Anda di halaman 1dari 20

JURNAL

KODE JURNAL N

PENTINGNYA REMAJA MEMAHAMI DAN MENJAGA


KESEHATAN SISTEM REFRODUKSINYA

Untuk syarat mengikuti Latihan Khusus

Kohati HMI CABANG TASIKMALAYA

Disusun oleh:

Helen Riska Widiyawaty

Korps HMI-Wati

Himpunan Mahasiswa Islan Cabang Tasikmalaya

2021
PENTINGNYA PEREMPUAN MENGETAHUI DAN MENJAGA KEBERSIHAN
SISTEM REFRODUKSINYA

Helen Riska Widiyawaty

helenriska01@gmail.com

083134391978

Abstrak

Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi khususnya pada
perempuan. Upaya-upaya promosi dan prevensi kesehatan perempuan pada kelompok
perempuan sehat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kondisi kesejahteraan perempuan dan
meminimalisir pencegahan-pencegahan penyakit yang sering menyerang perempuan salas
satunya kanker serviks dan payudara. Jurnal ini menjelaskan tentang pentingnya perempuan
mengetahui dan menjaga kebersihan sistem refroduksinya.

Kata kunci; menjaga kebersihan; pencegahan penyakit; kesehatan reproduksi perempuan

A. PENDAHULUAN
Di zaman sekarang tentu kita tidak asing lagi mengenai organ reproduksi. Organ
reproduksi adalah organ seks dalam tubuh yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual.
Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon yang juga merupakan aksesoris
penting untuk sistem reproduksi. Organ ini juga dibagi menjadi dua, yaitu organ reproduksi
wanita dan organ reproduksi pria. Adapun organ reproduksi pada wanita antara lain tuba
fallopi, ovarium, vagina, serviks, dan uterus. Adapun organ reproduksi pada pria antara lain
penis, skrotum, dan testis.
Kondisi saat ini kesehatan reproduksi di Indonesia masih belum sesuai yang diharapkan
dibandingkan dengan keadaan di negara-negara ASEAN lain. Indonesia masih tertinggal
dalam banyak aspek kesehatan reproduksi khususnya pada perempuan (Siswono, 2003).
Selain target angka kematian ibu pada Millineum Development Goals 2015 yang tidak
tercapai, masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia
semakin hari semakin komplek, seperti penyakit keganasan kanker serviks, kanker
payudara, infeksi HIV/AIDS,
kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan/ KDRT, serta permasalahan keluarga berencana
yang selama bertahun-tahun selalu menjadikan wanita sebagai sasaran utama (Riskesdes,
2013;Globocan, 2012;Dirjen P2P Kemenkes, 2016; Komisi Nasional Anti Kekerasan
Perempuan, 2016).
Gambaran kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia meliputi prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk (Riskesdas, 2013). Penyakit ini menjadi penyebab
kematian nomor 7 dari seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Selain itu di Indonesia
estimasi insidens penyakit kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan dan 17 per
100.000 perempuan pada kanker Rahim (Globocan, 2012). Tidak hanya kasus kanker, kasus
infeksi berkaitan dengan reproduksi perempuanpun terus meningkat dari tahun ketahun. Saat
ini jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan, khusus nya penderita
perempuan dari tahun 2012 sampai 2014 menunjukan peningkatan jumlah penderita
perempuan yaitu dari 9318 penderita ke 12.279 penderita. Sedangkan Jawa Barat merupakan
provinsi dengan urutan ke empat penderita HIV AIDS di Indonesia dengan jumlah penderita
yang tercatat sebanyak 18.727 orang (Dirjen P2P Kemenkes, 2016). Dengan meningkatnya
jumlah penderita HIV AIDS maka semakin meningkat resiko perempuan terhadap penyakit
tersebut.
Selain kasus-kasus penyakit reproduksi wanita tersebut di atas, masalah sosial budaya
yang juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi wanita adalah kekerasan
terhadap perempuan (Komisi Nasional Anti Kekerasan Perempuan, 2016). Berdasarkan data
Komisi Nasional Anti Kekerasan Perem

puan (2016) jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol adalah KDRT
yang mencapai angka 11.207 kasus (69%). Data tersebut juga melaporkan kekerasan yang
dialami perempuan yang terbanyak adalah fisik 4.304 (38%), kekerasan seksual 3.325 kasus
(30%), psikis 2.607 (23%) dan ekonomi 971 kasus (9%). Masalah lain adalah perdagangan
perempuan, diperkirakan sekitar 2-3 juta perempuan diperdagangkan diberbagai penjuru
dunia pertahunnya dan paling sedikit satu diantara 5 penduduk perempuan dalam
kehidupannya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan oleh laki-laki
(Pinem, 2009).
Data-data diatas menggambarkan perempuan Indonesia beresiko terhadap berbagai
masalah kesehatan, upaya- upaya promosi dan prevensi kesehatan serta memahami
pentingnya menjaga kesehatan refroduksi pada kelompok perempuan sehat sangat dibutuhkan
mengingat selama ini kelompok sehat ini kurang memperoleh perhatian dalam upaya
kesehatan
masyarakat. Padahal kelompok orang sehat di suatu komunitas sekitar 80-85 % dari populasi.
Promosi dan prevensi yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kondisi kesehatan
wanita antara lain pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan vagina sendiri, pap smear,
konsultasi KB, latihan kegel dan pencegahan kekerasan perempuan (Durham, R., & Chapman,
L, 2014
Menurut WHO perempuan jarang dalam memperhatikan kebersihan pada organ
genitalia eksternanya. Infeksi pada vagina setiap tahunnya menyerang perempuan di seluruh
dunia 10- 15% dari 100 juta perempuan, contohnya remaja yang terkena infeksi bakteri
kandida sekitar 15% dan mengalami keputihan. Kejadian tersebut dikarenakan remaja tidak
mengetahui permasalahan seputar organ reproduksi (Abrori etal., 2017).
Menurut Murti & Lutfiyati (2017) kesehatan reproduksi di kalangan wanita merupakan
masalah yang penting untuk diperhatikan. Masalah kesehatan organ reproduksi pada remaja
perlu mendapat perhatian yang serius, karena masalah tersebut paling sering muncul pada
negara-negara berkembang termasuk Indonesia (Nurhayati, 2013). Sering kali remaja
mengabaikan pentingnya berperilaku sehat terutama dalam menjaga organ vagina agar
terhindar dari berbagai penyakit yang sering dijumpai pada kesehatan organ vagina. Masalah
remaja dengan organ reproduksinya kurang mendapatkan perhatian karena umur relatif muda,
masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi
masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya (Suriani &
Hermansyah, 2014). Padahal banyak sekali penyakit yang dapat terjadi jika kita tidak menjaga
dan membersihkan organ vagina dengan benar, itu sebabnya penting memahami dan
mengetahui tentang kebersihan organ vagina.
Dalam Jurnal Mardalena etal. (2015) menyebutkan salah satu yang menjadi faktor
utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga kebersihan diri salah satunya kebersihan
organ reproduksi. Untuk menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan bersih harus
memperhatikan kebersihan perseorangan atau personal hygiene (Karyati et al., 2014). Oleh
karena itu, memahami dan mengetahui tentang cara membersihkan organ vagina dengan benar
sangat penting dalam menjaga kesehatan reproduksi. Perawatan diri atau kebersihan diri
(personal hygine) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
B. PEMBAHASAN
Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan setiap manusia.
Dulu, pembicaraan tentang organ reproduksi masih sangat tabu, bukan berarti sekarang
sudah tidak lagi hanya saja masih ada kalangan orang yang menganggap hal itu tidak
pantas untuk dibicarakan. Promosi kesehatan reproduksi pada remajapun sering
dikonotasikan sebagai pendidikan seks di mana sebagian masyarakat di Indonesia masih
menganggap tabu hal ini. Telah banyak berita-berita yang tersiar melalui media
elektronik ataupun media cetak yang memuat berita tentang kesehatan reproduksi dan
kaitannya dengan seks. Sekarang, informasi tentang seks dapat diperoleh dan diakses
dengan mudah melalui internet. Bila tidak didasari dengan pengetahuan yang cukup,
mencoba hal baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bisa memberikan
dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga.
Masalah kesehatan yang dapat diakibatkan karena kebersihan organ reproduksi yang
kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks, keputihan,
iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Hal tersebut berkaitan
dengan saluran kemih bagian bawah wanita lebih pendek, sehingga dapat dengan mudah
