Anda di halaman 1dari 21

BAB II – KLIPING

HARDCOPY

1. METRO 24 = SABTU, 14 SEPTEMBER 2019

Akhirnya dinikahkan keluarga setelah kedapatan melakukan hubungan mesum yang dilihat
langsung oleh ibu dari MA yang tak sengaja terbangun dari tidurnya dan melihat anak
perempuannya berhubungan intim dengan kekasihnya TAZ layaknya sepasang suami istri di
ruangan tamu rumahnya. kasus cabul yang menjerat TAZ akhirnya tak lagi dilanjutkan
ketingkat yang lebih jauh walaupun TAZ sebelumnya sempat tidur di balik jeruji besi sel
tahanan polres siantar dikarenakan kedua pihak keluarga memilih jalan berdamai. Kini TAZ
dan MA, yang baru saja menamatkan sekolah SMK berencana dinikahkan oleh orangtua
mereka masing-masing.
2. HARIAN ANALISA = JUMAT, 13 SEPTEMBER 2019

Perkawinan anak di Indonesia sudah sangat memprihatinkan dimana Indonesia menduduki


peringkat ketujuh tertinggi di dunia dan kedua di antara negara-negara anggota ASEAN.
Apabila dibaikan, Indonesia akan menjadi negara darurat perkawinan anak. Perkawinan anak
membuat anak-anak rentan tidak mendapatkan hak pendidikan, kesehatan, gizi, dan
perlingungan dari kekerasan eksploitasi diri. Kementrian PPPA telah mengupayakan
berbagai hal untuk meningkatkan batas usia minimal anak menjadi 19 tahun.
3. SEPUTAR INDONESIA = SENIN, 18 JULI 2016

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Indonesia diketahui bahwa ada 1% anak laki-laki dan 4%
anak perempuan yang berhubungan intim sebelum 13 tahun.Hal ini sungguh mengecewakan
dan mengkagetkan.Salah satu cara mengatasi hal tersebut yaitu diperlukannya perhatian
orang tua dan keluarga yang lebih intens kepada sang anak.Orang tua dan keluarga bukan
hanya sebagai pengawas tetapi juga orang tua harus terjun langsung dalam memberi perhatian
dan pengertian kepada sang anak tentang berbagai hal termasuk mengenai apa itu seks dan
bagaimana bahayanya.Jika setiap orang tua dan keluarga sadar akan hal in tidak menutup
kemungkinan perilaku seks pranikah yang terjadi di anak yang berumur di bawah 13 tahun
akan berkurang seiring berjalannya waktu.
4. SEPUTAR INDONESIA = SENIN, 18 MEI 2015

Mahasiswa UGM tega membunuh bayi hasil hubungan gelapnya dengan kekasihnya.
Alasannya karena hal sepele, yaitu tidak tahan mendengar suara tangisan sang bayi. Pada
awalnya NS kekasih Muksin (mahasiswa UGM) pamit kepada keluarganya untuk
melahirkan di Sleman. Anehnya, setelah pulang ia tidak membawa bayi. Setelah diusut ,
ternyata bayi yang belum diketahui jenis kelaminnya itu telah dibunuh ayahnya (Muksin).
Caranya, leher bayi dicekik. Karena masih hidup, lalu hidungnya ditutup memakai tangan.
Hal ini tentu bisa kita lihat sebagai dampak dari kurang nya kesiapan secara mental menjadi
orang tua. Mahasiswa yang bisa dikatakan belum dewasa secara mental yang masih
disibukkan dengan berbagai urusan perkuliahan, akan semakin merasa kacau dengan
kehadiran seorang bayi sebagai tanggung jawab barunya.
5. BERNAS JOGJA = RABU, 16 AGUSTUS 2001

Isu kesehatan reproduksi dan seksualitas dikalangan remaja saat ini tidak mengalami
kemajuan di bidang yang positif, bahkan mengalami kemunduran di Asia Pasifik, termasuk di
Indonesia. Minimnya akses informasi pada hak kesehatan reproduksi dan seksualitas
menyebabkan berbagai masalah di kalangan remaja, seperti kehamilan, aborsi, kekerasan
dalam pacaran hingga penyakit HIV/AIDS. Hal tersebut membuat berbagai kalangan
mengadakan konferensi internasional yang bertajuk ‘Asian the 6th Asia Pasific Conference
on Reproductive and Sexual Health’ yang dimanfaatkan sebagai ruang bagi generasi muda
untuk menyuarakan kepentingannya tentang kesehatan reproduksi dan forum bagi remaja
sebagai wadah untuk berbagi berbagai macam perspektif tentang permasalahan hak-hak
kesehatan reproduksi dan seksualitas.
6. METRO 24 = SABTU, 14 SEPTEMBER 2019

Kedua remaja akhirnya dinikahkan keluarga setelah kedua belah pihak sepakat memilih jalan
damai yang sebelumnya kedapatan main mesum di ruang tamu MA. Sang pria, TAZ (23)
berstatus mahasiswa warga Desa Bah Birong Kecamatan Sidamanik beserta MA, yang baru
saja menamatkan SMK berencana dinikahkan oleh orangtua mereka masing-masing
7. SINAR INDONESIA BARU = SENIN, 23 SEPTEMBER 2019

Seorang pemuda berinisial MF (19) ditangkap polisi karena telah mencabuli gadis berusia 14
tahun. Sebanyak tiga kali dalam bulan Juli. Pelaku melakukan aksi cabul terhadap korban
yang diduga mengalami masalah mental karena keseringan nonton video porno di
handphonenya,
8. SINAR INDONESIA BARU = SENIN, 23 SEPTEMBER 2019

Seorang PNS digrebek sang istri karena berduaan dengan wanita idaman lain (WIL) di hotel
Jalan Bangka, Gubeng, Surabaya sekitar pukul 04.30 WIB. Pasangan bukan suami istri
tersebut langsung dilaporkan ke Polsek Gubeng dengan dugaan selingkuh namun masih
menunggu hasil visum.
9. SINAR INDONESIA BARU = SENIN, 23 SEPTEMBER 2019

Seorang kakek memperkosa gadis yang mengalami keterbelakangan mental. Gadis 27 tahun
saat ini sedang hamil 6 bulan. Aksi pencabulan MH terhadap korban terjadi beberapa bulan
lalu saat korban sendirian di rumah, pelaku sering memanggil korban ke rumahnya dengan
alasan minta pijat. Setiap selesai melaksanakan aksi bejatnya pelaku memberi korban uang
Rp 10 ribu dan memintanya agar tidak bercerita kepada siapapun.
10. METRO 24 = SABTU, 14 SEPTEMBER 2019

Seorang wanita yang belum beberapa lama mengenal seseorang pria lantas memutuskan
untuk menjalin hubungan yang lebih dekat hingga ke jenjang pernikahan. Perkenalan yang
relative sangat singkat dan bersifat tak sengaja ini menimbulkan permasalah pada saat masa
pernikahan. Diketahui bahwa suami dari wanita ini memiliki selingkuhan padahal usia
kehamilan wanita ini baru menginjak trimester kedua. Hal tersebut merupakan dampak dari
tahapan perkenalan yang terlalu singkat sehingga tidak saling mengenal satu sama lain.
SOFTCOPY

