Anda di halaman 1dari 16

MATERI IV

PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DAN UPAYA PENANGANANNYA

• Kebijakan Global Terhadap Kesehatan Perempuan

Pemenuhan hak-hak dasar kesehatan reproduksi meliputi hak setiap orang (baik
pasangan maupun individu) dalam memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab terkait
jumlah, jarak, dan waktu memiliki anak. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan,
juga berhak untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas.

• Hal ini termasuk akses informasi mengenai cara-cara kontrasepsi sehingga dapat
memilih cara yang tepat dan disukai tanpa adanya paksaan. Selain itu, hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi .

Kesepakatan ICPD Cairo menuntut beberapa perubahan konseptual yang secara berkaitan
dengan kesehatan reproduksi (Raharjo dkk, 2002), antara lain:

• Diakuinya kesehatan reproduksi, hak reproduksi dan pemberdayaan perempuan


sebagai prioritas dalam pembangunan.

• Kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi harus dilihat dalam konteks yang lebih
luas, bukan hanya sebagai isu demografis dan KB atau kesehatan ibu.

• Isu kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi merupakan bagian integral dari
pembangunan dan hak asasi manusia, termasuk didalamnya keperluan dasar
kesehatan yang lebih luas, misalnya hak perempuan dalam mengontrol dan
mengambil keputusan mengenai kesehatan seksual dan kesehatan reproduksinya .

• Kebijakan kependudukan dan program KB harus berdasarkan atas sukarela, tidak ada
pemaksaan-pemaksaan utamanya terhadap perempuan, yang bertentangan dengan
hak asasi manusia. Selain itu juga tersedia pilihan-pilihan dan informasi yang cukup
mengenai metode maupun alat kontrasepsi.

• PEMBANGUNAN KESEHATAN

• Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya

• KAITAN WANITA DENGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

• Wanita sebagai penerima pelayanan kesehatan


• Anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan untuk
menghasilkan generasi muda yang sehat

➔ Sehingga wanita perlu mendapat perhatian khusus

A. Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Siklus Kesehatan Wanita

Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami beberapa perubahan,


baik fisik maupun kejiwaan dan kehidupan sosialnya. Proses pertumbuhan terjadi secara
bertahap, mulai dari konsepsi, bayi, masa kanak – kanak, remaja, masa reproduksi, sampai usia
lanjut.
1. Konsepsi
Suatu peristiwa pertemuan antara sel sperma dan sebuah sel telur didalam tuba falopi.
Hanya satu sperma yang akan mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida
dan masuk ke vitelus ovum.
Faktor yang mempengaruhi masa konsepsi
a. Keturunan
b. Fertilitas
c. Kecukupan gizi
d. Kondisi sperma dan ovum
e. Faktor hormonal
f. Faktor psikologis

2. Fase bayi dan balita


a. Bayi
Bayi lahir cukup bulan, pembenukan genetalia interna sudah selesai jumlah folikel
primordial dalam kedua ovum telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak
bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan getalia eksterna
sudah terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi prematur vagina
kurang tetutup dan labia minora lebih kelihatan.
Perubahan pada bayi cukup bulan, yaitu :
a. Pembentukan genitalia interna telah sempurna
b. Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
c. Genetalia eksterna telah terbentuk
d. Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh estrogen
yang didapat saat dalam kandungan
Faktor yang mempengaruhi masa bayi
a. Lingkungan
b. Kondisi ibu
c. Sikap orang tua
d. Aspek psikologi pada masa bayi
e. Sistem reproduksi

Fase pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam setiap tahapan umumnya :


a. Umur 1 – 4 bulan
• Berat badan : 700 – 1000 gr
• Motorik kasar : mengangkat kepala saat tengkurap
• Motorik halus : memegang objek
• Bahasa : bersuara, tersenyum, tertawa dan mengoceh
b. Umur 5 – 8 bulan
• Berat badan : 2x lipat pada saat lahir
• Motorik kasar : telungkup, mengangkat kepala.
• Motorik halus : mengamati benda menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
memegang.
• Bahasa : menirukan bunyi aau kata – kata, tertawa, menjerit.
c. Umur 8 – 12 bulan
• Berat badan : 3x lipat pada saat lahir
• Motorik kasar : diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan,
bangkit terus berdiri.
• Motorik halus : mencari dan meraih benda kecil.
• Bahasa : mengatakan nama bapak ibu tetapi belum spesifik.

