DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10
4. MUTIARA RINJANY
D III KEPERAWATAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim
antara laki-laki dengan perempuan. Seks adalah topik yang sudah lama dianggap
tabu untuk diperbincangkan oleh orang dewasa, banyak orang kurang mengetahui
tentang seksualitas atau enggan mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan seksualitas (Potter & Perry, 2005). Namun, seringkali masyarakat umum
(awam) memiliki pengertian bahwa istilah seks lebih mengarah pada bagaimana
masalah hubungan seksual antara dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo,
2004).
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat tinggi
dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Pada
masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan,
agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang
tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual
menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang
aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan
sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka
sendiri. Perubahan organ-organ reproduksi yang makin matang pada remaja
menyebabkan dorongan dan gairah seksual remaja makin kuat dalam dirinya.
Remaja yang tidak mampu mengendalikan diri, sehingga terlibat dalam kehidupan
seksual secara bebas (diluar aturan norma sosial) misalnya seks pranikah akan
berakibat negatif (Dariyo, 2004).
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu, tetapi diperlukan untuk
survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui sistem
reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap spesies dapat bertahan di dunia ini.
Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada homeostasis dan tidak penting
untuk bertahan hidup seseorang seperti halnya sistem kardiovaskuler, tetapi ia berperan
penting dalam kehidupan seseorang. Sebagai contoh: pasangan suami istri yang baru
menikah, umumnya sering ditanya apakah sudah mendapatkan anak. Dengan demikian
berarti sistem reproduksi berpengaruh terhadap perilaku psikososial seseorang secara
signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi
kemasyarakatan membentuk unit yang membentuk lingkungan yang stabil dan kondusif
untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain ledakan populasi
yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan keterbatasan dunia ini dalam
menampung dan memfasililtasi makhluk hidup. Oleh karena itu, diperlukan pembatasan
atau kontrol sistem reproduksi.
B. RUMUSAN LEMAH
3.
BAB II
PEMBAHASAN
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ
genitalia interna. Organ genitalia eksterna adalah bagian untuk sanggama, sedangkan
organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur,
transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.
Sistem reproduksi wanita lebih kompleks dibandingkan pria, karena wanitamengalami fase
reproduksi, tidak hanya saat pubertas saja. Pada saat ovulasi, terjadi lonjakan LH (LH surge)
sehingga oosit dapat keluar dari folikel. Setelah ovulasi, uterus dalam fase sekresi sehingga jika
terjadi fertilisasi, embrio yang terbentuk dapat mudah bernidasi pada uterus. Pada fase sekresi
ini, endometrium uterus menebal dengan kelenjar yang berkelok- kelok, banyak pembuluh
darah, dan banyak sekret. Estrogen yang meningkat sebelum ovulasi memberikan umpan balik
negatif terhadap FSH, sehingga tidak terjadi perubahan folikel terus-menerus. Jika terjadi
berdegenerasi). Jika tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum berdegenerasi sehingga terjadi
endometrium. Saat menstruasi, prostaglandin lokal uterus menstimulasi irama kontraksi kecil
myometrium uterus. Kontraksi uterus yang besar disebabkan karena over produksi
Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai
perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah
(hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
Mons veneris (mons pubis) adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada
perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya
batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai
sekitar anus dan paha.
– Labia mayora
Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri,lonjong mengecil
kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke
bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura
posterior.Labia mayora analog dengan skrotum pada pria.
– Klitoris
Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri
atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yangmenggantungkan klitoris ke os
pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan
ujung saraf, sehingga sangat sensitif.
– Vestibulum
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan
dibatas di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh
perineum (fourchette).
– Introitus Vagina
Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Introitus vagina
ditutupi oleh selaput dara.
– Perineum
Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang
menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis,
yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis
meliputi muskulus transverses perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia
internal maupun eksternal yang menutupinya
Organ Genitalia Interna
– Uterus
Berbentuk advokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang.
Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-otot
polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan
tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio
(serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke
depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas (1) fundus uteri;
(2) korpus uteri dan(3) serviks uteri.
– Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yangterdapat di
dinding uterus (2) pars ismikia, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya;
(3) pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah
abdomen dan mempunya fimbria.
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium
menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium
berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm,
lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm (Prawirohardjo, 2010).
Fluktuasi hormon estradiol 17-β selama satu siklus estrus sejalan dengan perkembangan
folikel dalam ovarium. Saat perkembangan folikel (fase folikular) hormon ini
mengalami kenaikan secara bertahap, seiring perkembangan folikel primer menjadi
folikel tersier. Puncak sekresi hormon estradiol terjadi sebelum terjadi ovulasi. Setelah
terjadi ovulasi dan terbentuk korpus luteum pada ovarium (fase luteal), hormon ini
mengalami penurunan secara bertahap sampai akhir fase luteal (Chateu and Boehm,
1995 dalam Sitasiwi, 2007; Hamilton, et al., 2017). Di samping efeknya terhadap
pertumbuhan otot uterus, estrogen juga memainkan peranan penting dalam
perkembangan lapisan dalam endometrium. Paparan kontinu terhadap estrogen dalam
waktu lama menyebabkan hiperplasia endometrium yang biasanya disertai pola
pendarahan abnormal. Jika produksi estrogen terkooordinasi baik dengan produksi
progesteron selama siklus menstruasi normal, maka akan terjadi pendarahan periodik
dan pelepasan dalam endometrium secara teratur (metabolisme hormon steroid).
– Progesteron
Progesteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh korpus luteum, placenta dan
sejumlah kecil dari folikel. Hormon ini berperan dalam peristiwa menstruasi serta
kehamilan. Progesteron sama halnya seperti hormon steroid yang lain, disintesis dari
pregnenolone, suatu derivat kolesterol. Dua persen progesteron beredar dalam plasma
dalam bentuk bebas, sedangkan 80% berikatan dengan albumin dan 18% berikatan
dengan corticosreroid-binding globulin (Ganong, 2003). Progesteron bersama-sama
dengan estrogen memegang peranan penting di dalam regulasi seks hormon wanita.
Pada wanita, pregnenolon diubah menjadi progesteron atau 17α-hidroksipregnenolone
dan perubahan ini tergantung dari fase ovulasi dimana progesteron disekresi oleh korpus
luteum dalam jumlah yang besar. Progesteron juga merupakan prekursor untuk
testoteron dan estrogen, pada saat terjadi metabolisme 17α-hidroksiprogesteron menjadi
dehidroepiandrosteron yang dikonversi menjadi 4 androstenedion dengan bantuan
enzim 17α hidroksilase pregnenolon (Anwar, 2006). Progesteron berperan di dalam
organ reproduksi termasuk kelenjar mammae dan endometrium serta peningkatan suhu
tubuh manusia. Organ target progesteron yang lain adalah uterus, dimana progesteron
membantu implantasi ovum. Selama kehamilan progesteron mempertahankan plasenta,
menghambat kontraktilitas uterus dan mempersiapkan mammae untuk proses laktasi
(Anwar, 2006).