BERITA 1
Kisah Pilu Remaja yang Hamil di Luar Nikah dan Harus Menjadi Ibu di
Usia 16 Tahun
Minggu,13 Mei 2018
Bangkapos
BANGKAPOS.COM--Masa-masa remaja yang seharusnya dilalui dengan indah rupanya
enggak dialami oleh B. Dibesarkan di keluarga broken home membuatnya mencari pelarian
lain. Ia menggantungkan dirinya pada cowok yang kala itu memberikan perhatian yang
enggak pernah ia dapatkan dari keluarganya. Namun, B melakukan kesalahan hingga
akhirnya hamil di usia 16 tahun dan terpaksa putus sekolah.
Kepada cewekbanget.id, B menceritakan kisahnya. Hamil di Usia 16 Tahun. “Aku hamil di
usiaku yang masih 16 tahun. Bukan, bukan karena diperkosa. Tapi, karena aku salah langkah.
Tahun 2010 merupakan tahun yang enggak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Di
tahun itu orang tuaku bercerai. Setelah beribu pertengkaran yang enggak pernah ada
solusinya, mereka memutuskan untuk berpisah. Aku hancur. Bukan berarti aku memiliki
hidup yang indah sebelumnya, tapi perceraian papa dan mama merupakan pukulan besar
dalam hidupku.
Tahun itu pula aku harus berpisah dengan mama dan adikku. Tanpa diberi kesempatan untuk
memilih, aku harus ikut papaku ke Kalimantan. Sedangkan mama dan adikku tetap tinggal di
Jakarta. Masa-masa adaptasi di lingkungan baru bukan hal yang mudah. Aku masuk ke salah
satu sekolah ternama di Kalimantan tanpa ada perasaan bahagia sedikit pun. Hampa.
Ditambah lagi dengan perbedaan budaya yang semakin membentangkan jarak antara aku dan
teman-teman baruku.
Sampai akhirnya aku kenalan dengan seorang cowok ketika di pelajaran olahraga. Berbeda
dari teman sekelasku yang lain, ia baik banget. Ia menanyakan alamat rumahku, bahkan
menawariku tumpangan sepulang sekolah. Singkatnya kami menjadi dekat dan akhirnya
berpacaran.
Melakukan Hubungan Seks
Pekerjaan ayah yang mengharuskannya untuk sering bepergian membuatku lebih sering
berada di rumah sendirian. Kesepian, aku menyuruh dia untuk menemaniku.Sekali, dua kali,
enggak ada yang terjadi. Kami hanya ngobrol biasa, nonton TV, dan bercanda. Hal normal
yang dilakukan pasangan yang berpacaran. Sampai akhirnya, ketika untuk kesekian kalinya
aku mengundangnya datang ke rumah, kami berciuman. Mulai dari sana, timbul keinginan
untuk melakukan hal lebih. Sampai akhirnya kami melakukan hubungan seks. Ketika itu
terjadi, aku sadar aku sudah enggak perawan lagi, tapi aku sama sekali enggak menyesal.
Saat itu aku berpikir, itu hal yang tepat. Toh kami sama-sama saling mencintai. Di sisi lain,
mungkin saat itu ada bagian dari diriku yang ingin balas dendam dengan kehidupan.
Kehidupanku yang sudah hancur dan memuakkan. Masalah yang lebih besar pun datang.
Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku harus menelan kenyataan bahwa aku hamil, dan
aku masih 16 tahun. Aku dan dia sama-sama takut. Tapi dia memberanikan diri untuk
mengaku kepada kedua orangtuanya juga ayahku. Masalahnya, ayahku tipe orang yang
sangat keras. Aku tahu pada saat itu sejuta perasaan pasti berkecamuk dalam dirinya. Luapan
kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan jadi satu. Di hari kami mengaku, ayah mengusirku
dari rumah.
Keluar dari Sekolah
Berita kehamilanku pun segera menyebar. Dalam waktu singkat satu sekolah tahu kalau aku
hamil, bahkan kakak-kakak kelasku pun tahu. Berbagai makian dan julukkan kasar pun
dilontarkan kepadaku. Cewek bispak, murahan, lonte, dan masih banyak lagi predikat yang
mereka berikan untukku. Namun fokus terbesarku saat itu adalah masalah kehamilanku. Aku
enggak siap hamil. Enggak siap menjadi seorang ibu. Dengan sejarah keluargaku yang kelam
itu, bagaimana aku bias jadi ibu yang baik? Aku juga enggak siap untuk menikah. Dengan
segala alasan, aku memutuskan kembali ke Jakarta dan tinggal bersama mama. Hidupku
kembali berubah. Setelah mama membujukku terus menerus, akhirnya aku mau menikah
dengan pacarku itu. Tentunya tanpa dihadiri ayah.
Merasa Enggak Punya Masa Depan
Saat itu aku enggak lagi sanggup berharap untuk masa depan. Masa depan apanya, ijazah
SMA saja kami enggak punya. Karena suamiku belum mempunyai pekerjaan, kami terpaksa
tinggal di rumah orangtua suamiku. Ketika itu aku menjalani hidupku dengan pasrah. Tanpa
tujuan dan tanpa arah. Sama sekali enggak terbayang bagaimana rumah tangga ini nantinya.
Pasca kelahiran anak kami, pasanganku sepertinya mulai menyadari kalau sebagai kepala
rumah tangga setidaknya harus berusaha mencari nafkah. Tapi tanpa adanya gelar dan
keahlian, pekerjaan yang ia dapatkan hanyalah sebagai tukang parkir di sebuah swalayan
dekat komplek rumah kami. Penghasilannya yang enggak seberapa hanya cukup untuk
memberi makan kami sehari demi sehari. Sedangkan kebutuhan kami yang lainnya masih
ditanggung oleh orangtua. Di masa-masa sulit itulah aku sadar bahwa tindakan bodohku
untuk balas dendam pada kenyataan pahit yang aku alami betul-betul salah. Alasanku untuk
berhubungan seks di usia dini juga merupakan sebuah kekeliruan besar. Itu bukan cinta, tapi
pelampiasan. Yang aku dapatkan setelahnya hanya rasa penyesalan yang mendalam. Saat ini
kami tinggal di sebuah kontrakan kecil di Tangerang. Suamiku bekerja serabutan, kadang
menjadi kuli bangunan, kadang kala juga menjadi tukang ojek, dan berbagai pekerjaan
lainnya. Aku hanya di rumah, mengurus rumah sekaligus menjaga anakku yang kini sudah
duduk di bangku TK.
Remaja & Seks
Faktanya, menurut data yang dilansir dari BKBN tahun 2013, jumlah seks bebas di kalangan
remaja usia 10-14 tahun mencapai 4,38%, sedangkan pada usia 14-19, jumlahnya mencapai
angka 41,8%. Kita juga harus waspada pada beberapa bahaya yang bisa timbul karena
hubungan seks-pranikah ini, salah satunya adalah virus HIV/AIDS.Sedihnya, menurut data
yang dikeluarkan oleh UNICEF, jumlah kematian remaja yang disebabkan oleh HIV/AIDS di
seluruh dunia meningkat sebesar 50% dari tahun tahun 2005 hingga 2012.
Fakta-fakta mengkhawatirkan ini tentu enggak bisa diabaikan. Sebagai remaja, kita harus bisa
meminimalisir pergaulan bebas yang marak terjadi belakangan hari ini. Intinya, kita harus
lebih berhati-hati, nih

