Di Susun Oleh:
Sastrawati
STUDI KASUS
Oleh
Sastrawati
1.3 Tujuan
Menerapkan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajeman kebidanan
a. Melakukan pengkajian pada wanita dengan keseharatn reproduksi yaitu
Flour albus.
b. Melakukan diagnosa kebidanan.
c. Menentukan rencana dan implemenrasi pada wanita pra konsepsi.
d. memberikan alternatif pemecahan masalah pada kesenjangan antara teori
dan praktek pada kasus ini.
e. Melaksanakan pendokumentasian asuhan pada wanita.
1.4 Manfaat
1.1.1. Bagi Lahan
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah
ada serta meningkatkan mutu prlayanan kesehatan khususnya untuk
asuhan Askebi kesehatan Reproduksi yaitu keputihan atau Flor albus. Dan
sebagai tolak ukur apakah mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan
kebidanan pada remaja dengan gangguan reproduksi serta
pendokumentasian dengan bentuk SOAP.
1.1.2. Bagi Mahasiswa
Mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari saat perkuliahan
berlangsung untuk memberikan asuhan yang terupdate saat ini. Menambah
pengetahuan dan pengalaman penulis tentang penatalaksanaan asuhan
kebidanan gangguan reproduksi.
Subjektif
Nn. L mengatakan kalau akhir akhir ini mengalami keputihan , tidak
berbau, terasa gatal dan terasa terbakan di area kemaluan dan keluar cairan
kuning kental. Nn. L mengatakan mengalami keputihan sejak 2 minggu yang
lalu sering keluar lendir kental.
Objektive
K/u Baik , Kes : cm
TD: 120/80
Riwayat Kesehatan
Tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, asma
dan riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis. Dan tidak pernah
mengalami riwayat penyakit sistemik lain maupun penyakit kelamin.
Haid teratur, menarch usia 12 tahun saat kelas 1 SMP, kadang nyeri haid, haid
selama 5-6 hari.
Riwayat kesehatan keluraga : tidak ada rpenyakit degenaritif dalam keluarga
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
ASSESMENT
Nn. L umur 17 Tahun dengan Gangguan reproduksi Flour albus
PERENCANAAN
120
a. Memberitahu Nn. L tentang hasil pemeriksaan, yaitu TTV: TD : /80
x x
mmHg, R: 20 /menit, N : 80 /menit, S : 36,5º C dan mengalami
keputihan yaitu keluarnya cairan kental yang berlebihan, berwarna
putih keruh, gatal dan terasa terbakar serta tidak berbau.
b. Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya
yaitu cebok dengan benar dari depan kebelakang agar kuman yang ada
di anus tidak berpindah ke vagina, menggunakan celana yang pas,
berbahan katun, selalu mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari /
celana dalam basah dan menghindari handuk yang bergantiganti dengan
orang lain serta mengeringkan organ kewanitaan secara menyeluruh setelah
mandi atau berenang.
c. Memberikan support mental pada Nn. L supaya tidak cemas bahwa
keputihannya akan sembuh dan penting nya menjaga personal hygiene
khusus nya daerah kewanitaa dengan cara mengganti pakaian dalam bila
basah, memakai celana dalam berbahan katun, hindari memakain celana
Panjang yang ketat dan membersihkan vagina (cebok) dari arah depan ke
belakang, makan makanan yang bergizi, minum air putih yang cukup,
berolah raga, menghindari stress dan minum rebusan bawang atau makan
bawang putih tunggal selama 3 kali dalam seminggu dalam sehati makan 3
kali dan untuk keputihan yang normal tidak perlu pemberian obat obatan
tapi bisa diberikan konseling tentang pencegahan keputihan dan pemberian
obat tradisonal seprti jamu jamuan penggunaan obat tradisional
sebagaipengobatan alternatif yang dianggap lebih aman dibandingkan zat
kimia lainnya. Salah satu obat tradisional yang biasa digunakan adalah
Bawang Putih tunggal menganjurkan pemberian ramuan tradisoanal Bawang
Putih Tunggal.
d. Memberikan penjelasan pada Nn. L agar tidak menggaruk apabila
kewanitaannya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya luka agar terhindar dari infeksi.
e. Menganjurkan pada Nn. L untuk tidak menggunakan parfum dan losion pada
area kewanitaan
f. Menganjurkan mengurangi konsumsi gula karena bisa membuat jamur
tumbuh subur
g. Menganjurkan pada Nn. L untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan segera untuk datang kembali .
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Laporan Manajemen Asuhan
Kebidanan Gangguan reproduksi fluor albus 17 th di RS Haji Jakarta Tanggal 05
November 2022 pikul 10.00 WIB
5.1 KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system
reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi pria maupun wanita namun
dalam hal ini wanita mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya
alat reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang, selain itu
kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan
yang dihadapi oleh pria. Dalam setiap fase atau masanya wanita memiliki
masalah yang berbeda-beda. Flour albus/keputihan adalah merupakan tanda
dan gejala yang ditandai dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita
yang tidak berupa darah di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta
disertai rasa gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara normal
(fisiologis) maupun (patologis) yang dipengaruhi oleh hormone tertentu.
Cairanyya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak pada
perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
(ovulasi) (Kusmiran,2011).
Sedangkan Keputihan/Flour albus yang tidak normal (patologis) biasa
disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena mencuci vagina
dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas
vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda
asing dalam vagina.Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan
oleh masalah hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit
menular seksual. Cairanya berwarna putih/hijau/kuning, berbau, sangat gatal
dan disertai nyeri perut bagian bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti
itu, maka orang tersebut harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan
disesuaikan dengan penyebabnya (Kusmiran,E,2011).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Lahan Praktek
Agar selalu mempertahankan dan meningkatkan asuhan kompetensinya
agar selalu sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, juga dapat
berkesempatan menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa-masiswa
yang berkesempatan praktek di lahan ini.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan terus meningkatkan mutu pendidikan dalam mendidik dan
membimbing mahasiswa agar dapat meningkatkan keterampilannya,
mengembangkan kemampuannya mengenai asuhan kebidanan sesuai
dengan standar untuk dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA