Anda di halaman 1dari 9

BIOKIMIA INULIN

NAMA : PATRICIA RESTANANCY


NIM

: 115040201111338

KELAS : J
NO. Presensi : 32

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AJARAN
2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami persembahkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisi dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada xxxxxxxxxxxxx yang telah
membimbing penulis demi meyelesaikan tugas ini. Di dalam makalah ini berisi
tentang BIOKIMIA INULIN yang menjelaskan pentingnya fungsi beserta reaksi
reaksinya.
Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Untuk itu penulis
harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Malang, 14 Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................i
Daftar isi....................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan................................................................................1
BAB II
Pembahasan................................................................................2
Sifat dan fungsi............................................................................2
Struktur kimia..............................................................................3
Reaksi kimia.................................................................................4

BAB III
Penutup.......................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmuan asal Jerman pada tahun 1804 bernama Rose adalah orang
pertama yang menemukan inulin,mengisolasikansubstansi khusus tanaman
dari ekstrak akar elecampagne (Inula helenium) yang merupakan jenis obat
obatan dari Compositae. Kemudian substansi tersebut diberi nama inulin oleh
Thomson pada tahun 1818, tetapi juga disebut dengan nama lain yaitu helenin,
alantin, dahlin, sinanternin, dan sinisterin (Franck dan DeLeenher, 2005).
Secara umum inulin dapat ditemui di berbagai jenis tumbuhan. Namun
inulin dalam jumlah yang banyak dapat ditemukan pada umbi dahlia (Dahlia
pinnata), umbi jerusalem artichoke (Helianthus tuberosus), chicory (Chicoryum
intybus L.), dandelion (Taraxacum officinale weber), umbi yacon (Smallanthus
sanchifolius), dan dalam jumlah kecil terdapat pula pada bawang merah,
bawang putih, asparagus, pisang, gandum, dan barley.
Pada awal tahun 1920-an, inulin pertama diproduksi pada skala pilot di
Deutsche Kulorfabrik oleh Schone dan kemudian dilakukan dalam skala industri
pada tahun 1927 oleh Belval. Pada tahun 1931, pengembangan proses ekstraksi
dipantenkan oleh Raffinerie Tirlemontoise, Belgia (Franck, 2000). Ekstraksi inulin
dari tanaman mirip dengan ekstraksi sukrosa. Proses produksi melibatkan tiga
tahapan yaitu, ekstraksi inulin kasar dengan pencampuran air panas, dilanjutkan
dengan pemurnian ekstrak inulin dan pengeringan larutan inulin murni menjadi
bubuk inulin murni Bubuk inulin yang dihasilkan mengandung 6-10% glukosa,
fruktosa dan sukrosa dan mempunyai derajat polimerisasi rata-rata (DPav) 10-12
(Niness, 1999).

BAB II
PEMBAHASAN

Inulin adalah senyawa karbohidrat alamiah yang merupakan polimer dari unitunit fruktosa. Struktur kimia inulin adalah linier, polimer dari 2,1 rantai fruktosa
yang ujungnya berupa residu sukrosa. Fruktosa yang menyusun inulin dapat di
hidrolisis dengan asam maupun secara enzimatis.Kandungan inulin dari
beberapa tanaman dapat dilihat pada Tabel.
Sumber
Bawang putih
Artichoke
Jerusalem
Cichoke
Leek
Bawang merah
Articoke
Pisang
Gandum
Barley
Dandelion
Burdock
Camas
Murnong
Yacon
Salsify

Edible parts
Umbi
Umbi

Bahan
kering(%)
12 12
19 25

Kandungan
Inulin (%)
26
14 19

Akar
Umbi
Umbi
Daun
Buah
Biji
Biji
Daun
Akar
Umbi
Akar
Akar
Akar

20 25
15 20
40 45
14 - 16
24 26
88 - 90
NA
50 55
21 - 25
31 50
25 28
13 31
20 22

15 20
3 10
9 16
3 10
0.3 0.7
0.5 1
0.5 1.5
12 15
3.5 4
12 22
8 13
3 19
4 11

Saat ini, dua jenis tanaman yang cocok untuk menghasilkan inulin adalah
jerusalem artichoke (Helianthus tuberosus) dan chicory (Cichorium intybus)
(Franck, 2000). Akar chicory banyak dikonsumsi oleh manusia, khususnya
sebagai pengganti kopi. Inulin chicory sebagian besar disimpan dalam akar
sebanyak 70-80% dari berat kering akar (Kaur dan Gupta, 2002).

2.1. Sifat dan fungsi Inulin


Sifat
Sifat fungsional inulin sebagai serat makanan dapat larut (soluble dietary fiber)
sangat bermanfaat bagi pencernaan dan kesehatan tubuh (Sardesai,2003).
Sifat penting lain dari inulin adalah sebagai serat makanan. Sifat ini berpengaruh
pada fungsi usus dan perbaikan parameter lemak dalam darah. Inulin
mempengaruhi fungsi usus dengan meningkatkan massa feses dan

meningkatkan frekuensi defekasi terutama pada penderita konstipasi (Kelly,


2009.)
Fugsi
Inulin merupakan polimer unit unit fruktosa yang bersifat larut di dalam air,
tetapi tidak dapat dicerna oleh enzim enzim pencernaan. Inulin disebut dengan
prebiotik karena dapat mencapai usus besar tanpa perubahan struktur.
Kemudian difermentasi mikroflora yang beraktivitas di dalam kolon. Sehingga
memiliki implikasi yang positif bagi kesehatan tubuh manusia. Selain inulin
berfungsi sebagai substrat untuk mikroflora yang menguntungkan di dalam
usus, sifatnya juga mengikat air dari beberapa polisakarida penting yang dapat
mempertahankan air di dalam lambung.