RANGKUMAN BERITA
Seorang anak perempuan melakukan hubungan sex sebagai bentuk pembalasan serta
pelampiasan atas perceraian kedua orangtuanya. Bermula dari mengenal teman baru laki-laki
, mengajaknya ke rumah untuk sekedar menemani, hingga berciuman sampai melakukan
hubungan sex. Awalnya sang anak perempuan tersebut tidak menyesal karena berfikir bahwa
kedua pihak saling mencintai. Hingga suatu saat ia telah diketahui hamil dan ia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia diusir oleh ayahnya, dikeluarkan dari
sekolah,dan terancam tak punya masa depan. Ia harus menikah dan mengasuh anak di
usianya yang sangat muda. Tanpa gelar dan keahlian, suaminya hanya bekerja juru parkir
hingga kerja serabutan. Perekonomian mereka pun menjadi sangat susah.
Menurut data BKBN tahun 2013, jumlah seks bebas di kalangan remaja usia 10-14 tahun
mencapai 4,38%, sedangkan pada usia 14-19, jumlahnya mencapai angka 41,8% dan menurut
data yang dikeluarkan oleh UNICEF, jumlah kematian remaja yang disebabkan oleh
HIV/AIDS di seluruh dunia meningkat sebesar 50% dari tahun tahun 2005 hingga 2012.
BERITA 2
Remaja Lakukan Seks Bebas Lebih Rentan Bunuh Diri, Hindari!
Selasa, 30 April 2019 10:02 | ediyusmanto
Isu perilaku sex bebas di kalangan remaja sudah ada sejak bertahun-tahun lalu – paling nggak
begitu kata survei.
Risiko dari sex bebas cukup banyak. Sex bebas bisa menyebabkan remaja mudah tertular
penyakit kelamin dan hamil di luar nikah.
Selain itu, sex bebas dapat membuat seseorang tertekan, bahkan meracuni pikiran seseorang
untuk bunuh diri, demikian hasil sebuah studi terbaru dari Ohio State University.
Penelitian yang mewawancarai sekitar 10 ribu orang ini menemukan, remaja yang mengalami
gejala depresi lebih mungkin terlibat dalam sex bebas.
Mereka juga lebih mungkin berpikir secara serius untuk bunuh diri di kemudian hari.
"Beberapa studi telah menemukan hubungan antara buruknya kesehatan mental dengan sex
bebas. Tapi sifat dari hubungan ini belum jelas. Selalu ada pertanyaan tentang mana yang jadi
penyebab dan mana yang jadi efeknya," ungkap Dr Sara Sandberg-Thoma, dari Ohio State
University.
"Studi ini bukan hanya memberi bukti bahwa kesehatan mental yang buruk dapat
menyebabkan seseorang melakukan sex bebas, tetapi juga menunjukkan bahwa sex bebas
menyebabkan kesehatan mental menurun."
Penelitian ini mewawancarai responden yang depresi dan pikiran untuk bunuh diri.
Sebanyak 29% (terdiri dari 33% pria dan 24% wanita) dari responden mengatakan, mereka
punya pengalaman sex bebas dengan kekasihnya.
Hubungan antara sex dan kesehatan mental ditemukan sama untuk pria dan wanita menurut
penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sex Research ini.
"Hasil ini nggak terduga karena masih ada standar ganda tetang sex di masyarakat yaitu, pria
nggak masalah melakukan sex bebas, sedangkan sex bebas cukup membawa masalah bagi
wanita," kata Dr Claire Kamp Dush, profesor human sciences di Ohio State University.
"Dan hasil studi ini menunjukkan bahwa kesehatan mental yang buruk, entah pada pria atau
waita, berkaitan dengan sex bebas."
Para peneliti menemukan, setiap hubungan pacaran yang di dalamnya dilakukan sex bebas
meningkatkan keinginan untuk bunuh diri sebesar 18%. Namun mereka juga menemukan
bahwa meskipun sex bebas dikaitkan dengan pikiran untuk bunuh diri, itu nggak memiliki
efek pada gejala depresi.
RANGKUMAN BERITA
Survei mengatakan bahwa isu perilaku sex bebas di kalangan remaja sudah ada sejak
bertahun-tahun lalu, penelitian juga mengatakan bahwa resiko sex bebas sangatlah besar
