Anda di halaman 1dari 23

TANDA BAHAYA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL

TRIMESTER 1, 2 DAN 3

OLEH :
ATIEK FERDIANA SARI, Amd.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HUSADA JOMBANG
2021

i
2

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah pembuahan ovum oleh spermatozoa yang

kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang sampai janin

lahir. Lamanya hamil normal 37-42 minggu dihitung dari hari pertama

haid terakhir (Wiknjosastro, 1999).

Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin

yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 2002).

Kehamilan Menurut Rustam (1998) yaitu terjadi proses permulaan

kehamilan yakni, Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur

(ovum) dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai

(frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan,

cairan semen tumpahke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani

(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang

menggembung di tuba fallopi.

Disekitar sel telur, banyak terkumpul sperma yang mengeluarkan

ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada

6
7

tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan

kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan

(konsepsi =fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil

bergerak (oleh rambut getar tuba ) menuju ruang rahim, kemudian

melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang

rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai

nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan

zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta).

Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel

telur), spermatozoa (sel mani), Pembuahan (konsepsi = fertilisasi),

nidasi, dan plasentasi.

b. Periode Kehamilan

Menurut Manuaba (1998) kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu:

1) Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu

2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

Menurut Kusbandiyah (2010) Kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Trimester pertama 0 – 12 minggu

2) Trimester kedua 12 – 28 minggu

3) Trimester ketiga 28 – 40 minggu


c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan untuk dapat menegakkan kehamilan

menurut Saifudin (2004) dengan melakukan penilaian terhadap :

1) Tanda – tanda tidak pasti hamil meliputi :

a) Amenorhea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel de graff

dan ovulasi. Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil,

apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan

bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit

kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.

b) Mual

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual

dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak

sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di

kenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari.

Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk

dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk

mengatasinya penderita perlu di beri makan-makanan yang

ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan bahwa

keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan

dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.


c) Ngidam

Keinginan untuk makan tertentu.

d) Pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

pingsan.

e) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara

disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus

dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan

progesteron dan somatomammotropin.

f) Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan

dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

g) Hiperpigmentasi kulit

(1) Sekitar pipi

Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior

menyebabkan pigmentasi kulit

(2) Dinding perut

Striae lividae, striae nigra, linea alba atau nigra


(3) Sekitar payudara

Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin

menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah

manifes sekitar putting

(4) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena

h) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan,

karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan

selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm.

2) Tanda – tanda mungkin hamil

a) Tanda Hegar

Segmen bawah uterus lembek pada perabaan.

b) Tanda Chadwicks

Vagina berwarna kebiru-biruan, terjadi kira-kira minggu keenam.

c) Tanda Piscasek

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang

dekat dengan implatasi plasenta.

d) Kontraksi Braxton His

Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini khas untuk uterus

pada masa kehamilan.


e) Tanda Goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih

lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan

dampak ini.

f) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu

sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan

isthmus.

g) Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena

pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi

organ rongga perut.

h) Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya

kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

i) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan

positif palsu.

3) Tanda pasti hamil

a) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17 - 18.

Pada orang gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic

(Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi sekitar minggu


ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga

mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat,

bising uterus dan nadi ibu.

b) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi

jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan

jelas setelah minggu ke 24 (Kusmiyati.dkk, 2008, pp.93-97).

2. Wanita Usia Subur Pranikah

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun (Ekasari,

2009). Pada wanita subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria.

Puncak kesuburan lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada

pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki

kesempatan 95% untuk hamil.

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa (UU Tentang perkawinan, 1974).

Wanita Usia Subur Pranikah adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun yang

akan melakukan pernikahan dengan seorang pria dengan tujuan

membentuk keluarga.
3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III

a. Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama

kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau

tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang

fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi

patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini

adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil.

b. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal

dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau

berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis

tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya

terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-

angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan

merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang

serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor

predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak

awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk


mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan

keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

c.Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I,

Trimester II, Trimester III

1) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)

a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah

terjadinya Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap

usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan

kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah

sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya

perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang

akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan

kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2008).

(1) Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008).

Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu

dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini

dkk (2009) menyebutkan abortus dibagi menjadi:


(a) Abortus Imminens (threatened)

Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat

pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau

perdarahan pervaginam pada trimester pertama

kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa

disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu

menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan

pada abortus imminens seringkali hanya sedikit,

namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau

minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini

memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks.

Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound

pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion

normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion

kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat janin

utuh.

(b) Abortus Insipien (inevitable)

Merupakan suatu abortus yang tidak dapat

dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput

janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan

ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau

nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan

vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks


dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil

Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin

masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5

minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan

subkorionik banyak di bagian bawah.

(c) Abortus Incompletus (incomplete)

Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa

yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan

vagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat

diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah

menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG

didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.

(d) Abortus Completus (complete)

Pada abortus completus semua hasil konsepsi

sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan

perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan

uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada

lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi

negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus

yang kosong.
(e) Missed Abortion

Adalah kematian janin berusia sebelum 20

minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama

8 minggu atau lebih.

(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)

Adalah abortus spontan yang terjadi berturut-

turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita

tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya

berakhir sebelum 28 minggu.

(2) Kehamilan ektopik

Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur

telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium

kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di

saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik

tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini

bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di

Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.

Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering

karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya

menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah

berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya

akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat

nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan


besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan

menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).

Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau

tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut

kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung

pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.

Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga

membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tanda-

tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan

ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut

yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri

lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks

teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.

(3) Mola hidatidosa

Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak

wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh

vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi

hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah

dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus

pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi

dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.

Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala

mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan


biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja

derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya

perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar

uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada pula kasus-

kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar

walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini

perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif

sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya dying

mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya

keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka

datang ke rumah sakit.

Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan

pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu.

Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau

sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau

kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola

hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.

b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan

pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari,

gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan

berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.


Mual dan muntah yang sampai menggangguaktifitas sehari-

hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan

Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275).

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di

bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak

jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I

bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan

perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002, p.281).

d) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut

SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,

minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu

(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh

infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian

menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit.

Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi


organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)

a) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut

SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,

minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu

(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh

infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian

menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit.

Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi

organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

b) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali

dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan

ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa

dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah

tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.


Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Pusdiknakes, 2003).

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di

bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada trimester II

disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

(Saifuddin,2002, p.281).

3) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)

a) Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu

dikarenakan perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan

perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan

kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan

semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah

keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang

abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain

adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya


normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir,

biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

b) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah

sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat

tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

c) Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat

disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi

oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang

mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan

kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan

penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur,

dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang

mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur

atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-

kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia

merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya

preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini

disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat

penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema

retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya

lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah

serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak

hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik

yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali

dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan

ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa

dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah

tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.

Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau


beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Pusdiknakes, 2003).

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban.

Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan

munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya

ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu

satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut

ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung

antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga

memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten

(waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim),

makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu

atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah

Rita, 2010).

g) Kejang

Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu

karena eklampsi (24%). Pada umumnya kejang didahului oleh

makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala

sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila

semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun


kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan

gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)

h) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di

bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak

jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III

dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan

nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500

gram) (Saifuddin, 2002).

i) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut

SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,

minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu

(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh

infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian

menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit.

Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi


organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

d.Tujuan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan

Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut

Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003) yaitu :

1) Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan

janinnya sejak dini.

2) Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga

kesehatan terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk

mendapat perawatan segera.

Anda mungkin juga menyukai