PERMASALAHANNYA
B. Klasifikasi Lansia
Menurut Pinem (2009) dalam Harahap (2013), seseorang dikatakan usia lanjut apabila telah
berumur 60 tahun ke atas. Diantara usia lanjut yang berumur 60 tahun ke atas dikelompokkan
menjadi tiga yang terdiri dari : young old (60-69), old (70-79 tahun) dan old-old (80 tahun ke
atas).
C. Karakteristik Lansia
Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2011), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut :
berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13, kebutuhan dan masalah
yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,
serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
D. Produktivitas lansia
Lansia Produktif adalah seseorang yang sudah masuk usia lansia tapi hidupnya masih sehat,
bugar dan bermanfaat untuk orang lain, tidak menjadi masalah bagi keluarganya dan tidak
menjadi beban ganda bagi daerah. Lansia tidak produktif adalah lansia yang hidupnya
ketergantungan, tidak mau diajak beraktivitas dan mengalami depresi yang berat termasuk, dan
akhirnya diusia tuanya ditinggal sama keturunanya. Bagi mereka yang suka berdiskusi,
berkumpul, beraktivitas, ikut olahraga, jamiyahan, dan masih berperilaku hidup sehat, dan
merangsang otaknya tetap bekerja, maka akan terasa awet muda dan rasa gembira hidupnya
membikin usianya bermakna.
Lansia yang masih semangat berkebun dan memanfaatkan lahan pekarangannya dan
mau beraktivitas disektor pertanian, setiap hari mengeluarkan energi dan beraktivitas itu
jangan dilarang, apalagi jika mereka punya semangat hidup untuk mampu dan mau menulis
atau produktif goresan penanya maka jangan di halangi, semakin banyak karya dan makna
beraktivitas bikin hidupnya produktif, sehingga tidak merasakan depresi atau stres yang
berkepanjangan.
a. Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya
(0ligomenorea.
b. Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.
3. Perubahan penampilan fisik
a. Rambut rontok
b. Kulit kering.
c. Payudara kendur.
d. Berat badan bertambah.
4. Perubahan psikologis
5. Perubahan seksual
6. Perubahan fisik
a. Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot
flashes.
b. Berkeringat di dalam hati
c. Pusing.
d. Jantung berdebar
e. Infeksi berulang pada saluran kemih.
Setelah usia 30 tahun, kadar testosteron akan menurun sekitar 1 persen tiap tahunnya.
Kondisi ini bisa terjadi pada setiap pria dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu, gejala
yang dirasakan juga bisa bervariasi antara satu pria dengan pria lainnya.
Secara umum, hormon testosteron yang rendah akan gejala berupa peningkatan lemak
tubuh, penurunan massa dan kekuatan otot, penurunan tinggi badan akibat osteoporosis, dan
penurunan energi sehingga bikin cepat lelah.
Tidak hanya itu, penurunan kadar hormon testosteron juga bisa menyebabkan gejala
psikologis berupa mood swing dan mudah marah, depresi, demam, kurangnya vitalitas sulit
tidur, penurunan konsentrasi dan mudah lupa.
Pada beberapa kasus, kadar testosteron yang rendah juga dilaporkan bisa menyebabkan
terjadinya penurunan hasrat seksual, disfungsi ereksi, hipotensi, dan masalah berkemih
(berkaitan dengan pembesaran prostat).
Penyebab lain yang juga mungkin memengaruhi adalah kebiasaan merokok, minum
alkohol, kurang tidur, pola diet yang buruk, kurang olahraga atau kurang percaya diri.
Bila gejala menopause sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk meredakan gejala
menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti hormon untuk menopause, yaitu:
• Terapi pengganti hormon estrogen
Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim.
• Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron)
Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara alami.
Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau gel. Namun,
terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita kanker payudara atau berisiko
tinggi mengalami kanker payudara.
Andropause, seperti halnya menopause, adalah suatu kondisi yang alamiah. Penurunan
kadar hormone testosterone adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Untuk mengurangi
dampak dari penurunan kadar testosterone, dapat dilakukan terapi penggantian hormone
testosterone. Namun tentu saja, terapi hormone dapat menimbulkan beberapa efek samping
seperti kanker prostat, serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Oleh karena itu dokter lebih
menyarankan untuk memodifikasi gaya hidup, seperti mengatur diet dan giat berolahraga, atau
mengkonsumsi obat anti-depressant (tentunya di bawah pengawasan dokter yaa) untuk
mengurangi dampak dari andropause pada pria.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3560/6/chapter%202.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/2cc3116ea63cc25f72cd8c27ad04b2fa.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/667-Article%20Text-1239-1-10-20200519.pdf
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3635069/mengenal-andropause-fase-
menopause-pada-pria
file:///C:/Users/Asus/Downloads/667-Article%20Text-1239-1-10-20200519.pdf