pengaruhnya, bisa menyebabkan remaja mudah tertular penyakit kelamin, hamil di luar
nikah, bahkan bisa membuat pikiran seseorang terganggu dan dapat meracuni pikiran
seseorang untuk melakukan bunuh diri dan menggugurkan anaknya sendiri.
BERITA 3
Melahirkan Saat Ujian di Kampus, Mahasiswi Ini Tega Buang Bayinya
Aditya Mardiastuti – detikNews
Kamis 01 Agustus 2019, 11:48 WIB
Denpasar - Seorang mahasiswi lembaga pendidikan di Denpasar, Bali, tega membuang
bayi yang baru dilahirkannya. Mahasiswi berinisial SG tersebut membuang bayinya ke kolam
dekat kampusnya.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (19/7) ketika SG tengah mengikuti ujian di kampusnya. Tiba-
tiba SG, yang memang sedang hamil tua, merasakan sakit di perutnya.
"Pada Jumat sekitar pukul 10.30 Wita, tersangka melaksanakan ujian di kelas. Pada saat ujian
tersebut, perutnya terasa sakit, pinggangnya sakit, nyeri, dan izin ke toilet," ucap Kapolresta
Denpasar Kombes Ruddi Setiawan ketika memberikan keterangan pers terkait kasus tersebut
di Mapolsek Denpasar Selatan, Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Denpasar, Bali, Kamis
(1/8/2019).
Ketika di toilet, SG tiba-tiba melahirkan bayi laki-laki. SG panik dan langsung membekap
bayi yang baru dilahirkannya itu.
"Tersangka kaget, keluarlah bayi laki-laki dan bayi tersebut menangis. Tersangka panik,
langsung membekap mulut bayi tersebut dan ari-arinya langsung dilepas. Bayi tersebut jatuh,
diangkat lagi, menangis, dan dibekap lagi oleh tersangka," kata Ruddi.
Bayi itu, lanjut Ruddi, kemudian tidak sadarkan diri. SG lalu memandikan bayinya dan
membungkusnya dengan jaket almamater. Setelah itu, SG membawa bayi itu ke kolam yang
berada di sebelah kampusnya. Di lokasi itulah SG membuang bayinya.
"Setelah itu, tersangka kembali ke kelas untuk ikut ujian," ucap Ruddi.
Dua hari kemudian atau tepatnya 21 Juli 2019, mayat bayi itu ditemukan. Polisi pun
melakukan penyelidikan dan menangkap SG. Kepada polisi, SG mengaku dihamili
kekasihnya yang berinisial PW, tetapi PW kabur ketika mengetahui SG hamil.
"Kalau melihat tersangka ini, dia panik dan malu dengan kehamilannya tersebut," kata Ruddi.
Dari hasil autopsi diketahui bayi laki-laki itu lahir dalam kondisi normal dan diperkirakan
usia kandungan 9,5 bulan. SG pun dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. SG terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
RANGKUMAN BERITA
Seorang mahasiswi di Denpasar, Bali, tega membung bayi yang baru dilahirkannya ke kolam
yang persis berada di samping kampusnya. Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 19 Juli 2019.
Menurut pengakuan mahasiswi berinisial SG, ia membuang bayinya saat sedang ujian
berlangsung.
SG merasa sakit di perutnya. Ia meminta izin ke toilet dan tak dsangka ia harus melahirkan di
sana. Karena menangis, bayi laki-laki langsung dibekapnya kemudian tidak sadarkan diri.
Lalu SG memandikan dan membungkus bayinya dengan jaket almamater. Setelah itu, SG
membawa bayinya ke kolam yang berada di sebelah kampus.
Dua hari kemudian mayat bayi itu ditemukan. Menurut autopsi yang dilakukan, bayi tersebut
lahir dengan normal. SG mengaku dihamili oleh kekasihnya, PW, tetapi PW kabur ketika
mengetahuinya. SG pun dijerat dengan pasal 80 ayat 3 Undang-Undang nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. SG terancam
hukuman maksimal 15 tahun penjara.
BERITA 4
Akibat Seks Bebas, Ratusan Remaja di Kota Bekasi Mengidap HIV/AIDS
Abdullah M Surjaya | SINDONEWS.com
Selasa, 25 Juni 2019 - 14:06 WIB

BEKASI - Angka pengidap orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kota Bekasi semakin
mengkhawatirkan saja karena sejak Januari hingga Mei 2019 ini tercatat mencapai 109 orang.
Apalagi, penyebaran penyakit mematikan itu sekarang lebih didominasi perilaku seks bebas,
bukan dari pemakaian jarum suntik secara bergantian.
Pengelola Program HIV, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dadang Otrismo mengatakan,
perilaku seks bebas mendominasi penyebaran HIV/AIDS saat ini. Sebelumnya, penyebaran
lebih didominasi dengan pemakaian jarum suntik narkoba. "Trendnya berubah saat ini, lebih
ke seks bebas dikalangan masyarakat," katanya kepada wartawan, Selasa (25/6/2019).
Apalagi, kata dia, rata-rata penderita orang dengan HIV/AIDS (Odha) itu sangat beragam.
Namun, paling besar didominasi dari kalangan produktif, mulai dari usia 17 tahun sampai 47
tahun. "Untuk Odha yang terhitung sejak Januari sampai Mei 2019 kebanyakan usia dewasa,
dan angka ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya. (Baca: Seks Pra Nikah dan Sejenis Picu
Pertumbuhan HIV/AIDS di Kota Tangerang)
Menurutnya, dari 109 penderita Odha, kata Dadang, 75 persennya berasal dari kalangan pria.
Sedangkan, untuk kalangan perempuan hanya 25 persen. Sehingga, perilaku seks bebas itu
yang membuat banyak orang terjangkit penyakit mematikan. "Melakukan seks secara
berganti-ganti yang paling rentan dialami kalangan lelaki," katanya.
Dikatakan Dadang, pada 2017, pihaknya mencatat ada 554 pasien Odha, dan pada 2018
menurun menjadi 360 orang pasien baru. Dia berharap, tahun ini akan terus terjadi
penurunan. Bahkan, sejak 2004 kurang lebih 4.000 orang di Kota bekasi dinyatakan positif
HIV, pemerintah telah membuka tes status HIV di seluruh puskesmas Kota Bekasi.
Meski begitu, kata dia, pihaknya tidak memprediksi ke depannya. Karena, dengan cara
melihat akses layanan obat yang diberikan, maka penularan bisa diminimalisir. Karena saat
pasien menjalani pengobatan, maka penularan itu peluangnya sangat sedikit. Apalagi, pasien
Odha terus menjalani pemeriksaan di beberapa Voluntary Counseling and Testing (VCT). .
Saat ini, kata dia, pelayanan VCT yang ada di Kota bekasi baru ada di tiga layanan rumah
sakit. Diantaranya, RSUD Kota Bekasi, RS Elisabeth, dan RS Ananda. Namun, kata dia, ada
penambahan layanan medis yang saat ini tengah di latih. Terdiri, Puskesmas Karang Kitri,
Puskesmas Jatisampurna, Puskesmas Pengasinan dan RS Hermina. (Baca juga: Sindir LGBT,
Walkot Tangerang: Allah Ciptakan Adam dan Hawa, bukan Adam dan Asep)
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati
berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan tes HIV yang tersedia di Puskesmas,
terutama untuk ibu hamil. Hal ini dimaksudkan untuk program pencegahan penyakit menular
bagi ibu hamil tersebut.
Menurut dia, setiap penderita Odha yang ber-KTP Kota Bekasi akan diberikan gratis untuk
mendapat pelayanan kesehatan di klinik-klinik VCT yang sudah tersedia. Namun, bagi
penderita Odha yang bukan warga Kota Bekasi, pihaknya akan melihat status keluarga.
"Kalau mereka tidak mampu, maka kami akan berikan gratis," katanya.
Sejauh ini, kata dia, pemerintah daerah terus melakukan pendampingan aktif kepada
penyandang Odha yang ada di Kota Bekasi. Termasuk memberikan pendampingan kepada
para narapidana yang sudah terjangkit HIV/AIDS. "Intinya pemerintah daerah menitik
beratkan perhatiannya kepada para penyandang Odha," tukasnya.

RANGKUMAN BERITA
Saat ini di kota Bekasi angka pengidap HIV/AIDS semakin mengkhawatirkan saja, karena
sejak Januari hingga Mei tercatat 109 orang mati. Penyebabaran penyakit mematikan itu
sekarang didominsi oleh perilaku sesks bebas, bukan dari pemakaian jarum suntik secara
bergantian.
Pengelola Program HIV, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dadang Otrismo mengatakan,
perilaku seks bebas mendominasi penyebaran HIV/AIDS saat ini. Sebelumnya, penyebaran
lebih didominasi dengan pemakaian jarum suntik narkoba. "Trendnya berubah saat ini, lebih
ke seks bebas dikalangan masyarakat," katanya kepada wartawan, Selasa (25/6/2019).
rata-rata penderita orang dengan HIV/AIDS (Odha) itu sangat beragam. Namun, paling besar
didominasi dari kalangan produktif, mulai dari usia 17 tahun sampai 47 tahun. "Untuk Odha
yang terhitung sejak Januari sampai Mei 2019 kebanyakan usia dewasa, dan angka ini sangat
mengkhawatirkan," ujarnya. Dikatakan Dadang, pada 2017, pihaknya mencatat ada 554
pasien Odha, dan pada 2018 menurun menjadi 360 orang pasien baru. Dia berharap, tahun ini
akan terus terjadi penurunan. Bahkan, sejak 2004 kurang lebih 4.000 orang di Kota bekasi
dinyatakan positif HIV, pemerintah telah membuka tes status HIV di seluruh puskesmas Kota
Bekasi.
BERITA 5
Seks di Luar Nikah Tak Langgar Syariat Jadi Isi Disertasi Mahasiswa UIN
Suara.com | Reza Gunadha | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 29 Agustus 2019 | 12:49 WIB