Pada masa ini sudah nampak perbedaan antara perumpuan dan laki – laki terutama pada
tingkah lakunya yang juga ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Faktor yang
mempengaruhi :
a. Faktor dalam
• Hal – hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh
• Kemampuan intelektual
• Keadaan hormonal tubuh
• Emosi dan sifat
b. Faktor luar
• Keluarga
• Gizi
• Budaya setempat

3. Balita
Bayi lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Tentang usia balita dimulai dari 2 – 5 tahun, atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24 – 60 bulan.

4. Fase anak – anak

a. Perkembangan ovarium
Sebenernya pada masa kanak – kanak ovarium tidak diam. Folikel terus tumbuh
dan mencapai stadium antrum. Dengan USG ukuran folikel sebesar 2 – 15 mm.
Proses atresia membantu meningkatkan sisa folikel membentuk stroma, sehingga
besar ovarium mencapai 10 kali lipat. Fungsi ovarium tidak dibutuhkan sampai
masa pubertas. Hingga 6 tahun volume ovarium masih tetap sebesar 1 – 2 cm3.
b. Sekskresi hormon
Hipotalamus, glandula pituitari anterior, dan gonad dari fetus, neonatus, bayi,
kanak – kanak semuanya mampu menyekresi hormon dengan konsentrasi sama
dengan dewasa. Bahkan, selama kehidupan fetus, terutama pertengahan kehamilan,
konsentrasi serum FSH dan LH mencapai batas lebih tinggi atau sama dengan
konsentrasi dewasa. Akan tetapi, kemudian menurun setelah pertengahan
kehamilan, melahiran, masa kanak – kanak dan meningkat lagi pada masa dewasa.

Faktor yang mempengaruhi masa kanak-kanak


Ada 2 faktor di masa ini :
a. faktor dalam
- Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
- Kemampuan intelektual
- Keadaan hormonal tubuh
- Emosi dan sifat
b. faktor luar
- Keluarga
- Gizi
- Budaya setempat
- kebiasaan anak dalam hal personal hygiene

5. Masa remaja
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak kemasa dewasa.
Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, akan tetapi pada masa pubertas
diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhirnya pada masa ovarium berfungsi
dengan mantap dan teratus.
Pada masa ini terjadi, perubahan organ – organ fisik secara cepat dan perubahan
tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan seksual
atau alat – alat reproduksi. Tahapan pubertas atau remaja :
• Masa remaja awal (10 – 12 tahun)
• Masa remaja tengah (13 – 15 tahun )
• Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)

Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita


1. Perubahan fisik

Tanda – tanda primer


Adanya perubahan kematangan organ – organ reproduksinya yang ditandai
dengan datangnya haid. Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh
hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh mesi belum matang tetapi
sudah dapat mengeluarkan estrogen.
Korteks kelenjar suprarenal membentuk and rogen yang berperan pada
pertumbuhan badan.
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita
Tanda – tanda sekunder :
• Rambut
• Pinggul
• Payudara
• Kulit
• Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
• Otot
• Suara
2. Perubahan kejiwaan
Perubahan emosi remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis,
cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan
agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya.
3. Perkembangan intelegensia
Pada perkembangan ini, remaja cenderung mengembangankan cara berpikir abstrak
dan ingin mengetahui hal – hal baru yang mendorong perilaku ingin coba – coba.

Faktor yang mempengaruhi masa remaja


a. Status gizi.
b. Pendidikan.
c. Lingkungan dan pekerjaan.
d. Seks dan seksualitas.
e. Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri

6. Fase dewasa/Usia Subur


Masa reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15 – 46 tahun. Selama masa
reproduksi, akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan pembentukan
korpus luteum.
Proses ini terjadi akibat interaksi hipotalamus – hipofifis – gonad dimana melibatkan
folikel dan korpusluteum, hormon steroid, gonadotropin hipofisis dan faktor autokrin
ataupun parakrin bersatu untuk menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan
ovarium untuk menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin,
parakrin/intrakrin, neuron, dan sistem imun.
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa :
• Perkembangan organ reproduksi
• Anggapan seksual
• Kedewasaan psikologis
Faktor yang mempengaruhi masa usia subur
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
c. Deteksi dini kanker payudara dan kangker rahim
d. Penanggulangan masalah aborsi secara rasional
e. Pencegahan dan menejmen infertilitas
f. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
g. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
h. Menjaga jarak atau KB

7. Fase Usia Lanjut

1. Patofisologi menopause

Menopause klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi


menuju fase usia tua (senium). Menopause merupakan kejadian sesaat yaitu
perdarahan haid yang terakhir. Klimaterik yaitu fase peralihan antara
pramenopause dan pascamenopause.

Disebut pramenopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai


menuju ke senium.

Senium adalah pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun.

Fase – fase dalam klimakterium


a. Pramenopause
Pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid
yang memanjang dan jumlah darah yang relatif banyak, kadang – kadang disertai
nyeri haid (dismenorea).
b. Perimenopause
Perimenopause adalah fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause.
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.
c. Menopause
d. Pascamenopause

Pascamenopause adalah fase dimana ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali.
Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause
a. Umur saat haid petama kali (menarche)

b. Paritas

c. Faktor psikis

i. Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita.

d. Pemakaian alat kontrasepsi

e. Merokok

f. Nutrisi

g. Lingkungan

h. Pola makan

i. Aktivitas fisik

Perubahan tubuh menjelang menopause


Perubahan pada organ reproduksinya
a. Uterus (rahim)

Rahim mengalami atrofi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya


menyusut dan dindingnya menipis. Jaringan myometrium (otot rahim), menjadi
sedikit yang lebih banyak mengandung fibriotik (bersifat serabut secara
berlebihan).

b. Tuba fallopi (saluran telur)

Lipatan – lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengerut. Rambut getar
yang ada di sepanjang ujung saluran telur atau fimbriae menghilang.

c. Ovarium

Setelah wanita melewati akhir usia 30an, produksi indung telur berangsur – angsur
menurun

d. Serviks (leher rahim)

Seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga mengalami pengerutan dan
memendek

e. Vagina

Vagina mengalami kontraktur (melemahnta otot jaringan), panjang dan lebar


vagina juga mengalami pengecilan. Forniks (dinding vagina bagian belakang dekat
mulut rahim) menjadi dangkal. Atrofi vagina berangsur – angsur menghilang,
selaput lendir alat kelamin akan menipis dan tidak lagi mempertahankan
elastisitasnya akibat fibrosis (pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian
tubuh dalam jumlah yang melampai keadaan biasa).
f. Vulva (mulut rahim)

Jaringannya menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan
elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang, sehingga menyebabkan
pengerutan lipatan vulva
g. Perubahan hormon

Pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang
menjadi berkurang meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti
progesteron, tetapi perubahan fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis
adalah akibat perubahan hormon estrogen.

Perubahan fisik pada usia lanjut meliputi :


a. Perubahan kulit →Lemak dibawah kulita berkurang sehingga kulita menjadi kendur,
tumbuh bintik hitam dapa kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi
kering dan keriput.

b. Perubahan metabolisme tubuh→Terjadi perubahan pada makanan yang mengandung


serat.

c. Perubahan metabolisme genetalia →Liang sanggama terasa kering sehingga mudah


terjadi infeksi.

d. Perubahan pada tulang →Terjadi pengapuran pada tulang sehingga mudah patah,
terutama sendi paha.

• Ada beberapa arah dalam pembangunan kesehatan antara lain

1. Pelayanan kesehatan diselenggarakan secara bermutu, adil, dan merata dengan


memberikan pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak – anak, dan para lanjut
usia yang terlntar, baik di desa maupun perkotaan.

2. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan


profesionalisme, desentralisasi, dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
dengan memperhatikan berbagai tantangan yang ada saat ini.
3. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui
program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan
kesehatan dan didukung oleh sistem pengamatan, informasi dan manajemen yang
handal.

• Adapun tujuan utama dari pembangunan kesehatan antara lain :

1. Peningkatan kemauan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang


kesehatan.

2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

3. Peningkatan status gizi masyarakat.

4. Pengurangan kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortaliitas ).

5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera.

• Beberapa hal yang menjadi perhatian pada wanita :

1. Tahap reproduksi wanita dapat menimbulkan masalah khusus yang tidak dialami oleh
pria

2. Kesehatan wanita dapat mempengaruhi kesehatan anak baik yang dikandung atau
dilahirkannya

3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan hanya sebagai obyek “pembangunan”, misal
program KB/pengendalian penduduk

4. Masalah reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional, misal kespro dan
kependudukan

5. Perlunya kebebasan bagi wanita untuk menentukan yang baik bagi dirinya sesuai
kebutuhan atas tubuhnya sendiri
Gambar 1. Fokus Area Kespro dalam SDG’s

• STRATEGI PEMBANGUNAN KESH

1. Pembangunan Nasional berwawasan kesehatan ➔ melalui kontribusi positif terhadap


pembentukan lingkungan dan perilaku sehat melalui upaya promotif, preventif
didukung upaya kuratif dan rehabilitatif

2. Profesionalisme ➔ dukungan IPTEK dan penerapan nilai moral dan etika

3. Jaminan Pemeliharaan Kesmas (JPKM) ➔ pemerataan sistem pembiayan kesh utk


pemerataan dan keterjangkauan pely kesh

4. Desentralisasi ➔ pendelegasian wewenang daerah tk mengatur rumah tangga sendiri


khususny bidg kesh

• PROGRAM PEMBANGUNAN KESH

1) Program Kesehatan Unggulan di Indonesia

a) Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan

b) hukum kesehatan

c) Program perbaikan gizi

d) Program pencegahan penyakit menular

e) Program peningkatan prilaku hidup sehat dan kesehatanmental

f) Program lingkungan pemukiman, air dan udara sehat


g) Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan KB

h) Program keselamatan dan kesehatan kerja

i) Program anti tembakau, alcohol, dan madat

j) Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan

k) Program pencegahan kecelakaan lalu lintas

• PROGRAM PEMBANGUNAN KESH

2) Program Indonesia Sehat dengan Pendekat Keluarga (PISPK)

a) Keluarga mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)

b) Ibu melakukan persalinan di Fasilitas Kesehatan

c) Bayi mendapat Imunisasi dasar lengkap

d) Bayi mendapat air susu Ibu (ASI) eksklusif

e) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

f) Penderita Tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

g) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

h) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

i) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

j) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

k) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

l) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

• PROGRAM PEMBANGUNAN KESH

3) Agenda Millenium Development Goals (MDG’s)

a) Agenda ke – 1 memberantas kemiskinan dan kelaparan

b) Agenda ke – 4 menurunkan angka kematian anak

c) Agenda ke – 5 meningkatkan kesehatan ibu

d) Agenda ke – 6 memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya.

e) Agenda ke – 7 melestarikan lingkungan hidup

• INDIKATOR KESEHATAN WANITA


1. Angka Kematian Ibu

2. Pendidikan

3. Penghasilan

4. Usia Harapan Hidup

5. Tingkat Fertilitas/Kesuburan

Gambar 2. Indikaotr Global akses universal Kespro berdasarkan dimensi kebijakan,


pelayanan, akses dan dampak

Gambar 3. Tujuan pemabngunan berkelanjutan melalui SDG’s


• 1. AKI

• Kematian Ibu adalah kematian Wanita yang terjadi selama masa kehamilan sampai
dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama, dan
tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau
penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan (International Statistical
Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death, Edition X).

• Rumus:
Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran, dan nifas x 100%

Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

DETERMINAN KEMATIAN IBU

1. DETERMINAN PROKSI/DEKAT

➔ outcome selama kehamilan dan komplikasi kehamilan dan persalinan

2. DETERMINAN ANTARA/INTERMEDIATE

➔ dipengaruhi krn status kesh, reproduksi, akses pely kes, perilaku sehat, dan faktor
lainnya

3. DETERMINAN KONTEKSTUAL/JAUH/DISTANT

➔ dipengaruhi status wanita dalam klg dan masy, status klg dalam masy, status masy

• 2. PENDIDIKAN

• Dalam bidang Pendidikan, jumlah angka putus sekolah didominasi anak perempuan ➔
belum setara dgn laki-laki ➔ terbentuk krn konstruksi masy

• Meningkatnya Pendidikan berdampak pada pengalaman dan wawasan yang semakin


luas, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik khususnya yang
berhubungan dengan kesehatan.

• Pendidikan dapat meningkatkan status sosial dan kedudukan seorang perempuan di


dalam masyarakat, sehingga perempuan tersebut dapat meningkatkan aktivitas sehari –
hari maupun aktivitas sosialnya

• 3. PENGHASILAN

• Di bidang ekonomi kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan


berusaha masih rendah.
• Banyak perempuan bekerja pada pekerjaan marjinal sebagai buruh lepas, atau pekerja
keluarga tanpa memperoleh upah atau dengan upah rendah, tidak memperoleh
perlindungan hukum dan kesejahteraan

• Kemiskinan akan menurunkan derajat kesehatan perempuan dan anak karena


perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah berisiko menderita gangguan gizi dan
kehilangan akses ke pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau.

• 4. USIA HARAPAN HIDUP

• Usia harapan hidup (life expectancy rate) merupakan lama hidup manusia di dunia ➔
membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia

• Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan


peningkatan status kesehatan wanita yang berarti keberhasilan program kesehatan dan
program pembangunan sosial ekonomi oleh pemerintah.

• Meningkatnya perawatan kesehatan atau akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu


memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai Pendidikan yang lebih baik
sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan memadai, yang pada akhirnya
akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan
hidupnya.

• 5. TINGKAT FERTILITAS

• Angka kesuburan/angka fertilitas total (total fertility rate/TFR) adalah gambaran


mengenai rata – rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh perempuan pada masa
reproduksi dari usia 15 – 49 tahun.

• Angka TFR yang tinggi merupakan cerminan rata – rata usia kawin yang rendah,
tingkat Pendidikan yang rendah terutama pada perempuan, tingkat sosial ekonomi yang
rendah, atau tingkat kemiskinan yang tinggi.

Gambar 3. Determinan kematian ibu menurut Mc. Carty dan Maine


• Intervensi Khusus Terhadap Kesehatan Perempuan

1. Menyediakan tempat aduan / shelter bagi perempuan dan anak korban Kekerasan dalam
Rumah Tangga (KDRT)

2. Menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah tentang Tim penanganan


Perlindungan Perempuan dan Anak (P2A)

3. Menyediakan dana untuk layanan korban

4. Melaksanakan Gerakan Sayang Ibu (GSI)

5. Memasang Stiker Program Persiapan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

6. Melakukan Pemberdayaan Keluarga Sadar HIV/AIDS

7. Sosialisasi pencegah IMS dan HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai