Anda di halaman 1dari 14

REVOLUSI KOMUNISME, SOVIET, DAN

LENINISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Rusia

Dosen Pengampu:
Firdaus Hadi Santosa, M.Pd.

Disusun oleh :
Annisa Febriyanti (1403617123)
Dina Amelia (1403617005)
Fahriansyah (1403617081)
Indah Setianingsih (1403617050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergerakan revolusioner telah berjangkit di Rusia sejak awal abad XIX.


Feodalisme Rusia mendorong adanya rasa persatuan, rasa kesadaran dari rakyat
untuk merubah dan mengganti kekuasaan yang menyengsarakan itu. Berbagai
pemberonta-kan terus dilakukan untuk meruntuhkan sistem feodal, sistem
perhambaan ala rusia yang mirip dengan sistem perbudakan tersebut. Mereka
yang tertindas semakin reaksioner dan kesadaran sosialnya telah terbangun dan
semakin matang untuk terus melakukan pemogokan. Oleh karena itu diperlukan
Partai untuk membangun dan membimbing para proletar (buruh, tani, kaum
tertindas) untuk terus berjuang menentang sistem pemerintahan yang sangat
berpihak pada pemilik modal.

Pergerakan yang secara umum menentang Kekaisaran Rusia, anti-


feodalisme dan perbudakan ini dimotori oleh kaum revolusioner dari berbagai
kalangan diantaranya dari berbagai aktivis mahasiswa, petani sampai kelas-kelas
pekerja perkotaan etnis minoritas dalam kekaisaran Rusia. umumnya gerakan
revolusioner ini dilakukan secara bawah tanah dengan cara peyebaran literature-
literatur subversive dan aktivis ilegal lainnya. Situasi revolusioner ini
dimanfaatkan oleh Kaum Marxis untuk mendorong keadaan pada titik klimaks
berupa demonstrasi mahasiswa, pemogokan pabrik-pabrik dan pemberontakan
petani terhadap tuan-tuan mereka.
Vladimir Lenin sebagai tokoh sosialis dan bapak komunis ini menganggap
penting untuk mendirikan Partai Kelas Buruh, dimana partai ini nantinya akan
berperan aktif dalam memberikan kesadaran sosial pada kelas buruh tentang
penindasan dan bagaimana mengatasi serta merubahnya ke dalam masyarakat
yang lebih baik, yaitu masyarakat sosialis dan akhirnya masyarakat komunis
dengan cara revolusi.
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Pergolakan Revolusioner dan Ide-ide Marxis
b. Mengetahui Terjadinya Revolusi Komunisme di Rusia
c. Mengetahui Masa Kepemimpinan Lenin

C. Rumusan Topik Bahasan


a. Bagaimana terjadi nya revolusi di Rusia
b. Bagaimana proses pembentukan berdirinya Uni Soviet
c. Bagaimana Rusia masa kepemimpinan Lenin
BAB II
PEMBAHASAN

Pergerakan Revolusioner dan Penyebaran ide-ide Marxis

Pergerakan revolusioner telah berjangkit di Rusia sejak awal abad XIX.


Pergerakan yang secara umum menentang Kekaisaran Rusia, anti-feodalisme dan
perbudakan ini dimotori oleh kaum revolusoner dari berbagai kalangan
diantaranya dari berbagai aktivis mahasiswa, petani sampai kelas-kelas pekerja
perkotaan etnis minoritas dalam kekaisaran Rusia. umumnya gerakan revolusioner
ini dilakukan secara bawah tanah dengan cara peyebaran literature-literatur
subversive dan aktivis ilegal lainnya. Situasi revolusioner ini dimanfaatkan oleh
Kaum Marxis untuk mendorong keadaan pada titik klimaks berupa demonstrasi
mahasiswa. Pemogokan pabrik-pabrik dan pemberontakan petani terhadap tuan-
tuan mereka.
Tokoh Marxis pertama Rusia yang terbesar adalah Georgy Plekhanov
(1857-1918). Ia berasal dari kalangan bangsawan yang bergabung dengan
Narodnik sebagai seorang mahasiswa. Ia menjalani 40 tahun di pengasingan dan
mendirikan kelompok Marxis bernama “Pembebasan Pekerja” di Jenewa 1883.
Plekhanov melihat bahwa perkembangan kapitalisme di Rusia akan melahirkan
sebuah protelatriat dan justru kelas inilah yang akan memimpin revolusi. Sebelum
hal ini benar-benar terjadi, harus lebih dulu ada sebuah revolusi borjuis democrat
yang akan menjadi tujuan langsung kelompok revolusioner.
Untuk menyuntikkan paham Marx ke dalam masyarakat Rusia Pyotr
Lavrov (1823-1900) mengusulkan perlunya sebuah minoritas revolusioner untuk
mendidik rakyat memahami marxisme. Kemudian Pyotr Nikitich Tkachev (1844-
1885) mendukung pembentukan kelompok kecil revolusioner professional dan
melakukan eksploitasi pemberontakan nasional untuk merebut kekausaan dan
mentransformasi masyarakat dengan menyita seluruh alat-alat produksi atas nama
rakyat. Kemudian, Lenin (1870-1924) yang terpengaruh oleh Plekhanov dan
keduanya bergabung membuat surat kabar Iskra pada tahun 1900.
Dimulainya Revolusi Komunisme
Pada awal abad XX, rusia mengalami krisis ekonomi yang sangat berat (1900-
1903) dan periode depresi yang panjang (1904-1908). Demikian situasi
revolusioner di kancah sosial politik terus tumbuh berkembang. Otokrasi yang
bertumpu pada kekuatan kelas bangsawan masih tetap bertahan walaupun mulai
mendapat rongrongan dari kekuatan revolusioner. Situasi politik dalam negeri
diperberat dengan terjadinya perang antara Rusia dan Jepang.

Revolusi 1905
Revolusi ini merupakan revolusi pertama Rusia yang dikenal dengan revolusi
borjuasi-demokrat. Dalam revolusi ini terjadi peristiwa besar beradarah akibat
perbenturan antara tsarisme dan kelompok revolusioner.
Latar belakang
Kebijakan kekaisaran yang bersifat feodalisme yang lambat laun merongrong
banyak rakyat Rusia karena para petani tidak menggarap tanah mereka sendiri
sehingga kehidupan petani sangat bergantung dengan tanah yang digarap.
Akibatnya, perbedaan sosial yang mencolok dalam tatanan masyarakat Rusia.
Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu
sangat jauh perbedaannya. Petani dangat hidup miskin dan sengsara sedangkan
kaum bangsawan yang berada di puncak kekuasaan hanya tinggal merasakan jerih
payah dari petani yang menggarap tanahnya. Hal inilah yang mendasari faktor
rakyat melakukan gerakan untuk meruntuhkan kekuasaan Tsar.

Kebijakan kekaisaran yang bersifat feodalisme yang lambat laun merongrong


banyak rakyat Rusia karena para petani tidak menggarap tanah mereka sendiri
sehingga kehidupan petani sangat bergantung dengan tanah yang digarap.
Akibatnya, perbedaan sosial yang mencolok dalam tatanan masyarakat Rusia.
Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu
sangat jauh perbedaannya. Petani dangat hidup miskin dan sengsara sedangkan
kaum bangsawan yang berada di puncak kekuasaan hanya tinggal merasakan jerih
payah dari petani yang menggarap tanahnya. Hal inilah yang mendasari faktor
rakyat melakukan gerakan untuk meruntuhkan kekuasaan Tsar.

kekalahan telak Rusia terhadap Jepang pada Mei 1905 merupakan memiliki
dampak yang sangat masif bagi pemerintahan Nicholas II. keklahan yang
menurunkan kekuatannya serta mempermalukan dirinya itu terjadi karen tidak
siapnya armada Rusia dalam peperangan serta tidak tersedianya perbekalan yang
cukup dikarenakan pembangunan jalur kereta api Trans-Siberia. Kekalahan
perang ini diperparah dengan tertangkapnya pasukan Rusia oleh pihak jepang
beserta kapal danhanya memulangkan sedikit pasukannya. Tsar yang dengan
malunya mendatangani nota perjajian damai dengan Jepang menyulut api amarah
rakyat Rusia dan terjadilah pemberontakan di kapal perang Potemkin pada juli
1905 dan juga berdampak pada persediaan pangan yang dialihkan pada masa
peperangan

Jalannya Revolusi

Peristiwa Blood Sunday (Minggu Berdarah)

Peristiwa Bloody Sunday atau minggu berdarah terjadi pada 9 Januari 1905 yang
terjadi karena arogansi dari Tsar karena tidak menerima kritikan dari buruh,
padahal kritikan yang diutarakan oleh para kaum buruh yang dipimpin oleh Pastor
Gapon ini tidaklah memiliki unsur untuk menjatuhkan Tsar, melainkan menjadi
pemberitahuan agar Tsar tau akan kondisi masyarakatnya. Semua yang berawal
dari petisi Pastor Gapon ini berubah menjadi perisitiwa berdarah yang
menewaskanhampir 1000 orang lebih ini membuat peristiwa ini dikenang dengan
istilah Bloody Sunday. Karena peristiwa ini Tsar kehilangan kontrol akan area
kekuasaannya dalam waktu sementara, namun hal ini menjadi titik awal dari
peristiwa yang lebih besar dan lebih struktual nantinya.
Revolusi Febuari 1917

Sebagaimana revolusi sebelumnya, Revolusi Febuari 1917 dipelopori oleh


kaum Borjuis-Demokratis. Rusia terlibat dalam perang dunia I dan mengalami
kekalahan besar. Akibatnya Rusia kehilangan sebagian wilayahnya dan secara
ekonomi telah membawa Rusia kedalam kemerosotan yang tajam dan krisis
mendalam yang berpengaruh pada perubahan mendasar kehidupan bangsa Rusia.
Rusia mengalami kemandegan produksi perindustrian dan pertanian yang
menimbulkan kekurangan bahan makanan atau pangan sehingga banyak rakyat
Rusia menderita bahaya kelaparan. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar
dalam hati rakyat terhadap pemerintahan Tsar. Situasi dan keadaan Rusia yang
semakin kacau, rakyat meneriakan adanya revolusi untuk mengubah tatanan
pemerintahan lama menjadi tatanan pemerintahan baru yang bisa diandalkan.

Revolusi dimulai dengan pengumuman pemberhentian sekitar 30 ribu


pekerja di Petrogard pada tanggal 22 Febuari kemudian mengakibatkan reaksi
yang begitu keras dikalangan pekerja dimana pada tanggal 23 Febuari sampai 25
Febuari pemogokan semakin besar di seluruh kota tersebut. Pada hari itu puluhan
ribu warga Petrograd atau St Petersburg turun ke jalan-jalan memprotes
kekurangan makanan yang mereka derita. Tentara kerajaan turun tangan dan
timbullah kerusuhan. Sekitar sepekan setelah peristiwa itu, pada tanggal 2 Maret
1917 Tsar Nikolai II mengundurkan diri dari tahta Imperium Rusia. Revolusi ini
berhasil mengakhiri kekuasan monarki Rusia, memutus kekuasaan keturunan
Dinasti Romanov dan memberikan dasaran bagi kehidupan yang lebih demokratis
di awal abad XX.

Setelah Tsar Nicolas II turun menimbulkan adanya dua kekuatan yang


saling tarik menarik dua kekuatan besar yaitu Pemerintahan Sementara di satu sisi
dan Prajurit Petrograd (Soviet Petrograd) disisi lain. Hal ini mengakibatkan
terjadinya kekuasaan ganda dalam masa transisi tersebut.

Pada 3-4 Juni Petrograd kembali diguncang aksi demonstrasi yang


dilakuakn oleh para tentara, pekerja yang mengakhiri adanya kekuasaan ganda.
Namun Pemerintahan sementara dibawah Aleksandr Karensky berhasil
memenangkan dan pada 24 Juli dibentuk pemerintahan koalisi kedua.

Revolusi Oktober 1917

Sebagaimana setelah monarki jatuh, Rusia dipimpin oleh dua kekuatan


yang satu sama lain saling bertentangan. Pertama adalah para politisi dari
pemerintahan sementara yang terdiri dari Kadet, Menshevik dan Sosialis
Revolusioner. Disisi lain ada para pekerja Petrograd yang bersama-sama dengan
prajurit membentuk Soviet Petrograd atau Dewan pekerja dan Militer Petrograd.

Pada tanggal 20 Oktober 1917 Komite Sentral RSDRP (B) mengeluarkan


sebuah resolusi tentang pemberontakan bersenjata. Setelah perdebatan panjang
selama 10 jam akhirnya lenin berhasil memenangkan suara mayoritas anggota
Sentral Komite untuk menyetujui dan mempersiapkan pengambilan kekuasaan
dengan senjata. Trotsky dengan posisinya yang stratetig sebagai Dewan Soviet
Petrograd memimpin persiapan itu.

Pada 25-27 Oktober dilakukan kudeta Petrograd diumumkan tentang


pemindahan kekuasaan dan Pemerintahan Sementara ke Komite Militer
Revolusioner yang dipimpin Lenin. Diumumkan pula tuntutan yang berisi
pembentukan perdamaian yang demokratis, penghapusan pemilikan tanah dan
pembentukan Pemerintahan Soviet

Pada 6 November, kekuatan bersenjata kaum Bolshevik mengambil alih


fasilitas komunikasi dan gedung-gedung public di Petrograd Gedung pusat
pemerintahan dengan mudah dikuasai karena hanya dijaga oleh sedikit orang.
Sebagian besar anggota kabinet pemerintahan sementara ditangkap. Namun
Alexander Karensky berhasil lolos.

Pada 7 November, Kongres Dewan Soviet seluruh Rusia yang kedua


diadakan. Bolshevik menjadi mayoritas dalam kongres tersebut dengan memiliki
390 kursi dari total 650 kursi. Kaum Bolshevik meresmikan berdirina Republik
Soviet dan mengubah namanya menjadi RSFSR (Republik Soviet Sosialis
Federasi Rusia)

Berdirinya Uni Soviet

Tanggal 28 Desember 1922 sebuah konferensi dihadiri diselenggarakan dan


dihadiri oleh delegasi RSFS Rusia, RSFS Byelorusia, RSFS Transkaukasia dan
RSS Ukraina untuk membentuk Uni Soviet. Dokumen ini kemudian dipertegas
dan ditandatangani pada 30 Desember 1922. Vladimir Lenin ditunjuk sebagai
kepala negaranya. Terbentuknya Uni Soviet atau USSR (Union of Soviet Socialist
Republics) menjadi satu-satunya Negara yang berlandaskan sosialis-komunis di
dunia. Semua tingkat pengendalian pemerintahan jatuh ke tangan Partai Komunis
dan Politbiro yang secara efektif memimpin Soviet. Politbiro atau Politicheskoye
Buro adalah Biro Politik Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet yang berfungsi
sebagai pembuat kebijakan pusat dan badan pelaksana di Partai Komunis.

Dalam bidang ekonomi, industri-industri di Uni Soviet sepenuhnya dimiliki dan


dikelola oleh negara, sedangkan lahan pertanian dibagi menjadi kolektif yang
juga dikelola oleh negara.

Rusia Dibawah Pemerintahan Lenin

Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) memegang peran utama dalam mengawal Partai
Komunis (Bolshevik) dalam membela kaum buruh sebagai strategi kudeta
terhadap Tsar Nicholas II. Pada akhirnya Bolshevik berhasil mengkudeta dan
menggulingkan pemerintahan Tsar dengan kebanggaan dan kerja keras (Heyman,
1993:269). Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta
pemerintahan yang modern dan demokratis. Revolusi borjuis adalah tahapan
pertama untuk menuju revolusi sosialis dan mencapai negara sosialis
(Kristinawati, 2013:96).
Melalui Dewan Soviet, Lenin dan Partai Boshelvik melancarkan program partai
“Roti, Tanah dan Perdamaian” isi tuntunannya; pembagian tanah untuk para
petani; menasionalisasikan perusahaan industri; akhiri Perang Dunia I 1. Lenin dan
Partai Boshelvik yang telah berhasil merebut suara dari Dewan Soviet dan kaum
buruh-tani berhasil mengambil ahli pusat pemerintahan, telekomunikasi dan juga
berhasil Partai Boshelvik berhasil mencapai kedudukan mayoritas di Sentral
Komite Dewan Soviet yang di duduki oleh Karensky dari Partai Menshevik.

Belajar dari Komune Paris, ia berfikir bahwa negara masih diperlukan untuk
menghancurkan sisa imperialis yang telah menjangkit kaum Borjuasi jika masih
ada kekuatan Borjuasi yang ingin menghancurkan negara sosialis-komunis. Para
petani dan kaum buruh disini untuk menumbangkan negara sebagai alat kapitalis,
demi terwujudnya masyarakat sosialis. Sama seperti Marx, menurut Lenin negara
bukanlah lembaga diatas masyarakat yang mengatur masyarakat tanpa pamrih,
melainkan alat dalam tangan kaum kapitalis, untuk mengamankan kepuasan
mereka. Jika tercapai revolusi tersebut tetap perlu untuk dikendalikan oleh seluruh
masyarakat yang tergabung menjadi Soviet Seluruh Rusia, inilah yang disebut
Kediktatoran Proletariat.

Kediktatoran Proletariat, artinya massa rakyat yang tertindas dan kaum proletar ini
menjadi diktator dalam wujud untuk menghapuskan segala kemungkinan
bangkitnya kembali kekuatan-kekuatan reaksioner dari kaum kapitalis. Sesuai
dengan cita-citanya, bagi Lenin, negara adalah alat untuk mencapai komunisme.
Jadi cita-citanya menegakkan masyarakat yang sosialis, masyarakat tanpa kelas.

Revolusi sosialis melalui Kediktatoran Proletariat dengan perantara partai yaitu


proletariat (kaum buruh dan petani kecil) yang menggunakan kekuasaan negara
untuk menindas kaum kapitalis untuk mencegah mereka memakai kekayaan dan
fasilitas luas yang masih mereka kuasai untuk mengagalkan revolusi proletariat

1
Prasetyo, Eko dan Saiful Arif. 2004. Lenin: Revolusi Oktober 1917. Jakarta: Resist Book
dan mengembalikan keadaan lama. Jadi, dalam kediktatoran proletariat menjadi
garda terdepan untuk mencegah segala kemungkinan sebuah revolusi balasan dari
sisa-sisa kaum kapitalis. Setelah hak milik atas tanah dan atas pabrik-pabrik serta
alat-alat produksi lain dicabut dan dialihkan ke negara. Lenin menegaskan bahwa
Revolusi Sosialis yaitu perubahan secara cepat dalam struktur pemerintahan Rusia
dengan berpusat pada Kediktatoran Proletariat dimana kaum buruh dan petani
menjadi dua kekuatan revolusioner yang dapat meruntuhkan kekuasaan borjuis-
kapitalis dan mendirikan masyarakat sosialis.

Ketika Lenin memegang pemerintahan, Rusia hendak disusun menjadi seratus


persen komunis. Semua hasil produksi, baik industri maupun pertanian, harus
diserahkan kepada negara. Nantinya negara yang akan membagi-bagikannya
dengan adil. Akan tetapi, para petani kaya (kulak) menolak menyerahkan segala
hasil buminya kepada negara. Para petani juga tidak mau menanam lebih dari apa
yang mereka butuhkan untuk hidup sebab sebanyak apa pun mereka menanam,
hasil yang mereka dapatkan sama saja.

Pada tahun 1921, Lenin mengubah kebijakan ekonominya dan menggantinya


dengan NEP (New Economical Policy) di mana hasil bumi boleh dijual dengam
bebas. Namun, untuk menyaingi sistem pertanian bebas yang dipraktikkan para
kulak, diadakan pula pertanian kolektif (kolkhoz) dan pertanian negara (sovkhoz)
untuk menyaingi pertanian bebas dari para kulak. NEP ini terbukti berjalan
dengan baik. Para kulak makin terdesak dan semakin banyak petani yang
menggabungkan diri dalam kolkhoz.Lenin meninggal dunia pada tahun 1924.
Jenazahnya dimakamkan di dekat Kremlin dalam sebuah musoleum (makam yang
indah) di mana setiap tahun rakyat Rusia dapat melihat wajah “Bapak Komunisme
Rusia”.
BAB III

Kesimpulan

Partai Boshelvik atau Bolchinstvo adalah golongan terbesar Rusia yang


menyetujui terbentuknya partai perjuangan untuk menentang kekuasaan Tsar.
Golongan ini mewakili kaum tertindas dan terasing dari hidupnya karena adanya
penguasaan yang dilakukan oleh negara, tuan tanah (bangsawan) dan kaum
borjuis (bangun atas). Sehingga munculah sosok Vladimir Lenin sebagai tokoh
sosialis dan bapak komunis yang mengnggap penting untuk mendirikan Partai
Kelas Buruh, dimana partai ini nantinya akan berperan aktif dalam memberikan
kesadaran sosial pada kelas buruh tentang penindasan dan bagaimana mengatasi
serta merubahnya ke dalam masyarakat yang lebih baik, yaitu masyarakat sosialis
dan akhirnya masyarakat komunis dengan cara revolusi.

Daftar Pustaka

Afandi, Ahmad, dkk. Revolusi Rusia (Bolshevik) dan Pengaruh Terhadap


Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Politik pada Tahun 1977-1922. Jurnal Kajian,
Penelitian dan Pengembangan Sejarah Vol. 3 No. 2 Desember 2018
Kristiniawati, Putri. Peran Parta Bolshevik Dalam Revolusi 1917 Dibawah
Pimpinan Vladimir Lenin. Jurnal Politeia, Vol. 5 No. 2 Juli 2013
Prasetyo, Eko dan Saiful Arif. 2004. Lenin: Revolusi Oktober 1917. Jakarta:
Resist Book
Fahrurodji, Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai