Oleh
Sofina Setiawati
101611133110
1
I. PENDAHULUAN
Pemberdayaan merupakan usaha untuk memberi daya atau kekuatan agar lansia memiliki
kemandirian, terutama dalam aspek fisik. Oleh karena itu, fisik mereka perlu diberdayakan
dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani (Mas’ud, 1993)
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari persentase
penduduk lanjut usia (lansia) tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7 persen dari
keseluruhan penduduk (Kemenkes, 2013). Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan
yang sangat cepat menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, proses menua (aging) adalah proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain. Berdasarkan data Susenas (2014) jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta
rumah tangga atau 24,50 persen dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Rumah tangga lansia
adalah yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas. Jumlah
lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03 persen dari seluruh penduduk
Indonesia tahun 2014.Jumlah lansia perempuan lebih besar daripada laki-laki, yaitu 10,77 juta
lansia perempuandibandingkan 9,47 juta lansia laki-laki. Adapun lansia yang tinggal di
perdesaan sebanyak 10,87 juta jiwa, lebih banyak daripada lansia yang tinggal di perkotaan
sebanyak 9,37 juta jiwa (BPS, 2014).
Perubahan perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah di tandai dengan
perubahan fisik dan psikologis tertentu baik pria maupun wanita, pada usia lanjut mereka
melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa usia lanjut
tersebut secara baik ataupun tidak baik. Pada usia lanjut atau yang biasa di sebut lansia banyak
terjadi basalah salah satunya adalah masalah kesehatan reproduksi.
Masalah kesehatan reproduksi pada lansia terutama dirasakan oleh wanita ketika masa
subur nya beraKhir ( nenopause ), meskipun sebenarnya laki laki juga mengalami penutunan
fungsi reproduksi ( andropause ), namun hal ini terjadi pada usia yang lebih tua di bandingkan
wanita.
2
II. PEMBAHASAN
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemerataan dan meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat
termasuk usia lanjut. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan mengakibatkan
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH)71,1% yaitu pada tahun 2010 perkiraan penduduk
lansia mencapai 28,8 juta atau 11, 34%. Perkembangan penduduk lansia ini menarik untuk
diamati dimana jumlahnya dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung makin meningkat
(Nugroho, 2008) .
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan- tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem
kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.
Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi
dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
(Fatmah, 2010).
1. Fase subklinis : Fase yang terjadi di usia 25-35 tahun. Pada fase ini sebenarnya
sudah mulai terjadi proses penuaan tapi tidak disadari karena tidak ada gejala
2. Fase Transisi : Fase yang terjadi di usia 35-45 tahun. Pada fase ini gejala
penuaan mulai terlihat, hormon tubuh akan mengalami penurunan hingga 25 %, gula
darah mulai meningkat, massa otot menjadi lebih kecil, dan mulai timbul gangguan
jantung serta kegemukan
3. Fase Klinis : Fase yang terjadi di usia 35-45 tahun. Pada fase ini gejala
penuaan mulai terlihat, hormon tubuh akan mengalami penurunan hingga 25 %, gula
darah mulai meningkat, massa otot menjadilebih kecil, dan mulai timbul gangguan
jantung serta kegemukan
3
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu masalah kesehatan lansia yang telah mendapat
perhatian khusus secara global dalam ICPD tahun 1994. Oleh sebab itu, Indonesia mengadakan
program kesehatan reproduksi lansia. Sampai saat ini, hanya 30% Puskesmas di seluruh
Indonesia yang melakukan pelayanan koseling kesehatan reproduksi lansia, oleh sebab itu
perlu adanya pelayanan kesehatan reproduksi lansia.
4
PERUBAHAN REAKSI SEKSUAL
Diperlukan waktu lebih lama dan rangsangan langsung pada penis untuk mengalami
ereksi.
Ereksi terjadi pada keadaan kurang kuat dan sudut yang terbentuk antara penis dan
dinding perut menjadi lebih besar. Rata-rata sudut ereksi menurut golongan umur
sebagai berikut :
1. Usia 20 tahun : 10° diatas garis horisontal.
2. Usia 30 tahun : 20° diatas garis horisontal
3. Usia 40 tahun : sedikit diatas garis horisontal
4. Usia 50 tahun : sedikit dibawah garis horisontal
5. Usia 60 ke atas : 25°dibawah garis horisontal.
Intensitas ejakulasi menurun dan volume sperma berkurang
Kebutuhan untuk mengalami ejakulasi biasanya juga berkurang.
Periode reflakter menjadi semakin lama.
5
A. 9 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPAN WANITA
MENGALAMI MENOPAUSE :
a) Usia Haid Pertama ( Meneache ) : Semakin muda
seseorang mengalami menstruasi pertama kalinya ,
semakin tua seseorang akan memasuki masa menopause.
b) Jumlah Anak : Semakin sering wanita melahirkan maka
semakin tua atau lama mereka memasuki masa
menopause.
c) Usia Melahirkan : Semakin tua seseorang melahirkan
anak , semakin tua seseorang itu mulai memasuki usia
menopause . hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat system kerja organ
reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan
tubuh.
d) Faktor Psikis : Keadaan seseorang wanita tidak menikah
dan berkerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita , mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda dibanding mereka yang menikah
dan yang tidak bekerja.
e) Pemakaian Kontrasepsi : Kontrasepsi jenis hormonal
bekerja dengan cara menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua
memasuki menopause.
f) Merokok : Wanita perokok diduga akan lebih cepat
memasuki masa menopause.
g) Budaya dan Lingkungan : Pengaruh budaya dan
lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi
wanita untuk dapat dan tidak dapat menyesuaikan diri
dengan fase klimakterium dini.
h) Wanita dengan histerektomi : Menopause juga dapat
terjadi pada wanita yang mengalami pengangkatan
Rahim ( sebagai adanya tumor diuterus mereka akan
6
mengalami gejala menopause pada usia yang lebih
muda)
B. 2 Perubahan / Dampak Negativ yang terjadi pada masa
menopause :
a) Jangka Pendek
Perubahan Fisik : Akibat berhentinya
menstriuasi, berbagai organ reproduksi akan
mengalami perubahan. Rahim mengalami atropi,
panjangnya menyusut dan dindingnya menipis.
Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi
sedikit danlebih banyak mengandung jaringan
fibrotic (sifat berserabut secara berlebihan).
Servik menyusut tidak menonjol kedalam vagina
bahkan lama lama akan merata dengan dinding
vagina. Lipatan lipatan saluran telur menjadi
pendek, menipir, dan mengerut.
Ketidaknyamanan yang sering ditimbulkan
akibat keadaan ini ialah :
1) Perasaan panas
2) Kelainan kulit , rambut, gigi dan
keluhan sendi atau tulang
3) Vagina kering
4) Tidak dapat menahan air seni
5) Penambahan berat badan
6) Gangguan mata
7) Nyeri tulang dan sendi
Perubahan psikologis : Selain fisik perubahan
psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup
seorang wanita dalam menjalani masa
menopause. Pengaruh perubahan psikis ini sangat
bergantung pada pandangan masing masing
wanita terhadap menopause .pengetahuan yang
cukup akan membantu mereka memahami dan
7
mempersiapkan dirinya menjalani masa ini
dengan lebih baik.
b) Jangka Panjang
~ Osteoporosis
~ Penyakit jantung koroner
~ Kepikunan
8
~ Gangguan siklus menstruasi
2. ANDROPAUSE
Suatu keadaan pada pria biasanya pada usia 55 tahun di atas akibat penurunan secara
perlahan kadar hormone testosterone, androgen, (dehidroepiandrosteron, DHEA), hormone
pertumbuhan, melatonin, dan lain lain. Andropause ini terjadi secara perlahan dan pada usia
yang lebih lanjut disbanding pada wanita. Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60
tahun. Keluhan atau gejala-gejala pada andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada
umur yang sangat bervariasi. Perubahan hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan
terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause
ANDROPAUSE
1. Gangguan vasomotor: tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi,
berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri
dan menghargai diri sendiri
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya
kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah
abdominal dan osteoporosis
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku
dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi /
disfungsi ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya
volume ejakulasi.
9
darah testis) , prostatitis kronis (Infeksi pada prostat) , kolesterol yang tinggi , obesitas,
atropi testis dsb.
3. Faktor Psikogenik : Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya
berbagai keluhan andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron
DAPAK NEGATIVE (MASALAH KESEHATAN) AKIBAT ANDROPAUSE :
a) Keluhan seksual
b) Penurunan kekuatan otot
c) Osteoporosis
d) Demensia Alzheimer
CARA MENILAI ADANYA ANDROPAUSE DIGUNAKAN SEPULUH KRITERIA
PRIA YAITU :
1. Penurunan keinginan seksual
2. Kekurangan tenaga / lemah
3. Penurunan kekuatan/ ketahanan otot
4. Penurunan tinggi badan
5. Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup
6. Sedih atau sering marah tanpa sebab yang jelas
7. Berkurangnya kemampuan ereksi
8. Kemunduran kemampuan olahraga
9. Tertidur setelah makan malam
10. Penurunan kemampuan bekerja
* Jika ada keluhan “penurunan keinginan seksual” dan “Berkurangnya kemampuan
ereksi” atau kombinasi dari 4 atau lebih keluhan, maka pria sudah dikatakan
mengalami andropause.
10
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut ditandai dengan perubahan
fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita pada usia lanjut kan menyesuaikan diri,
akan tetapi hasil yang diperoleh dari penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa
penyesuaian diri yang tidak baik terutama dikarenakan terjadinya kemunduran fisik dan mental
yang berlangsung secara bertahap. Pada saat mengalami penurunan inilah biasanya terjadi
kegelisahan, kegoncangan bahkan bisa terjadi hal-hal yang sangat merugikan apabila tidak
dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik dan benar.
III. KESIMPULAN
Secara biologi lanjut usia mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai
dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Dengan semua perubahan yang dialami oleh kelompok usia
lanjut dan dampak negative yang dapat ditimbulkan dari perubahan tersebut maka sudah
sepantasnya kelompok usia lanjut memerlukan perhatian khusus dalam memenuhi kebutuhan
dasar sehari-harinya baik dari tenaga medis, paramedic, maupun keluarga.
Untuk mengatasi perubahan dan gejolak jiwa saat datangnya masa-masa tersebut adalah
dengan pengetahuan dan kesadaran tentang kehadiran menopause maupun pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi Lansia. Pada umumnya dengan pengetahuan yang cukup
tentang Kesehatan Reproduksi Lansia maka secara dini dapat diantisipasi secara benar,
sehingga kelompok usia lanjut masih perlu mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi.
11
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
dr Ida Ayu Chandranita Manuaba, Sp.OG. dr Ida Bagus gde Fajar Manuaba, Sp.OG, Prof
Manuaba.2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita ed 2. Jakarta
12