Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh seorang

perempuan yang terjadi secara berkala yang dialami setiap bulan secara rutin

(Elvira S,2017). Mestruasi merupakan bagian dari proses reguler yang

mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.Walaupun

mestruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang

mengalami ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau

selama haid berlangsung. Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi

yaitu dismenore (Sudart, 2019).

Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid /

menstruasi yang dapat menggangu aktivitas dan memerlukan pengobatan

yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul

(M Judha, dkk, 2018). Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala- gejala

pada waktu haid,tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa

nyeri sampai mau pingsan dan tidak bisa masuk sekolah atau kerja

(Mahannad S, 2019).Ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu

dismenore, yang merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan

wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan

(Prahardjo S, 2020). Dismenore merupakan keluhan yang paling sering di

temukan oleh ahli ginekologi, pemeriksaannya harus di laksanakan secara

sistematis.Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh merupakan


cara diagnostik yang berhubungan dengan asal dismenore. Diagnostik tidak

boleh berhenti pada jenis kelainan adanya penyakit atau kelainan yang

menjadi dasar penyebabnya harus di cari,di diagnosis kemudian di terapi

dengan sesuai.Menghadapi hal ini menimbulkan kecemasan pada

anak,bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang

tidak menyenangkan atau serius.Mereka juga mengembangkan sikap negatif

tentang menstruasi (Widayatun,T.R, 2019).

Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa

(90%) wanita yang mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami

dismenore berat.Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 107.673 jiwa

(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenore

primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenore sekunder (Info Sehat,

2020). Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata – rata lebih dari

50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri mestruasi.Di Amerika

angka presentasenya sekitar 60% dan swedia sekitar 72%.Sementara di

Indonesia angka kejadinya usia produktif yang tersiksa oleh dismenore.

Walaupun pada umumnya pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkalai

dirasakan menganggu bagi wanita yang mengalaminya.Derajat nyeri dan

kadar gangguan tentu tidak sama bisa bekerja,adapula yang tak kuasa

beraktivitas karena nyeri yang tak tertahankan (Proverawati, 2019)

Salah satu penyebab dismenore adalah faktor psikis. Faktor psikis ini

dapat ditimbulkan oleh stress karena kurangnya pengetahuan remaja tentang

mestruasi kurangnya pengetahuan remaja ini adalah akibat kurangnya


informasi kesehatan yang benar dan informasi yang salah tentang menstruasi

akan mempengaruhi emosi dan gagap dalam menghadapi menstruasi (Azikin

G, 2019).

Sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perhatian dari

pemerintah khususnya di bidan kesehatan serta kurangnya pengetahuan

masyarakat khususnya remaja tentang nyeri haid (Dismenore).Maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan

Pada Remaja Nn “M” tentang Dismenore Di Puskesmas Segeri”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kasus ini adalah untuk memperoleh gambaran

Pengetahuan Pada remaja Nn. “M” tentang Dismenore Di Puskesmas

Segeri.

2. Tujuan Khusus

agar mahasiswa dapat mengerti dan paham tentang pengertian


dismenorhea, penyebab dismenorhea serta tanda gejala dismenorhea.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Mestruasi (Haid)

1. Pengertian Haid

Menstruasi (Haid) atau datang bulan merupakan salah satu ciri

kedewasaan perempuan. Haid biasanya diawali pada usia remaja, 9 – 12

tahun. Haid juga merupakan siklus alami yang terjadi secara regular

untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap

kehamilan (Dita A,dkk, 2019).

Menstruasi (Haid) sebenarnya merupakan gejala biologis yang

alami, progresif dan positif sebagai tanda biologis dari ke matangan

seksual, Mestruasi dialami setiap wanita tiap bulannya. Haid juga

dikatakan sebagai peluruhan darah dari dinding uterus yang terjadi

karena akibat tidak adanya pembuhaan terhadap sel ovun yang

dikeluarkan.

2. Anatomi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi perempuan sangatlah penting dan berkaitan

erat dalam masalah nyeri haid (Disminore).Oleh karena itu, mengetahui

secara rinci sistem reproduksi perempuan serta memahami permasalahan

kesehatan yang melingkupinya dan solusi yang tepat untuk

penanganannya, akan sangat membantu setiap perempuan untuk

mengatasi masalah nyeri haid.

6
a. Organ Kelamin Perempuan

Organ kelamin perempuan terdiri dari organ kelamin luar

dan organ kelamin dalam.Pada dasarnya,Organ kelamin luar

berfungsi untuk jalan masuk sperma ke dalam tubuh perempuan dan

sebagai cara perlindungan organ kelamin dalam berbagai organisme

penyebab infeksi.Sedangkan organ kelamin dalam membentuk

sebuah jalur kelamin yang terdiri dari indung telur (ovarium),untuk

menghasilkan sel telur,tuba faloppi (ovidak) sebagai tempat

berlangsungnya pembuahaan,rahim (uterus) tempat

berkembangannya embrio menjadi janin, dan vagina yang

merupakan jalan lahir bagi janin (Proverawati A,dkk, 2019).

