ORGAN REPRODUKSI
Mata Kuliah Biomedik I
Ibu Halinda Sari Lubis
Dikerjakan oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakasih karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah cara menjaga kesehatan organ reproduksi.
Makalah ini disusun sebagai bentuk tugas dalam mata kuliah Biomedik I.
Dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca, penulis nantikan sebagai perbaikan pada masa mendatang. Semoga makalah cara
menjaga kesehatan organ reproduksi ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk memperluas
pengetahuan agar lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Penulis
A. KESEHATAN REPRODUKSI
Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Pengertian dari kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi juga telah diatur dalam UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting
meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan seseorang. Pada
manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki manusia
berbeda antara pria dan wanita.
a. Vagina
Banyak orang mengira bahwa vagina bisa diamati dengan mata telanjang. Hal tersebut
salah kaprah. Vagina berada di dalam tubuh sehingga tidak bisa melihatnya secara
langsung. Bagian yang bisa dilihat ketika menghadap ke alat genital dinamakan vulva.
Vagina sendiri merupakan saluran yang menghubungkan serviks (leher rahim) ke bagian
luar tubuh. Letak vagina tepatnya di belakang kandung kemih, agak lebih rendah dari
rahim.
Fungsi organ satu ini adalah sebagai jalan lahir bayi saat persalinan serta tempat
keluarnya darah saat menstruasi. Vagina juga menjadi jalur akses sperma untuk menuju
rahim.
b. Rahim (uterus)
Rahim adalah sebuah organ kecil yang berongga dan berbentuk seperti buah pir. Organ
ini berada di antara kandung kemih dan dubur. Bagian bawah rahim merupakan sebuah
saluran yang disebut leher Rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim.
Rahim memiliki banyak fungsi penting dalam proses reproduksi. Selama siklus
menstruasi normal, lapisan rahim (endometrium), akan diselimuti dengan gumpalan darah
yang menebal. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan kehamilan. Apabila
tidak ada pembuahan, maka gumpalan darah tersebut akan luruh dan keluar melalui
vagina. Proses luruhnya darah ini disebut dengan menstruasi. Sebaliknya, jika terjadi
pembuahan, maka rahim akan menjadi tempat embrio untuk tumbuh dan berkembang.
c. Ovarium
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang berada di sisi kanan dan kiri rongga
panggul, tepatnya bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium berfungsi untuk
menghasilkan sel telur dan hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron.
d. Tuba falopi
Tuba falopi adalah dua tabung panjang dan tipis yang membentang dari ujung kanan
dan kiri pada pada bagian atas rahim ke ujung ovarium. Organ ini berfungsi sebagai
saluran untuk sel telur (ovum) bergerak dari ovarium menuju rahim. Konsepsi, alias
pembuahan sel telur oleh sperma, terjadi di saluran tuba falopi.
e. Vulva
Vulva adalah bagian luar dari anatomi vagina yang bisa Anda lihat dengan mata
telanjang. Bagian ini terdiri dari:
Labia majora. Labira majora disebut juga sebagai “bibir besar”. Bagian ini
mengandung banyak kelenjar keringat dan minyak. Setelah pubertas, labia majora akan
ditutupi rambut-rambut halus.
Labia minora. Labia minora disebut sebagai “bibir kecil” Disebut demikian karena
bagian ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 5 cm. Labia minora berada di dalam labia
majora, dan mengelilingi lubang vagina dan uretra (lubang tempat Anda buang air kecil).
Jadi, lubang tempat urin keluar dari tubuh berbeda dengan lubang keluarnya darah saat
Anda menstruasi.
Klitoris. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang berada di dalam labia minora.
Klitoris ditutupi dengan lipatan kulit, yang disebut preputium, mirip dengan kulup di
ujung di penis. Sama halnya dengan penis, klitoris dikelilingi banyak saraf sehingga
sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa menegang (ereksi).
a. Penis
Penis adalah organ seks pria. Biasanya, organ ini akan mencapai ukuran
maksimalnya selama masa puber. Penis terdiri dari tiga bagian utama, pangkal (radix),
batang (corpus), dan kepala (glans). Di ujung kepala penis terdapat lubang saluran uretra
untuk mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Lubang ini juga berfungsi untuk mengeluarkan
cairan mani ketika pria mencapai klimaks (orgasme).
Di sepanjang batang penis, tepatnya pada sisi kiri dan kanannya, terdapat jaringan yang
dinamakan korpus kavernosum. Jaringan ini akan dipenuhi darah ketika pria terangsang
secara seksual. Saat jaringan ini dipenuhi darah, penis akan menjadi kaku dan ereksi
sehingga memungkinkan pria melakukan penetrasi selama hubungan seksual
b. Skrotum
Skrotum adalah sebuah kantong kulit yang longgar dan menggantung di belakang
penis. Bagian tubuh satu ini juga dikenal dengan nama buah zakar dan sangat erat
kaitannya dengan testis. Selain berfungsi untuk membungkus testis, skrotum juga berperan
untuk mendukung testis memproduksi sperma normal.
Agar pria dapat menghasilkan sperma berkulitas, testis harus berada pada suhu yang
tepat, yaitu sedikit lebih dingin ketimbang suhu tubuh. Adanya otot-otot khusus di dinding
skrotum memungkinkannya testis untuk menjaga suhu optimal bagi produksi sperma.
c. Testis
Testis atau biasa disebut sebagai buah zakar, pelir, atau biji kemaluan adalah organ
berbentuk oval. Organ ini berada di dalam kantung di sebelah kanan dan kiri bagian
belakang penis. Fungsi utama testis adalah untuk memproduksi dan
menyimpan sperma serta memproduksi testosteron. Testosteron adalah hormon pria yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan sperma dan memberikan perubahan pada
tubuh selama masa pubertas.
Biasanya, testis pria akan mulai tumbuh sekitar umur 10-13 tahun. Ketika testis
tumbuh, kulit di sekitar skrotum akan berwarna lebih gelap, menggantung ke bawah, dan
memiliki rambut. Ukuran testis setiap pria berbeda-beda, namun rata-rata testis memiliki
ukuran panjang antara 5-7,5cm dengan lebar 2,5cm.
Kita juga perlu memahami cara menjaga dan merawat organ reproduksi. Mengingat,
sistem reproduksi manusia sangat sensitif sehingga perawatan yang dibutuhkan pun tak boleh
sembarangan.
Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit ini
bisa disebabkan infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker.
Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan
masalah kesuburan.
a. Kebersihan
Kebersihan organ-organ reproduksi ditentukan dengan bagaimana cara dalam merawat
dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka
keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Wanita lebih mudah
terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ
vagina yang letaknya dekat dengan anus.
d. Penyalahgunaan NAPZA
Pengaruh dari zat tersebut adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh
lain. Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan
NAPZA akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA
jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus HIV dapat
menular melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian.
1. Wanita
a. Keputihan
Bau amis pada vagina dapat disebabkan oleh beberapa hal, namun salah satu
penyebabnya adalah bakteri yang disebut vaginosis bakterialis.Bakteri tersebut
merupakan bakteri yang terdapat di dalam vagina dan berfungsi untuk
melindunginya dengan cara membuat asam.
Saat terjadi ketidakseimbangan bakteri atau kimia di dalamnya, maka vagina
akan menjadi berbau amis. Tak hanya itu, biasanya juga disertai dengan keputihan
yang berwarna putih atau abu-abu dan encer.Keputihan adalah kondisi ketika lendir
atau cairan keluar dari vagina. Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga
kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami
keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar membawa
sel mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi.
b. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan
di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang
hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
c. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke
dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa
menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas,
dan kehamilan ektopik.
d. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi
kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon
seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
e. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat
berhubungan seksual.
b. Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup
sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan
nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan
produksi hormon testosteron.
c. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih
atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran
prostat (BPH), atau kanker prostat.
d. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron
yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido,
gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.