabkan suatu sindrom menyerupai mononucleosis
dengan gejala demam, malaise, nyeri otot, nyeri kepala, kelelahan, ruam
generalisata, sakit tenggorokan, limfadenopati, dan lesi mukokutan yang khas.
Salah satu kesulitan mengenali infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
adalah masa laten tanpa gejala lama, antara 2 bulan hingga 5 tahun. Umur rata-
rata saat diagnosis infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) ditegakkan
adalah 35 tahun
2) Gonorea
Gonore merupakan penyakit menular yang paling sering dijumpai di berbagai
Negara yang lebih maju. Rerata di Negaranegara ini adalah 5-10 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan Negara yang kurang maju (Linda, 2018).Penyakit ini
ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing
nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan
menyerang selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa bagian organ tubuh
lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini dinamakan gonococcus. Kokus
gram negative yang menyebabkan penyakit ini yaitu Neisseria Gonorrhoeae
(Dianawati, 2013).
Gejala Klinis Gonore yaitu pada pria : duh tubuh uretra, kental, putih
kekuningan atau kuning, Wanita : seringkali tanpa gejala, bila ada duh tubuh
putih atau kuning terutama di daerah mulut rahim sehingga perlu pemeriksaan
dalam (Kemenkes, 2018). Konsekuensi kesehatan yang paling penting akibat
infeksi gonore adalah kerusakan tuba fallopi yang berkaitan dengan predisposisi
terjadinya kehamilan ektopik (tuba) dan infertilitas (Linda, 2018).
3) Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa”. Penyakit ini sangat berbahaya.
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau penggunaan barang-
barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik).
Penyebab timbulnya penyakit ini adalah kuman treponema pallidum. Kuman ini
menyerang organ-organ penting tubuh lainnya seperti selaput lendir, anus, bibir,
lidah dan mulut (Dianawati, 2013).
Gejala umum yang timbul pada sifilis yaitu adanya luka atau koreng, jumlah
biasanya satu, bulat atau, lonjong, dasar bersih, teraba kenyal sampai keras,
tidak ada rasa nyeri pada penekanan. Kelenjar getah bening di lipat paha bagian
dalam membesar, kenyal, juga tidak nyeri pada penekanan (Kemenkes, 2018).
b. Kebersihan Organ reproduksi
Organ reproduksi perlu dijaga kebersihannya untuk menghidari terkena penyakit
yang berbahaya. Cara untuk menjaga kebersihan alat reproduksi yaitu :
1) Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
2) Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
3) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
4) Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin
sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang
terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
5) Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agarmencegah terjadinya
penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.
C. Kosep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu,
2017). Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif
terhadap objek tertentu (Notoatmojo, 2014).
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Austutik, 2013 adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu:
a. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola fikir seseorang, semakin bertambahnya
usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikir seseorang.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan seseorang dalam
memahami dan menyerap pengetahuan yang telah di peroleh. Pendidikan dapat
mempengaruhi suatu proses pembelajaran, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuannya.
c. Informasi
Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah
dan lain-lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
d. Sosial budaya dan ekonomi
Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat meningkatkan
pengetahuannya, selain itu status ekonomi juga dapat mempengaruhi pengetahuan
dengan tersedianya suatu fasilitas yang di butuhkan oleh seseorang.
e. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan pengetahuan yang
berada dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
3. Kriteria pengetahuan
Menurut Nursalam, 2016 pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif, yaitu:
a. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
b. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
c. Pengetahuan Kurang : < 56 %
D. Konsep Penyuluhan Kesehatan
1. Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatanjuga suatu proses, dimana prosestersebut mempunyai masukan
(input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping
masukannya sediri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil
yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini
berarti, bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara
tertentu, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu
pendidikan harus disesuaikan. Untuk sasaran kelompok metode, metodenya harus
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus
berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya (Notoatmodjo, 2017).
2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arahperilaku sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya,
perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi
sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka
pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang
diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan
mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat
menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari- harinya (Notoatmodjo, 2017).
3. Faktor Keberhasilan Dalam Penyuluhan
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan
kesehatan, antara lain:
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
menerima informasi baru. Dan akan memudahkan petugas kesehatan dalam
menyampaikan materi penyuluhan kesehatan.
c. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai adat
istiadat dan menganggap sesuatu yang baru merupakan hal yang tabu.
d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi. Seperti
contohnya adalah tokoh agama, dan pejabat Desa seperti lurah, RT, maupun RW
e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan penyuluhan yang
akan disampaikan.
4. Metode dalam penyuluhan
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhankesehatan adalah
(Notoatmodjo, 2017) :
a. Metode Ceramah adalah sutu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah
dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran)
dengan seorang pemimin diskusi yang telah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan
oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan
kemudian.
d. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung
atau peserta tentang sebuah topik diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin.
e. Metode Bermain Peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan
manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan
menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak
terlalu besarjumlahnya.
g. Metode Symposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5
orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
h. Metode Seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai
bidangnya.
5. Media penyuluhan dengan video
Penyuluhan dengan media video menghasilkan retensi memori yang lebih tinggi
dibandingkan penyuluhan dengan media ceramah. Informasi yang diberikan secara
bersama-sama melalui berbagai sumber rangsang menghasilkan pemetaan area sensorik
yang umum dan meluas pada korteks sehingga melibatkan lebih banyak neuron dalam
proses asosiasi menuju penerimaan, penyimpanan, dan pemanggilan informasi.
Semakin rumit rangsang yang diberikan dan membutuhkan keterlibatan aktivasi otak
bilateral, meningkatkan jumlah region otak yang teraktivasi dan menimbulkan retensi
memori yang makin baik (Putri dkk, 2016).
Penggunaan video sebagai sarana penyuluhan kesehatan kini mulai dikembangkan
seiring dengan kemajuan teknologi saat ini. Penyuluhan kesehatan melalui media video
memiliki kelebihan dalam hal memberikan visualisasi yang baik sehingga
memudahkan proses penyerapan pengetahuan.Video termasuk dalam media audio
visual karena melibatkan indera pendengaran sekaligus indera penglihatan. Media
audio visual ini mampu membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas
seperti mengingat, mengenali mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta
dan konsep (Kustandi, 2016).
KERANGKA TEORI

Penyuluhan kesehatan Tingkat pengetahuan


reproduksi menggunakan remaja
video

Faktor keberhasilan dalam


Faktor yang
penyuluhan:
mempengaruhi tingkat
1. Pendidikan pengetahuan: Pendidikan:
2. Sosial Ekonomi 1. Usia
3. Adat istiadat 2. Pendidikan
4. Kepercayaan 3. Informasi
masyarakat 4. Sosial Ekonomi
5. Ketersediaan waktu 5. Lingkungan
di masyarakat

Keterangan :
Variabel terikat (dependent) : Tingkat pengetahuan remaja
Variabel bebas (indepen dent) : Penyuluhan kesehatan reproduksi menggunakan
video
: variabel yang diteliti

: variabel tidak diteliti


BAB III
METODE PENELITIAN

A. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan atau asumsi tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian
(Nursalam, 2013).
Hipotesis dari penelitian ini adalah Ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi
menggunakan video terhadap tingkat pengetahuan remaja.

Anda mungkin juga menyukai