Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN KURANG ENERGI KRONIK

SABRINA RARA ANGELICA

P2.06.20.2.18.071

3B KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

CIREBON

2021
1.1 Konsep Dasar Kehamilan

1.1.1 Pengertian

Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280

hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan adalah masa

dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan (Demsa s,

dkk, 2018, hlm. 5).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,

bila dihitung dari nidasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam 9 bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke 13 - ke 27), dan trimester ke 13 minggu (minggu ke

- 28 hingga minggu ke 40). Kehamilan adalah masa yang diawali dari

konsepsi hingga lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari

(9 bulan 7 hari atau 40 minggu) yang dihitung dari HPHT. (Meryyana,

2012)
3

Kehamilan merupakan proses perkembangan janin di dalam

kandungan yang diawali dengan pertemuan sel telur dan sel sperma

sampai menjadi janin hingga melahirkan.

1.1.2 Tanda dan Gejala

a. Tanda presumtif

Tanda presumtif adalah tanda yang dapat dilaporkan atau secara

subjektif, yaitu: (Marry, 2017).

1) Amenore

Pada ibu yang sedang hamil biasanya mengalami

terhentinya datang bulan, amenore dapat menjadi salah satu dari

tanda gejala kehamilan

2) perubahan Payudara

Perubahan yang terjadi pada payudara ibu saat hamil ialah

payudara akan terasa nyeri, nyeri tekan, terasa berat dan

mengalami pembesaran,dan hiperpigmentasi.

3) Mual dan muntah

Mual dan muntah terjadi saat periode amenore , hal ini

disebut morning sickness terjadi akibat respon tubuh terhadap

tingginya hormone progesterone, umumnya hilan pada 3 bulan

usia kehamilan

.
4

4) Frkuensi berkemih

Ibu yang sedang hami umumnya lebih sering berkemih, hal

ini disebabkan karena tekanan uterys pada kandung kemih

5) Tanda Chadwick’s ( bercak keunguan pada vagina)

Suplai darah yang meningkatr mengakibatkan peubahan

warna pada mukosa vagina yang berwarna lebih ungu atau

kebiruan

6) Quickening

Quickening dapat diartikan sebagai perasaan pertama

adanya kehidupan. Hal ini terjadi pada usia 22 minggu

kehamilan dan pada wanita yang sebelumnya pernah hamil

akan terasa pada usia 20 minggu kehamilan

7) Leukorea

Terjadinya peningkatan sekresi vagina yang disebabkan

oleh peningkatan hormone, jika warna dari keputihan kuning

hingga hijau perlu di periksa lebih lanjut

b. Tanda probalitas

Tanda yang dapat dilihat atau diobservasi, yaitu: (Marry, 2017).

1) Tanda hegar ialah melunaknya segmen bawah uterus

2) Tanda goodells ialah melunaknya serviks

3) Ballotement

Pantulan yang terjadi pada uterus jika diberikan tekanan

oleh jari pemeriksa


5

4) Kontraksi braxton-Hicks

Pada trimester akhir umumnya terjadi lebih kuat dirasakan

oleh ibu, dan menjadi kekeliruan dalam gejala persalinan

5) Perubahan abdomen

Akibat pertumbuhan dan perkembangan janin yang

membesar, dinding abdomen akan terus terdorong ke depan

sehingga menyebabkan peregangan pada kulit atau disebut striae

gravidarum dan hbiperpigmentasi pada area abdomen atau linea

nigrae

6) pemeriksaan laboratorium

c. Tanda kehamilan pasti/positif yaitu: (Marry, 2017).

1) Adanya detak jantung janin

2) Merasakan bagian janin

3) Tanda USG

4) Adanya gerakan janin

5) Terdengarnya DJJ

1.1.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis

a. Perubahan Fisik

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan pertama karena

peningkatan estrogen dan progesteron. Pembesaran terjadi karena

hipertropi otot uterus, dan peningkatan estrogen sehingga uterus

dapat mengikuti pertumbuhan janin. Berat uterus normal uterus


6

adalah 30 g, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus

menjadi 1.000 (Merryana,2012). Akibat estrogen dan progesteron

endometrium menjadi tebal, kaya pembuluh darah pada fundus,

dan bagian atas uterus untuk mempersiapkan proses nidasi.

Desidua memproduksi glikogen dan lipid sebagai tempat yang

mendukung pertumbuhan fetus sampai dengan tropoblast selesai

membentuk plasenta. Estrogen juga mempengaruhi pertumbuhan

myometrium menjadi hipertrofi dan hiperplasia. Uterus tumbuh

sampai dengan usia kehamilan 20 minggu kemudian pertumbuhan

terjadi oleh karena peregangan janin.

Hipertrofi isthmus pada trimester I membuat isthmus

menjadi lebih panjang dan lunak, dikenali sebagai tanda hegar.

Pada trimester IIl, isthmus menjadi satu dengan korpus uterus

berkembang menjadi segmen bawah rahim. Saat persalinan,

kontraksi segmen atas rahim menyebabkan segmen bawah rahim

lebar dan tipis, sementara segmen atas rahim menjadi tebal,

batasnya disebut lingkaran retraksi fisiologis. Pembesaran uterus

tidak simetris, tergantung sisi implantasi plasenta, dikenali

sebagai tanda piskacek.

Uterus dapat membesar oleh karena pengaruh progesteron

yang menyebabkan relaksasi otot, tetapi pada usia kehamilan

delapan minggu ke atas uterus mulai berkontraksi disebut Braxton

Hicks, biasanya tidak menyebabkan sakit, tetapi bisa juga


7

beberapa wanita mengeluh nyeri. Suplai darah uterus ditingkatkan

oleh karena estrogen menyebabkan perkembangan pembuluh

darah baru. Bentuk uterus berubah menjadi bulat/globular pada

awal kehamilan untuk mengantisipasi pertumbuhan fetus dan

memungkinkan peningkatan jumlah cairan dan jaringan plasenta.

Hal ini, menyebabkan penekanan pada organ pelvic yang lain

(Merryana 2012).

2) Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat pengaruh

estrogen. Adanya peningkatan volume dalam darah

mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih livide atau

kebiruan, disebut tanda chadwick (Merryana 2012). Pengaruh

estrogen menyebabkan perubahan otot dan epitel. Otot menjadi

hipertrofi, jaringan ikat juga menjadi elastis sebagai persiapan

untuk berdilatasi saat persalinan. Sel-sel epitel meningkatkan

produksi leucorrhoe (keputihan) fisiologis. Jumlah glikogen pada

sekret meningkat berinteraksi dengan bakteri Doderlein

menghasilkan suasana lebih asam untuk melindungi dari

organisme patogen, tetapi juga memudahkan infeksi candida

albicans (Merryana,2012).

3) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta, pada kira-kira


8

kehamilan 16 minggu. Corpus luteum juga mengeluarkan hormon

estrogen dan progesteron yang nantinya fungsi ini diambil alih

oleh plasenta, Corpus luteum diameternya dari 3 cm mengecil

setelah plasenta terbentuk.(Meryana,2012).

4) Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu (Meryana,2012). Estrogen akan

meningkatkan pertumbuhan duktus mamae yang terdapat pada

kelenjar, progesteron menambah sel-sel acinus. Adapun

somatomammotropin merangsang pertumbuhan sel acini dan

perubahan dalam sel sehingga terjadi pembuatan kasein,

lactalbumin, dan laktoglobulin. Juga menyebabkan pembentukan

lemak di sekitar alveolus. Papilla(puting) mammae membesar,

lebih tegak,glandula montgomeri lebih jelas menonjol. Pada umur

kehamilan 12 minggu, kolostrum sudah diproduksi tetapi

pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin masih ditekan

oleh PIH (Prolactin Inhibiting Hormon). Setelah persalinan,

pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomammotropin hilang,

prolaktin dikeluarkan (Meryana,2012).

5) Sistem Respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak

jarang mengeluh rasa sesak dan pendek napas. Hal ini


9

ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas, oleh karena usus

tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga

diafragma kurang leluasa untuk bergerak. Kebutuhan oksigen

meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke

arah dada sehingga terjadi hiperventilasi dangkal (20-24

x/menit). (Meryana,2012)

6) Sistem gastrointestinal

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan

enek (nausea), gejala muntah (emesis), terjadi pada pagi hari,

dikenal sebagai morning sickness, akibat hormon estrogen dan

hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah,

selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering

kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan

terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada

keadaan patologis dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai

lebih dari 10 kali per hari (Meryana, 2012).

7) Urinaria

Secara anatomis, perubahan yang terjadi pada sistem

urinaria adalah ginjal berdilatasi seiring dengan meningkatnya

aliran darah plasma di ginjal; ureter mengalami dilatasi

memanjang dan berliku-liku. Perubahan kandung kemih yaitu

kapasitas kandung kemih membesar, tetapi tonus menurun

sebagai efek dari peningkatan progesteron. Pada saat hamil,


10

sebagian besar perempuan merasakan sering kencing, ingin

kencing tiba-tiba, dan kencing di malam hari, kondisi tersebut

disebabkan oleh perubahan hormon dan adaptasi fisiologi

kehamilan. Ginjal masih berfungsi normal saat hamil, Adaptasi

pada sistem ginjal meliputi meningkatnya aliran plasma ke

ginjal, rata-rata filtrasi glomerulus, dan reabsorbsi tubular

sehingga terjadi proteinuria dan glukosuria (Meryana, 2012).

8) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi.

Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone (MSH)

yang menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada

dahi, pipi, hidung yang dikenal sebagai kloasma

gravidarum,payudara didaerah areola mammae, linea alba pada

kehamilan menjadi hitam (linea grisea), striae lividae pada

perut, dan sebagainya (Meryana,2012).

b. Perubahan Psikologis

Seorang wanita hamil mengalami banyak perubahan

terhadap fisik maupun psikologi pada setiap trimesternya, pada

trimester pertama adaptasi yang harus dihadapi adalah penerimaan

kehamilan oleh perempuan dan pasangannya. Pada trimester II

adaptasi yang harus dialami adalah keberadaan janin. Pada

trimester III, adaptasi berkaitan dengan persiapan kelahiran bayi


11

dan peran menjadi seorang ibu dan ayah bagi bayi. (Darwiten, 2019

hm. 68-72)

1) Trimester Pertama

Pada trimester pertama pasangan suami istri harus

mempersiapkan dan beradaptasi dengan kehamilan khususnya

bagi istri. Semakin cepat wanita mengetahui kehamilannya

maka semakin baik untuk ibu dan janin. Ibu dapat menjaga

kesehatanya seperti mengontrol makanan yang dikonsumsi atau

menghindari obat obat yang berbahaya untuk kesehatan janin.

Di awal kehamilan biasanya wanita merasa gelisah, senang

mengetahui hamil, tetapi mengalami ke khawatiran tentang apa

yang dialami. Kehamilan juga tidak selalu bahagia, terutama

bagi ibu hamil dan pasangan yang pernah mengalami kehamilan

bermasalah sebelumnya (seperti riwayat abortus, sakit saat

hamil, atau bayi lahir meninggal)

2) Trimester Kedua

Pada masa trimester II psikologis berkaitan dengan

penerimaan kehamilan dan ada janin di dalam kandungan.

Terkadang perempuan tidak menyadari bahwa di dalam tubuh

nya terdapat janin jika hamil, tetapi setelah merasakan

quickening akan semakin yakin bahwa ia akan menjadi seorang

ibu. Hasil USG yang diharapkan berbeda, kelainan pada janin,


12

dan perubahan hormonal dapat mempengaruhi emosi dan psikis

ibu dalam menerima kehamilannya.

3) Trimester Ketiga

Trimester III adalah masa dimana sepasang suami istri

mempersiapkan menjadi orang tua, pasangan mulai

mempersiapkan kelahiran bayi, dan mempersiapkan kebutuhan

bayi.

1.1.4 Jadwal Pemeriksaan Antenatal

Jadwal pemeriksaan antenatal sebagai berikut: (Ekasari & Natalia,2019)

a. Pemeriksaan Pertama

Pemeriksaan dilakukan setelah wanita mengetahui dirinya

terlambat haid

1) Pemeriksaan Ulang : setiap bulan sampai usia kehamilan 6-7

bulan

2) setiap dua minggu sampai usia kehamilan 8 bulan

3) setiap minggu sejak usia kehamilan 8 bulan hingga menjelang

persalinan

b. Kunjungan Antenatal

1) kunjungan 1/K1 (Trimester I) Tujuan pemeriksaan pertama pada

antenatal care yaitu:

a) mendiagnosa dan KSmenghitung usia kehamilan


13

b) mengidentifikasi dan menangani masalah yang mungkin

terjadi saat kehamilan, persalinan dan masa nifas

c) mengenali dan mengobati penyakit yang mungkin diderita

sedini mungkin

d) menurunkan angka mordibitas dan mortilitas ibu dan anak

e) memberi saran tentang cara hidup sehat, tentang KB,

kehamilan, persalinan, nifas, serta menyusui.

2) kunjungan 2/K2 (Trimester II)

Tujuan dari pemeriksaan Trimester II yaitu:

a) mengenalkan komplikasi akibat kehamilan serta memberikan

pengobatan

b) pencegahan preeklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan

infeksi saluran kencing

c) melakukan perencanaan persalinan

3) kunjungan 3 dan 4 /K3 dan K4

Tujuan dari Trimester ke III yaitu:

a) memeriksa keadaan letak janin

b) menetapkan rencana persalinan

c) mengidentifikasi tanda-tanda persalinan

2.1 Kurang Energi Kronis

2.1.1 Definisi
14

Kekurangawan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi,

yaitu keadaan patologis akuibat kekurangan atau kelebihan secara

relatif dan absolut satu atau lebih zat gizi (Winarsih,2018, hlm. 116).

KEK sebagai suatu keadaan dimana seorang mengalami kekurangan

gizi (kalori dan protein) yang berlangsung menahun, dengan ditandai

berat badan kurang dari 40 kg atau LILA kurang dari 23,5 cm

(Winarsih, 2018, hlm. 116). Selain lingkar lengan dibawah 23,5 cm,

terdapat cara lain untuk mengidentifikasi kekurangan energi kronis,

yaitu jika Indeks Masa Tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m²(Dieny,

2019, hlm. 64).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu

mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau lebih zat

gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pakekda ibu (Sipahutar, Aritonang dan

Siregar, 2013).

2.2.2 Etiologi

Faktor–faktor yang memengaruhi KEK pada ibu hamil terbagi

menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

(individu/keluarga) yaitu genetik, obstetrik, dan seks. Sedangkan

faktor eksternal adalah gizi, obat–obatan, lingkungan, dan penyakit

(Supariasa, Bakri dan Fajar, 2013).

Faktor yang mempengaruhi kurang energi kronik pada ibu hamil

adalah keadaan sosial ekonomi, Faktor yang berperan dalam


15

menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat keadaan

ekonomi. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh

terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk

membeli bahan makanan antaralain tergantung pada besar kecilnya

pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat

pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan (Stephanie dan

Kartikasari, 2016). Rendahmya asupan makanan yang baik juga

mempengaruhi terjadinya kurang energi kronik pada ibu hamil,

fadisme diet(diet yang berfokus pada makanan tertentu seperti diet

makrobiotik, diet atkins, dan diet stillman) dan pica (menginkan

sesuatu untuk dimakan tetapi bukan nutrisi). Rendahnya kualitas diet

dengan rendah nya konsumi sayur hijau, buah,susu, ikan dan daging.

Selain itu kurang efektif nya program pemerintah SUSCATIN tidak

dilakukan oleh beberapa KUA dan belum lengkapnya materi

mengenai gizi prakonsepsi membuat rendahnya pengetahuan gizi

calon pengantin (Fillah, Ayu, dan Dewi, 2019, hlm 63).

Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi

yang diberikan, Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu

tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu, karena pada ibu yang terlalu muda (kurang

dari 20 tahun) dapat terbaginya nutrisi makanan antara janin dan

ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya

perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sehingga usia


16

yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,

sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik (Ika,

Sukamto, dan Kamalia, 2019 hlm. 117), Sedangkan untuk umur yang

tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin

melemah dan harus untuk bekerja secara maksimal maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung (Kristiyanasari, 2010).

Riwayat medis seperti anemia, diabetes, preeklamsi dan jantung

dapat membuat ibu hamil mengalami kurang energi kronik karena

penyerapan, dan penggunaan nutrisi tidak maksimal di sistem

pencernaan.

2.2.3 Manifestasi Klinik

Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronik akan mengalami

gejala sering merasa kelelahan, pucat dan tidak bugar, mengalami

kesulitan ketika melahirkan, serta kesulitan menyusui (Winarsih, 2019

hlm. 117).

KEK memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan diukur.

Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari

23,5 cm (Supriarsa, 2013).

2.2.4 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan mencapai

1kg, namun setelah mencapai trimester II penambahan berat badan


17

mencapai 3kg dan pada trimester III mencapai 6 kg. Kenaikan tersebut

disebabkan adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban.

Adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban, maka ibu hamil

mengalami perubahan kebutuhan gizi.kondisi kesehatan. Kebutuhan

gizi yang diperlukan pada ibu hamil yaitu: (Ida, 2019, hlm. 85)

a. Kalori

Kalori dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin,

plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk

metabolisme. Sekitar 80.000 kkal atau sekitar 300-400 kkal perhari

dibutuhkan. Kalori tersebut berasal dari sumber asupan makanan

yang sehat dan seimbang.

b. Asam folat

Kebutuhan asam folat pada ibu hamil meningkat karena janin

sangat membutuhkan asam folat untuk pembentukan sel dan sistem

syaraf. Pada trimester pertama janin membutuhkan sekitar 400

mikrogram perharinya. Jika kebutuhan asam folat tidak terpenuhi

maka perkembangan janin tidak sempurna bahkan terlahir dengan

kelainan. Asam folat dapat ditemui pada buah-buahan, beras merah,

sayuran hijau dan kapsul asam folat.

c. Lemak

Lemak berfungsi untuk pertumhan plasenta. Pada trimester III

kadar lemak dalam darah akan meningkat, tubuh wanita hamil juga

menyimpan lemak untuk persiapan menyusui setelah kelahiran.


18

d. Karbohidrat

Karbohidrat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin selama kehamilan dan sebagai sumber kalori utama.

Karbohidrat dapat didapat kan dari karbohidrat kompleks seperti roti,

serealia, nasi dan pasta.

e. Protein

Kebutuhan ibu hamil meningkat sekitar 68% sehingga ibu

hamil harus mendapatkan asupan protein sekitar 60 gram yang

artinya 10-15 gram lebih tinggi dibanding wanita yang tidak hamil.

Fungsi protein adalah sebagai zat pembangun, membentuk

jaringan baru, plasenta dan janin. Bahan yang mengandung protein

adalah kacangan-kacangan, putih telur, daging, tempe dan tahu.

f. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat sekitar 50%.

Kalsium berguna dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang dan

gigi bagi janin. Ibu hamil akan terhindar osteoporosis jika

kebutuhan kalsium terpenuhi.

g. Zat besi

Sekitar 200-300% kebutuhan zat besi meningkat dibanding

wanita tidak hamil. Zat besi baik untuk pembentukan darah, jika

kebutuhan zat besi terpenuhi maka akan terhindar dari anemia. Zat

besi diperoleh dari asupan daging, ikan dan suplemen penambah

zat besi.
19

h. Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk pemeliharaan fungsi mata,

tulang, kulit bagi janin dan imun bagi ibu hamil. Meskipun

vitamin A bermanfaat bagi ibu hamil, jika berlebihan vitamin A

pertumbuhan janin akan terganggu.

i. Vitamin C

Ibu hamil perlu mengkonsumsi vitamin C untuk menyerap

zat besi, selain itu mengandung antioksidan yang baik untuk

melindungi jaringan organ tubuh.

j. Vitamin D

Jika ibu hamil kekurangan vitamin D, ibu hamil dan janin

akan mengalami gangguan metabolime.

k. Yodium

Ibu hamil membutuhkan yodium sekitar 200 miligram

dalam bentuk garam beryodium.

l. Fosfor

Fosfor berguna untuk pembentukan tulang dan gigi, janin,

serta metabolisme kalsium ibu.

m. Flour

Untuk pembenukan tulang dan gigi. Jika jejurangan flour

maka gigi tidak sempurna. Flour terdapat dalam air minum.

n. Natrium
20

Berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat

cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan

cairan tubuh ibu.

2.2.5 Patofisiologi

Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan

yaitu: pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidak cukupan zat

gizi ini berlangsung lama maka persediaan/ cadangan jaringan akan

digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu. Kedua, apabila ini

berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan, yang

ditandai dengan penurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan

biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

Keempat, terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang

khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari

munculnya tanda klasik. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari

faktor lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan

asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan

untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama

maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan

jaringan. (Istiany & Rusilanti, 2014)

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama

kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ


21

kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Bila

status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi

sepcrti Kurangan Energi Kronis (KEK) (Istiany & Rusilanti, 2014).

Sehingga Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronik akan

mengalami gejala sering merasa kelelahan, kesring kesemutan, pucat

dan tidak bugar, mengalami kesulitan ketika melahirkan, serta kesulitan

menyusui.

2.2.6 Pathway

Bagan 2.1
Pathway Kurang Energi Kronik

Ekonomi rendah,
rendahnya asupan
nutrisi, riwayat
medis

Defisit Asupan nutrisi Menurunnya


pengetahuan tidak terpenuhi nutrisi janin
dan plasenta

Kurang energi kronik


Janin kekurangan
nutrisi

Katabolisme
kalori dan protein
meningkat
Risiko
perkembangan
pada janin
Asam amino
esensial menurun
22

Energi
menurun Penurunan jaringan

keletihan Penurunan BB

Defisit nutrisi

( Sumber: Ruslianti, 2014; Tim Pokja PPNI, 2017)

2.2.7 Komplikasi

Wanita yang mengalami KEK saat hamil dapat mengalami anemia,

komplikasi pada kehamilan, perdarahan dan mudah infeksi. serta

membuat persalinan menjadi sulit dan lama, persalinan sebelum waktu

nya atau prematur, dan persalinan melalui operasi, ibu yang mengalami

KEK saat hamil mengakibatkan janin menjadi cacat, anemia, mati

dalam kandungan (Dieny, F, . 2019, hlm. 64). Jika status gizi ibu hamil

baik maka kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan status gizi

baik, akan tetapi jika status gizi ibu buruk maka ibu akan berisiko tinggi

melahirkan bayi BBLR (Pratiwi, 2011).

2.2.8 Penatalaksanaan

upaya yang dapat dilakukan dalam menangani KEK adalah

dengan mengkonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah

makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi

yang sesuai dengan kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus
23

dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet tambah darah yang berisi zat

besi dan asam folat, kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, dan iodium.

Selain itu juga pelayanan antenatal terpadu harus dilakukan

ditingkat pelayanan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah:

penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran LILA,

pemberian tablet tambah darah, dan penyuluhan konseling gizi.

(Damajadti, 2015)

2.2.9 Pemeriksaan Penujang

Kemenkes (2014) menetapkan status gizi pada ibu hamil dan 6

bulan setelah melahirkan menggunakan LILA, ibu yang memiliki

lengkat lengan atas kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan sebagai kurang

energi kronis. Selain itu pengukuran antropometri dapat mengukur

mengenai ukuran dan komposisi tubuh. Tinggi dan berat badan

biasanya yang sering dilakukan, membandingkan tinggi dan berat saat

sebelum hamil memberikan perkiraan ukuran tubuh, untuk menentukan

standar berat badan dan mengidentifikasi wanita yang berat badannya

kurang.

Melakukan tes uji labolatorium untuk melihat komposisi nutrisi

didalam tubuh terpenuhi. Hemoglobin dan hematokrit dites secara rutin

untuk mengetahui status zat besi dan kebutuhan suplemen. Tingkat

folacin serum adalah indikator untuk mengetahui kecukupan nutrisi

pada tubuh. Pengakajian fisik dilakukan wanita hamil untuk mengetahui


24

status nutrisi dengan mengecek tanda-tanda vital, serta riwayat diet ibu

hamil. (Yati, 2013).

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Kurang Energi

Kronik

2.3.1 Definisi Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan

ibu hamil dengan KEK dan lingkungannya untuk mrncapai tujuan

pemulihan dan kebutuhan kemandirian ibu hamil dalam merawat

dirinya (UU Keperawatan No. 38 tahun 2014)

Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan

(Manurung, 2011)

2.3.2 Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan

yang melibatkan kolaborasi ibu hamil, perawat dan tenaga

kesehatan lainnyaa. Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan

pemeriksaan fisik.

1. Identitas Pasien

Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, alamat, status

perkawinan, agama,suku, pendidikan, pekerjaan, no. Register,


25

diagnosa medis, tanggal persalinan, tanggal masuk, tanggal

pengkajian

2. Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

hubungan dengan pasien,alamat

3. Keluhan Utama

Keluhan utama pada ibu hamil dengan kurang energi kronik

yaitu ibu merasakan lemas

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengajian pada riwayat kesehat sekarang di dalam nya

memuat informasi tentang P (provocative /palliative) hal yang

membuat ibu merasakan lemas dan cara penanggulangan ibu

terhadap masalah, Q (Quantatiy/Qualitatif) seberapa sering ibu

merasakan lemas dan menggambarkan peasaan ibu terhadap

lemasnya, R (region/radiation), S (scale/severity), dan T (time)

waktu yang paling sering dirasakan ibu saat lemas

5. Riwayat Kesehatan Dahulu

Imunisasi, alergi, kebiasaan (merokok, minum alkohol,

obat, kopi), obat–obatan (nama, lama penggunaan,

sendiri/resep).

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


26

Genogram 3 generasi (kehamilan kembar, gangguan

mental, penyakit yang dapat diturunkan, penyakit yang dapat

ditularkan).

b Riwayat Obstetri Ginekologi

1. Riwayat Ginekologi

a) Riwayat menstruasi

Meliputi menarche, lamanya haid, siklus, banyaknya, sifat

darah (warna, bau, cair/gumpalan, dismenor), HPHT.,

taksiran persalinan.

b) Riwayat perkawinan (suami dan istri)

Meliputi usia perkawinan, lama perkawinan, pernikahan

yang keberapa

c) Riwayat kontrasepsi

Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil,

waktu dan lama penggunaan, wasalah dalam penggunaan

cara tersebut, jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan

setelah persalinan sekarang, jumlah anak yang direncanakan

keluarga.

c. Riwayat Obstetri

1. Riwayat kehamilan, persalinan, & nifas yang lalu

2. Riwayat kehamilan sekarang

Meliputi ibu hamil merasa hamil yang ke berapa bulan,

keluhan waktu hamil, gerakan anak pertama dirasakan,


27

imunisasi, penambahan BB selama hamil, pemeriksaan

kehamilan teratur/tidak, tempat pemeriksaan dan hasil

pemeriksaan.

d) Data Biologis

1. Aktivitas Kehidupan Sehari–Hari/Activity Daily Living (ADL)

pada ibu hamil yaitu: (Karjatin, 2016)

a) Nutrisi

Nutrisi pada ADL terdapat suata pola makan wanita sebelum

dan sesudah hamil yang berisi jenis menu, frekuensi, jumlah,

porsi, pantangan, dan keluhan dan pola minum yang berisi

jenis minuman, frekuensi, jumlah dan pantangan.

b) Istirahat dan Tidur

Terdapat jumlah jam tidur dan keluhan tidur pada siang dan

malam hari. Pada ibu hamil dengan KEK disarankan untu

melakukan aktivitas fisik secara bertahap untuyk mencegah

keletihan.

c) Elimiasi

Di dalam eliminasi terdapat frekuensi, jumlah, bau, warna,

serta keluhan BAB dan BAK.


28

d) Personal Hygiene

Terdapat aktivitas mandi dan berpakaian yang didalamnya

berisi frekuensi mandi dan berpakaian, penggunaan sabun,

menggosok gigi dan keluhan yang dirasakan saat mandi

ataupun dalam berpakaian.

e) Mobiltas dan Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan selama ataupun sebelum khemilan,

serta keluhan yang terjadi.

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kondisi umum :

Meliputi tingkat kesadaran, TTV (T, N, R, S), BB/TB

b) Sistem pernafasan (Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi/

IPPA). Mengkaji bentuk dada, kaji adanya kesimetrisan

bentuk dada, adanya pertambahan otot napas seperti retraksi

dinding dada dan cuping hidung, mempalpasi, dan

mengauskultasi adanya tambahan suara napas

c) Sistem kardiovaskuler (IPPA: TD, nadi, sianosis, konjungtiva,

bunyi jantung, extremitas {edema, varises, CRT}).

d) Sistem pencernaan (IPPA: kelembapan membran mukosa,

edema, BU, hemoroid)


29

e) Sistem persyarafan (IPPA: status mental, kejang, reflex

patella dan fungsi nervus).

f) Sistem panca indra (IPPA: fungsi penglihatan [pandangan

kabur, pandangan berkunang–kunang], pendengaran,

penciuman, pengecapan, perabaan).

g) Sistem perkemihan (IPPA: palpasi kandung kemih, berkemih

berlebihan, hematuri).

h) Sistem integumen (IPPA: hiperpigmentasi, kloasma

gravidarum, turgor, striae).

i) Sistem endokrin (IPPA: pembesaran kelenjar tiroid, tremor).

j) Sistem muskuloskeletal (IPPA: masaa tonus otot, kekuatan

otot, ROM, deformitas, diastasis rektur abdominis).

k) Sistem reproduksi (IPPA: payudara (pembesaran,

hiperpigmentasi areola, keadaan putting susu, ASI/ kolostrum,

bengkak, bendung/ massa, kebersihan), Uterus (TFU, Leopold,

DJJ), genitalia externa (edema, varises, kebersihan).

3. Data Psikososial Spiritual

a. Psikososial

1) Pola pikir dan persepsi Pengetahuan cara pemberian ASI dan

merawat bayi, rencana pemberian ASI, jenis kelamin yang


30

diharapkan, yang akan membantu merawat bayi di rumah,

kehamilan ini diharapkan.

2) Persepsi diri Hal yang sangat dipikirkan saat ini, harapan

setelah menjalani perawatan, perubahan yang dirasa setelah

hamil.

3) Konsep diri Gambaran diri, peran, ideal diri, identitas diri,

harga diri.

4) Hubungan/komunikasi Bahasa sehari–hari, kejelasan bicara,

relevan, mampu mengerti orang lain.

5) Kebiasaan seksual Gangguan hubungan seksual, pemahaman

terhadap fungsi seksual.

b. Spiritual Sumber kekuatan, Tuhan, agama, kepercayaan, sistem

nilai ridan kepercayaan.

4. Data Penunjang

Laboratorium, radiologi, pemeriksaan tambahan (USG,

amniosintesis)

b. Analisa Data

Hasil dari pengkajian yang telah dikumpulkan akan

dikelompokan dan dianalisauntuk menemui masalah keperawatan .

data pada analisa data terbgi menjadi dua, yaitu data subjektif
31

adalah data yang di dapatkan dari ibu hamil, dan data objektif, data

yang diperoleh dari observasi perawat.

2.3.3 Diagnosa Keperawatan

Beberapa diagnosa yang mungkin terjadi pada ibu dengan masalah

kurang energi kronik yaitu (SDKI, 2017):

a. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme ditandai dengan menurunnya berat badan dibawah

rentang ideal, nafsu makan menurun dan mukosa tampak pucat

b. Kelatihan berhubungan dengan kurang energi kronis ditandai dengan

merasa lelah dan tampak lesu

c. Defisit pengetahuan gizi yang diperlukan pada ibu hamil

berhubungan dengan ketidak tahuan menemukan informasi ditandai

dengan jarang nya asupan buah dan susu

d. Risiko gangguan perkembamgan pada janin berhubungan dengan

ketidak adekuatan nutrisi.


32

2.3.4 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
. Keperawatan
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Pemantauan TTV 1. TTV merupakan indikator
berhubungan keperawatan, selama 3x24 jam 2. Pemantauan BBdan LILA melihat kondisi seseorang
dengan diharapkan status nutrisi 3. Pemerian makan 2. Pemntauan BB dan LILA
peningkatan meningkat dengan kriteria 4. Eduksi diet merupakan indikator
kebutuhan hasil: untuk meliat kondisi
metabolisme 1. Frekuesi makan kebutuhan seseorang
dibuktikan dengan membaik 3. Pemberian utrisi yang
menurunnya berat 2. Nafsu makan membaik tiggi kalori dan protein
badan, nafsu 3. Membran mukosa dapat memenuhi
makan menurun membaik kebutuhan nutrisi
dan mukosa 4. Informasi yang tepat dapat
tampak pucat memotivasi ibu dalam
asupan nutrisi yang
adekuat
2. Kelatihan Setelah dilakukan asuhan 1. Mengatur jadwal 1. pada orang dewasa, manusia
berhubungan keperawatan, selama 3x24 jam aktivitas dan tidur membutuhkan aktu tiduur
dengan malnutrisi diharapkan tingkat keletihan 2. monitor asupan sebanyak 7-8 jam per hari
dibuktikan dengan ibu hamil menurun dengan makanan 2. ibu hamil membutuhkan
ibu hamil tampk kriteria hasil: 3. Anjurkan melakukan asupan kalori sebayak 300
lesu dan merasa 1. Lesu menurun aktivitas secarra bertahap kkall per hari
33

kurang tenaga 2. Tenaga meningkat 3. melakukan aktivitas secara


3. Selera makan membaik bertahap dapat mengurangi
4. Kemampuan melkukan rasa keletihan
aktivitas rutin
meningkat
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. identifikasi pengetahuan 1. identifikasi pengetahuan
gizi yang diperlukan keperawatan, selama 3x24 jam tentang diet tentang diet dapat megetahui
pada ibu hamil diharapkan tingkat 2. informasikan ibu hamil kemampuan ibu hamil dalam
berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang menjelaskan diet.
ketidak tahuan meningkat dengan kriteria makanan yang boleh dan 2. memberi gambaran
menemukan hasil: dilarang, serta anjurkan tentang makanan yang boleh
informasi dibuktikan 1. Persepsi yang keliru mengganti bahan makanan dimakan serta dapat
dengan jarangnya terhadap diet menurun sesuai program diet mengganti bahan makanan
minum susu dan 2. Prilaku sesuai dengan 3. identifikasi persepsi ibu sesuai dengan program
memakan buah pegetahuan meningkat hamil dan keluarga 3. dengan memberikann
3. Kemampuan dalam tentang diet edukasi ibu hamil dan
menjelaskan diet keluarga dapat meningkatkan
meningkat asupan makanan

Risiko gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. periksa fundus uteri dan 1. tinggi fundus uteri dan
perkembangan keperawatan, diharapkan status LILA LILA ibu dapat menjadi
pada janin perkembangan nutrisi ibu 2. kaji kebutuhan nutrisi indikator nutrisi bagi ibu
berhububngan hamil membaik dengan kriteria 3. edukasi mengenai asupan dan janin
dengan ketidak hasil: nutrisi ibu hamil 2. mengkaji kebutuhan
adekuatan nutrisi;[ 1. indeks masa tubuh nutrisi ibu dapatr
meningkat mengetahui kebutuhan
34

2. asupan nutrisi nutrisi


meningkat 3. edukasi nutrisi pada ibu
untuk memotivasi ibu agar
asupan nutrisi ibu
terpenuhi
35

2.3.5 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pengelolan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun. Tujuan tindakan keperawatan pada ibu

hamil adalah agar ibu dan janin bisa mendapatkan nutrisi yang

seoptimal mungkin sesuai kemampuan dan kondisi ekonomi, sosial dan

lingkungan ibu. Melalui tindakan keperawatan tersebut diharapkan ibu

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya antara lain nutrisi, keamanan dan

keselamatan, kebersihan diri, kesimbangan dan istirahat, dan hubungan

interpersonal melalui komunikasi efektif (Padila,2012)

2.3.6 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari asuhan

keperawatan, perawat menilai perubahan hasil dari masalah ibu yang

sudah diatasi. Perawat memberikan pengkajian ulang untuk tujuan yang

belum tercapai (Rahmawati, 2017).

Evaluasi terdiri dari dua jenis yaitu evaluasi formatif, catatan

perkembngan yang yang dilakukan setiap hari dan evaluasi sumatif

adalah catata perkembangan yang dilakukan sesuai waktu yng telh

ditentukan.(Hidayat,2021, hlm. 41)

Dalam melakukan evluasi dilakukan beberapa langkah, yaitu

menganalisa respon ibu hamil, menganalisa faktr yang mempengaruhi

keberhasilan dan kegagalan, dan rencana untuk selanjutnya. Evaluasi

mempunyai 7 komponen, yaitu:


36

a. S (Data Subyektif)

Data diperoleh melalui pernyataan ibu hamil. Data ini

menggambarkan tentang persepsi dan pengalaman maalah dari ibu

hamil

b. O (Data Objektif)

Informasi diobservasi melalui indra

c. A(Analisa Data)

Kesimpulan dari data subjektif dan objektif selama pengkajian

d. P (Perencanaan)

Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan untuk masalah

keperawatan

e. Pelakasanaan

Pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan

f. E (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan suatu tindakan

asuhan keperawatan yang telah diberikan.

g. R (Reassessment)

Jika tindakan belum terapai, maka dilakukan pengumpulan data

kembali

Anda mungkin juga menyukai