terpapar kuman dan bibit penyakit. Kuman tertentu dan jumlah tertentu dapat
menimbulkan peradangan dan dapat menimbulkan rasa sakit. Oleh sebab itu, sangat
penting untuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk
kedalam alat kelamin dan saluran kencing wanita (Yanti, 2011).
Masalah kesehatan reproduksi perlu mendapat sosialiasi yang luas terutama untuk calon
ibu , mereka harus mengetahui persoalan reproduksi yang akan dialaminya berikut
mendapatkan jalan keluar.Tanpa mengenal organ kesehatan reproduksi dengan baik maka
dikhawatirkan para calon ibu buta sama sekali dan akhirnya bisa berakibat pada
keharmonisan hubungan suami isteri.Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan, tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi dan prosesnya.Masalah kesehatan reproduksi, terkait dengan terganggunya sistem,
fungsi dan proses alat reproduksi, yang dapat berakibat pada keharmonisan hubungan
suami-isteri bahkan dapat mengganggu kelancaran proses kehamilan dan
persalinan.Setiap pasangan suami-isteri disarankan untuk memeriksa dan merawat
organ kesehatan reproduksi
masing-masing agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik dan normal. Usia ideal
perkawinan untuk laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun. "Usia 25
tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi dan
sosial.Begitupun usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi,
kepribadian dan sosialnya. Khusus untuk perempuan. usia kurang dari 21 tahun, rahim
dan pinggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan terjadi kesulitan
dalam persalinan. Menurut Barbara Nash dan Patricia Gilbert, organ-organ reproduksi
merupakan subyek dari berbagai penyakit. Untuk mencegah hal tersebut pengetahuan dan
pemahaman sejak dini tentang organ reproduksi dan kesehatan reproduksinya merupakan
hal yang sangat penting bagi setiap remaja baik pria maupun wanita sehingga ia akan
lebih mampu menjaga kesehatan reproduksinya.Untuk itu, perempuan dan laki-laki perlu
meningkatkan pengetahuannya mengenai kesehatan reproduksi agar tercipta kondisi
kesehatan reproduksi yang optimal. kesehatan reproduksi yang dimaksud yaitu suatu
keadaan yang sejahtera baik secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga
kesehatannya, diharapkan mampu membuat kita lebih bertanggung jawab. Terutama
mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat
merugikan.Seperti memberikan pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat
reproduksi dan memberikan info tentang risiko penyakit yang bisa diderita apabila tidak
menjaga kesehatan organ reproduksi dengan baik.
Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan salah satu alternatif, dengan memberikan
informasi kepada remaja perempuan agar mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan
reproduksi kewanitaan agar terhindar dari penyakit organ reproduksi mereka yaitu
memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pada remaja
putri dan bagaimana menjaga kebersihan organ reproduksi (Sari, 2016).
ANATOMI ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN
Secara anatomi organ reproduksi perempuan terdiri dari : 1) organ reproduksi
ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi klitoris, dan lubang vagina. 2)
Organ reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).
OVARIUM (Ovary) Terletak di dalam rongga abdomen, menggantung dan bertautan
melalui mesenterium ke uterus. Setiap ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang
keras dan mengandung banyak folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur dan
dikelilingi oleh satu atau lebih sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi
sel telur yang sedang berkembang. Seorang perempuan memiliki kira-kira 400.000 buah
folikel yang dibawanya sejak lahir dan folikel ini sudah terbentuk sebelum kelahirannya.
Dari jumlah folikel tersebut, hanya beberapa, ratus ribu saja yang dapat membebaskan sel
telur selama tahun-tahun reproduksi seorang perempuan, mulai dari pubertas sampai
tercapainya masa menopause. Umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan sel
telurnya setiap satu siklus menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks
utama yaitu ; estrogen. Ovulasi terjadi apabila sel telur yang matang didorong keluar dari
folikel, sedangkan sisa jaringan folikel akan berkembang di dalam ovarium membentuk
massa yang padat yang disebut korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan tambahan
estrogen dan progesteron yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama
kehamilan. Apabila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel
baru akan mengalami pematangan selama siklus berikutnya. Sistem reproduksi wanita
tidak sepenuhnya tertutup, sel telur dilepaskan kedalam rongga abdomen dekat
pembukaan oviduk atau saluran telur atau tuba falofi. Oviduk mempunyai pembukaan
yang mirip corong dan silia yang terdapat pada epitelium bagian dalam yang melapisi
duktus akan membantu menarik sel telur dengan cara menarik cairan dari rongga tubuh
kedalam duktus tersebut. Silia (rambut getar) juga mengirimkan sel telur tersebut
menuruni duktus tersebut sampai ke uterus atau rahim. Uterus adalah organ tebal dan
berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk menampung fetus dengan
bobot 4 kg. Lapisan bagian dalam uterus yang disebut endometrium dialiri oleh
pembuluh darah yang sangat banyak. Leher uterus disebut serviks, yang membuka ke
dalam vagina. Vagina merupakan ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran
kelahiran yang dilalui bayi saat lahir,
dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi. Himen merupakan
membran bervaskuler yang menutupi sebagian lubang vagina mulai saat kelahiran , dan
umumnya sampai pada saat pertama kali hubungan kelamin atau kegiatan fisik yang
dapat merobeknya. Lubang vagina dan lubang uretra, yang terpisah terletak didalam
daerah yang disebut vestibula, yang dibatasi oleh sepasang lipatan kulit tipis yaitu labia
minora dan satu pasang tonjolan lagi yang berlemak dan tebal disebut labia mayora yang
merupakan pembungkus dan pelindung dari labia minora dan vestibula. Dibagian ujung
depan dari vestibula terdapat klitoris yang terdiri atas batang pendek yang menyokong
sebuah gland atau kepala, yang bundar, dan ditutupi oleh tudung kulit kecil yang disebut
preputium. Selama proses perangsangan seksual, klitoris, vagina, dan labia minora
dipenuhi dengan darah dan membesar. Sebagian besar dari tubuh klitoris terdiri dari
jaringan erektil. Klitoris merupakan salah satu titik paling sensitif dalam perangsangan
seksual dan diperkaya oleh saraf. Selarna proses perangsangan seksual, kelenjar Bartholin
yang terletak dilubang vagina, mensekresikan mukus ke dalam vestibula yang
menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan kelamin.
FUNGSI REFRODUKSI PEREMPUAN
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap
bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedatam saluran
telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria ( spermatozoa ) membentuk
organisme baru yang disebut Zygote, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -
sifat genetikrrya. Sefanjutrrya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk
kedalam rahim. Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan
berkembang men)adi mudigah. Mudlgah selanJutnya tumbuh dan berkembang sebaga! janin
yang kemudlan akan lahir pada umur kehamilan eukup bulan. tvlasa subur pada siklus haid 28
hari, terjadi sekitar hari ke empatbelas dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan
dad indung telur hanya benumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.
PEREMPUAN PENTING UNTUK MENJAGA KESEHATAN REFRODUKSINYA
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan reproduksi adalah kondisi sejahtera
sepenuhnya dari segi fisik, mental, sosial, fungsi, dan proses yang berkaitan dengan sistem
reproduksi.Kesehatan reproduksi juga berarti seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
aman, memuaskan, serta kemampuan untuk bereproduksi sesuai dengan kehendaknya.Sistem
reproduksi sendiri diperlukan bagi makhluk hidup untuk menghasilkan, melindungi, serta
mengangkut sel telur atau sperma.Pria dan wanita memiliki sistem reproduksi yang berbeda, baik
dari segi bentuk, fungsi, maupun struktur yang mendukungnya.
Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan
vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan skrotum (buah
zakar).Khususnya pada wanita, sistem reproduksi juga bertanggung jawab untuk
mempertahankan kehamilan dan menjadi tempat bertumbuh kembangnya janin sampai waktunya
lahir.Namun, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa sistem reproduksi mereka adalah bagian
yang paling rapuh di dalam tubuh.Jika kita sebagai perempuan tidak pintar dalam menjaga
kesehatan reproduksi, kita berisiko mengalami berbagai gangguan reproduksi di kemudian hari.