Menurutnya, hubungan seks nonmarital adalah hak asasi manusia yang


dilindungi.Judul disertasi tersebut yakni Konsep Milk Al Yamin Muhammad Syahrur sebagai
Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital.Aziz, yang baru saja mengikuti ujian terbuka pada
Rabu (28/8/2019), menjelaskan konsep Milk Al Yamin gagasan Muhammad Syahrur. Ia
mengatakan, seks di luar nikah dalam batasan tertentu tidak melanggar syariat.

Konsep itu lantas bisa memantik kemunculan hukum Islam baru yang melindungi hak asasi
manusia dalam hubungan seks di luar nikah, atau nonmarital, yang tidak melibatkan
pemaksaan.Menurut keterangan Aziz, konsep Milk Al Yamin telah dipahami oleh ulama
seperti Imam asy Syafii dan Imam at Tabari untuk dilakukan laki-laki dengan budak
perempuan melalui akad milik.Dalam penelitian Muhammad Syahrur, ditemukan 15 ayat
Alquran tentang Milk Al Yamin yang masih eksis sampai saat ini. Namun, prinsipnya sudah
bergeser.

Di masa awal Islam, konsep itu mengabsahkan kepemilikan budak, sementara berdasarkan
konteks modern, beralih ke keabsaahan untuk memiliki partner seksual di luar nikah yang
tidak bertujuan untuk membangun keluarga, dengan kata lain menikah kontrak ataupun
samen leven, yang lebih dikenal banyak banyak dengan istilah 'kumpul kebo'.Meski begitu,
kata Aziz, bukan berarti Muhammad Syahrur membenarkan skes bebas begitu saja.

"Ada berbagai batasan atau larangan dalam hubungan seks nonmarital, yaitu dengan yang
memiliki hubungan darah, pesta seks, mempertontonkan kegiatan seks di depan umum, dan
homoseksual," ujarnya, dikutip dari Harian Jogja, partner SUARA.com.Ia sendiri
berpendapat, hubungan seksual yang terikat pernikahan ataupun di luarnya adalah hak asasi
manusia yang dilindungi agama dan pemerintah, tetapi yang seks marital yang dipandang
legal dalam tradisi fikih Islam.Karena itulah, menurut Aziz, sering terjadi kriminalisasi untuk
hubungan seksual nonmarital meskipun dilakukan secara konsensual.
Padahal, kata Aziz, hubungan seks itu sah menurut syariat, dengan beberapa batasan. Ia
sendiri mengangkat topik ini dengan tujuan sebagai rekomendasi hukum keluarga Islam atau
hukum perdata dan pidana Islam terkait perlindungan hubungan seks nonmarital.

"Jika ditarik dalam masa kini, Indonesia tidak terbuka soal permasalahan seksualitas
dibandingkan dengan negara lainnya. Padahal dampaknya sama. Bagaimana penyaluran
hasrat manusia sebelum menikah? Siapa yang mau mengatasi masalah ini? Indonesia tidak
mau terbuka dan hanya mengkriminalisasi. Padahal Eropa ada pencatatan nikah, partnership,
nikah mutah juga ada dan itu legal. Indonesia susah, akhirnya semua disembunyikan. Malah
lebih bahaya," terangnya.

Namun di sisi lain, ia menyadari, konsep ini susah diterapkan karena mengandung bias
gender lantaran melarang wanita yang sudah menikah untuk melakukannya dan hanya
membolehkan laki-laki.Perempuan pun bisa menjadi korban yang paling menderita jika
hukum itu dilaksanakan.

Rangkuman :
Konsep milik Al Yamin gagasan Muhammad Syahrur. Ia mengatakan, seks di luar nikah
dalam batasan tertentu tidak melanggar syariat bahwa konsep itu lantas bisa memantik
kemunculan hukum Islam baru yang melindungi hak asasi manusia dalam hubungan seks di
luar nikah, atau nonmarital, yang tidak melibatkan pemaksaan, namun dengan seiringnya
zaman berubah muncul konsep dari Aziz Ia sendiri berpendapat, hubungan seks itu sah
menurut syariat, dengan beberapa batasan. Ia sendiri mengangkat topik ini dengan tujuan
sebagai rekomendasi hukum keluarga Islam atau hukum perdata dan pidana Islam terkait
perlindungan hubungan seks nonmarital. Karena itulah, menurut Aziz, sering terjadi
kriminalisasi untuk hubungan seksual nonmarital meskipun dilakukan secara konsensual.

Anda mungkin juga menyukai