LENINISME
Dosen Pengampu:
Firdaus Hadi Santosa, M.Pd.
Disusun oleh :
Annisa Febriyanti (1403617123)
Dina Amelia (1403617005)
Fahriansyah (1403617081)
Indah Setianingsih (1403617050)
A. Latar Belakang
Revolusi 1905
Revolusi ini merupakan revolusi pertama Rusia yang dikenal dengan revolusi
borjuasi-demokrat. Dalam revolusi ini terjadi peristiwa besar beradarah akibat
perbenturan antara tsarisme dan kelompok revolusioner.
Latar belakang
Kebijakan kekaisaran yang bersifat feodalisme yang lambat laun merongrong
banyak rakyat Rusia karena para petani tidak menggarap tanah mereka sendiri
sehingga kehidupan petani sangat bergantung dengan tanah yang digarap.
Akibatnya, perbedaan sosial yang mencolok dalam tatanan masyarakat Rusia.
Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu
sangat jauh perbedaannya. Petani dangat hidup miskin dan sengsara sedangkan
kaum bangsawan yang berada di puncak kekuasaan hanya tinggal merasakan jerih
payah dari petani yang menggarap tanahnya. Hal inilah yang mendasari faktor
rakyat melakukan gerakan untuk meruntuhkan kekuasaan Tsar.
kekalahan telak Rusia terhadap Jepang pada Mei 1905 merupakan memiliki
dampak yang sangat masif bagi pemerintahan Nicholas II. keklahan yang
menurunkan kekuatannya serta mempermalukan dirinya itu terjadi karen tidak
siapnya armada Rusia dalam peperangan serta tidak tersedianya perbekalan yang
cukup dikarenakan pembangunan jalur kereta api Trans-Siberia. Kekalahan
perang ini diperparah dengan tertangkapnya pasukan Rusia oleh pihak jepang
beserta kapal danhanya memulangkan sedikit pasukannya. Tsar yang dengan
malunya mendatangani nota perjajian damai dengan Jepang menyulut api amarah
rakyat Rusia dan terjadilah pemberontakan di kapal perang Potemkin pada juli
1905 dan juga berdampak pada persediaan pangan yang dialihkan pada masa
peperangan
Jalannya Revolusi
Peristiwa Bloody Sunday atau minggu berdarah terjadi pada 9 Januari 1905 yang
terjadi karena arogansi dari Tsar karena tidak menerima kritikan dari buruh,
padahal kritikan yang diutarakan oleh para kaum buruh yang dipimpin oleh Pastor
Gapon ini tidaklah memiliki unsur untuk menjatuhkan Tsar, melainkan menjadi
pemberitahuan agar Tsar tau akan kondisi masyarakatnya. Semua yang berawal
dari petisi Pastor Gapon ini berubah menjadi perisitiwa berdarah yang
menewaskanhampir 1000 orang lebih ini membuat peristiwa ini dikenang dengan
istilah Bloody Sunday. Karena peristiwa ini Tsar kehilangan kontrol akan area
kekuasaannya dalam waktu sementara, namun hal ini menjadi titik awal dari
peristiwa yang lebih besar dan lebih struktual nantinya.
Revolusi Febuari 1917
Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) memegang peran utama dalam mengawal Partai
Komunis (Bolshevik) dalam membela kaum buruh sebagai strategi kudeta
terhadap Tsar Nicholas II. Pada akhirnya Bolshevik berhasil mengkudeta dan
menggulingkan pemerintahan Tsar dengan kebanggaan dan kerja keras (Heyman,
1993:269). Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta
pemerintahan yang modern dan demokratis. Revolusi borjuis adalah tahapan
pertama untuk menuju revolusi sosialis dan mencapai negara sosialis
(Kristinawati, 2013:96).
Melalui Dewan Soviet, Lenin dan Partai Boshelvik melancarkan program partai
“Roti, Tanah dan Perdamaian” isi tuntunannya; pembagian tanah untuk para
petani; menasionalisasikan perusahaan industri; akhiri Perang Dunia I 1. Lenin dan
Partai Boshelvik yang telah berhasil merebut suara dari Dewan Soviet dan kaum
buruh-tani berhasil mengambil ahli pusat pemerintahan, telekomunikasi dan juga
berhasil Partai Boshelvik berhasil mencapai kedudukan mayoritas di Sentral
Komite Dewan Soviet yang di duduki oleh Karensky dari Partai Menshevik.
Belajar dari Komune Paris, ia berfikir bahwa negara masih diperlukan untuk
menghancurkan sisa imperialis yang telah menjangkit kaum Borjuasi jika masih
ada kekuatan Borjuasi yang ingin menghancurkan negara sosialis-komunis. Para
petani dan kaum buruh disini untuk menumbangkan negara sebagai alat kapitalis,
demi terwujudnya masyarakat sosialis. Sama seperti Marx, menurut Lenin negara
bukanlah lembaga diatas masyarakat yang mengatur masyarakat tanpa pamrih,
melainkan alat dalam tangan kaum kapitalis, untuk mengamankan kepuasan
mereka. Jika tercapai revolusi tersebut tetap perlu untuk dikendalikan oleh seluruh
masyarakat yang tergabung menjadi Soviet Seluruh Rusia, inilah yang disebut
Kediktatoran Proletariat.
Kediktatoran Proletariat, artinya massa rakyat yang tertindas dan kaum proletar ini
menjadi diktator dalam wujud untuk menghapuskan segala kemungkinan
bangkitnya kembali kekuatan-kekuatan reaksioner dari kaum kapitalis. Sesuai
dengan cita-citanya, bagi Lenin, negara adalah alat untuk mencapai komunisme.
Jadi cita-citanya menegakkan masyarakat yang sosialis, masyarakat tanpa kelas.
1
Prasetyo, Eko dan Saiful Arif. 2004. Lenin: Revolusi Oktober 1917. Jakarta: Resist Book
dan mengembalikan keadaan lama. Jadi, dalam kediktatoran proletariat menjadi
garda terdepan untuk mencegah segala kemungkinan sebuah revolusi balasan dari
sisa-sisa kaum kapitalis. Setelah hak milik atas tanah dan atas pabrik-pabrik serta
alat-alat produksi lain dicabut dan dialihkan ke negara. Lenin menegaskan bahwa
Revolusi Sosialis yaitu perubahan secara cepat dalam struktur pemerintahan Rusia
dengan berpusat pada Kediktatoran Proletariat dimana kaum buruh dan petani
menjadi dua kekuatan revolusioner yang dapat meruntuhkan kekuasaan borjuis-
kapitalis dan mendirikan masyarakat sosialis.
Kesimpulan
Daftar Pustaka