Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI SEJARAH

Oleh Kelompok - 3

Firman Rahman (221422037)

Tya Wungguli (221422049)

Safira Laupe (221422031)

Dosen Pengampuh : Andris K. Malae A.Pd, M.Pd

Pendahuluan

Pada dasarnya metodologi adalah prosedur eksplanasi (penjelasan) yang


digunakan suatu cabang ilmu, termasuk ilmu sejarah, oleh karena itu metodologi
atau science of methods meruapakan ilmu yang membicarakan jalan. Dengan
demikian metodologi bisa diartikan ilmu atau kajian tentang metode science of
methods, cara atau prosedur, yang maksudnya adalah analisis tentang cara-cara,
prinsip-prinsip atau prosedur yang akan menuntun, mengarahkan dalam
penyelidikan satu bidang ilmu. Di sini adalah ilmu sejarah yaitu kenyataan tentang
peristiwa yang terjadi di masa lampau, untuk disusun dijadikan sebuah cerita
sejarah. Perkembangan ilmu sejarah menunjukan bahwa penulisan sejarah
konvensional sudah dianggap tidak memuaskan lagi di kalangan para sejarawan.
Beberapa aspek yang mendukung adanya peristiwa sejarah sperti kekuatan-
kekuatan yang bergerak dalam masyarakat dan kondisikondisi yang menentukan
adanya situasi munculnya peristiwa sejarah ternyata belum terungkap. Oleh
karena itu muncul perkembangan baru dalam penulisan sejarah, di antaranya
metodologi struktural.

Pemilihan sebuah metode penelitian merupakan salah satu langkah yang


harus dilakukan oleh seorang peneliti sejak tahap perencanaan. Penelitian akan
berhasil dengan baik jika pemilihan metodenya yang tepat. Metode sejarah
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengungkap sebuah
peristiwa atau kehadiran sebuah bentuk tari. Tari sebagai salah satu bentuk seni
yang memiliki fungsi religi, hiburan, maupun presentasi estetik dalam kehidupan
masyarakat bersifat sajian sesaat sehingga bisa saja hilang ditelan waktu.1

Penggarapan sejarah dengan menggunakan metodologi adalah hal yang


mutlak, jika tidak seseorang penulis akan terjebak pada karya sejarah naratif.
Karya seperti ini biasanya dihasilkan oleh penulis bukan ahli sejarah, yang banyak
menghasilkan tulisan tanpa memakai teori dan metodologi. Dalam penggunaannya
metodologi tidak berarti bagi penulis tanpa mengangkat masalah kerangkah
teoritis dan konseptual, meskipun penulis menggunakan pendekatan karena
pendekatan sebagai pokok metodologi hanya dapat dioperasionalisasikan dengan
bantuan seperangkat konsep dan teori. Saat ini kebutuhan akan metodologi
semakin perlu mengingat kemajuan ilmu pengetahuan di segala bidang. Peristiwa
sejarah yang menyangkut berbagai aspek pada dimensi waktu yang berbeda, untuk
itu diperlukan kemampuan menganalisis terhadap berbagai fakta, sangat
diperlukan alat-alat analitis.

Pembahasan

Pengertian Metode Penelitian Sejarah

Kata metode berasal dari bahasa yunani yakni methodos yang berarti cara
atau jalan. Dalam kaidah ilmiah, metode berkaitan dengan cara kerja atau
prosedur yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Penelitian dan penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah maka
penelitian dan penulisan sejarah menggunakan metode sejarah. Metode adalah
cara atau prosedur untuk mendapatkan obejek, atau cara untuk berbuat atau
mengerjakan sesuatu dalam suatu system yang terencana dan teratur. Metode
selalu erat hubungannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis
untuk melakukan penelitian disiplin tertentu Metode bersifat lebih praktis yang
memberikan petunjuk.2