1) Organ Kelamin Luar

Organ Kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayora

yang terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea

(penghasil minyak).Setelah masa puber,labium mayora akan

ditumbuhi rambut.

2) Organ Kelamin Dalam.

Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan

belakang salin bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam

vagina. Bagian ini hanya akan terbuka karena melakukan

hubungan seksual atau karena sengaja dibuka untuk

pemeriksaan kesehatan.
3. Siklus Haid

Haid adalah Proses pelepasan dinding rahim disertai dengan

perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat

terjadi kehamilan.Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal

setiap siklus haid (hari ke-1).Haid akan terjadi 3 – 7 hari.Haid terakhir

haid adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya. Rata –

rata perempuan mengalami siklus haid selama 21 – 40 hari. Hanya

sekitar 15% perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 hari.

Jarak siklus haid yang paling panjang biasanya terjadi setelah

haid yang pertama (menarche) dan sesaat sebelum berhenti haid

(menopause).Jarak di antara waktu tersebut biasanya 2 bulan atau bahkan

1 bulan terjadi 2 kali siklus. Ini hal yang normal dan tidak perlu

dirisaukan.Dalam rentang waktu tertentu semenjak menarche, siklus akan

berlangsung normal. Pada perempuan yang akan menopause,kondisi

tersebut tidak perlu dicemaskan.Selama kesehatan tetap terjaga,

menopause tidak perlu ditakuti.

Siklus haid terdiri dari tiga fase, yaitu fase folikuler,Fase

ovulatoir, dan fase Luteal.

a. Fase Folikuler

Fase ini dimulai dari hari ke -1 hingga sesaat sebelum kadar

LH (Luteinizing Hormone),hormon gonadotropik yang disekresi

oleh kelenjar pituitari anterior serta berfungsi merangsang pelepasan

sel telur dan membantu pematangan serta perkembangan sel telur


meningkat dan terjadi pelepasan sel telur atau ovulasi.Dinamakan

fase folikuler karena pada masa ini terjadi pertumbuhan folikel di

dalam ovarium.

Pada masa pertengahan fase folikuler, kadar FSH (Follicle

Stimulating Hormone) meningkat sehingga merangsang

pertumbuhan folikel sebanyak 3 – 30 folikel yang masing – masing

mengadung satu sel telur.Hanya satu folikel yang akan terus tumbuh

dan yang lainnya akan hancur, FSH adalah hormon gonadotropin

yang merangsang (mestimulasi) sel telur (ovarium) untuk

memproduksi folikel dominan yang akan matang dan melepaskan

telur yang dibuahi saat ovulasi (pelepasan sel telur), dan berperan

untuk menstimulasi folikel ovarium untuk memproduksi hormon

estrogen.

b. Fase Ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat. Pada fase inilah

sel telur dilepaskan. Pada umumnya, sel telur dilepaskan setelah 16 –

32 jam terjadinya peningkatan kadar LH.

Folikel yang matang akan tampak menonjol dari permukaan

indung telur sehingga akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada

saat terjadi pelepasan sel telur ini, beberapa perempuan sering

merasakan nyeri yang hebat pada perut bagian bawah. Nyeri ini akan

terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam,mengikuti proses

pelepasan sel telur.


c. Fase luteal

Fase ini terjadi setelah pelepasan sel telur dan berlangsung

selama 14 hari.Setelah melepaskan sel telur, folikel yang pecah akan

kembali menutup dan membentuk corpus luteum (disebut juga

yellow body, struktur anatomis yang kecil dan berwarna kuning pada

permukaan ovarium.Selama masa subur atau reproduksi wanita,

corpus luteum dibentuk setelah setiap ovulasi atau pelepasan sel

telur) yang menghasilkan progesteron ini akan menyebabkan suhu

tubuh meningkat. Ini terjadi selama fase luteal dan akan terus tinggi

sampai siklus yang baru dimulai.Peningkatan suhu badan ini dapat

digunakan sebagai perkiraan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari,corpus luteum akan hancur dan siklus yang

baru akan kembali dimulai.Ini akan terus terjadi selama perempuan

dalam masa aktif reproduksi,kecuali jika terjadi pembuahan dan

menyebabkan kehamilan.Jika sel telur dibuahi maka corpus luteum

akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropine) yang

memeliharan progeteron hingga dapat menghasilkan hormon sendiri.

Tes kehamilan didasarkan pada adanya peningkatan kadasr HCG.

4. Sindrom Sebelum Haid

Sindrom sebelum haid atau biasa dikenal dengan PreMenstrual

Syndrome (PMS) sering berhubungan dengan naik turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus haid.Estrogen

berfungsi untuk menahan cairan yang dapat menyebabkan bertambahnya


berat badan,pembengkakan jaringan,nyeri payudara,hingga perut

kembung.

Penyebab terjadinya sidrom sebelum haid ini belum diketahui

secara pasti.Namun penyebab yang paling sering ditemukan berhubungan

dengan faktor – faktor sosial, budaya, biologis dan masalah psikis

emosional. PMS sering terjadi pada perempuan usia subur dengan

jumlahh sekitar 70 – 90%.Kondisi ini lebih sering ditemukan pada

perempuan yang berumur 20 – 40 tahun.

Gejala – gejala yang sering dialami pada saat terjadi PMS adalah

sakit punggung, perut kembung,payudara terasa penuh dan nyeri,

perubahan nafsu makan (dapat bertambah ataupun tidak mau makan

sama sekali),sakit kepala, pingsan,daerah panggul terasa sakit dan

tertekan, memerah, sulit tidur, tidak bertenaga, mual maupun muntah,

serta kelelahan yang luar biasa, dan munculnya jerawat.Selain itu, PMS

juga disertai perubahan emosional, seperti mudah marah, cemas, mudah

tersinggung, depresi, stress, sulit berkonsentrasi dan bisa menjadi pelupa.

Kondisi ini pada sebagian perempuan bisa menjadi sangat hebat

sehingga menyulitkan penanganan.Oleh karena itu, sangatlah bijaksana

jika kita dapat mengenali tanda – tanda PMS, kemudian menanganinya

sendiri, sebaiknya pergi ke dokter untuk mendapatkan penaganan dan

perawatan yang menyeluruh,dengan demikian PMS dapat diatasi secara

tuntas . (Dita A, dkk, 2018).


B. Dismenore

1. Pengertian Dismenore

Dismenore (dysmenorhea) adalah kondisi medis yang terjadi

sewaktu haid/mestruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan

memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di

daerah perut maupun panggul (M.Judha,dkk, 2018).Dikatakan dismenore

primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya, sementara itu,

dikatakan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan

kandungan (Sylvia S, 2019).

Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai

membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur.Nyeri sering

bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas

marah (Arif M, dkk, 2019).

2. Penyebab / Etiologi Dismenore

Penyebab dismenore bermacam – macam,bisa karena penyakit

(radang panggul),endometriosis, tumor atau kelainan uterus,selaput darah

atau vagina tidak berlubang, stress atau cemas yang berlebihan, penyebab

lain dari dismenore diduga terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan

tidak ada hubungan dengan organ reproduksi (M.Judha, dkk, 2018).

Menurut Sylvia S, 2019, Penyebab dari dismenore sekunder,

antara lain :
a. Endometriosis

b. Fibroid.

c. Adenomiosis

d. Peradangan tuba falopi.

e. Perlengkapan abnormal antra organ di dalam perut.

f. Pemakaian IUD

Dismenore sekunder sering mulai timbul pada usia 20 tahu.

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah yang bisa

menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.Nyeri dirasakan sebagai

kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus – menerus

ada.Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi

lalu mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah dua hari akan

menghilang,dismenore juga sering disertai sakit kepala, mual, sembelit

atau diare dan sering berkemih.Kadang – kadang sampai terjadi

muntah.Sementara diagnosisnya di dasarkan pada gejala dan hasil

pemeriksaan fisik (Syvia S, 2019).

3. Klasifikasi Dismenore

Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada

tindakannya kelainan atau sebab yang dapat diamati :

a. Dismenore Berdasarkan Jenis Nyeri

1) Dismenore Spasmedik

Dismenore Spasmedik adalah nyeri yang dirasakan di

bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid
dimulai.Dismenore spasmedik dapat dialami oleh wanita muda

maupun wanita berusia 40 tahun ke atas.Sebagian wanita yang

mengalami dismenore spasmedik,tidak dapat melakukan

aktivitas.

Tanda dismenore spasmedik, antara lain:

a) Pingsan

b) Mual

c) Muntah

d) Dismenore spasmedik dapat diobati atau dikurangi dengan

melahirkan,walupun tidak semua wanita mengalami hal

tersebut .

2) Dismenore Kongestif

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari

sebelum haid datang.Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan

3 hari sampai kurang dari 2 minggu.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain :

a) Pegal (pegal pada bagian paha)

b) Sakit pada daerah payudara

c) Lelah

d) Mudah tersinggung

e) Kehilangan Kesimbangan

f) Ceroboh

g) Gangguan tidur.
b. Dismenore Berdasarkan Ada Tidaknya Kelainan atau Sebab

1) Dismenore Primer

Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih

pascamenarke (mestruasi yang pertama kali).Hal itu karena

siklus menstruasi pada bulan – bulan pertama setelah menarke

biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri.

Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja sebagian

besar disebabkan oleh dismenore primer.

2) Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder berhubugan dengan kelainan

kongenital atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada

masa remaja. Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya

kelainan pelvis,misalnya endometriosis,mioma uteri (tumor

jinak kandungan),stenosis serviks,dan malposis uterus.

Dismenore yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan

tertentu biasanya dimulai sebelum usia 23 tahun tetapi jarang

terjadi pada tahun – tahun pertama setelah menarke.

(M. Judha,dkk, 2019).

4. Manifestasi Klinis

Dismenore Primer

a. Usia lebih muda

b. Timbul setelah terjadinya siklua haid yang teratur

c. Sering pada nulipara


d. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik

e. Nyeri timbul mendahului haid meningkat pada hari pertama atau

kedua haid.

f. Tidak dijumpai keadaan patologis pelvik

g. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

h. Sering membersihkan respon terhadap pengobatan medikamentosa

i. Pemeriksaan pelvik normal

j. Sering disertai nausea, muntah,diare,kelelahan dan nyeri kepala

Dismenore Sekunder

a. Usia lebih tua

b. Cenderung timbul siklus dengan paritas.

c. Nyeri sering terasa terus – menerus dan tumpul.

d. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya

darah

e. Berhubungan dengan adanya ovulasi

f. Seringkali memeriksakan tindakan operatif

g. Terdapat kelainan pelvik (Arif M & Dkk, 2019).

5. Faktor Resiko Dismenore

Faktor – Faktor resiko berikut ini berhubungan dengan episode

dismenore yang berat.


a. Mentruasi pertama pada usia amat diri <11 tahun

Pada usia< dari 11 tahun jumlah folikel – folikel ovary

primer masih dalam jumlah sedikit sehingga produksi estrogen

masih sedikit juga.

b. Kesiapan dalam menghadapi mestruasi

Kesiapan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan faktor

psikologis. Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf

pusat,khususnya talamus dan korteks.Derajat penderitaan yang

dialami akibat rangsangan nyeri sendiri dapat tergantung pada latar

belakang pendidikan penderita.

c. Periode mestruasi yang lama

Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki

jarak haid yang setiap bulannya relatif tetap yaitu selama 28 hari, jika

melesatpun,perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh berbeda,

tetap pada kisaran 21 hingga 35 hari, dihitung dari hari pertama haid

smapai bulan berikutnya.Lama haid dilihat dari darah kelua sampai

bersih, antara 2 -10 hari.Darah yang keluar dalam waktu sehari

belum dapat dikatakan sebagai haid.Namun bila telah lebih dari 10

hari, dapat di kategorikan sebagai gangguan.

d. Aliran mestruasi yang hebat

Jumlah darah haid biasanya sekitar 50ml hingga 100ml,atau

tidak lebih dari 5x ganti pembalut perharinta.Darah menstruasi yang

dikeluarkan seharunsnya tidak mengadung bekuan darah,jika darah


yang dikeluarkan sangat banyak dan cepat enzim yang dilepaskan di

endometrium mungkin tidak cukup atau terlalu lambat kerjanya

(M. Judha,dkk, 2018).

6. Pengobatan

Agar dapat menguragi rasa nyeri bisa diberikan obat

antiperadangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxan dan asam

mefenamat).Obat ini akan sangat efektif jika mulai di minum dua hari

sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1 – 2 mestruasi.Selain

dengan obat – obatan, rasa nyeri juga bisa dikurang dengan istrahat yang

cukup, olahraga yang teratur, pemijatan, yoga, orgasme pada aktivitas

seksual dan kompres hangat daerah perut.

Mual muntah dapat diatasi dengan memberikan obat antimual.

Tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah

teratasi.Gejala – gejala dismenore juga dapat dikurangi dengan istrahat

yang cukup serta olahraga secara teratur.Jika nyeri terus dirasakan dan

mengganggu kegiatan sehari – hari, maka diberikan pil KB dosis rendah

yang mengandung estrogen dan progesteron atau dberikan

medrocipregesteron.Pemberian obat tersebut dimaksud untuk mencegah

ovulasi dan mengurangi pembentukan prostaglandin yang selanjutnya

akan mengurangi beratnya dismenore.Jika obat ini juga tidak efektif,

maka dilakukan pemeriksaan tambahan,misalnya laparoskopi (Sylvia S,

2020).
C. Pengetahuan.

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”,dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.Penginderaan melalui panca indera manusia,yakni:indera

pendengaran,penciuman,raba dan rasa.Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2018).

Dalam pengertian lain,pengetahuan adalah kesan di dalam

pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderannya, Pengetahuan

merupakan hasil mengingat suatu hal,termasuk mengingat kembali

kejadian yang pernah di alami baik secara sengaja maupun tidak

disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tententu (Mubarak WI, 2019).

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan memiliki enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.Oleh sebab

itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui,dan dapat mengiterprestasi

materi secara benar.


c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

d. Analisi (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,tetapi masih ada

kaintannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu komponen untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evalucation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

(Notoatmodjo, 2018).

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, Yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal.Tidak dapat


dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseoranag, semakin

mudah pula mereka menerima informasi,dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.Sebaliknya, jika

seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah,maka akan

menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan infomasi dan nilai – nilai yang baru di perkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan,baik secara langsung maupun tidak

lansung.

c. Umur

Dengan bertambanya umur seseoarang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologis (mental).Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri- ciri lama, dan

timbulnya ciri – ciri baru.perubahan ini terjadi karena pematangan

fungsi organ.Pada aspek psikologis atau mental,taraf berpikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu minat menjadikan seseorang untuk mencoba

sesuatu hal, sehingga seseoarang memperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.
e. Pengalaman.

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya.Orang cenderung

melupakan pengalaman yang kurang baik.

Sebaliknya,jika pengalaman tersebut menyenangkan,maka

secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam

dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat mempengaruhi dalam pembentukan sikap

kepribadian atau sikap seseorang.kebudayaan lingkungan tempat kita

hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap kita.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

(Mubarak WI, 2017)

4. Cara memperoleh pengetahuan.

a. Cara memperoleh kebenaran Nonilmiah

Metode Penemuan secara sistematik dan logis adalah cara

nonilmiah, tanpa melalui penelitian.Cara–cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain seperti :


1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba – coba ini dilakukan dengan menggunakan

dengan beberapa kemungkinan dalam memecehkan masalah,

dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,di coba

kemungkinan yang lain.Apabila kemungkinan kedua ini gagal

pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak di sengaja oleh orang yang bersangkutan.Salah satu contoh

adalah penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengadung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan,atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan.
4) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan – pernyataan khsusu ke pernyataan yang

bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman – pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra.

5) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataaan

pernyataan umum ke khusus.

b. Cara Ilmiah dalam memperoleh

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian.

(Notoatmodjo, 2018).

25
A. Kerangka Konsep

Pengertian
dismenore

Penyebab
dismenore
Pengetahuan Remaja
Tanda & Gejala Nn “M” tentang
dismenore Dismenore

Klasifikasi
dismenore

Faktor – faktor
resiko disminore

Pengobatan
dismenore

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Penghubung Variabel yang Di teliti.

: Garis Penghubung Variabel yang tidak diteliti.

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan Remaja Nn “M” tentang Pengertian Dismenore

Pengetahuan Remaja Nn “M” tentang segala sesuatu yang

diketahui dalam pengertian dismenore.


Kriteria Objektif

Baik : Jika Remaja menjawab benar ≥ 50% dari seluruh

pertanyaan tentang pengertian dismenore

Cukup : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

sekitar 50% dari seluruh pertanyaan tentang pengertian

dismenore.

Kurang Baik : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

50% dari seluruh pertanyaan tentang pengertian

dismenore

2. Pengetahuan siswi tentang Penyebab Dismenore

Pengetahuan siswi tentang penyebab dismenore adalah segala

sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pengertian, penyebab

penyakit Dismenore yang terdapat dalam kuesioner.

Kriteria Objektif

Baik : Jika siswi menjawab benar ≥ 50% dari seluruh

pertanyaan tentang penyebab dismenore

Cukup : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

sekitar 50% dari seluruh pertanyaan tentang penyebab

dismenore.

Kurang Baik : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar <

50% dari seluruh pertanyaan tentang penyebab

dismenore.
3. Pengetahuan Siswi tentang Tanda dan gejala Dismenore.

Pengetahuan Siswi tentang tanda dan gejala dismenore adalah

segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang tanda dan gejala

penyakit dismenore yang terdapat dalam kuesioner.

Kriteria Objektif

Baik : Jika siswi menjawab benar ≥ 50% dari seluruh

pertanyaan tentang tanda dan gejala dismenore

Cukup : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

sekitar 50% dari seluruh pertanyaan tentang tanda dan

gejala dismenore.

Kurang Baik : Jika siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar <

50% dari seluruh pertanyaan tentang tanda dan gejala

dismenore

Berdasarkan uraian diatas pada tinjauan pustaka, maka

selanjutnya akan dibahas mengenai metode penelitian pada Bab IV.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

deskriptif. Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Bungoro tentang disminore

tahun 2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bungoro

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni

C. Populasi danSampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata,abstrak,peristiwa ataupun gejala yang merupakan

sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Azniah S, 2013).

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah semua siswi kelas 2

yang bersekolah di SMK Negeri 1 Bungoro tahun 2014 yaitu sebanyak

413 Orang.

29
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang

sama dari objek yang merupakan sumber data (Azniah S, 2013).Dalam

penelitian ini, sampel yang diambil adalah sebagian dari jumlah populasi

siswi kelas 2 di SMK Negeri 1 Bungoro tahun 2014.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel yaitu “Accidental Sampling” yaitu sampel yang dipilih sesuai dengan

kriteria inklusi dengan mengambil konsep penentuan sampel berdasarkan

kebetulan,agar relevan dengan desain penelitian sehingga memperoleh data

tentang gambaran pengetahuan,sikap dan tindakan bidan dalam kasus rujukan

ibu bersalin (Asniah S,2013: Hal 15).

1. Inklusi:

a. Siswi yang bersekolah di SMK Negeri 1 Bungoro Kab. Pangkep

Tahun 2014

b. Siswi yang berkelas 2

c. Siswi yang bersedia menjadi Responden

2. Eksklusi

a. Siswi yang tidak bersekolah di SMK Negeri 1 Bungoro Kab.

Pangkep Tahun 2014.

b. Siswi yang bukan kelas 2.


E. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, informasi yang diperlukan didapatkan melalui

data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara kunjungan ke lokasi

penelitian dan membagikan kuesioner untuk diisi sendiri oleh responden.

Kuesioner yang dibagikan berupa pertanyaan yang menggali pengetahuan

siswi tentang dismenore (Azniah S, 2013).

F. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, data dikumpulkan melalui kuesioner dengan daftar pertanyaan

pengetahuan dengan tiga alternatif pilihan. Data disajikan dalam bentuk

table distribusi frekuensi.

2. Analisis data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat

presentase data yang terkumpul dan disajikan table distribusi frekuensi

kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden

dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori

keperpustakaan yang ada.Analisis data dilakukan dengan menggunakan

rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

f
P= n x 100%

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah pertanyaan yang dijawab benar

n = Jumlah seluruh pertanyaan.

(Suyanto, 2008)
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni dengan hasil penelitian ini

akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi sebagai berikut:

1. Pengertian Disminorhea

Keadaan pengetahuan responden berdasarkan pengertian

disminore dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3
Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Disminore di
SMK Negeri 1 Bungoro pada tahun 2014.

Pengertian Frekuensi %
Baik 27 54 %
Cukup 17 34 %
Kurang 6 12 %
Jumlah 50 100 %
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2014

Berdasarkan table 5.3 dari 50 siswi yang di teliti diketahui jumlah

responden yang memiliki pengetahuan baik 27 siswi (54%), Cukup 17

siswi (34%),dan yang berpengetahuan kurang 6 siswi (12%).

2. Penyebab Disminorhea

Keadaan pengetahuan responden berdasarkan tentang penyebab

Disminorhea dapat dilihat pada tabel berikut.

32
Tabel 5.4
Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab Disminore di
SMK Negeri 1 Bungoro pada tahun 2014.

Penyebab Frekuensi %
Baik 18 36 %
Cukup 25 50 %
Kurang 7 14 %
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2014

Berdasarkan table 5.4,dari 50 siswi yang di teliti diketahui jumlah

responden yang memiliki pengetahuan baik 18 siswi (36%),cukup 25

siswi (50%),dan yang berpengetahuan kurang 7 siswi (14%).

3. Tanda dan Gejala Disminorhea

Keadaan pengetahuan responden tentang Tanda dan Gejala

disminore dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5
Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tanda dan Gejala Disminore
di SMK Negeri 1 Bungoro pada tahun 2014

Tanda dan gejala Frekuensi %

Baik 15 30 %
Cukup 27 54 %
Kurang 8 16 %
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2014

Berdasarkan table 5.5 dari 50 siswi yang di teliti diketahui jumlah

responden yang memiliki pengetahuan baik 15 siswi (30%),cukup 27

siswi (54%),dan yang berpengetahuan kurang 8 siswi (16%).


Tabel 5.6
Distribusi Pengetahuan Responden
Secara umum di SMK Negeri 1 Bungoro

Secara umum Frekuensi %


Baik 20 40 %
Cukup 23 6%
Kurang 7 14 %

Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2014

Berdasarkan table 5.6 dari 50 siswi yang di teliti diketahui jumlah

responden yang memiliki pengetahuan baik 20 siswi (40%),cukup 23

siswi (46%),dan yang berpengetahuan kurang 7 siswi (14%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Siswi tentang pengertian disminore

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 50 responden, diketahui

jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pengertian

disminore adalah sebanyak 27 responden (54%) dan 17 responden (34%)

yang mempunyai pengetahuan cukup baik.Sedangkan yang memiliki

pengetahuan kurang tentang pengertian disminore adalah 6 orang (12%).

Meskipun demikian, masih banyak siswi yang belum mengerti

tentang disminore dengan penunjukan 6 responden (12%) yang kurang

atau tidak mengetahui tentang pengertian disminore.Ada siswi yang

belum pernah mendengar tentang disminore,ada siswi yang tidak tahu

pengertian disminorea padahal semua itu sangat penting untuk diketahui


oleh siswi untuk mempersiapkan alat reproduksinya yang sudah masuk

dengan kondisi kematanagan.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan seseorang,dalam hal

ini responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, bisa dipengaruhi

oleh berbagai faktor termasuk informasi melalui petugas kesehatan,

teman, saudara, tetangga, buku, majalah atau surat kabar.Dengan

demikian,informasi yang diperoleh dapat memberikan hasil yang

beraneka ragam dan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden

mengenai disminore.Hal yang sama diungkapkan oleh Notoatmodjo

(2010),bahwa pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari

tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu melalui panca indra manusia yakni:indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

2. Pengetahuan siswi tentang penyebab disminorhea

Berdasarkan tabel 5.4 hasil yang diperoleh bahwa dari 50

responden, diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik

tentang penyebab disminore adalah sebanyak 18 responden (36%) dan 25

responden (50%) mempunyai pengetahuan cukup baik,sedangkan 7

responden (14%) memiliki pengetahuan kurang tentang penyebab

dismimore.

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah responden yang tidak

tahu atau yang memiliki pengetahuan kurang mengenai hal tersebut.Ada


responden yang tidak tahu penyebab disminore tetapi tetap merasakan

disminore pada saat haid.Hal ini mungkin disebabkan karena adanya

kemauan dan kesadaran dalam diri siswi,juga banyak siswi yang

memiliki pengetahuan kurang tentang penyebab disminore karena siswi

belum memiliki pengalaman disminore,disebabkan siswi pertama,

budaya yang dianut dalam keluarga yang sudah menjadi tradisi,serta

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi walaupun mereka tidak tahu apa

penyebab terjadinya disminore yang sesungguhnya.

3. Pengetahuan ibu nifas tentang tanda dan gejala disminore

Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian menunjukan bahwa dari 50

responden, diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik

tentang tanda dan gejala disminore sebanyak 15 responden (30%) yang

memiliki pengetahuan baik sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup

baik sebanyak adalah 27 responden (54%) dan sebanyak 8 responden

(16%) adalah responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang

tanda dan gejala disminorhea

Masih banyak sekali responden yang belum menyadari bahwa

perubahan sosial budaya,faktor psikologis, faktor fisik, kurangnya tenaga

kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi seorang ibu untuk tidak

memberikan ASI pada bayinya.(Soetjiningsih, 2009).


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Juni 2014 di SMK Negeri

1 Bungoro terhadap 50 sampel,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bahwa dari 50 responden, diketahui jumlah responden yang memiliki

pengetahuan baik tentang pengertian disminore adalah sebanyak 27

responden (54%) dan 17 responden (34%) yang mempunyai pengetahuan

cukup baik.Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang tentang

pengertian Disminore adalah 6 orang (12%).

2. Bahwa dari 50 responden, diketahui jumlah responden yang memiliki

pengetahuan baik tentang penyebab disminore adalah sebanyak 18

responden (36%) dan 18 responden (50%) mempunyai pengetahuan

cukup baik, sedangkan 7 responden (14%) memiliki pengetahuan kurang

tentang penyebab dismimore.

3. Bahwa dari 50 responden, diketahui jumlah responden yang memiliki

pengetahuan baik tentang tanda dan gejala disminore sebanyak 15

responden (30%) yang memiliki pengetahuan baik sedangkan yang

memiliki pengetahuan cukup baik sebanyak adalah 27 responden (54%)

dan sebanyak 8 responden (16%) adalah responden yang mempunyai

pengetahuan kurang tentang tanda dan gejala disminorhea.

37
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas,maka disarankan hal-hal sebagai

berikut:

a. Tentang Pengetahuan diharapakan kepada siswi SMA Negeri 1 Bungoro

agar lebih banyak mencari informasi tentang disminore untuk lebih

memperdalam lagi pengetahuannya tentang disminore khususnya

dampak dan bahayanya, selain itu diharapkan kepada institusi terkait dan

orang tua khususnya agar memberikan gambaran materi yang

berhubungan dengan disminore.

b. Agar kiranya untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan judul

yang ada sehingga ilmu yang ada dalam karya tulis ilmiah ini lebih

berkembang nantinya untuk sipembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarawati,dkk,2009, Asuhan Kebidanan Nifas, Diva Press :Yogyakarta.

Asrinah, dkk,2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Reflika Aditama : Bandung

Atika, dkk,2012, Asuhan kebidanan Ibu Nifas, Salemba Medika : Jakarta

Azniah Syam, 2013, Biostatistik Dasar untuk Kebidanan, Arus Timur : Makassar

Bappenas. 2010. Proses Belajar Aktif: Komunikasi, Informasi, & Edukasi (KIE)
Kesehatan ibu nifas : Jakarta

Dwi Unar Prasetyono, 2009, Prilaku Hidup bersih dan sehat, Nuha MMedika :
Yogyakarta.

Ninda,2009, Buku Pintar Asi ekslusif, Diva Press : Yogyakarta.

Noatmodjo, 2010, Promosi Kesehatan Teori& Aplikasi, Rineka cipta : Jakarta.

Noatmodjo, 2012, metodologi penelitian Kesehatan, Rineka cipta : Jakarta.

Perinasia, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Persalinan, Graha Ilmu : Yogyakarta.

Profil BPS Bidan Murni Basri S.ST

Profil Dinas kesehatan 2010. Angka Kejadian pembesian ASI

Rinal Imelda, 2009, panduan Kehamilan & Perawatan Bayi, Victory: Surabaya.

Seherni, Dkk,2009. Perawatan masa nifas,Fitramaya : Yogyakarta

Sitti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika: Jakarta

Soetjningsih,2010, Ibu Nifas & Menyusui, Trans Info Media : Jakarta.

Suroto, 2010, Keajaiban Menyusui, ananda Navitsa :Jakarta.

Wahit Iqbal Mubarak, 2011, Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Salemba


medika : Jakarta
LEMBARAN KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWI

DI SMK 1 BUNGORO TENTANG DISMINORE

KAB. PANGKEP

TAHUN 2014

Petunjuk pengisian

1. Isilah pernyataan yang telah disediakan

2. Pilihlah ya atau tidak dari pernyataan tersebut dengan memberikan tanda

(X) pada kolom sesuai dengan pengetahuan anda.

3. Isilah identitas diri dengan lengkap

No. responden :

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Agama :

Ruangan :

Nama Sekolah :
SOAL PENGETAHUAN

1. Nyeri haid (Disminore) merupakan….?

a. Nyeri perut yang terjadi setiap hari

b. Rasa tidak enak di perut bagian bawah pada saat haid.

c. Nyeri kepala yang tidak enak

d. Nyeri yang terjadi di perut dan dada

2. Nyeri yang dirasakan selama haid merupakan…?

a. Disminore

b. Nyeri perut

c. Menstruasi

d. Dismenstruasi

3. Apakah yang anda ketahui tentang nyeri haid (Dismenore)….?

a. Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.

b. Nyeri haid merupakan nyeri haid menjelang atau selama haid.

c. Nyeri haid merupakan perdarahan haid dengan jumlah darah sedikit.

d. Nyeri haid merupakan nyeri setelah haid.

4. Nyeri haid di sebut juga….?

a. Amenorea.

b. Disminorea.

c. Minoralgia.

d. Dismino.
5. Nyeri haid terjadi selama …?

a.1 hari

b 1 minggu

c. 3-7 hari

d.1-2 hari

6. Disminore terjadi karena adanya….?

a. Proses peningkatan asam lambung.

b. Proses mestruasi dengan peluruhan dinding rahim saat mestruasi.

c. Proses terjadinya infeksi saat terjadinya mestruasi.

d. Proses kehamilan.

7. Disminore terjadi dikarenakan ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada

hubungan dengan organ reproduksi yang lain, pernyataan tersebut

merupakan ….?

a. Klasifikasi disminore.

b. Etiologi disminore (Penyebab)terjadinya disminore

c. Macam – macam disminore

d. Penanganan disminore.

8. Proses mestruasi dengan peluruhan dinding rahim saat mestruasi

merupakan salah satu…?

a. Penyebab terjadinya disminore.

b. Pengertian Disminore.

c. Klasifikasi Disminore.

d. Penanganan Disminore.
9. Faktor sosial,budaya,biologis,dan masalah psikis emosional termasuk

penyebab…?

a.Sindrom sebelum haid

b.Endometriosis

c.disminorea

d.disminore sekunder.

10. penyebab dari disminore sekunder antara lain kecuali…?

a. Endometriosis

b. Fibroid

c. Faktor endokrin

d. Penyakit radang panggul Kronis

11. Gejala yang di timbulkan pada saat terjadi PMS (Penyakit Menular

Seksual) kecuali..…?

a. Sakit punggung

b. Perut kembung

c. Payudara terasa penuh

d. Lemas

12. Nyeri haid (disminore) terjadi karena adanya beberapa faktor dibawah ini

kecuali..?

a. Faktor lingkungan

b. Faktor keturunan

c. Faktor makanan.

d. Faktor penyakit.
13. Tanda - tanda disminore spasmedik,antara lain kecuali ..?

a. Pingsan

b. Mual

c. Nyeri perut bagian bawah

d. Muntah

14. Adanya perasaan sakit yang datang secara tidak teratur tajam dan kram di

bagian bawah perut yang biasanya menyebar merupakan ..?

a. Gejala disminore

b. Penyebab menstruasi

c. Tanda-tanda berhenti haid

d. Pengertian

15. Pegal pada bagian paha,lelah,mudah tersinggung ,gangguan tidur

merupakan gejala disminore ….?

a. Disminore Spasmedik

b. Disminore kongestif

c. Disminore sekunder

d. Disminore primer
JAWABAN

1. B

2. A

3. B

4. B

5. A

6. B

7. B

8. A

9. A

10. C

11. D

12. C

13. C

14. A

15. B

Anda mungkin juga menyukai