MAKALAH
Oleh
Malta Haira
P20620120031
TASIKMALAYA
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan disegala
aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana
masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Salah satu
organ tubuh yang penting serta sensitif dan memerlukan perawatan khusus adalah alat reproduksi.
Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan
reproduksi. Apabila alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi,
yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit (Harahap, 2003).
Penyusun
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Gangguan dan Kelainan
pada Sistem Repproduksi Manusia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang
Patofisiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Gangguan dan Kelainan pada Sistem Reproduksi Manusia” bagi para pembaca dan juga
penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Asep AS Hidayat, M.kep., Ners selaku
dosen mata kuliah Patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya tekuni. Penulis menyadari, makalah yang penulis
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemahaman tentang Sistem Reproduksi pada
Manusia
2. Untuk Mengetahui Apa saja Kelainan Sistem Reproduksi Pada Tingkat Anak
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Kelainan Sistem Reproduksi Pada Tingkat
Dewasa
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Kelainan Sistem Reproduksi pada Lansia
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit kelamin yang mungkin dapat berbahaya untuk orang dewasa, ternyata
juga dapat menyerang anak-anak. Salah satu hal yang dapat menjadi penyebab anak-
anak mengalami penyakit infeksi pada kelaminnya adalah karena pelecehan seksual.
Hal tersebut dapat terjadi karena kontak yang disengaja maupun tidak.
Anak-anak belum bisa menjaga kebersihan dengan baik. Mereka masih butuh
bantuan orang tua untuk menjaga kebersihan dirinya, terutama kebersihan bagian
kelaminnya. Jadi tidak mengherankan jika anak-anak pun rentan terhadap gangguan
kelaminnya.
Berikut adalah penyakit atau kelainan sistem reproduksi pada tingkat anak yang
sering terjadi :
1. Fimosis
• Pengertian
Phimosis atau fimosis adalah kelainan pada penis yang belum
disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat pada kepala
penis. Hal ini merupakan hal yang normal pada bayi dan anak-anak.
Fimosis merupakan kondisi normal pada bayi dan anak-anak yang
disebabkan kulit kepala atau kulup penis belum terlepas secara
sempurna dari kepala penis. Kulup akan terlepas dengan sendirinya
seiring bertambahnya usia anak. Jangan mencoba untuk melepaskannya
karena justru berisiko menimbulkan gangguan yang disebut
parafimosis.
• Penyebab Fimosis
Fimosis normal terjadi pada bayi dan balita yang belum disunat
karena kulupnya masih melekat pada kelenjar.Sebagian kasus fimosis
pada bayi tak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika menyebabkan
sulit kencing atau menimbulkan gejala lainnya. Kulup akan mulai
terlepas secara alami pada usia 2-6 tahun atau bahkan lebih. Kulup pun
dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis pada sekitar 50% anak
laki-laki berusia 1 tahun dan pada hampir 90% balita berusia 3 tahun.
Fimosis yang terjadi pada bayi umumnya disebabkan oleh kondisi
bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dapat pula disebabkan oleh kebersihan
penis yang tak terjaga dengan baik. Selain itu, penyakit kulit pada bayi,
seperti eksim pada bayi, psoriasis, lichen planus, dan lichen
sclerosus juga bisa memicu terjadinya fimosis pada anak. Hindari
menarik secara paksa perlekatan antara kulup dan kepala penis karena
dapat menimbulkan luka dan membuat fimosis memburuk.
• Manifestasi Klinis Fimosis
Fimosis merupakan kondisi yang normal bagi anak laki-laki yang
belum disunat. Namun, fimosis berisiko menimbulkan balanitis yang
dapat ditandai dengan gejala berikut:
❖ Kepala penis terasa perih, serta tampak membengkak dan
memerah.
❖ Keluar cairan kental dari kulup.
❖ Terbentuk garis putih di sekitar kepala penis yang menyerupai
❖ Terdapat darah pada urine.
❖ Rasa terbakar atau nyeri pada saat buang air kecil.
❖ Nyeri panggul bagian bawah.
• Penatalaksanaan Fimosis
❖ Obat – obatan
❖ Sunat
2. Kriptorkismus
• Pengertian
Kriptorkismus adalah kondisi bayi laki-laki lahir tanpa salah satu
atau kedua testis (buah zakar) di kantung skrotum. Diperkirakan sekitar
1 dari 25 bayi laki-laki lahir dengan kondisi ini. Kriptorkismus lebih
berisiko terjadi pada bayi yang lahir prematur.
• Penyebab Kriptorkismus
Proses pembentukan dan perkembangan testis di dalam rahim
terbagi menjadi dua fase. Fase pertama terjadi pada masa awal
kehamilan. Pada fase ini, terjadi pembentukan testis di rongga perut
yang dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada fase ini, sangat jarang
terjadi masalah.
Fase selanjutnya dimulai sejak sekitar usia 7 bulan kehamilan. Pada
fase ini, testis yang sudah terbentuk akan turun secara bertahap dari
rongga perut melalui saluran inguinal yang ada di sepanjang
selangkangan ke skrotum.
Sebagian besar kasus kriptorkismus terjadi di fase kedua. Sehingga
testis yang sudah terbentuk mengalami keterlambatan penurunan, tidak
turun sehingga tetap ada di saluran inguinal, berada di tempat yang salah
(ektopik), atau naik kembali ke saluran inguinal setelah sempat turun
sebelumnya (retraktil).
Walau jarang terjadi, tidak turun atau tidak ditemukannya testis pada
skrotum juga bisa disebabkan oleh kelainan pembentukan testis yang
terjadi di fase pertama. Akibatnya, testis memang tidak terbentuk
sehingga tidak ditemukan di kantong buah zakar ataupun di saluran
inguinal.Penyebab pasti terjadinya kriptorkismus belum diketahui.
Meski demikian, faktor genetik dan lingkungan diduga mempengaruhi
terjadinya kondisi ini.
• Manisfestasi klinis Kriptorkismus
Testis adalah sepasang kelenjar penting di dalam sistem reproduksi
pria. Organ ini berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon
testosteron. Kelenjar ini berbentuk lonjong seperti telur, bertekstur
lembut, dan dibungkus oleh kantung kulit bernama skrotum.
Pada kondisi normal, testis akan turun dan menggantung di bawah perut,
tepatnya di tengah pangkal paha dan di belakang penis. Kelenjar ini
perlu menggantung di luar tubuh karena produksi sperma memerlukan
temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh.
Pada kriptorkismus, salah satu atau kedua testis tidak ada di dalam
skrotum saat bayi lahir. Kondisi ini bisa langsung diketahui dokter
dengan melihat atau meraba area skrotum bayi, baik saat bayi baru lahir
atau saat dilakukan pemeriksaan rutin.
Tidak ada gejala spesifik lain pada kriptorkismus. Kondisi ini tidak
menyebabkan nyeri atau gangguan berkemih pada anak. Meski
demikian, kriptorkismus yang tidak ditangani dengan tepat bisa
menyebabkan gangguan produksi sperma. Oleh karena itu, kondisi ini
perlu ditangani.
3. Hidrokel
• Pengertian
Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekeliling testis. Penumpukan
cairan ini bisa menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan nyeri pada
kantung buah zakar (skrotum).
Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria
yang berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron. Sepasang
testis ini berada di dalam kantong skrotum dan menggantung tepat di
bawah pangkal penis. Normalnya, skrotum akan terasa kencang tetapi
tidak keras. Pada penderita hidrokel, skrotum akan terasa lunak seperti
balon yang berisi air jika disentuh.
• Jenis hidrokel
Hidrokel nonkomunikan
• Penyebab
Pada bayi, hidrokel terjadi akibat kelainan perkembangan saat bayi
masih di dalam kandungan. Kelainan ini menyebabkan penumpukan
cairan di dalam skrotum.
Saat di dalam kandungan, testis janin yang awalnya berada di perut akan
turun ke dalam skrotum melalui celah di antara rongga perut dan
skrotum. Kedua testis tadi turun ke dalam skrotum bersama dengan
cairan.
Normalnya, celah yang disebut kanal inguinal ini akan menutup pada
tahun pertama setelah bayi lahir. Cairan di dalam skrotum juga akan
terserap secara bertahap oleh tubuh bayi dengan sendirinya.
Pada bayi dengan hidrokel, proses tersebut tidak berjalan dengan
normal, di mana kanal inguinal tidak menutup sehingga skrotum tetap
terisi cairan dan membengkak.
• Penyebab
Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang
wanita bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur
akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan.
Akibatnya, indung telur tidak lagi melepaskan sel telur dan
menstruasi akan berhenti.
• Manifestasi klinis
Gejala atau tanda-tanda menopause dapat berupa:
Perubahan siklus menstruasi
− Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat
atau lebih awal dari biasanya (0ligomenorea).
− Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit
atau justru lebih banyak.
Perubahan penampilan fisik
− Rambut rontok.
− Kulit kering.
− Payudara kendur.
− Berat badan bertambah.
Perubahan psikologis
− Suasana hati berubah-ubah atau moody.
− Sulit tidur.
− Depresi
Perubahan seksual
− Vagina menjadi kering.
− Penurunan libido (gairah seksual).
Perubahan fisik
− Merasa panas atau gerah, sehingga mudah
berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes.
− Berkeringat di malam hari.
− Pusing.
− Jantung berdebar.
− Infeksi berulang pada saluran kemih.
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan anaknya, sehingga
orang tua perlu lebih intensif dalam menanamkan nilai moral yang baik kepada anaknya,
salah satunya dengan menjelaskan kerugian yang ditimbulkan dari hubungan seksual
pranikah dari segala sisi dan penyakit yang dapat ditularkan dari perilaku seks yang
beresiko hingga konsekuensi dari ketidaksiapan mental yang finansial dalam memulai
kehidupan berumah tangga akibat kehamilan yang tidak terencana.
Orang tua juga perlu menyaring sumber informasi agar pengetahuan yang diberikan
kepada remaja akurat dan tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan pada anak,
dengan prinsip kasih sayang dan keterbukaan agar anak akan merasa lebih nyaman dan
membuka dirinya dalam membicarakan masalahnya terkait kesehatan reproduksi.
Mari kita pandu anak-anak kita dengan memberikan informasi yang tepat agar
mereka tidak salah melangkah dalam soal seks dan kesehatan reproduksinya
B. KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk hidup akan melakukan reproduksi. Sistem reproduksi
merupakan kegiatan berkembangbiak untuk melahirkan keturunan. Itu bertujuan untuk
mempertahankan proses keberlangsungan spesies di dunia.
Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami masalah berupa penyakit,
kelainan, juga gangguan. Penyakit sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, meliputi virus, bakteri, tumor atau memang karena disfungsi organ reproduksi
yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh. Penyakit reproduksi
adalah penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi. Organ-organ reproduksi
wanita meliputi sel telur, ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Organ reproduksi
pria terdiri dari sperma, testis, epididimis, vas deferens, uretra, dan penis.
Penyakit menular seksual atau penyakit kelamin umumnya didapat melalui kontak
saat melakukan hubungan intim. Virus tersebut dapat menyebabkan penyakit menular
seksual menyebar dari seseorang ke orang lain melalui darah, air mani, atau cairan
Miss V dan cairan tubuh lainnya. Kadang-kadang, infeksi ini dapat ditularkan secara
non-seksual, seperti dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, melalui transfusi
darah, atau berbagi jarum. Mungkin saja kamu tertular penyakit kelamin dari orang-
orang yang kelihatannya sangat sehat, dan yang bahkan mungkin tidak sadar akan
infeksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/fimosis
https://www.alodokter.com/epididimitis
https://www.alodokter.com/hidrokel
https://www.alodokter.com/mengenal-gangguan-prostat-dan-penyebabnya
https://www.alodokter.com/menopause
https://www.alodokter.com/kanker-
payudara#:~:text=Kanker%20payudara%20adalah%20kondisi%20ketika,jaringan%20ikat%20
di%20dalam%20payudara.
https://www.alodokter.com/kriptorkismus
https://www.alodokter.com/radang-panggul