Disusun Oleh :
Eni Katari
IPA20003B
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Eni Katari
IPA20003B
Menyetujui,
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak akan tumbuh dan
berkembang menjadi remaja, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai
persiapan memasuki masa dewasa. Perkembangan ini akan tampak terlihat
berbagai macam bentuk perubahan, baik perubahan fisik maupun psikologis.
Perubahan fisik yang cepat termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Periode untuk masa remaja ini
berkisar 10 – 19 tahun. Hal ini didefinisikan sebagai masa transisi (maturitas,
hubungan, sekolah, dan kemampuan) untuk dewasa. Remaja pada masa kini
diharapkan untuk mulai memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene)
terutama kesehatan reproduksi (Eslami, 2015).
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020, diketahui bahwa jumlah
penduduk Indonesia tahun 2020 mencapai 270.203.917 jiwa (per September
2020), dan remaja usia 15 – 19 tahun sebanyak 11.809.104 jiwa. Kemudian
menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa pada tahun 2019
jumlah remaja sebesar 16.162 jiwa yang tersebar di 24 Kecamatan di Kabupaten
Sumbawa.
Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja putri yang berisiko adalah
keputihan. Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di
luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak disertai rasa gatal yang dapat terjadi
secara normal (fisiologis) maupun abnormal (patologis) (Kusmiran 2012).
Terdapat dua jenis keputihan, keputihan normal dan tidak normal. Keputihan
tidak normal biasanya berwarna kuning, hijau, atau keabu-abuan, berbau amis
atau busuk, jumlahnya banyak dan disertai gatal dan rasa panas atau nyeri pada
daerah vagina (Kissanti, 2012). Sekitar 90% wanita di Indonesia, mengalami
keputihan karena negara indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga
3
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan tentang ilmu keperawatan terutama di
bidang keperawatan keperawatan maternitas sebagai cabang ilmu
keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi
peneliti di bidang keperawatan maternitas dalam meneliti secara langsung
di lapangan.
b. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya untuk
meningkatkan penyuluhan berbagai macam hal berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi khususnya disekolah-sekolah menengah atas.
c. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
responden tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga responden
mengetahui dan memahami pengertian kesehatan reproduksi remaja dan
perubahan yang dialami pada masa remaja.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
dan referensi dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan bagi mahasiswa-mahasiswi Prodi S1 Keperawatan
STIKES Griya Husada Sumbawa.
9
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama Peneliti, Tahun,
No Tujuan Metodologi Perbedaan
Judul
1 Annisa Nur Hayati dkk. Untuk Cross - Karakteristik
2013. “Hubungan mengetahui Sectional Responden
Pengetahuan, sikap, dan Hubungan dengan - Variabel
perilaku vaginal hygiene Pengetahuan, menggunakan Penelitian
terhadap kejadian sikap, dan simple - Jenis
keputihan patologis perilaku vaginal random Penelitian
pada remaja putri usia hygiene sampling - Jumlah
13-17 tahun di Dearah terhadap dengan populasi dan
pondok cabe ilir” kejadian analisis data sampel
keputihan uji chi square. penelitian
patologis pada
remaja putri
usia 13-17
tahun di Dearah
pondok cabe
ilir.
2 Olfa Ari Purnama. 2015. Untuk Cross - Jumlah
“Hubungan mengetahui Sectional Populasi dan
Pengetahuan, Sikap, Hubungan Sampel
Perilaku Personal Pengetahuan, - Desain
hygiene dengan Sikap, Perilaku Penelitian
Kejadian keputihan Personal - Karakteristik
Patologis pada Remaja hygiene dengan Penelitian
Putri Kelas IX di MTSN Kejadian
Wonokromo Bantul”. keputihan
10
Patologis pada
Remaja Putri
Kelas IX di
MTSN
Wonokromo
Bantul.
