Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE PENELITIAN SEJARAH

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kesehatan)

Disusun Oleh:
Alya Tresvianty E711911002
Shintya Putri Rahayu E711911022

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFOKES


4A
POLITEKNIK TEDC
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “PENELITIAN METODE SEJARAH” ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian dan diharapkan
mampu membantu penulis dalam memperdalam strategi untuk menumbuhkan kreativitas.
Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun perbaikan
laporan penelitian ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembuatan makalah atau tugas lainnya pada waktu mendatang.

Cimahi, Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
A. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Definisi Metode Sejarah..................................................................................................3
B. Jenis-Jenis Penelitian Metode Sejarah............................................................................4
C. Sistematika Metode Sejarah...........................................................................................5
D. Sumber Data dalam Penelitian Sejarah..........................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode penelitian sejarah adalah cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain,
metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah
menjadi sejarah sebagai kisah. Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu
disebut dengan metode sejarah.Setiap ilmu mempunyai metode. Tanpa metode,
kumpulan pengetahuan tentang objek tertentu tidak dikatakan sebagai ilmu, sekalipun
masih ada syarat yang lain. Metode adalah cara kerja atau prosedur untuk memahami
suatu objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Dalam proses penulisan sejarah sebagai kisah, pertanyaan-pertanyaan dasar itu


dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap dan dibahas. Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi sasaran penelitian sejarah,
karena penulisan sejarah dituntut untuk menghasilkan eksplanasi (kejelasan) mengenai
signifikansi (arti penting) dan makna peristiwa.

Dalam menentukan metode yang digunakan perlu mempertimbangkan kesesuaian


dengan objek studi, sebab kecenderungan untuk menempuh jalan yang sebaliknya
yakni mencocok cocokan objek situasi dengan metode yang asal ada saja, yang
sebenarnya merupakan suatu kekeliruan dalam kaidah ilmiah. Karena itu terlebih
dahulu dicermati dan dipahami dengan seksama objeknya sedangkan sejarah
merupakan satu cabang dari ilmu sosial yang sangat terbuka.

Karena semua orang mampu menulis sejarah, Sehingga banyak tulisan sejarah yang
tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, sehingga sulit membedakan mana
yang fakta dan mana yang mitos atau dongeng semata. Sebelum menulis sejarah
seharusnya mengerti bagaimana cara penulisan dengan kritis. Yaitu melalui empat
tahapan kerja, yang dimulai dari heuristic (pengumpulan sumber), kemudian kritik
sumber (eksternal/bahan dan internal/isi), selanjutnya melalui interpretasi (penafsiran)
dan yang terakhir historigrafi (penulisan kisah sejarah) sehingga tulisan yang dihasilkan
bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defini dari metode sejarah?
2. Apa saja jenis-jenis penelitian metode sejarah?
3. Bagaimana sistematika dari metode sejarah?
4. Apa saja sumber data dalam penelitian sejarah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defini tentang metode sejarah
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian metode sejarah
3. Untuk mengetahui sistematika metode sejarah
4. Untuk mengetahui sumber data dalam penelitian sejarah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Sejarah


Kata metode berasal dari bahasa yunani yakni methodos yang berarti cara atau jalan.
Dalam kaidah ilmiah metode berkaitan dengan cara kerja atau prosedur untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode sejarah juga
dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan
cara, prosedur, atau teknik yang sistematis sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu
sejarah.

Sejak penelitian dan penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah, maka penelitian dan
penulisan sejarah menggunakan metode sejarah. Metode itu sendiri berarti cara,
prosedur, atau teknik untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Metode,
karenanya, merupakan salah satu ciri karya ilmiah. Metode harus dibedakan dengan
metodologi. Apabila metodologi sebagai "Sains Of Methods" lebih banyak berkaitan
dengan kerangka referensi, maka metode bersifat lebih praktis; memberikan petunjuk
mengenai cara, prosedur, atau teknis pelaksanaannya secara sistematik.

Beberapa ahli memberikan defisi metode sejarah secara lebih rinci. Menurut Gilbert
J. Garragan S.J. bahwa metode sejarah sebagai seperangkat asas dan aturan yang
sistematik yang didesain guna membantu secara efektif untuk mengumpulkan sumber-
sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil-hasil yang
dicapainya, yang pada umumnya dalam bentuk tertulis. Lebih sederhana menurut
Richard F. Clarice, bahwa metode sejarah sebagai sistem prosedur yang benar untuk
mencapai kebenaran sejarah.

Menurut Peter L.Senn (19710 DALAM BUKUNYA Social Science and Its Methods)
metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah sistematis. Sedangkan T.H Huxley mengartikan metode ilmiah sebagai
ekspresi mengenai cara bekerja pemikiran. Dengan cara ini pengetahuan yang
dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu dari suatu
pengetahuan ilmiah, yakni sifat rasional dan teruji, sehingga dapat diandalkan.

Sebagai ilmu, sejarah terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah
merupakan sumber dan upaya pengembangan setiap ilmu. Sejarah, karenanya, juga
terikat pada penalaran (reasoning) yang mendasarkan diri pada fakta. Fakta adalah
data-data yang telah teruji kebenarannya melalui uji (kritik) sumber. Fakta-fakta inilah
yang menjadi andalan bagi kebenaran sejarah. Untuk memperoleh kebenaran sejarah,
jadi, akan banyak bergantung pada kesediaan para sejarawan untuk meneliti dan
mengkaji sumber sejarah secara cermat dan tuntas, sehingga diharapkan mampu

3
mengungkap sejarah dengan objektif. Hasil final yang diharapkan ialah adanya
kesesuaian (korespondensi) antara pemahaman sejarawan dengan fakta.

Penelitian sejarah berbeda dengan penelitian lain. Menurut Yatim Riyanto


menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan Expost Facto Research yang dinaungi
oleh penelitian kualitatif. Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau
kontrol terhadap variabel, sebagaimana dalam penelitian eksperimen. Sementara
Donald Ary juga menyatakan bahwa penelitian historis adalah usaha untuk menetapkan
fakta, mencapai simpulan, dan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara
sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi, dan menafsirkan
bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.

Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, dapat


disimpilkan bahwa penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok yaitu:

1. Adanya proses pengkajian peristiwa


2. Usaha dilakukan seara sistematis dan objektif
3. Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antara manusia,
peristiwa, ruang dan waktu
4. Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi

Dalam sejarah penelitian sejarah Islam sendiri, terdapat berbagai model penelitian
sejarah yang dilakukan studi sejarah yang dilakukan para ahli. Diantaranya ada yang
melakukan studi sejarah dari segi tokoh atau pelakunya peristiwanya produk-produk
budaya dan ilmu pengetahuannya, wilayah atau kawasan tertentu, latar belakang
terjadinya berbagai peristiwa tersebut dari segi periodesasinya, dan sebagainya.
Demikian pula dari segi analisisnya, terdapat para ahli yang menganalisis sejarah dari
segi filsafat atau pesan ajaran yang terkandung didalamnya; ada pula yang
menganalisisnya dengan pendekatan perbandingan, dan lain sebagainya.[6] Yang akan
sangat panjang pembahasannya. Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak
dapat dilepaskan dengan kepentingan masa kini dan masa mendatang.

B. Jenis-Jenis Penelitian Metode Sejarah


Penelitian histories/sejarah sangat banyak sekali macamnya. Akan tetapi secara
umum, penelitian historis dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Sejarah Komparatif


Penelitian sejarah komparatif adalah metode penelitian sejarah yang dikerjakan
untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu
periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran dicina dan
dijawa pada masa kerajaan majapahit.
2. Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dengan hukum, baik hukum formal maupun nonformal pada masa yang lalu, maka

4
penelitian yang demikian tergolong penelitian yuridis. Misalnya, seorang peneliti
ingin mengetahui atau menganalisa tentang keputusan pengadilan akibat-akibat
hukum adat serta pengaruhnya di masa lampau, serta ingin membuat generalisasi
tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat.
3. Penelitian Biografis
Penelitian Biografis adalah metode sejarah yang digunaan untuk meneliti kehidupan
seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Biasanya penelitian ini diteliti akan
sifat-sifat, watak, pengaruh, lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari
subyek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak yang diterima
semasa hayatnya. Sumber-sumber ata sejarah dalam penelitian biografis antara lain:
surat-surat pribadi.
4. Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan menggunakan metode sejarah untuk mencari, menganalisa
membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat
para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam
penelitian bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yan telah
ditulis oleh para ahli. Kerja penelitan ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu
dari seorang penulis atau filsuf dan menerbitkan kembali seraya memberikan
interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

C. Sistematika Metode Sejarah


Biasanya dikenal adanya empat tahap dalam penelitian sejarah termasuk pula
didalamnya tahap penulisan dari hasil penelitian yang dilakukan. Kadang-kadang empat
tahap penelitian ini disebut para ahli sebagai historiografi akan tetapi ada pula yang
menganggap hasil terakhir sajalah yang disebut sebagai tahap historiografi, karena
dalam istilah historiografi mengandung makna penulisan sejarah, dan berikut adalah
tahap atau langkah-langkah dalah penelitian sejarah:

1. Tahap mencari sumber


2. Tahap kritik sumber
3. Tahap Interpretasi
4. Tahap Penyajian

Secara lebih rinci mengenai langkah-langkah dalam penelitian sejarah adalah sebagai
berikut:

1. Pemilihan Subjek yang akan Diteliti


Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan
agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat
sasaran. Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini:
a. Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, atau
abadi

5
b. Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya
pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode
baru
c. Praktis dan Efisien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari
sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu
d. Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu
kesatuan ide

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)


Heuristik (Heuristics) merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk
mendapatkan data-data baik berupa sumber tulisan maupun sumber lisan, atau
materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang
akan dikaji oleh penulis (Sjamsuddin, 2007: 86). Berhasil tidaknya pencarian sumber,
pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan
dan keterampilan teknis penelusuran sumber literature. Heuristik berasal dari
bahasa Yunani heurishein yang berarti memperoleh (Dudung, 2007:64).
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan
mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang
diteliti. Misalnya, melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai
dokumen, mengunjungi situs sejarah, dan mewawancarai para saksi sejarah.
Sedangkan berdasarkan bentuknya sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Sumber dokumenter
Yaitu keterangan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa sejarah (berupa bahan
sejarah dalam bentuk tulisan),. Contoh: prasasti, kronik, babad, piagam, dokumen,
laporan, arsip, dan surat kabar.
b. Sumber korporal
Yaitu benda-benda peninggalan masa lampau (berwujud benda, seperti
bangunan, arca, perkakas, fosil, artefak dan sebagainya).
c. Sumber lisan
Yaitu keterangan langsung dari pelaku atau saksi dari suatu peristiwa sejarah.
Contohnya: cerita dari seseorang.
d. Sumber rekaman
Yaitu sumber yang berasal dari rekaman, dapat berupa kaset audio dan kaset
video. Misalnya: rekaman proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, masa
pendudukan jepang.

3. Verifikasi (kritik sumber)


Setelah sumber dikumpulkan, Langkah selanjutnya adalah penulis melakukan
penyaringan secara kritis terhadap sumber yang telah diperoleh, terutama terhadap
sumber-sumber primer agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah inilah
yang disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun

6
terhadap substansi (isi) sumber. Dalam tahap ini data-data yang telah diperoleh
berupa sumber tertulis maupun sumber lisan disaring dan dipilih untuk dinilai dan
diselidiki kesesuaian sumber, keterkaitan dan keobjektifan.
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari
(ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern. Kritik
ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslian atau
keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti
prasasti, dokumen, dan naskah. Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan,
misalnya tentang waktu pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian
tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sendiri. Sejarawan dapat juga
melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna
menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan
mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya.
Kritik intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi
sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen,
sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu
sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur
tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui
berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.
Dalam bukunya Sjamsuddin (2007: 133) terdapat lima pertanyaan yang harus
digunakan untuk mendapatkan kejelasan keamanan sumber-sumber tersebut, yaitu:
a. Siapa yang mengatakan itu?
b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah di ubah?
c. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya?
d. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten,
apakah ia mengetahui fakta?
e. Apakah saksi itu megatakan yang sebenarnya dan memberikan kepada kita fakta
yang diketahui itu?

Didalam proses analisa terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu


memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen itu sendiri secara
keseluruhan. Unsur didalam dokumen dianggap relevan dan dapat dipercaya
(kredibel) apabila unsur itu paling dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi
terhadap sipembuat dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk
menguji keautentikannya.

4. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut
hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta
yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang
ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada,
untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang

7
sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum
cukup.
Sebelum sampai pada tahap historiografi, terlebih dahulu fakta sejarah tersebut
digabung-gabungkan (disintesakan) berdasarkan subjek kajian. Tahap ini merupakan
tahap penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah disaring dan diidentifikasi
melalui proses kritik ekstern dan intern yaitu berupa fakta. Fakta yang telah
didapatkan tersebut kemudian disusun, diolah, dan ditafsirkan oleh peneliti sehingga
peneliti dapat menguji kebenarannya. Setelah kebenaran didapatkan, maka peneliti
menggabungkan atau merekonstruksi fakta tersebut menjadi sebuah satu kesatuan
yang dibantu dengan “historical thingking”. Hal tersebut dilakukan dengan
memikirkan kembali masa lalu seolah-olah peneliti mengalami dan menjadi pelaku
pada peristiwa yang terjadi pada masa lalu tersebut. Sehingga peneliti dapat
memperoleh gambaran tentang permasalahan yang dikaji.
Metode interpretasi sejarah memang pada umumnya memang sering diarahkan
kepada pandangan para ahli filsafat sehingga sejarawan bisa mendapatkan
kemungkinan jalan pemecahan dalam menghadapi masalah historis. Beberapa
interprestasi mengenai sejarah yang muncul dalam aliran-aliran filsafat itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Interpretasi monistik
Yakni interpretasi yang bersifat tinggal atau suatu penafsiran yang hanya
mencatat peristiwa besar dan pembuatan orang terkemuka. Interprestasi ini
meliputi :
1) Interpretasi teologis, yang menekankan pada takdir Tuhan sehingga peranan
2) Gerak sejarah bersifat pasif
3) Interpretasi geografis, yakni peranan sejarah ditentukan oleh factor
geografis,dengan pertimbangan letak bumi akan mempengaruhi pola hidup
dan cara hidup manusia
4) Interpretasi ekonomis, yang secara determistik factor ekonomi sangat
berpengaruh,sekalipun tidak dapat menerangkan mengapa suatu suku
bangsa berbeda padahal perekonomian hampir sama
5) Interpretasi rasial,ialah penafsiran yang ditentukan oleh peranan rasa tau
bangsa
b. Interpretasi pluralistic
Dimunculkan oleh filsuf abad XIX yang mengemukakan bahwa sejarah akan
mengikuti perkembangan-perkembangan social,budaya,politik,dan ekonomi
yang menunjukkan pola peradaban yang bersifat multikompleks.

5. Historiografi (penulisan sejarah)


Tahap selanjutnya dari proses penelitian ini adalah historiografi. Kegiatan tersebut
merupakan tahap paling akhir dari metode penelitian sejarah. Penulis memaparkan
seluruh hasil penelitian dalam bentuk tulisan karya ilmiah. Sedangkan Historiografi

8
adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran
terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya
sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain.
Hasan Usman dalam Abdurrahman (1999: 67-68) mengungkapkan bahwa
terdapat beberapa syarat umum yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti
dalam melakukan pemaparan sejarah, antara lain:
a. Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik, agar
data dapat dipaparkan seperti apa adanya atau seperti yang dipahami oleh
peneliti dan dengan gaya bahasa yang khas.
b. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah itu disadari sebagai
bagian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa dan diikuti
oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penulisan itu ditempatkannya sesuai
dengan perjalanan sejarah.
c. Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan bukti-buktinya
dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran
pembaca.
d. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha peneliti
dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau itu
didasarkan pada bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap dan detail fakta
yang akurat.

Cukup jelas bahwa hal yang membedakan penulisan sejarah dengan penulisan
ilmiah bidang lain ialah penekanannya pada aspek kronologis.

D. Sumber Data dalam Penelitian Sejarah


Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian
dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain:
remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan
sebagainya.

Bila dilihat dari sifat, dan langkah penelitian sejarah, maka ada 3 (tiga) hal yang
menjadi bagian penting, yaitu:

1. Sumber Lisan, terbagi atas:


a. Sumber Primer
Jika ada pelaku sejarah yang masih hidup, dapat menceritakan pengalamannya
secara langsung, ketika peristiwa sejarah itu terjadi.
b. Sumber Sekunder
Jika bukan pelaku, tetapi ia menyaksikan saat terjadinya suatu peristiwa sejarah
2. Bukti, adanya kenyataan sejarah
3. Fakta, hipotesa, kesimpulan dari penyelidikan dokumen-dokumen dan sumber
sejarah, selanjutnya masih perlu kajian dan penelitian lebih lanjut.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekontruksi peristiwa masa
lampau, melalui empat tahapan kerja,yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik
sumber (eksternal/bahan dan internal/isi),interprestasi (penafsiran),dan historiografi
(penulisan kisah sejarah).

Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah metode


sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah
atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah harus memahami
kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian
itu menghasilkan karya sejarah ilmiah.

Oleh karena itu, penelitian sejarah dan hasilnya dapat membantu penelitian dan
pengembangan kebudayaan. Karena sejarah mengkaji aspek-aspek kehidupan manusia
di masa lampau, termasuk kebudayaan.

B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata-kata bahasa maupun kalimat, oleh karena
itu saya sangat berharap sekali masukan, kritik, maupun saran yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan penyusunan makalah saya selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahirfan.blogspot.com/2019/01/metode-penelitian-sejarah.html?m=1

https://listrik.org/ilmunik/metode-penelitian-sejarah/

http://historiasejarah2k15.blogspot.com/2015/10/metode-sejarah.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai