Anda di halaman 1dari 2

HISTORIOGRAFI ABAD PERTENGAHAN

(Andhika Dwi Akbar, Dang Ilham Puja Pratama, Fikri Pratama Gemilang,
Fahriansyah, Wahyuni Andrayanti)

Menurut Fransesco Petrach (1304-1374), abad pertengahan bermula dari abad 4 M sampai 14
M. Periode ini merupakan masa penghubung dari zaman kuno menuju zaman modern.
Kondisi sosial pada abad pertengahan sangat terkekang. Pengaruh dan dominasi gereja
menguasai segi sosial, politik, bahkan pemikiran. Konsep-konsep teologi menyebar sangat
masif. Pemikiran yang berkembang, manusia adalah objek Tuhan (Ilahi) Maka, ia harus patuh
dan membaktikan diri pada Tuhan (Gereja). Kebudayaan abad pertengahan sangat
dipengaruhi oleh ajaran theologi Kristen. Dimana ajaran Kristen menekankan pada hal-hal
keagamaan. Sebagai akibatnya apa-apa yang berada diluar konteks keagamaan diabaikan. Hal
ini menyebabkan merosotnya ilmu pengetahuan ketingkat yang sangat rendah.1 Pada abad
pertengahan pengaruh gereja sangat lah kuat sehingga segala bidang kehidupan harus
mengikuti apa-apa yang diperintahkan oleh gereja, dalam hal ini termasuk ilmu pengetahuan.
Pada masa abad pertengahan segala bentuk ilmu pengetahuan mengalami pengekangan
sehingga perkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Akibatnya bangsa Eropa memasuki
masa-masa kemunduran intelektual sehingga masa ini kemudian juga disebut sebagai abad
kegelapan.2

Kentalnya pengaruh gereja juga dirasakan pada bidang ilmu sejarah. Penulisan sejarah pada
masa abad pertengahan setidaknya memiliki tiga ciri utama sebagai berikut :

A. Theosentris atau Theologis

Theosentris atau theologis merupakan ciri yang paling utama dalam penulisan sejarah
pada masa abad pertengahan. Theosentris segala hal berpusat pada tuhan, artinya
setiap penulisan sejarah pada abad pertengahan memuat porsi yang sangat besar atas
hal-hal yang berbau agama atau tuhan.3

B. Providensi
Pandangan hidup yang mengangap bahwa segala sesuatu di dunia dan seisinya ini
berjalan menurut rencana Tuhan (God Plan). Sengsara merupakan peringatan terhadap

1
Purwo Husodo. 2016. Sejarah Pemikiran Modern.Yogyakarta : Familia, hal. 89
2
Franz Magnis-Suseno. 2005. Pijar-Pijar Filsafat, Kanisius: Yogyakarta, hal. 154
3
Mestika Zed. 1984. Pengantar Studi Historiografi.Padang : Universitas Andalas, hal.133
manusia. Faktor Tuhan selalu dikaitkan dengan segala hal, demikian juga sejarah
selalu dikembalikan kepada Tuhan.4
C. Feodalistis
Feodalistis merupakan suatu fenomena yang berkembang dalam masyarakat Eropa
pada abad pertengahan. Sistem kepemilikian tanah dan sewa tanah adalah beberapa
hal yang berkembang pada masa ini. Hal ini kemudian menjadi obyek utama dalam
kajian sejarah pada masa abad pertengahan.5
D. Pencatatan bersifat kronikal yang berpusat pada gereja dan pendeta /Raja sebagai
pelaku utama.

Oleh karena itu historiografi pada abad pertengahan menjadi usaha untuk merekam kisah
mengenai drama keagamaan, suatu hal-ikhwal duniawi manusia sesuai dengan rencana ilahi.
Sejarah dalam pandangan abad pertengahan adalah sejarah keselamatan. Segala hal-hal yang
dihubungkan dengan agama atau ketuhanan menciptakan suatu pandangan dunia yang serba
mistik, gaib, metafisik atau supranatural. Akibatnya pemikiran manusia abad pertengahan
tidak rasional.

Sebelum abad kesebelas pemikiran manusia Eropa abad pertengahan sangat dipengaruhi oleh
pemikiran Agustinus yaitu semacam Neo-Platonisme Kristen. Agustinus merupakan seorang
pemikir yang hidup pada tahun 354 Masehi sampai tahun 430 Masehi. Dia lahir di Tagaste,
Aljazair, Afrika Utara, 13 November 354 M dan meninggal pada 28 Agustus 430 M di Hippo
Regius, Aljazair.Menurut Agustinus eksistensi benda-benda di dunia diciptakan menurut
contoh-contoh dari idea (jiwa) keabadian Tuhan. Semuanya merupakan gambaran dari
Tuhan, sedangkan gambaran panca inderawi tidak lebih dari memiliki tugas untuk
menunjukkan manusia ke arah Tuhan dan dunia sana. Abad pertengahan banyak
menghasilkan penulis-penulis sejarah semacam Agustinus yang menciptakan suatu karya
sejarah yang penuh dengan pandangan-pandangan filosofis keagamaan.6 Beberapa penulis
semacam ini antara lain Bede Yang Agung (meninggal pada tahun 735), Otto van Freising
(1110-1158), Mathew Paris (meninggal pada tahun 1259), Joachim van Foire (1145-1202),
Joinville (1224-1319), Froisaart (meninggal pada tahun 1337) dan lainnya.

4
Supriyono Agust.2003.Diktat Historiografi Eropa Barat.Semarang:Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas
Diponegoro. Hal 34-35
5
Nina Lubis. 2000. Historiografi Barat. Bandung: Satya Historika, hal. 10
6
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka., hal 38-39

Anda mungkin juga menyukai