PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PEMBUATAN PREPARAT POLLEN
B. TUJUAN
1. Mengetahui cara preparasi serbuk sari bunga spider lily (Hymenocallis
speciosa)
2. Mengukur panjang atau lebar polen bunga spider lily (Hymenocallis speciosa)
C. METODE
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas benda dan gelas
penutup, waterbath, gelas beker, lampu spiritus, botol flacon, tusuk gigi, mikroskop,
mikrometri, dan alat dokumentasi. Sedangkan Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah serbuk sari bunga spider lily (Hymenocallis speciosa), asam
asetat glacial, asam sulfat pekat, aquades, gliserin jelly, potongan parafin, dan
safranin.
Cara kerja pada praktikum ini adalah praktikum ini adalah bunga spider lily
(Hymenocallis speciosa). disiapkan. Kemudian benang sari bunga sepatu dimasukkan
dalam Asam Asetat Glasial (AAG) yang berada dalam botol flacon. Polen yang telah
didapatkan (berada dalam larutan AAG pada botol flacon) didiamkan hingga waktu
praktikum dimulai. Setelah fiksasi (minimal 24 jam), selanjutnya adalah serbuk sari
dipindah kedalam tabung centrifuge kemudian melakukan centrifuge serbuk sari dan
larutan fiksatif tersebut dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Asam asetat
kemudian dibuang, sehingga didapatkan serbuk sari yang mengendap di dasar tabung
centrifuge saja. Selanjutnya larutan H2SO4 dan asam asetat glasial ditambahkan
dengan perbandingan 1:9 kemudian diikuti dengan pemanasan campuran larutan
tersebut di dalam. Serbuk sari dan larutan yang dipanaskan ini kemudian didinginkan
sejenak. Setelah dingin, langkah selanjutnya adalah dilakukan centrifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan serbuk sari yang telah
terasetolisis dan memisahkannya dari larutan asam asetat glasial dan H 2SO4 pekat.
Supernatan kemudian dibuang secara hati-hati agar serbuk sari yang sudah
mengendap tidak menyebar kembali kedalam larutan dan ikut terbuang.
Langkah berikutnya adalah serbuk sari dicuci dengan aquadest kemudian
dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Setelah proses pencucian
selesai maka proses berikutnya adalah pewarnaan atau staining dengan menggunakan
pewarna safranin. Pewarnaan dilakukan dengan memberikan beberapa tetes safranin
dalam tabung centrifuge kemudian melakukan centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama tiga meni. Selanjutnya adalah mounting atau penutupan, gliserin jely
dimasukkan secukupnya kedalam tabung centrifuge yang berisi serbuk sari yang telah
terwarnai safranin kemudian mengaduknya hingga merata. Serbuk sari diambil dari
dasar tabung centrifuge kemudian diletakkan pada salah satu sisi object glass.
Kemudian, di masing-masing sisi dari serbuk sari yang diletakkan ini diberi empat
potongan kecil parafin. Selanjutnya di ditutup dengan menggunakan gelas penutup
dan melakukan pemanasan diatas lampu bunsen.
Cara kerja pengukuran diameter polen pada praktikum ini adalah Setelah
mengetahui nilai skala okuler mikrometer maka mengambil objek mikrometer dan
menggantinya dengan preparat awetan serbuk sari yang akan diukur.
Okuler mikrometer tetap di tempatnya semula. Mencari bayangan preparat awetan
serbuk sari. Lensa objektif yang akan digunakan pada waktu mengukur preparat
awetan serbuk sari harus sama dengan lensa objektif yang digunakan saat menghitung
nilai skala okuler mikrometer. Menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada
bayangan preparat awetan serbuk sari sedemikian rupa sehingga arah bayangan skala
itu sesuai dengan arah diameter preparat awetan serbuk sari yang diukur. Jumlah
bagian skala dikalikan dengan nilai skala okuler adalah diameter yang dicari.
Exine
Intine
1 12 125.04
2 12 125.04
3 13 135.46
4 12 125.04
5 13 135.46
6 12 125.04
7 13 135.46
8 13 135.46
Rata-rata
12.5 130.25
Perhitungan
Diketahui:
Ditanya :
Jawab :
a. 1 skala okuler dalam micron
A.B = C.D
Keterangan:
A= Skala Objektif yang berhimpitan dengan skala lensa okuler
B= 1 skala objektif dalam µm
C= Skala Okuler yang berhimpitan dengan skala lensa objektif
D=1 skala okuler dalam µm
Maka
Maka,
1) Polen 1 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 12 x 10,42 = 125, 4 µm
2) Polen 2 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 12 x 10,42 = 125, 4 µm
3) Polen 2 = 13 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 13 x 10,42 = 135,46 µm
4) Polen 2 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 12 x 10,42 = 125, 4 µm
5) Polen 2 = 13 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 13 x 10,42 = 135,46 µm
6) Polen 2 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 12 x 10,42 = 125, 4 µm
7) Polen 2 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 13 x 10,42 = 135,46 µm
8) Polen 2 = 12 skala okuler
Ukuran sebenarnya = 13 x 10,42 = 135,46 µm
Bibi, N.,Hussain, M. and Aktar, N. (2008). Contributions to the pollen morphology and
taxonomy of the Liliaceae. Pak. J. Bot. 40(4): 1561-1569.
Handari. 2011. Tinjauan Taksonomi Famili Asteraceae Berdasarkan Sifat dan Ciri Morfologi
Serbuk Sari. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Suntoro. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Yogyakarta: UGM Press.