Anda di halaman 1dari 9

MATERI VIII

KONSEP DAN UPAYA PENANGANAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAK


A. KONSEP KELANGSUNGAN HIDUP ANAK
Berdasarkan pemahaman, kelangsungan hidup anak adalah
salah satu area dari ilmu kesehatan masyarakat yang direfleksikan
dengan oenurunan kematian anak. Interbensi kelangsungan hidup anak
didesain untuk menurunkan tingkat resiko penyebab kematian anak
seperti diare, malaria dan kondisi neonatal. Sejalan dengan itu,
pembangunan di sektor kesehatan menjadi bagian yang tidak
perpisahkan dari pembangunan nasional yang harus terus diupayakan
untuk ditingkatkan oleh pemerintah. Namun demikian, pembangunan
kesehatan Indonesia cukup tertinggal dibandingkan dengan negara-
negara Asia lainnyayang kondisi sosial ekonominya tidak jauh berbeda,
seperti Malaysia, Thailand, Srilanka dan RRC.

Derajat kesehatan masing-masing negara ini dapat dilihat dari


indikator utama kesehatan, seperti Angka Kematian Bayi (AKB) atau
Infant Mortality Rate (IMR)dan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal
Mortality Rate (MMR). Perbandingan AKB Indonesia dengan keempat
negara tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik.

lalu jika di bandingkan pada AKB Indonesia hampir berbeda dua


kali lipat lebih besar dari rata-rata AKB di empat negara tersebut. Kondisi
ini di atas dasari oleh pencerminan kelangsungan hidup anak-anak di
indonesia di perkirakan cukup tertinggal di bandingkan dengan ke
empat negara lainnya.
B. DETERMINAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAK

Sesuai amanat UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,


Program Kesehatan Anak disusun berdasarkan Upaya Pemenuhan Hak Anak
yang Komprehesif dan Terpadu (Right Based Approach) dengan empat
prinsip hak-hak anak yaitu

• non diskriminasi,

• demi kepentingan terbaik bagi anak,

• hak anak untuk hidup dan berkembang, dan

• menghagai pendapat anak. Sementara itu,

Beberapa studi menunjukkan bahwa child survival (kelangsungan


hidup anak) tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor sektor kesehatan
seperti jumlah puskesmas, bidan, infrastruktur, tetapi juga faktor di luar
sektor kesehatan seperti tingkat pendidikan orang tua dan tingkat
pendapatan rumah tangga.

Tingginya kematian anak di Indoeia pada usia nol hingga satu tahun,
menunjukkan

1. masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lair,

2. rendahnya akses dan kualitas ppelayanan kesehatan ibu dan anak,

3. rendahnya perilaku ibu hamil dan keluarga, serta

4. masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat

Adapun model dasar yang digunakan dalam evaluasi ini adalah model
data panel yang didasarkan pada teori Mosley & Chen (1984) dan Filmer
(2003) mengenai kelangsungan hidup anak. Model ini mengangkat masalah

7
kelangsungan hidup anak di negara sedang berkembang dengan
memasukkan faktor karakteristik sosial ekonomi di suatu negara atau daerah.
Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder dan data primer.
Data sekunder yang digunakan dalam studi ini bersumber dari publikasi
UNDP, BPS, dan Bappenas. Selain itu juga untuk mendukung analisis dengan
data sekunder, digunakan data dan informasi yang bersifat primer yang
diperoleh di tingkat daerah. Data dan indormasi yang bersifat primer ini
dikumpulkan melalui indept interview FGD yang dilakukan di tingkat daerah.

Selain faktor terkait dengan kesehatan seperti rendahnya


pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehtan, faktor sosial ekonomi
juga sangat mempengaruhi terhadap kelangsungan hidup anak. Keluarga
dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi rendah kurang dapat menjaga
kelangsungan hidup anaknya yang dicerminkan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita. Angka kematian bayi pada penduduk yang tidak
berpendidikan masih tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang
berpendidikan tinggi, begitu pula dengan AKB pada tingkat sosial ekonomi
rendah masih lebih besar dibandingkan dengan tingkat ekonomi tinggi.

Prihal yang sedang sama terjadi antara perkotaan dan perdesaan


yaitu AKB di perdesaan lebih tinggi dari pada di perkotaan. Kesenjangan
tersebut juga dapat dilihat dari antar provinsi. Mengingat kelangsungan hidup
anak sangat menetukan kualitas sumber data manusia di masa mendatang,
maka faktor- faktor signifikan yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak
harus dikenali dan ditanggulangi permasalahan-permasalahnnya. Berarti
terdapat faktor dari pemerintahan yang tidak bisa menangani kesenjangan ini
yang membuat kualitas antara keduanya jauh berbeda.

8
C. UPAYA PENGANAN PERMASALAHAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAK
Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah kehidupan anak

Langkah-langkah Penanganan masalahPenanganan masalah anak dapat


dilakukan dengan mengikutilangkah-langkah sebagai berikut.
a Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak)
yangdiperkirakan mengalami masalah.
b Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan
yangdihadapi anak
c Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristikserta
faktor penyebab masalah yang dialami anak.
d Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan
alternatif upayabantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan
yang dialami.
e Treatment , merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap
upayapemberian bantuan yang telah dilakukan serta
kemungkinanpenggunaan langkah-langkah berikutnya.

Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untukmenangani
permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatuteknik akan
bergantung kepada karakteristik anak, jenis permasalahan,kemampuan serta
keterampilan pemberi bantuan, serta faktor feasibilitasnya.
Di antara berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan

9
guruuntuk membantu menangani permasalahan anak adalah sebagai berikut :
a Latihan
b Permainan
c Saran dan nasihat
d Pengkondisian (conditioning )
e Model dan peniruan (modeling and imitation)
f Konseling

D. HAK – HAK REPRODUKSI ANAK


Hak Anak dan Hak Seksual di Indonesia

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna memiliki hak


yang melekat disetiap individu, hak tersebut lebih dikenal dengan hak asasi.
Hak asasi melekat ke setiap individu mulai dari lahir hingga meninggal. Hak
tersebut diperinci menjadi beberapa hak, beberapa hak yang menjadi turunan
hak asasi adalah hak anak dan hak seksual.

Kedua hak tersebut sering diperbincangkan di Indonesia, akan tetapi


lebih banyak dalam forum masing-masing. Hak anak merupakan hak yang
dimiliki oleh semua anak sejak didalam kandungan (usia 0-18 tahun).
Konvensi Hak Anak (KHA) yang merupakan perjanjian Negara-negara didunia
termasuk Indonesia yang diratifikasi ke dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak. KHA memiliki 4 prinsip, yaitu non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, jaminan hidup dan partisipasi anak. 4 prinsip
tersebut dalam undang-undang perlindungan anak diratifikasi dan secara
garis besar menjadi 4 hak anak, yaitu :

1. Hak Hidup

2. Hak Tumbuh-Kembang

3. Hak Perlindungan

4. Hak Partisipasi

10
Hak-hak tersebut harus diberikan oleh Negara, orang tua, maupun
masyarakat sekitar anak anak berada. Pelanggaran terhadap hak-hak
tersebut bisa dikenakan sanksi pidana bagi siapapun. Selain hak anak, hak
reproduksi juga menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hak reproduksi yang
dihasilkan dari ICPD pada tahun 1994 menjamin setiap individu memiliki hak-
hak yang berkaian dengan kesehatan reproduksi dan kehidupan seksualnya.
Hak seksual dituangkan dalam 12 poin :

1. Hak untuk hidup

2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan

3. Hak kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi

4. Hak atas kerahasiaan pribadi

5. Hak atas kebebasan berfikir

6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan

7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan


merencanakan keluarga

8. Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan


waktu memiliki anak

9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan

10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan

11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik

12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk

Selain 12 hak reproduksi tersebut, ada hak reproduksi khusus untuk


remaja. Hak tersebut adalah :

1. Hak menjadi diri sendiri

11
2. Hak mendapatkan informasi

3. Hak dilindungi dan menlindungi diri sendiri

4. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan

5. Hak dilibatkan

Hak anak dan hak kesehatan merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang harus dipenuhi oleh Negara. Pemenuhan hak-hak tersebut di
Indonesia masih menemui kendala, salah satu kendala adalah masih
tumpang tindihnya kebijakan-kebijakan pemerintah. Undang-undang
kesehatan mengkategorikan anak adalah usia 0-18 tahun, sehingga pada
usia tersebut dilindungi dengan UU perlindungan anak. Dalam kebijakan lain,
UU Perkawinan menyebutkan batas usia untuk seseorang melakukan
perkawinan adalah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.
Tentu kedua undang-undang tersebut saling bertolak belakang. Satu sisi UU
Kesehatan menjamin hak kesehatan, akan tetapi UU Perkawinan memberikan
ruang untuk terjadinya pelanggaran hak anak maupun hak reproduksi
terutama pada perempuan.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas ini. kelangsungan hidup


anak adalah salah satu area dari ilmu kesehatan masyarakat yang direfleksikan
dengan oenurunan kematian anak. Derajat kesehatan masingmasing negara ini
dapat dilihat dari indikator utama kesehatan, seperti Angka Kematian Bayi (AKB)
atau Infant Mortality Rate (IMR)dan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal
Mortality Rate (MMR). Perbandingan AKB Indonesia dengan keempat negara
tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik.

Selain faktor terkait dengan kesehatan seperti rendahnya pemerataan dan


keterjangkauan pelayanan kesehtan, faktor sosial ekonomi juga sangat
mempengaruhi terhadap kelangsungan hidup anak. Keluarga dengan tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi rendah kurang dapat menjaga kelangsungan
hidup anaknya yang dicerminkan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita.

Hak anak dan hak kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang harus dipenuhi oleh Negara. Pemenuhan hak-hak tersebut di Indonesia
masih menemui kendala, salah satu kendala adalah masih tumpang tindihnya
kebijakan-kebijakan pemerintah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://pkbi.or.id/hak-anak-dan-hak-seksual-di-indonesia/

Fatimah, U. D. 2021. Perlindungan Hukum atas Kelangsungan Hdup Anak dalam


Pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan yang Berkeadilan
(doctoral dissertation, universitas pasundan).

Mariska, R., & Putri, D. Z. 2019. Analisis Determinan Kesejahteraan Anak di Indonesia.
Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 1(2), 589-602.

Huraerah, Abu. 2018. Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia

Anda mungkin juga menyukai