3 Hilda Rukmawati Untuk Cross - Variabel
Fitrianingsih. 2012. mengetahui Sectional penelitian
“Hubungan Tingkat Tingkat - Populasi dan
Pengetahuan, sikap, Pengetahuan, sampel
Perilaku Organ sikap, Perilaku penelitian
Reproduksi dengan Organ - Desain
Resiko Kejadian Reproduksi penelitian
Keputihan pada Siswi dengan Resiko - Teknik
Kelas X SMA Negeri 1 Kejadian analisis data
Wonosari Kabupaten Keputihan pada
Klaten”. Siswi Kelas X
SMA Negeri
Wonosari
Kabupaten
Klaten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
A. Dasar Teori
1. Tinjauan Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes),
takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru
(misinformation). Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap terbentuknya
sikap seseorang karena ternyata sikap yang didasari oleh pengetahuan
lebih baik daripada sikap yang tidak didasari oleh pengetahuan (Martilova,
2020).
Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya
pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek (EB Barus, 2011).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan atau
knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan
untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas
perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian
besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo, 2014).
12
3) Aplikasi (Application)
13
d. Klasifikasi Perilaku
Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, dan membedakannya
dibagi 2 jenis :
e. Pembentukan Perilaku
Perilaku terbesar manusia ialah perilaku yang dibentuk
dan dipelajari yang sesuai dengan harapan (Maulana, 2010).
Perilaku manusia dibentuk menggunakan tiga cara yaitu:
1) Conditioning/Kebiasaan
Cara ini dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu Pavlon,
Thorndike, dan Skinner mengenai teori belajar conditioning.
Dari pandangan ketiga ahli tersebut, membentuk perilaku
perlu adanya pembiasaan, pembiasaan perilaku yang sesuai
dengan harapan.
2) Pengertian (Insight)
Pembentukan perilaku selain menggunakan kebiasaan juga
dapat menggunakan pengertian. Menurut ahli psikologi
Gestalt, Kohler, Cara ini berdasarkan teori belajar secara
kognitif yang disertai oleh pengertian (insight). Menurut
Thorndike, dalam belajar yang dipentingkan ialah latihan.
3) Menggunakan Model
Pembentukan perilaku selain menggunakan kebiasaan,
pengertian, juga dapat menggunakna model atau contoh.
Bandura (1977) mengemukakan pada teori belajar social
(social learning theory) atau observation learning theory
bahwa pembentukan perilaku pada dasarnya dapat ditempuh
menggunaan model atau contoh.
f. Perilaku Merawat Organ Reproduksi
Menurut Kusmiran (2011) beberapa cara merawat organ reproduksi
remaja putri adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerah kewanitaan.
22
arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah
vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri
yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina dan
mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan
handuk lembut agar tidak basah.
18) Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap
dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya
parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.
19) Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina
20) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat
21) Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat
22) Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.
g. Perilaku Pencegahan Keputihan
Penatalaksanaan pada keputihan menurut Kusmiran, 2012 tergantung
pada jenis kuman penyebab infeksi seperti jamur, parasit, atau bakteri.
Selain itu untuk mencegah keputihan patologis atau keputihan yang
berulang dianjurkan setiap perempuan termasuk remaja melaksanakan
perilaku sehat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan intim yaitu
dengan cara :
1) Pola hidup sehat meliputi diet seimbang, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol, olahraga teratur serta hindari stress yang
berkepanjangan.
2) Gunakan pakaian dalam yang berbahan katun
3) Mengganti pakaian dalam minimal 2x dalam sehari
4) Hindari penggunaan celana ketat
5) Mengganti pembalut, atau panty liner pada waktunya untuk
mencegah tumbuhnya bakteri. Ini semua untuk mejaga kebersihan
daerah vagina dan agar selalu tetap kering.
25
dibedakan menjadi dua jenis yaitu keputihan normal atau fisiologis dan
abnormal atau patologis (Bagus & Aryana, 2019). Keputihan normal atau
fisiologis terjadi sesuai dengan siklus reproduksi wanita atau sesuai
dengan siklus tubuh wanita dengan jenis pengeluaran berwarna bening,
tidak berlebihan tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal atau perih.
Sedangkan keputihan yang patologis atau abnormal ditandai dengan
jumlah pengeluaran yang banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning
atau kehijauan, gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna
pengeluaran dari vagina akan berbeda sesuai dengan penyebab dari
keputihan. Penyebab keputihan abnormal yang tersering adalah bakteri,
jamur dan parasit (Marhaeni, 2016).
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan lendir atau
cairan menyerupai nanah yang disebabkan kuman. Terkadang keputihan
dapat menimbulkan rasa gatal, bau tidak enak dan berwarna (Bahari,
2012). Kebersihan genitalia yang kurang baik merupakan faktor risiko
yang dapat menyebabkan infeksi pada genitalia. Kejadian keputihan
sebagai salah satu gangguan kesehatan masih cukup tinggi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang vulva hygiene (Mareta,
Budi, & Istiana, 2013).
Keputihan merupakan keluarnya cairan dari vagina secara
berlebihan. Keputihan dapat disebabkan oleh jamur dan parasit
(Trichomonas Vaginalis), pemakaian celana dalam yang tidak menyerap
keringat, penggunaan cairan pembersih vagina yang berlebihan, membilas
vagina dengan air yang kurang b ersih dan hubungan seksual pranikah
(Kusmiran, 2012).
Ada dua jenis keputihan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan
tidak normal (patologi). Keputihan normal sering dianggap remeh oleh
sebagian wanita, hal ini dapat mengarah ke keputihan patologi. Keputihan
patologi apabila tidak segera ditangani dengan tepat akan menyebabkan
32
berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta
adanya benda asing (Sari, 2012).
e. Tindakan Pencegahan Keputihan
Cara menangani dan mencegah keputihan menurut Anggaraini
(2016) yaitu sebagai berikut :
1) Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau air
besar, bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai
celana dalam.
2) Saat membersihkan vagina membilas dilakukan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina.
3) Menghindari pakaian dalam yang ketat.
4) Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
5) Jika diperlukan menggunakan cairan pembersih vagina.
Menurut D. Wijayanti (2009) tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah keputihan yaitu :
1) Membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air,
dan dengan cara cebok yang benar yaitu dari arah depan (vagina) kea
rah belakang (anus), agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina.
2) Membersihkan daerah kewanitaan dengan pembersih yang tidak
mengganggu kestabilan pH di sekitar vagina, salah satunya yang
terbuat dari bahan dasar susu karena mampu menjaga keseimbangan
pH dan meningkatkan pertumbuhan flora normal serta menekan
pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat.
3) Menjaga daerah kewanitaan tetap kering, agar tidak memicu
tumbuhnya bakteri dan jamur
4) Hindari pemakaian bedak pada organ intim agar vagina harum dan
kering sepanjang hari, karena partikel – partikel halus pada bedak bisa
mudah terselip pada vagina dan mengundang jamur dan bakteri
bersarang ditempat itu.
41
b) Pinggul
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal
ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak dibawah kulit.
c) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
putting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula
dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
d) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal,
pori- pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit
pada wanita tetap lebih lembut.
e) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat dan baunya busuk sebelum dan selama masa haid.
f) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
g) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
47
B. KERANGKA TEORI
Usia
Pendidikan
Lingkungan PENGETAHUAN
Pekerjaan N
Sosial Ekonomi
Informasi
Pengalaman KEPUTIHAN
Rendah / Buruk -Fisiologis
Keturunan -Patologis
Jenis Kelamin
Kepribadian
Intelegensia
Bakat PERILAKU
Pendidikan
Agama
C. HIPOTESIS
1. Ha :Terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan genetalia terhadap
kejadian keputihan pada Siswi MAN 3 Sumbawa
Ho :Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan genetalia
terhadap kejadian keputihan pada Siswi MAN 3 Sumbawa
2. Ha :Terdapat hubungan antara perilaku personal kebersihan genetalia
terhadap kejadian keputihan pada Siswi MAN 3 Sumbawa
Ho:Tidak terdapat hubungan antara perilaku personal kebersihan genetalia
terhadap kejadian keputihan pada Siswi MAN 3 Sumbawa
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membetuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antar variabel (Nursalam, 2017). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini
dapat dijabarkan seperti gambar di bawah ini :
Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
Umur
Pekerjaan
Minat
Pengalaman
Lingkungan
Informasi
KEPUTIHAN
Perilaku Personal
Keturunan
Jenis Kelamin
Kepribadian
Intelegensia
Bakat
Pendidikan
Agama
B. Desain Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah
Siswi MAN 3 Sumbawa Sebanyak 109 siswi, yang terbagi dalam 3 Kelas
yaitu Kelas X sebanyak 37 siswi, Kelas XI sebanyak 41 siswi dan Kelas
XII sebanyak 31 Siswi.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini
dihitung menggunakan rumus besar sampling yaitu rumus Slovin:
N
n=
1+ N ( e ) ²
Keterangan:
N : Besar populasi
n : Besar sampel
e : Nilai presisi 5% (0,05)
Penghitungan besar sampel sebagai berikut:
N
n = 1+N( e )²
50
109
n = 1+109(0,05)²
109
n = 1+109(0,0 025)
109
n = 1,27
n = 86
Berdasarkan hasil perhitungan sampel, didapatkan bahwa sampel
dalam penelitian ini yaitu berjumlah 86 responden.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling.
Berdasarkan jumlah sample yang dihitung menggunakan rumus
slovin yaitu sebesar 86 resonden, maka jumlah sample masing-masing
kelas tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = Populasi
Kelas/Populasi total x Jumlah sampel
Kelas X = 37 /109 × 86 = 29
Kelas XI = 41 /109 × 86 = 33
Kelas XII= 31 /109 × 86 = 24
Sampel yang diambil didasarkan pada kriteria dasar, yaitu:
a. Siswi MAN 3 Sumbawa
b. Sudah pernah atau sedang mengalami keputihan
c. Bersedia menjadi responden
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
haid
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya (Siyoto and Sodik,
2015). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
langsung dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti
sebagai tangan kedua) (Siyoto & Sodik, 2015). Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data jumlah siswi MAN 3 Sumbawa, data jumlah
Siswi masing-masing kelas pada MAN 3 Sumbawa.
2. Cara Pengambilan Data
a. Data Primer
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi responden di
MAN 3 Sumbawa. Peneliti memilih responden sesuai dengan kriteria
dasar dan setelah itu melakukan pengacakan pada responden dan saat
sudah dilakukan pemilihan, kemudian menjelaskan kepada responden
mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan semua
responden yang sudah bersedia menjadi subjek penelitian kemudian
responden diminta untuk mengisi lembar persetujuan (informed
consent) untuk ditandatangani.
Pada saat dimulainya pengambilan data, pertama – tama
peneliti menyebarkan lembar kuisioner yang terdapat pertanyaan.
53
1. Uji Validitas
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari peneliti
sebelumnya dan telah dilakukan uji validitasnya sebelum digunakan.
54
1. Tahap Persiapan
a. Mengurus Surat Studi Pendahuluan dari Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Griya Husada Sumbawa
b. Melakukan Studi Pendahuluan pada siswi di MAN 3 Sumbawa di
Kecamatan Empang
c. Menyusun Proposal Penelitian
d. Bimbingan Proposal penelitian
e. Seminar Proposal penelitian
56
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan pada dua variabel
secara langsung yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Analisa bivariat dilakukan dengan mengaitkan data variabel pertama
dengan variabel kedua (Hasnidar et al., 2020).
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, yaitu hubungan perilaku
masyarakat dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue. Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Korelasi Rank
Spearman (Spearman Rho).
Korelasi Rank Spearman (Spearman Rho) pada prinsipnya
digunakan untuk menguji sebuah hipotesis korelasi dari data yang
mempunyai skala variabel minimal berskala ordinal (berbentuk
ranking) (Kurniawan &Yuniarto, 2016).
Rumus:
6 Σ d 2i
ρ=1−
n(n2 −1)
Ket:
ρ: Koefisiensi kolerasi peringkat Spearman
d i: Selisih antara kedua peringkat dari setiap pengamatan
n: jumlah pengamatan
59
KUESIONER PENELITIAN
A. KEJADIAN KEPUTIHAN
Pertanyaan Jawaban
1. Usia menarche (haid pertama kali)
2. Apakah saudara pernah mengalami
keputihan selama 3 bulan terakhir
? (Ya/tidak)
3. Pada saat kapan saudara
mengalami keputihan ?
a. sebelum haid
b. sesudah haid
c. saat stres
d. terus-menerus
4. Apakah keputihan yang disertai
rasa gatal, berbau, dan rasa panas
di vagina? (jika salah satu gejala
ada: jawaban Ya).
5. Keputihan ada berbentuk seperti
susu/ kelapa parut.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Kebersihan alat genital adalah hal yg sangat
penting untuk mencegah dari keputihan