Posyandu Remaja memiliki tujuan yaitu meningkatkan peran remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja, meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS), meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaha tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja, meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan NAPZA, mempercepat upaya perbaikan gizi remaja, mendorong remaja untuk
melakukan aktivitas fisik, melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM), dan meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan.
Kegiatan Posyandu Remaja tentu memiliki manfaat bagi remaja itu sendiri. Pertama,
remaja akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi beberapa hal
seperti kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa, pencegahan
penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktivitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM), pencegahan kekerasan pada remaja. Kedua, mempersiapkan remaja untuk
memiliki keterampilan hidup sehat melalui PKHS. Ketiga, sebagai aktualisasi diri dalam
kegiatan peningkatan derajat kesehatan remaja.
Tidak hanya membawa manfaat bagi remaja, Posyandu Remaja juga memberikan
bantuan kepada pihak keluarga dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat akan
terbantu dalam membentuk mental anak yang mampu berperilaku hidup bersih, sehat,
dan memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga anak dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan optimal untuk menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.
Sama seperti di lokasi sebelumnya, posyandu memberikan pelayanan melalui lima meja yaitu
Registrasi, Pengukuran Antropometri (tensi darah, tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar
lengan dan kadar Hb khusus remaja putri), pencatatan hasil ukur, pelayanan kesehatan/konseling
dengan tenaga kesehatan dan diakhiri dengan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
KESPRO
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi
dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pada masa remaja tubuh dan hormone seksual berkembang pesat yang ditandai dengan menstruasi
pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki yang biasanya masa ini disebut dengna masa
pubertas. Proses ini alamiah dan terjadi pada seluruh remaja di dunia. Tetapi proses perubahan
yang cepat ditambah minimnya informasi mengenai apa yang terjadi pada tubuh remaja tersebut
kadang membuat banyak remaja bingung dan tidak siap ditambah pula banyak mitos yang beredar,
norma sosial dan tekanan teman sebaya yang kuat serta pornografi yang beredar luas bisa
menempatkan remaja menjadi rentan dan beresiko terhadap kesehatan reproduksi dan seksual, oleh
sebab itu mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi menjadi penting dan menjadi bagian hak
remaja.
Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan reproduksi adalah sebuah pendidikan yang dikembangkan
dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya dan komprehensif yang mencakup
program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis dan tidak bersifat menghakimi. Pendidikan
kesehatan reproduksi yang komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk megeksplorasi
nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi dan
keterampilan penekanan resiko di semua aspek seksualitas.
Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-randa seks
primer dan seks sekunder.
Tanda-tanda seks primer, yakni berhubungan langsung dengan organ seks seperti haid dan mimpi
basah. Sementara tanda-tanda seks sekunder, pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara,
tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, badan
berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
Pada remaja putri ditandai dengan payudara membesar, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut di
ketiak dan sekitar kemaluan.
Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif
seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Kemudian secara intelegensia, remaja
mampu berpikir abstrak, dan senang memberikan kritik.
Sistem reproduksi pria terdiri dari dua bagian utama, yaitu testis sebagai tempat sperma
diproduksi dan penis. Bagian penis dan uretra sebenarnya termasuk dalam sistem saluran
kemih dan reproduksi pada pria.
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi,
kehamilan, persalinan dan laktasi. Organ reproduksi pada wanita dibagi dua yaitu organ reproduksi
eksternal dan organ reproduksi internal.
Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan
sperma untuk membuahi sel telur. Sementara itu, sistem reproduksi wanita memiliki fungsi
untuk memproduksi sel telur dan sebagai tempat janin berkembang hingga proses persalinan
tiba.