2.2. Struktur Kimia Inulin


Inulin adalah senyawa karbohidrat alamiah yang merupakan polimer dari unitunit fruktosa. Inulin masuk ke dalam kategori serat yang disebut fruktan yakni
suatu polisakarida dibangun oleh unit-unit monomer fruktosa melalui ikatan
berupa -2-1 fruktofuransida yang diawali oleh satu molekul glukosa
(Roberfroid, 20051). Inulin diwakili oleh rumus umum GFn dan Fm, dimana G
merupakan unit glukosa, F adalah unit fruktosa, n merupakan jumlah unit
fruktosa yang berhubungan dengan unit glukosa, dan m merupakan jumlah unit
fruktosa yang saling berhubungan dalam rantai karbohidrat (Franck, 2000).
Inulin merupakan campuran molekul GFn dengan 2 < n < 60. Derajat
polimerisasi (DP) inulin berkisar antara 2-60 (Prosek dkk, 2002). Menurut
Roberfroid (2007), Derajat polimerisasi (DP) inulin dan keberadaan cabang
merupakan hal yang penting mengingat pengaruhnya terhadap fungsionalitas
inulin. Derajat polimerisasi inulin lebih rendah (maksimal < 200) dan berbedabeda sesuai dengan jenis tanaman, iklim, dan umur tanaman.

2.3. Reaksi kimia inulin


Inulin adalah fruktosan atau levan. Satuan fruktosa dalam rumus bangun inulin
berada dalam bentuk fruktoforanosa. Rantai inulin tidak bercabang dengan
bobot molekul 5.000. Jadi inulin tersusun atas 30 satuan fruktoforanosa. Inulin
terdapat pada akar atau tumbuh tumbuhan jenis Compositae, misalnya
artichoke yang banyak tumbuh di jerusalem, dahlia, dan lain lain.
Hidrolisis enzimatis pada inulin ini terjadi oleh aksi tunggal Ekso-inulinase (- D
fruktanfruktohidrolase, EC 3.2.1. 80) yang memecah unit fruktosa terminal dari
ujung yang tidak mereduksi, enzim ini juga dapat menghidrolisis molekul
sukrosa dan rafinosa. Selain itu enzim ini juga diketahui menghambat aktivitas
enzim invertase. Enzim ini dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur maupun tumbuhtumbuhan. Sumber substrat yang sering digunakan dalam proses produksi
enzim inulinase adalah inulin komersial (Alim 2005).
Inulin berupa kristal putih, sedikit larut dalam air dingin, mudah larut dalam air
panas. Inulin praktis tidak larut dalam alkohol 60% atau lebih. Senyawa ini tidak
memberi warna yang karakteristik apabila ditambah larutan iodium. Hidrolisis
inulin secara sempurna dengan enzim inulase atau dengan asam asam mineral
encer akan menghasilkan molekul molekul fruktosa. Inulin tidak dapat
dipengnaruhi oleh enzim selulase dan enzim amilase. Inulin bersifat higroskopis
dalam udara yang lembab.

BAB III
KESIMPULAN

Inulin adalah senyawa karbohidrat alamiah yang merupakan polimer dari unitunit fruktosa. Zat Inulin dapat di hasilkan oleh tumbuhan tertentu seperti
artichoke Jerusalem, dahlia dan lainnya. Inulin banya mengandung senyawa
yang dapat di mafaatkan oleh tubuh sebagai pengganti lemak maupun gula yang
sangat di perlukan oleh tubuh dengan sedikit kalori yang tersedia di dalamnya.
Inulin yang mengalami fermentasi di dalam usus dapat berdampak baik juga
dalam tubuh manusia.
Sebagai polimer dari unit-unit fruktosa, inulin bersifat larut di dalam air, tetapi
tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Dapat mencapai usus besar
tanpa perubahan struktur kemudian difermentasi mikroflora yang beraktivitas
dalam kolon (usus besar), karena itu, inulin berfungsi sebagai prebiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa, 2012.http://mybioma.wordpress.com/2008/06/04/inulin-untukkesehatan/ diakses 04/13/2012.


Anonymousb,2012.http://industri09diah045.blog.mercubuana.ac.id/category/jur
nal/ diakses 04/03/2012.
Asih Sri. 2009. PEMANFAATAN Aspergillus clavatus PADA PRODUKSI
FRUKTOOLIGOSAKARIDA (FOS) DARI UMBI DAHLIA SEBAGAI SUMBER
PREBIOTIK SUSU FORMULA BALITA.Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Martoharsono Soeharsono,1976.Biokimia.Gadjah Mada University
press.Yogyakarta.
Poedjiadi Ana dan F.M. Titin Supriyanti,2006.Dasar Dasar
Biokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press.
Wijanarka, Endang K, dan Hermin. 2008. Identifikasi Khamir Inulinonik BAT-2
dari umbi dahlia dan kemampuan enzimatisnya. Berkala Ilmiah Biologi (7) 1 :
27-31. Yogyakart:Universitas Gadjah Mada Press..

Anda mungkin juga menyukai