PENDAHULUAN
sumber daya manusia yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas. Remaja
negara. Hal ini karena posisinya sebagai tunas penerus dan penentu masa
depan bangsa di kemudian hari, oleh karena itu keberadaan kelompok remaja
tidak bisa diabaikan. Pada masa remaja khususnya remaja puteri akan
mengalami perubahan fisik yang pesat, yang menjadi pertanda biologis dari
pesat, baik fisik maupun psikologis. Kejadian yang penting dalam remaja
Menurut data WHO tahun 2019 terdapat 85% wanita yang mengalami
gangguan menstruasi pada remaja putri yang paling dirasakan adalah adanya
menstruasi yang sering dialami adalah dismenore yaitu rasa nyeri pada saat
menstruasi, hipermenorea haid lebih lama dari normal, dan amenorea yaitu
stres, kelenjar gondok, hormon prolaktin berlebihan dan status gizi (Dikes
oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2019 menunjukkan bahwa dari
127 siswa (29,19%). Remaja dengan kelompok 10-19 tahun dibagi dalam dua
terminasi yaitu remaja awal pada rentang umur 10-14 tahun dan remaja akhir
secara fisik pada remaja ditandai dengan adanya perubahan penampilan fisik
mengandung pembuluh darah karena sel telur ovum tidak dibuahi. Pada masa
ini ditandai adanya peningkatan pada kadar Lutenizinng Hormon (LH) dan
dan sosial yang utuh bukan hanya terbebas dari penyakit serta kecacatan
dianggap tabu & sering kali kurang mendapat perhatian. Organ reproduksi
perhatian & perawatan lebih ekstra terutama daerah vagina, hal ini
membersihkan menggunakan air yang bersih dari arah depan (Vulva) ke arah
belakang (Anus), dapat mencegah bakteri masuk dari arah belakang (Anus)
4
merupakan pada awal dari usaha dalam menjaga kesehatan tubuh secara
(Kissanti, 2009)
vulva hygiene saat menstruasi sebagian besar masuk dalam kategori cukup
remaja putri sejak dini merawat kebersihan genetalia dengan vulva hygiene
secara tepat.
(Fauziah, 2012).
Salah satu gangguan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin
saat menstruasi. Remaja puteri akan mengalami gejala yang paling sering
seperti kurang gizi dan alergi makanan, lingkungan, stres, kurang menjaga
2017).
6
benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada
pada remaja yang perlu disosialisasikan sedini mungkin agar remaja putri
terhindar dari penyakit infeksi akibat hygiene yang tidak baik pada saat
reproduksi dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain faktor social ekonomi dan
masalah kesehatan dan mengambil tindakan yang perlu untuk sembuh dari
vulva hygiene, hal ini disebabkan karena tentang kurangnya pengetahuan dan
remaja putri yang mengerti tentang vulva hygiene pada saat menstruasi dan 7
remaja putri lainnya belum mengerti tentang vulva hygiene pada saat
2020”.
Tahun 2020”.
menstruasi.
8
kesehatan, serta dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan acuan bagi
mahasiswa lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
1. Tahu (know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
2. Memahami (comprehension)
yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
yang lain.
4. Analisis (analysis)
dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis)
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk
baru
6. Evaluasi (evaluation)
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
yaitu:
a. Umur
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
b. Pengalaman
(Notoadmodjo, 2010).
12
c. Pendidikan
2011).
d. Pekerjaan
e. Jenis Kelamin
2. Faktor eksternal
a. Informasi
b. Lingkungan
fisik)
c. Sosial budaya
pengetahuan, yaitu:
b. Pengalaman pribadi
2. Cara modern
a. Metode induktif
umum.
b. Metode deduktif
yang khusus.
kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini
berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan
lain :
haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5
pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki
usia sebelah atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia
telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama
pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus
secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan
pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-
1) Pinggul
2) Payudara
3) Rambut
4) Kulit
5) Kelenjar
6) Otot
7) Suara
Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak
perempuan.
awal.
dewasa.
karena bisa dilakukan di mana saja. Selain itu, lebih efektif dalam
juga yaitu tidak ampuh pada tangan yang cukup kotor dalam
manfaat diantaranya :
sedap.
3 faktor yaitu :
kebiasaan.
tersedia air bersih. Tetapi jika tidak tersedia air bersih maka dengan
perilaku.
bakteri pathogen.
2-3 kali dalam sehari atau setiap 4 jam sekali, atau setiap saat
saat perlu saja dan jangan terlalu lama, paling tidak 3-6 jam
sehari.
terdiri dari fase folikel, fase ovulasi, fase luteal. Siklus di endometrium
terdiri atas 3 fase yaitu fase proliferatif, fase sekretorik, fase menstruasi
1. Siklus di Ovarium
a. Fase Folikel
b. Fase ovulasi
c. Fase luteal
Umumnya pada fase pasca ovulasi ini wanita akan lebih sensitif.
2. Siklus di Endometrium
a. Fase proliferatif
27
cepat berlangsung kurang lebih sekitar hari ke-5 sampai hari ke-
kembali.
b. Fase sekretorik
c. Fase Menstruasi
2014).
1. Estrogen
kuantitas dan kualitas vagina dan cairan serviks agar dapat diterima
29
2. Progesteron
implantasi.
denyutan.
5. LH (Luteinizing Hormone)
6. Lactotrophic Hormone/LTH(Prolaktin)
sel telur dan fungsi korpus luteum. Saat terjadi kehamilan prolaktin
BAB III
yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
BAB IV
METODE PENELITIAN
metode deskriptif yaitu peneliti ingin memperoleh data dan fakta-fakta dari
permasalahan yang telah ada dan mencari informasi serta gambaran yang
jelas tentang pengetahuan remaja puteri tentang vulva hygiene pada saat
diteliti yaitu variabel pengetahuan remaja puteri tentang vulva hygiene dan
rancangan penelitian ini termasuk cross sectional dimana semua data yang
yang bersamaan) dan hanya diobservasi sekali saja, dan dari segi jenis data
penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini
(Sugiyono, 2016).
Sugiyono (2011) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi
yang digunakan adalah total populasi yaitu semua remaja putri SMA NW
data (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Editing
2. Coding
3. Tabulating
BAB V
HASIL PENELITIAN
siswa.
baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1
berikut :
No Pengetahuan n %
1 Baik 6 17,2
2 Cukup 11 31,4
3 Kurang 18 51,4
Jumlah 35 100
Sumber : (Data Primer Diolah, Tahun 2020)
orang (51,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 6
orang (17,2%).
BAB VI
PEMBAHASAN
(17,2%).
40
oleh sebagian besar remaja putri yang ada di SMA NW Mataram, karena
remaja putri perlu merawat alat kelamin dengan baik. Jika dilihat dari hasil
kurang tentang vulva hygiene, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi
maupun dari tempat pelayanan kesehatan. Selain itu, dipengaruhi oleh usia
semakin tua usia remaja putri maka pengetahuan yang didapat akan
teman.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat banyak cara
(Kurniawan, 2008).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007)
bahwa pengetahuan siswa tentang vulva hygiene juga dapat diperoleh melalui
hygiene melalui media cetak seperti majalah, leaflet, buku tentang kesehatan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shanti
pada saat menstruasi bisa menyebabkan virus dapat berkembang biak dalam
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
remaja putri tentang vulva hygiene agar pengetahuan remaja putri dapat
DAFTAR PUSTAKA