Beragam masalah kesehatan reproduksi yang mungkin terjadi jika perempuan tidak menjaga
kebersihan refroduksinya adalah sebagai berikut:
a. Masalah kesuburan
Kesehatan reproduksi yang tidak dijaga dengan baik berisiko mengakibatkan
ketidaksuburan alias mandul, entah itu pada pria maupun wanita.Ketidaksuburan adalah
kondisi di mana sistem reproduksi tidak dapat menghasilkan keturunan. Kondisi ini
tergolong serius dan cukup umum ditemukan.Menurut WHO, diperkirakan sebanyak 48
juta pasangan dan 186 juta individu di dunia mengalami masalah ketidaksuburan.
b. Penyakit menular seksual
Selain ketidaksuburan, penyakit menular seksual juga menjadi ancaman jika Anda tidak
memperhatikan kesehatan reproduksi.Aktivitas seks yang tidak aman, seperti tidak
memakai kondom atau bergonta-ganti pasangan seksual, meningkatkan risiko seseorang
untuk terkena penyakit menular seksual.Beberapa contoh penyakit yang timbul akibat
kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan sistem reproduksi
adalah:Gonore,Trikomoniasis, Klamidia,Sifilis,HPV,HIV
TIPS MENJAGA KESEHATAN REFRODUKSI

a. Merawat kebersihan organ intim dengan baik


Memelihara kebersihan alat kelamin adalah salah satu bentuk komitmen untuk menjaga
kesehatan reproduksi.Kelamin yang kotor dan tidak terawat tentu membuat pasangan
ogah- ogahan untuk berhubungan seks dengan Anda.Selain itu, organ intim yang kotor
juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang dapat mengganggu kerja sistem
reproduksi.Menjaga kebersihan organ reproduksi tidak perlu cara-cara yang repot, Anda
perlu lakukan cara seperti:
a) Selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil, serta sebelum dan setelah
melakukan hubungan seksual.
b) Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
c) Hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal
douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
d) Mengganti celana dalam setiap hari dan pastikan bahan celana yang digunakan mampu
menyerap keringat dengan baik.
e) Bagi pria, pertimbangkan untuk sunat guna menghindari risiko infeksi bakteri di
penis.Jika pria tidak disunat, kulit kulup yang tidak diangkat tersebut dapat menjadi
tempat berkumpulnya kotoran.Alhasil, kotoran tersebut dapat menumpuk dan
menyebabkan infeksi bila terus dibiarkan.
b. Makan makanan sehat
Cara lain untuk menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan memperhatikan apa
yang masuk ke dalam tubuh kita.Kita terbiasa makan makanan yang sehat dan bergizi
tinggi, tubuh akan terasa makin sehat dan bugar.Kita juga akan terhindar dari berbagai
penyakit, termasuk penyakit yang menyerang sistem reproduksi.Ditambah lagi, asupan
nutrisi yang tepat juga dapat membantu tubuh memproduksi sel sperma dan sel telur yang
sehat serta berkualitas.Makanan sehat juga mempersiapkan tubuh wanita untuk menjalani
kehamilan tanpa hambatan komplikasi.
Menurut laman Harvard Health Publishing, berikut tips memilih makanan yang sehat
untuk kesehatan reproduksi Anda:
a) Hindari lemak trans
b) Makan lebih banyak minyak sayur tak jenuh
c) Penuhi kebutuhan protein dari sayur, seperti kacang, tahu, serta biji-bijian
d) Pilih karbohidrat yang kaya akan serat, seperti gandum utuh, sayur, buah, dan kacang
e) Minum susu murni
f) Minum multivitamin, seperti asam folat
g) Penuhi kebutuhan zat besi, seperti dari bayam, kacang, labu, tomat, dan buah bit
c. Berhubungan seks yang aman
Berhubungan seks yang aman didefinisikan sebagai segala bentuk tindakan pencegahan
untuk melindungi diri dan pasangan dari risiko penyakit menular seksual.Seks yang aman
juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menghindari kehamilan yang tidak
direncanakan.Namun, prinsip melakukan seks yang aman tidak hanya terfokus pada
pemakaian kondom saja.Beberapa hal yang merupakan bentuk perilaku seks aman untuk
menjaga kesehatan reproduksi, di antaranya:
a) Menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, atau KB IUD.
b) Tidak bergonta-ganti pasangan seks.
c) Menjaga kebersihan organ intim sebelum dan setelah seks.
d) Cek dan ricek riwayat seksual diri sendiri dan pasangan.
e) Melakukan tes penyakit kelamin secara berkala.
d. Rajin cek kesehatan reproduksi ke dokter
Beberapa orang mungkin baru memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi ketika sedang
merencanakan kehamilan.Padahal, meski Anda sedang tidak berencana hamil, sistem
reproduksi tetap harus diperiksa secara rutin guna mencegah berbagai penyakit di
kemudian hari yang bisa muncul tanpa gejala.Salah satu contohnya adalah penyakit
endometriosis yang menyerang wanita. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat,
penyakit ini bisa membuat wanita sulit hamil.Selain itu, penyakit infeksi yang menyerang
testis atau penis juga berisiko membuat pria sulit menghamili pasangannya.Atas dasar
inilah, baik pria maupun wanita sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan
mereka di klinik, rumah sakit, atau laboratorium kesehatan.Biasanya, pemeriksaan organ
reproduksi berfokus pada risiko infeksi, penyakit menular seksual, dan penyakit bawaan
yang mungkin diturunkan dari orangtua.
Berikut beberapa jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi yang paling umum dilakukan:
a) Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count)
b) Pemeriksaan urin
c) USG
d) HSG
e) Tes penyakit kelamin, seperti tes sifilis dengan uji VDRL
f) Pap smear
e. Terapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh yang akan ikut
memengaruhi kesehatan sistem reproduksi Anda.Itu sebabnya, jika Anda seorang perokok dan
peminum alkohol, sebaiknya usahakan untuk menghentikan kedua kebiasaan buruk ini.
Memang tidak mudah memang, tetapi tidak mustahil juga bila upaya tersebut diiringi dengan niat
dan tekad yang kuat.
Hygiene (kebersihan) adalah berbagai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki
kesehatan. Jadi, perilaku hygiene alat vital adalah usaha untuk mempertahankan atau
memperbaiki kesehatan dengan memelihara kebersihan alat vital. Kebersihan alat vital, baik
pria maupun wanita dapat mengurangi resiko timbulnya kanker serviks. Alat vital wanita
mudah terkena bakteri yang menimbulkan bau tak sedap di daerah kelamin dan infeksi.oleh
karena itu, wanita perlu menjaga kebersihan alat vital dengan cara, antara lain:
a. Mencuci vagina setiap hari dengan cara membasuh dari arah depan (vagina) ke
belakang (anus) secara hati-hati menggunakan air yang bersih setiap setelah buang air
dan mandi.
b. Setelah membasuh alat vital, biasakan mengeringkan alat kelamin dengan handuk
atau lap yang bersih sebelum mengenakan pakaian dalam untuk menghindari suasana
lembab yang dapat menyebabkan jamur lebih mudah berkembang.
c. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari. Celana dalam yang digunakan harus
terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
d. Hati-hati dalam penggunaan deodorant, sabun antiseptic yang keras, cairan pewangi
untuk menghilangkan bau di daerah vagina karena dapat berbahaya bagi kesehatan
vagina itu sendiri. Mambasuh vagina dengan cairan kimia akan merusak
keseimbangan yang ada sehingga dapat memungkinkan terjadinya infeksi.
e. Hindari bertukar pakaian dalam dan handuk dengan orang lain karena hal ini
berpotensi untuk menularkan.
f. Dianjurkan mencukur/merapikan rambut kemaluan agar tidak berpotensi untuk
ditumbuhi jamur atau atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal.
g. Saat menstruasi, dianjurkan mengganti pembalut secara teratur 4-5 kali sehari atau
setelah buang air kecil dan mandi untuk menghindari pertumbuhan jamur dan bakteri.
Sebaiknya memilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan baik,
tidak mengandung bahan yang dapat menimbulkan alergi seperti parfum dan gel, dan
melekat dengan baik pada pakaian dalam.

Kanker dan pentingnya wanita melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan, baik umum maupun secara khusus terkait kesehatan
reproduksi, secara rutin akan membantu perempuan tetap sehat dan mengetahui lebih awal tanda
dan gejala suatu penyakit. Banyak penyakit yang pengobatannya seringkali lebih efektif jika
diketahui sejak tahap awal. Terutama kanker serviks dan kanker payudara yang paling banyak
menyerang perempuan.
Berdasarkan data laporan Global Cancer Observatory, pada 2018 terdapat sekitar 58.000
kasus baru kanker payudara dan 32.000 kasus baru kanker serviks di Indonesia. Kedua jenis
kanker tersebut menyebabkan sekitar 22.000 dan 18.000 angka kematian. Artinya setiap satu
jam, ada 2- 3 perempuan yang meninggal akibat kanker payudara atau kanker serviks.
Kedua jenis kanker ini, meskipun merupakan penyakit parah, dapat dideteksi sejak tahap awal
melalui screening yang efektif. Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap organ reproduksi
tersebut dapat mencegah timbulnya kanker. Mari membahas lebih lanjut tentang kanker payudara
dan kanker serviks.
Kanker serviks

Serviks atau bagian leher rahim adalah bagian dari organ reproduksi perempuan. Penyebab
paling umum dari kanker serviks adalah infeksi human papillomavirus (HPV) risiko tinggi secara
terus menerus. Dua tipe HPV yang paling banyak menyebabkan kanker serviks yakni tipe 16 dan
tipe 18, kedua tipe ini menyumbang sekitar 70% dari total kasus kanker serviks.

Faktor risiko kanker serviks lainya adalah melakukan hubungan seksual pertama kali di usia dini,
berganti-ganti pasangan, merokok, dan memiliki masalah dengan kekebalan
tubuh.Perkembangan infeksi HPV dari masa awal infeksi hingga menyebabkan kanker serviks
membutuhkan waktu yang relatif lama, yakni sekitar 3 sampai 20 tahun setelah seseorang
pertama kali terinfeksi virus tersebut.Selama periode ini, perubahan abnormal di dalam sel-sel
tubuh seseorang yang terinfeksi sudah bisa dideteksi melalui screening untuk kanker serviks.

Kanker Payudara

Faktor risiko kanker payudara di antaranya adalah keluarga yang memiliki riwayat kanker
payudara, terlambat menopause, nuliparitas atau belum pernah melahirkan untuk perempuan,
merokok, dan konsumsi alkohol.Screening kanker payudara biasanya dimulai pada usia 40 tahun
dan paling lambat 50 tahun. Metode umum pemeriksaan kanker payudara adalah dengan
mamografi, yakni pemeriksaan menggunakan teknologi sinar-X untuk mengevaluasi
payudara.Mamografi mungkin perlu diulang setiap 1-2 tahun. Pada perempuan dengan payudara
padat, pemeriksaan kanker payudara dengan mamografi sulit diinteretasikan dan terkadang
memerlukan sonografi.Sejak usia 20 tahun, perempuan dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin 3 sampai 5 hari setelah menstruasi.
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan dengan berdiri di depan cermin lalu meraba payudara
untuk mencari benjolan, nyeri, atau perubahan lain. Setiap menyadari adanya perubahan
atau temuan benjolan yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.Pada
perempuan yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara, pemeriksaan genetika bisa
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen. Meskipun bukan alat diagnosis,
pemeriksaan genetika bisa memperkirakan risiko yang dimiliki seseorang sehingga dia dapat
meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan.Kesehatan pada perempuan perlu perhatian lebih
terutama kewaspadaan pada kanker payudara dan kanker serviks. Kedua jenis kanker tersebut
merupakan kanker paling umum yang mengancam kesehatan dan paling mematikan bagi
perempuan.Dua jenis kanker ini bisa dideteksi pada tahap awal sebelum berubah menjadi kanker
dengan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin
C. SIMPULAN
Terdapat hubungan antar pengetahuan kebersihan alat vital dengan perilaku perawatan
kebersihan alat vital. Oleh karena itu perempuan yang memiliki pengetahuan yang baik
mengenai kebersihan alat vital dan memahami manfaat yang akan diperoleh dari menjaga
kebersihan alat vitalnya memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berperilaku baik dalam
menjaga kebersihan alat vitalnya.Kesehatan organ reproduksi merupakan aspek penting dalam
hidup perempuan. Pemeriksaan kesehatan reproduksi penting dilakukan secara rutin apalagi
mengingat sejumlah penyakit yang lebih rentan menyerang perempuan seperti kanker serviks
dan kanker payudara.Hal tersebut terutama mengingat dua jenis kanker yang mayoritas atau
bahkan hanya menyerang perempuan, yakni kanker serviks dan kanker payudara.
Sebagai muslimah berkualitas insan cita penting untuk kita mengetahui bahwasanya menjaga
kebersihan itu memang sebuah kewajiban dan keharusan. Tentang bagaimana cara kita
berprilaku dan bertingkah itu ada dan diatur dalam islam, begitupun dengan kita sebagai
perempuan muslimah berkualitas insan cita bukan hanya menjaga hal-hal yang bersifat umum
kita juga sebagai perempuan diharuskan mengetahui dan menjaga kebersihan sistem refroduksi
kita. Dengan itu perempuan merupakan salah satu subjek kehidupan yang penting, karena ketika
perempuan itu baik dalam artian sehat jasmani dan rohani maka akan melahirkan generasi-
generasi gemilang yang dibutuhkan suatu bangsa.
D. REFERENSI
Andi Mappiare. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. h. 25. 4Zulkifli L.
(2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 63- 64.
Andi Mappiare. Op. Cit. h. 27. 6S yamsul Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. h. 184.
Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Verralls S. ed pertama.Yayasan Essentia
Medica dan Penerbit Andi Yogyakarta; 1996.
Ardhiyana, RR Fera Ayundha Novi. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Perawatan Kebersihan Alat Reproduksi dalam Pencegahan Kanker Serviks pada Siswi Kelas X
dan XI SMA Bhakti Karya Kaloran Temanggung Tahun 2014. Skripsi pada Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan ‘Aisyah Yogyakarta: Dipublikasikan Rahmayanti
Bimbingan ginekobgi per^watan modern untuk kesehatan wanita. Cherry SH. Pionir Jaya
Bandung; 1986.
Barbara Nash dan Patricia Gilbert. (2006). Panduan Kesehatan Seksual. Jakarta: Prestasi
Pustakarya. h. 17.
Carola, R.,J.P. Harley and C.R. Naobeck.1990. Human Anatomy and Physiologi. Mc. Graw-
Hill Publishing Company. New York. 
Eva Ellya Sibagariang, Rangga Pusmaika dan Rismalinda. (2010). Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: CV. Trans Info Media. h. 44.
Ginka, 1989. Antropologi Ragawi. Universitas Airlangga.
Hilir. Sari, P. M. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kejadian
Fluor Albus Remaja Putri SMKF X Kediri. Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016, hlm 1-4.
Johnson, M. and Everitt B. 1988. Essential Reproduction third edition, Blackwell Scientifik
Publication 
Murti, H., & Lutfiyati, A. (2017). Hubungan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Dengan
Kejadian Keputihan Pada Siswi SMAN 1 Galur. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Novita. 2012. Perilaku Perawatan Kebersihan ALat Reproduksi dalam Pencegahan Kanker
Serviks pada Siswi SMAN 9 Kebon Pala Jakarta Timur. Skripsi pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesi
Mardalena, R. M., Sanusi, S. R., & Asfriyati. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan
Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.
Nurhayati, A. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Vaginal Hygiene Terhadap
Kejadian Keputihan Patologis Pada Remaja Putri Usia 13-17 Tahun Di Daerah Pondok Cabe
Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Van Marisca & The Doctors, (2010). Buku Pintar Hidup Sehat.Jakarta: hal 269, 291
Woman's Body. Tubuh wanita serta perubahan-perubahan yang dialaminya. Diagram group.
Penerbit Gunung Jati Jakarta; 1984.
Yanti. (2011). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Pustaka Rihama :Yogyakarta
LAMPIRAN XI

CURRICULUM VITAE CALON PESERTA


LATIHAN KHUSUS KOHATI
HIMPUNAN MAHSISWA ISLAM CABANG TASIKMALAYA
TAHUN 2021

A. INFORMASI DIRI
1. Nama Lengkap : Helen Riska Widiyawaty
2. Tempat/Tanggal lahir : Tasikmalaya, 10 November 2000
3. Alamat : Kp Nagrog Desa Padasuka Kec Sukarame
4. Nomor Tlp/ HP : 083134391978
5. Email : helenriska01@gmail.com
6. Asal Cabang : HMI Cabang Tasikmalaya
B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
1. Perguruan Tinggi : STAI Tasikmalaya
2. Fakultas/Jurusan : PGMI
3. Angkatan/Tahun Masuk : 2019
C. Jenjang Training Tahun Tempat
a. LK 1 (Basic Training) 2019 KOMISARIAT STAI
b. LK 2
c. LK 3
D. PENGALAMAN ORGANISASI
INTERNAL HMI EKSTERNAL HMI/PT LAINNYA
1. BENDUM HMI 1. BENDUM UKM KI 1.
2. 2. WAKIL DEMA 2.
3. 3. 3.
E. Motto Hidup : BERUSAHA, BERDOA, BISMILLAH
Tanda Tangan

(Helen Riska Widiyawaty)

Anda mungkin juga menyukai