1
Een Herdiani. “Metode Sejarah Dalam Penelitian Tari”, dalam Jurnal Ilmiah Seni
Makalangan, Vol. 3 No. 1 , Tahun 2016, hlm 4.
2
Sumargono. 2019. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Jawa Tengah, Lakeisha, hlm 2.
Metode penelitian sejarah juga sering dikenal dengan istilah Historiografi.
Kata “ Historiografi dapat dimaknai sebagai hasil atau karya dalam penulisan
sejarah. Juga bisa di katakan sarana mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian
yang di unkap, diuji ( verivikasi), dan Di interpretasi. Berdasarkan pengertian ini
dapat dipahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan penelitian sebelum disajikan
dalam bentuk historiografi. Historiografi dapat dihasilkan melalui penelitian
sejarah. Sama halnya dengan penelitian ilmiah lainnya. Penelitian sejarah juga
memiliki tahapan metode penelitian. Yang pertama pemilihan topik, Pemilihan
topik menjadi urutan pertama dalam penelitian sejarah Menurut Kuntowijoyo
dikarenakan topik yang akan dijadikan penelitian sejarah itu cukup banyak
sehingga penting bagi sejarawan untuk menemukan topik terlebih dahulu.3

Selanjutnya merupakan tahapan Heuristik, kata “heuristik” berasa; dari


Bahasa Yunani yakni “heuriskein” yang artinya menemukan. Adapun yang
menghubungkan istilah heuristik besar dari akar yang sama dengan kata eureka
yang berartu “ untuk menemukan”, Sehinga dapat dipahami bahwa heuristik
adalah tahapan mencari menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber untuk
dapat mengetahui segala peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang
relevan dengan penelitian k sehingga penting bagi sejarawan untuk menemukan
topik terlebih dahulu. Selanjutnya merupakan tahapan Heuristik, kata “heuristik”
berasa; dari Bahasa Yunani yakni “heuriskein” yang artinya menemukan. Adapun
yang menghubungkan istilah heuristik besar dari akar yang sama dengan kata
eureka yang berartu “ untuk menemukan”, Sehinga dapat dipahami bahwa
heuristik adalah tahapan mencari menemukan, dan mengumpulkan sumber-
sumber untuk dapat mengetahui segala peristiwa atau kejadian sejarah masa
lampau yang relevan dengan penelitian.4

Sejak penelitian dan penulisan sejarah dilakukan secara ilmiah maka


penelitian dan penulisan sejarah menggunakan metode sejarah. Metode itu sendiri

3
Wulan Juliani Sukmana. “Metode Penelitian Sejarah”, dalam Jurnal Seri Publikasi
Pembelajaran, Vol 1 No 2 Tahun 2021, hlm 2-3.
4
Wulan Juliani Sukmana. “Metode Penelitian Sejarah”, dalam Jurnal Seri Publikasi
Pembelajaran, Vol 1 No 2 Tahun 2021, hlm 3.
berarti suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai sesuatu tujuan secara
efektif dan efisien. Metode, karenanya, merupakan salah satu ciri kerja ilmiah.
Metode harus dibedakan dengan metodologi. Apabila metodologi sebagai Science
of Methods lebih banyak berkaitan dengan kerangka referensi, maka metode
bersifat lebih praktis; ialah memberikan petunjuk mengenai cara, prosedur, atau
teknik pelaksanaannya secara sistematik. Metode sejarah dapat diartikan sebagai
metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau
teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah. 5 Setelah
empat tahapan awal telah ditempuh, maka sejarawan telah siap untuk melakukan
historiografi (penulisan sejarah). Dalam proses penulisan ini, kemampuan
sejarawan atas teori dan metodologi akan berpengaruh terhadap historiografi yang
dihasilkan.6

Mengenai cara, prosedur, atau teknik pelaksanaan secara sistematik, tanpa


metode kumpulan pengetahuan tentang objek tertentu tidak dapat dikatakan
sebagai ilmu, sekalipun masih ada syarat lain. Metode dalam studi sejarah adalah
seperangkat aturan dan prinsip sistematis dalam mengumpulkan sumber sejarah
secara sistematis, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis secara tertulis
atau suatu prosedur dalam menyusun detail-detail yang telah disimpulkan dari
dokumen dokumen identik menjadi suatu kisah yang saling berhubungan sebagai
petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah
serta penyajian dalam bentuk penulisan.7

Beberapa ahli memberikan definisi metode sejarah se cara lebih rinci.


Menurut Gilbert J. Garragan, S.J. dalam bukunya A Guide to Historical Method
mendefinisikan metode sejarah sebagai seperangkat asas dan aturan yang
sistematik yang didesain guna membantu secara efektif untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil-
hasil yang dicapainya, yang pada umumnya dalam bentuk tertulis. Secara lebih
5
A. Daliman. 2012. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Yogyakarta, Ombak, hlm 27.
6
Wulan Juliani Sukmana. “Metode Penelitian Sejarah”, dalam Jurnal Seri Publikasi
Pembelajaran, Vol 1 No 2 Tahun 2021, hlm 2.
7
Sumargono. 2019. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Jawa Tengah, Lakeisha, hlm 2.
singkat Richard F. Clarice dalam bukunya Logic London and New York, 1927
mengartikan metode sejarah sebagai sistem prosedur yang benar untuk mencapai
kebenaran sejarah. Louis Gottschalk memaknai metode sejarah sebagai proses
menguji dan menganalisis secara kritis rekaman, dokumen-dokumen, dan
peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat
interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang dapat
dipercaya.8

Akhirnya Louis Gottschalk menyimpulkan bahwa prosedur penelitian dan


penulisan sejarah bertumpu pada empat kegiatan pokok, yaitu:

1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan


bahan-bahan tertulis dan lisan yang relevan;
2. Menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik;
3. Meyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang
otentik;
4. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau
suatu penyajian yang berarti;

Sesuai dengan langkah-langkah yang diambil dalam keseluruhan prosedur,


metode sejarah biasanya dibagi atas empat kelompok kegiatan, yakni:

1. Heuristik, ialah kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah;


2. Kritik (verifikasi), meneliti apakah sumber-sumber itu sejati, baik bentuk
maupun isinya),
3. Interpretasi, untuk menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta-
fakta yang telah diverifikasi;
4. Historiografi, penyajian hasil sintesis yang diperoleh dalam bentuk suatu
kisah sejarah.

Pembahasan lebih jauh mengenai keempat kelompok kegiatan metode


sejarah tersebut sekaligus diuraikan pada Bab III sebagai aktualisasi kegiatan 1.
Heuristik dan 2 Kritik verifikasi dan pada Bab IV sebagai aktualisasi kegiatan 3.
8
A. Daliman. 2012. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Yogyakarta, Ombak, hlm 27-28.
Interpretrasi dan 4.Historiografi. Dilakukannya penggabungan antara kegiatan 1.
Heuristik dengan 2. Kritik Verifikasi dan antara kegiatan 3. Interpretasi dengan 4.
Historiografi lebih didasarkan pada pertimbangan bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut saling terkait, bersamaan waktu, dan sekaligus tak terpisahkan yang satu
dengan lainnya.9

Pengertian Dan Kritik Dalam Penelitian Sejarah

Kritik Sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentitas dan


kredibilitas sumber. Adapun caranya, yaitu dengan melakukan kritik yang
dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti
metedologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu kejadian, Setelah selesai
dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber sejarah dalam bentuk-
bentuk dokumen, maka yang harus dilaksanakan berikutnya adalah mengadakan
kritik verifikasi sumber. Pada dasarnya kedua lamgkah, pengumpulan heuristik
dan kritik verifikasi sumber, bukanlah merupakan langkah kegiatan yang terpisah
secara ketat yang satu dengan yang lain. Dalam praktek, banyak sejarawan yang
melaksanakan keduanya, pengumpulan sumber dan kritik sumber-sumber sejarah
sekaligus dilakukannya uji validasi sumber. Uji validasi sumber sumber sejarah
inilah yang dalam penelitian sejarah lebih dikenal sebagai kritik verifikasi
sumber-sumber sejarah.10

Pada hal ini, yang harus diuji ialah keabsahan tentang otentisitas sumber
yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabs han tentang kesahihan sumber
(kredibilitas) yang ditelusuri lewat kritik intern. Satu, keaslian sumber peneliti
melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia menyelekasi segi-segi
fisik dari sumber yang ditemukan. Bekal utama seorang peneliti sejarah adalah
sifat tidak percaya terhadap semua sumber sejarah. Peneliti harus lebih dulu.
mempunyai prasangka yang jelek atau ketidakpercayaan terhadap sumber sejarah
yang tinggi. Peneliti sejarah mengejar kebenaran (truth). Padahal kebenaran
sumber harus diuji lebih dulu dan setelah hasilnya memang benar maka sejarawan

9
A. Daliman. 2012. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Yogyakarta, Ombak, hlm 28-29.
10
Sumargono. 2019. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Jawa Tengah, Lakeisha, hlm 11.
baru percaya adanya truth. Jadi, peneliti harus membedakan mana yang benar dan
mana yang palsu. Banyak sumber sejarah yang meragukan dan jangan-jangan
memang sengaja dipalsukan untuk mengecoh pendapat publik. Sumber-sumber
pertama harus dikritik. Sumber harus diverifikasi atau diuji akurasinya atau
ketepatannya. Metodologi Sejarah memikirkan bagaimana menguji sumber-
sumber itu agar menghasilkan fakta keras hard fact.11

Metodologi Dan Historiografi Sejarah

Diakuinya sejarah sebagai ilmu memerlukan waktu yang cukup panjang.


Pada masa sebelum Herodutus sejarah lebih nampak sebagai seni. Dalam
kedudukannya sebagai seni, penulisan sejarah tidak perlu metodologi. Cerita
sejarah yang menarik pada zaman Yunani dan Romawi adalah cerita tentang
kepahlawanan (epos) yang di dalamnya banyak cerita yang berbau mitos. Misal
cerita Ilyas dan Odyse. Cerita semacam ini tidak dapat dikatagorikan ke dalam
ilmu pengetahuan sejarah. Contoh lain kisah tentang raja-raja Melayu yang
dihubungkan dengan Iskandar Agung raja Macedonia, cerita sipahit lidah dan
malin kundang.12

Penulisan sejarah pada zaman yunani menjadi berubah setelah adanya


Herodutus dan Thucydides (Abad 5 SM). Karya Herodutus tentang tumbuh dan
berkembangnya kerajaan Persia dan konfliknya dengan Yunani, dianggap tulisan
pertama yang dilakukan 4 secara sistematis dan konprehensif, yang menggunakan
konsep sejarah lisan. Tulisan ini telah menggunakan pendekatan geografi dan
antropologi. Oleh karena karyanya yang mempunyai bobot ilmiah ia dianggap
bapak sejarah. Dalam penjelasannya ia memuji Yunani dan Persia, sehingga ia
dianggap tidak patriotis. Namun demikian kelemahan tulisan Herodutos ia tidak
ukurat dalam menjelaskan perang dan tidak bisa menghindari sebab musabab
supernatural. Sejarawan Yunani yang lain menghasilkan karya yang berbobot
ilmiah bahkan melebihi Herodutus adalah Thucydides yang menceritakan perang
11
Sumargono. 2019. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Jawa Tengah, Lakeisha, hlm 11-
12.
12
Alian. “Metodologi Sejarah Dan Implementasi Dalam Penelitian”, dalam Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Sejarah, Vol 2, No 2, Tahun 2012, hlm 3.
peloponesos (431-404 BC). Cerita ini mengkisahkan perang antara negara Athena
dan Sparta, perang antara demokrasi dan tirani yang dimenangkan oleh Athena.
Tulisan ini adalah hasil kerja yang serius dan dilakukan dengan hati-hati, tidak
berat sebelah (obyektif) dan fakta yang ditulis setelah melalui kritik sumber.
Sekalipun sejarah yang ditulisnya terbatas pada aspek politik, diplomasi dan
perang tetapi akurat dan menghindari penjelasan supernatural.13

Kebangkitan sejarah sebagai suatu disiplin ilmiah yang menggubakan


metodologi mulai terjadi di Jerman dengan lahirnya tokoh metodologi Leovold
von Ranke, seorang sejarawan dari Universitas Berlin yang berhasil menyusun
suatu metode ilmiah untuk sejarah pada tahun 1824 yang kemudian digunakan
pula di berbagai universitas di Eropa dan Amerika Serikat, serta pihak kolonial di
Indonesia, Ranke inilah yang diangggap bapak historiografi modern. Menurutnya
tugas ilmu sejarah adalah menunjukan apa yang benar-benar telah terjadi.14

Penulisan sejarah yang dikembangkan Ranke sangat terkait pada peristiwa


kebesaran sejarah nasional. Sekalipun Ranke mengawali pemunculannya dengan
sejarah yang berjangkauan luas seperti orang-orang Roman dan German yang
tersebar di Eropa barat. Akan tetapi dalam karir berikutnya tulisaan Ranke lebih
banyak pada sejarah bangsa tertentu di Eropa. Oleh sebab itu tidak mengherankan
bagi Ranke, sejarah adalah sejarah nasional dan menyangkut peristiwa yang
terkait dengan orang-oraang besar, para negarawan, para jenderal, rohaniawan.
Penulisan sejarah seperti ini dikembangkan juga oleh pihak kolonial di Indonesia
yang kemudian diteruskan oleh penulis sejarah di tanah air. Terutama sejarah
politik yang menyangkut prilaku para penguasa. Maka tidaklah mengherankan
kalau terjadi pergantian penguasa maka terjadi pula pergantian isi buku. Buku-
buku tersebut tidak sekedar mengandung sejarah politik, tetapi sejarah alat
politik.15

13
Alian. “Metodologi Sejarah Dan Implementasi Dalam Penelitian”, dalam Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Sejarah, Vol 2, No 2, Tahun 2012, hlm 3-4.
14
Alian. “Metodologi Sejarah Dan Implementasi Dalam Penelitian”, dalam Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Sejarah, Vol 2, No 2, Tahun 2012, hlm 4.
15
Alian. “Metodologi Sejarah Dan Implementasi Dalam Penelitian”, dalam Jurnal Pendidikan Dan
Kajian Sejarah, Vol 2, No 2, Tahun 2012, hlm 5.
Kesimpulan

Sejarah secara etimologi berasal dari bahasa arab yakni syajaratun yang
artinya adalah sebuah pohon kayu, yang memiliki makna apa yang diketahui
karena penyelidikan, pengetahuan yang dimaksud tentunya adalah pengetahuan
mengenai berbagai kejadian. Sebagai ilmu, sejarah bersifat ilmiah. Langkah –
langkah dalam penelitian sejarah disebut dengan metode sejarah. Metode sejarah
sebagai kerangka sistematis yang prinsip dan desain hukum untuk mengefektifkan
pencarian sumber, yang merupakan sejarah, memberikan kritikan dan menilai
sintetis, yang merupakan generalisasi dalam format tulisan untuk mencapai hasil
yang baik. Pada tahap metode sejarah setidaknya ada 4 tahapan dalam
menghasilkan sebuah historiografi, yakni heuristik, kritik, interpretai dan
historiografi.

Metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan obejek, atau cara
untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu system yang terencana dan
teratur. Metode selalu erat hubungannya dengan prosedur, proses, atau teknik
yang sistematis untuk melakukan penelitian disiplin tertentu Metode bersifat lebih
praktis yang memberikan petunjuk. Metode penelitian sejarah juga sering dikenal
dengan istilah Historiografi. Kata “ Historiografi dapat dimaknai sebagai hasil
atau karya dalam penulisan sejarah. Juga bisa di katakan sarana
mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang di unkap, diuji ( verivikasi), dan
Di interpretasi. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa peristiwa
sejarah memerlukan penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi.
Historiografi dapat dihasilkan melalui penelitian sejarah. Sama halnya dengan
penelitian ilmiah lainnya.

Daftar Pustaka
Alian. “Metodologi Sejarah Dan Implementasi Dalam Penelitian”, dalam Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Sejarah, Vol 2, No 2, Tahun 2012, hlm 1-14.
Een Herdiani. “Metode Sejarah Dalam Penelitian Tari”, dalam Jurnal Ilmiah Seni
Makalangan, Vol. 3 No. 1 , tahun 2016, hlm 1-13.
A. Daliman, M.Pd. 2012. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Yogyakarta, Ombak.
Sumargono. 2019. “Metodologi Penelitian Sejarah”, Jawa Tengah,
Lakeisha.
Wulan Juliani Sukmana. “Metode Penelitian Sejarah”, dalam Jurnal Seri
Publikasi Pembelajaran, Vol 1 No 2 Tahun 2021, hlm 1-4.

Anda mungkin juga menyukai