Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH CARA MENJAGA KESEHATAN

ORGAN REPRODUKSI
Mata Kuliah Biomedik I
Ibu Halinda Sari Lubis

Dikerjakan oleh :

191000109 – Christine Artha Uli


191000129 – Elisha Alemina Ginting
191000141 – Ruth Hartanti Yamolai Dachi
191000143 – Karina Mutiarani Halawa
191000175 – Putri Patricia

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakasih karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah cara menjaga kesehatan organ reproduksi.
Makalah ini disusun sebagai bentuk tugas dalam mata kuliah Biomedik I.
Dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca, penulis nantikan sebagai perbaikan pada masa mendatang. Semoga makalah cara
menjaga kesehatan organ reproduksi ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk memperluas
pengetahuan agar lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.

Medan, 16 Desember 2019

Penulis
A. KESEHATAN REPRODUKSI

Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Pengertian dari kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi juga telah diatur dalam UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting
meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan seseorang. Pada
manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki manusia
berbeda antara pria dan wanita.

1. Organ Reproduksi Wanita


Organ reproduksi wanita memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-
masing, yaitu :

a. Vagina
Banyak orang mengira bahwa vagina bisa diamati dengan mata telanjang. Hal tersebut
salah kaprah. Vagina berada di dalam tubuh sehingga tidak bisa melihatnya secara
langsung. Bagian yang bisa dilihat ketika menghadap ke alat genital dinamakan vulva.
Vagina sendiri merupakan saluran yang menghubungkan serviks (leher rahim) ke bagian
luar tubuh. Letak vagina tepatnya di belakang kandung kemih, agak lebih rendah dari
rahim.
Fungsi organ satu ini adalah sebagai jalan lahir bayi saat persalinan serta tempat
keluarnya darah saat menstruasi. Vagina juga menjadi jalur akses sperma untuk menuju
rahim.
b. Rahim (uterus)
Rahim adalah sebuah organ kecil yang berongga dan berbentuk seperti buah pir. Organ
ini berada di antara kandung kemih dan dubur. Bagian bawah rahim merupakan sebuah
saluran yang disebut leher Rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim.
Rahim memiliki banyak fungsi penting dalam proses reproduksi. Selama siklus
menstruasi normal, lapisan rahim (endometrium), akan diselimuti dengan gumpalan darah
yang menebal. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan kehamilan. Apabila
tidak ada pembuahan, maka gumpalan darah tersebut akan luruh dan keluar melalui
vagina. Proses luruhnya darah ini disebut dengan menstruasi. Sebaliknya, jika terjadi
pembuahan, maka rahim akan menjadi tempat embrio untuk tumbuh dan berkembang.

c. Ovarium
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang berada di sisi kanan dan kiri rongga
panggul, tepatnya bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium berfungsi untuk
menghasilkan sel telur dan hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron.
d. Tuba falopi
Tuba falopi adalah dua tabung panjang dan tipis yang membentang dari ujung kanan
dan kiri pada pada bagian atas rahim ke ujung ovarium. Organ ini berfungsi sebagai
saluran untuk sel telur (ovum) bergerak dari ovarium menuju rahim. Konsepsi, alias
pembuahan sel telur oleh sperma, terjadi di saluran tuba falopi.
e. Vulva
Vulva adalah bagian luar dari anatomi vagina yang bisa Anda lihat dengan mata
telanjang. Bagian ini terdiri dari:
 Labia majora. Labira majora disebut juga sebagai “bibir besar”. Bagian ini
mengandung banyak kelenjar keringat dan minyak. Setelah pubertas, labia majora akan
ditutupi rambut-rambut halus.
 Labia minora. Labia minora disebut sebagai “bibir kecil” Disebut demikian karena
bagian ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 5 cm. Labia minora berada di dalam labia
majora, dan mengelilingi lubang vagina dan uretra (lubang tempat Anda buang air kecil).
Jadi, lubang tempat urin keluar dari tubuh berbeda dengan lubang keluarnya darah saat
Anda menstruasi.
 Klitoris. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang berada di dalam labia minora.
Klitoris ditutupi dengan lipatan kulit, yang disebut preputium, mirip dengan kulup di
ujung di penis. Sama halnya dengan penis, klitoris dikelilingi banyak saraf sehingga
sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa menegang (ereksi).

2. Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pria memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing,
yaitu :

a. Penis
Penis adalah organ seks pria. Biasanya, organ ini akan mencapai ukuran
maksimalnya selama masa puber. Penis terdiri dari tiga bagian utama, pangkal (radix),
batang (corpus), dan kepala (glans). Di ujung kepala penis terdapat lubang saluran uretra
untuk mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Lubang ini juga berfungsi untuk mengeluarkan
cairan mani ketika pria mencapai klimaks (orgasme).
Di sepanjang batang penis, tepatnya pada sisi kiri dan kanannya, terdapat jaringan yang
dinamakan korpus kavernosum. Jaringan ini akan dipenuhi darah ketika pria terangsang
secara seksual. Saat jaringan ini dipenuhi darah, penis akan menjadi kaku dan ereksi
sehingga memungkinkan pria melakukan penetrasi selama hubungan seksual

b. Skrotum
Skrotum adalah sebuah kantong kulit yang longgar dan menggantung di belakang
penis. Bagian tubuh satu ini juga dikenal dengan nama buah zakar dan sangat erat
kaitannya dengan testis. Selain berfungsi untuk membungkus testis, skrotum juga berperan
untuk mendukung testis memproduksi sperma normal.
Agar pria dapat menghasilkan sperma berkulitas, testis harus berada pada suhu yang
tepat, yaitu sedikit lebih dingin ketimbang suhu tubuh. Adanya otot-otot khusus di dinding
skrotum memungkinkannya testis untuk menjaga suhu optimal bagi produksi sperma.
c. Testis
Testis atau biasa disebut sebagai buah zakar, pelir, atau biji kemaluan adalah organ
berbentuk oval. Organ ini berada di dalam kantung di sebelah kanan dan kiri bagian
belakang penis. Fungsi utama testis adalah untuk memproduksi dan
menyimpan sperma serta memproduksi testosteron. Testosteron adalah hormon pria yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan sperma dan memberikan perubahan pada
tubuh selama masa pubertas.
Biasanya, testis pria akan mulai tumbuh sekitar umur 10-13 tahun. Ketika testis
tumbuh, kulit di sekitar skrotum akan berwarna lebih gelap, menggantung ke bawah, dan
memiliki rambut. Ukuran testis setiap pria berbeda-beda, namun rata-rata testis memiliki
ukuran panjang antara 5-7,5cm dengan lebar 2,5cm.

B. CARA MENJAGA KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI

Kita juga perlu memahami cara menjaga dan merawat organ reproduksi. Mengingat,
sistem reproduksi manusia sangat sensitif sehingga perawatan yang dibutuhkan pun tak boleh
sembarangan.
Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit ini
bisa disebabkan infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker.
Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan
masalah kesuburan.

1. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu:

a. Kebersihan
Kebersihan organ-organ reproduksi ditentukan dengan bagaimana cara dalam merawat
dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka
keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Wanita lebih mudah
terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ
vagina yang letaknya dekat dengan anus.

b. Akses terhadap pendidikan kesehatan.


Kita perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sehingga
kita mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari.
Kita mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan
reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya. Kita
mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi remaja sejak diajarkan di
sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Pada sekarang ini kita bisa mendapatkan
informasi dengan melalui media komunikasi.
c. Hubungan seksual pranikah.
Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar
pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri
yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian
dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan
macet, perdarahan, dan faktor lain. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
seringkali berakhir dengan aborsi. Banyak studi yang telah dilakukan juga menunjukkan
bahwa kematian dan kesakitan sering terjadi akibat komplikasi aborsi yang tidak aman.
Komplikasi dari aborsi yang tidak aman itu antara lain, yaitu:
 Kematian mendadak karena pendarahan hebat
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya
 Kanker, antara lain kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon
estrogen pada wanita), kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim
(Cervical Cancer)
 Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

d. Penyalahgunaan NAPZA
Pengaruh dari zat tersebut adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh
lain. Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan
NAPZA akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA
jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus HIV dapat
menular melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian.

e. Pengaruh media massa


Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti
untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi
remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, kita akan
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan
reproduksinya.

f. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi


Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif dan tindakan
kuratif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu,
dan tempat-tempat lain yang memungkinkan. Kita harus melakukan tindakan pengobatan
apabila sudah terlanjur mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan organ
reproduksinya seperti penyakit menular seksual.

2. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi

1. Merawat kebersihan kelamin dengan baik


Memelihara kebersihan alat kelamin merupakan salah satu bentuk komitmen untuk
menjaga kesehatan reproduksi. Kelamin yang kotor dan tidak terawat tentu membuat
pasangan ogah-ogahan untuk berhubungan seks dengan Anda. Selain itu, kelamin kotor
juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang dapat mengganggu kerja sistem reproduksi.
Merawat kebersihan kelamin dengan cara :
 Selalu membersihkan alat kelamin setelah berkemih, serta sebelum dan setelah
melakukan hubungan seksual.
 Pastikan area genital selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
 Hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal
douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
 Mengganti celana dalam setiap hari, dan pastikan kalau celana yang digunakan
mampu menyerap keringat dengan baik.
 Bagi pria, pertimbangkan untuk sunat guna menghindari risiko infeksi bakteri di
penis. Kulit kulup yang tidak diangkat dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran.
Bila dibiarkan, kotoran tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan infeksi.

2. Makan makanan sehat


Apa yang kita makan setiap hari akan memengaruhi kesehatan reproduksi. Jika kita
terbiasa makan makanan yang sehat dan bergizi tinggi, tubuh akan terasa makin sehat dan
bugar dan juga terhindar dari berbagai penyakit, termasuk penyakit yang menyerang
sistem reproduksi.

3. Berhubungan seks yang aman


Prinsip melakukan seks yang aman tidak hanya terfokus pada pemakaian kondom
saja. Perilaku seks aman didefinisikan sebagai segala bentuk tindakan pencegahan untuk
melindungi diri dan pasangan dari risiko penyakit menular seksual. Bahkan, seks aman
juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.
Beberapa hal yang merupakan bentuk perilaku seks aman di antaranya:
 Menggunakan alat kotrasepsi, seperti kondom atau pil KB
 Tidak bergonta-ganti pasangan seks di satu waktu
 Menjaga kebersihan organ intim sebelum dan setelah seks
 Cek dan ricek riwayat seksual diri sendiri dan pasangan
 Melakukan tes penyakit kelamin secara berkala
4. Rajin cek kesehatan ke dokter
Sistem reproduksi tetap harus diperiksa secara rutin guna mencegah berbagai penyakit
di kemudian hari yang biasanya muncul tanpa gejala. Sebagai contoh,
penyakit endometriosis yang menyerang wanita. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang
tepat, penyakit ini bisa membuat wanita sulit hamil. Infeksi yang menyerang testis juga
dapat membuat pria sulit membuat pasangannya hamil.
Maka dari itu baik pria maupun wanita sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan
kesehatan mereka di klinik, rumah sakit, maupun laboratorium kesehatan. Biasanya
pemeriksaan berfokus pada risiko infeksi, penyakit menular seksual, dan penyakit bawaan
yang mungkin diturunkan dari orangtua.
Berikut beberapa jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi yang paling umum dilakukan:
 Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count)
 Pemeriksaan urin
 USG
 HSG
 Tes penyakit kelamin, seperti tes sifilis dengan uji VDRL
 Pap smear

5. Jauhi rokok dan minuman keras


Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, yang akan
ikut memengaruhi kerja sistem reproduksi. Selain itu rutin berolahraga secara teratur dapat
membuat tubuh tetap bugar setiap hari.
Begitu pula dengan membiasakan cukup tidur. Tidur adalah cara alami tubuh untuk
menjaga kesehatannya sendiri. Jika kurang tidur dampaknya akan terasa langsung pada
kesehatan, termasuk pada fungsi reproduksi dalam jangka panjang.

3. Penyakit – Penyakit yang Menyerang Organ Reproduksi

1. Wanita
a. Keputihan
Bau amis pada vagina dapat disebabkan oleh beberapa hal, namun salah satu
penyebabnya adalah bakteri yang disebut vaginosis bakterialis.Bakteri tersebut
merupakan bakteri yang terdapat di dalam vagina dan berfungsi untuk
melindunginya dengan cara membuat asam.
Saat terjadi ketidakseimbangan bakteri atau kimia di dalamnya, maka vagina
akan menjadi berbau amis. Tak hanya itu, biasanya juga disertai dengan keputihan
yang berwarna putih atau abu-abu dan encer.Keputihan adalah kondisi ketika lendir
atau cairan keluar dari vagina. Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga
kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami
keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar membawa
sel mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi.
b. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan
di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang
hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.

c. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke
dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa
menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas,
dan kehamilan ektopik.

d. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi
kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon
seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.

e. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat
berhubungan seksual.

e. Kanker pada organ reproduksi wanita


Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.
Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker
ovarium, dan kanker vagina.
Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria
Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ
reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar), dan
testis.
Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis,
saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat,
dan kelenjar bulbourethral.
2. Pria
a. Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung
darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

b. Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup
sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan
nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan
produksi hormon testosteron.

c. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih
atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran
prostat (BPH), atau kanker prostat.

d. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron
yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido,
gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

e. Masalah pada penis


Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis,
misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan
wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital,
HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain
melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan
kemandulan. Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ
reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai