Anda di halaman 1dari 47

Dosen Pengampu: Asyrul Fikri M.

Pd

Sejarah Lokal
Pertemuan 2
1. Konsep Sejarah Lokal

 Batasan Pengertian serta Ruang Lingkup Sejarah Lokal


 Arti Penting Kajian Sejarah Lokal
 Penelitian dan Penulisan Sejarah Lokal
A. Batasan Pengertian serta Ruang Lingkup
Sejarah Lokal

Gambar
siapakah ini?
 Sejarah Lokal adalah bentuk penulisan sejarah dalam
lingkup yang terbatas yang meliputi suatu lokalitas
tertentu (wilayah/ spatial)
 Penggunaan istilah sejarah lokal dan sejarah daerah
 Ethnohistory
 Local History, community history, neighborhood history,
nearby history
 Neighborhood (lingkungan sekitar)
Ruang lingkup sejarah lokal adalah keseluruhan
lingkungan sekitar berupa kesatuan wilayah
seperti desa, kecamatan, kabupaten, kota kecil
beserta unsur-unsur institusi sosial dan budaya
seperti keluarga, pola pemukiman, mobilitas
penduduk, kegotongroyongan, pasar, teknologi
pertanian, lembaga pemerintahan setempat,
kesenian, monumen, dll.
Sejarah Lokal ditentukan Scope areal, juga
segi Perspektif waktu, misal Sejarah
Blambangan pada zaman VOC, Sejarah
Madiun pasca Perjanjian Giyanti, dsb. Selain
luas Areal dan waktu, didalam approach
sejarah lokal dapat ditentukan tema (Segi
Permasalahanya) atau aspek-aspeknya seperti
Aspek Politik, Sosial Ekonomi, Kultural,
Militer, religius atau yang lain.
B. Arti penting Kajian Sejarah Lokal

Lingkungan Keluarga, komunitas, nasional dan


supranasional merupakan serangkaian
lingkaran konsentris (Finberg, ahli sejarah lokal
Inggris).
Tingkat yang lebih luas hanya secara umum
C. Penelitian dan Penulisan Sejarah
Lokal
 Penyusunan sejarah lokal sama halnya dengan penyusunan sejarah pada
umumnya yaitu melalui empat tahap
 Mengumpulkan sumber, kritik sumber, interpretasi, historiografi
1) Penelusuran jejak sejarah
 Klasifikasi jejak sejarah ada dua: tidak dengan sengaja
dan dengan sengaja
 Tidak dengan sengaja: ijazah dan surat perjanjian
 Dengan sengaja: Surat wasiat, daftar silsilah keluarga,
prasasti.
 Jejak sejarah dibagi empat jenis: non-material, material,
tertulis, dan “representasional”
 Non material: lembaga masyarakat, adat, kepercayaan,
tradisi, hal-hal gaib, bahasa, dll.
 Material: benda (artefak)
 Jejak tulisan (tulisan tangan dan cetak).
 Representasonal: Potret atau lukisan (suasana)
2) Kritik sumber

 Kritik ekstern: tiga pertanyaan pokok, asli atau tidak, jika turunan apakah
terjadi perubahan, dan jika terjadi perubahan seberapa jauh.
 Kritik intern ditujukan pada sumber dokumen dengan sifat informasi
(pemberi informasi)
 Kritik sejarah-> Fakta Sejarah
3. Interpretasi Fakta

 Fakta-fakta sejarah dikumpulkan dan dipilih yang memiliki kesesuaian atau


hubungan dengan cerita sejarah
 Fakta ada yang terbuang sehingga kemungkinan terjadinya subjektivitas
 Standar etis sejarawan

4. Penulisan Sejarah
 Kronologis, Kausasi, dan Imajinasi
Tugas Mandiri!

Silahkan buka google Scholar


https://scholar.google.co.id/
Cari artikel/penelitian yang berkaitan dengan
sejarah lokal
Tentukan tema sejarah lokal dari artikel tersebut.
Pertemuan 3
Hubungan Sejarah Lokal dan Sejarah
Nasional serta Tipe-Tipe Sejarah Lokal
 Dimensi Makro dan Mikro dalam Sejarah
 Kedudukan sejarah lokal dalam sejarah nasional
 Tipe-Tipe sejarah Lokal
Pertanyaan Pokok dalam Sejarah Lokal

 Sasaran sejarah lokal adalah“ asal-usul, pertumbuhan,


kemunduran dan kejatuhan dari kelompok masyarakat local.
(Finberg)
 Kajiannya pada irama sejarah pada sebuah kelompok
masyarakatl ocal yang terbentuk secara unik. (Finberg dan
Skipp).
 Pada prinsipnya pikiran-pikiran yang penting dari rumusan ini
adalah “problem-problem pokok” harus bertolak dari realitas
lokalnya, atau seleksi peristiwa harus ditentukan oleh tingkat
pentingnya dalam perkembangan daerah local yang
dibicarakan.
PERLUNYA SEJARAH LOKAL

 1.Sarana menggali, menemukan, dan


mengembangkan jati diri dan kepribadian
daerah(character building).
 2.Sarana membangun solidaritas sosial yang sangat
diperlukan daerah.
 3.Sarana rujuk sosial
Sasaran

Struktur dan proses dari tendakan dan interaksi


manusia dalam kontek sosio-kultural di masa
lampau yang tercatat, dan dapat pula
diungkapkan secara holistik ( termasuk Ekonomi
dan Politik ) yang terjadi di suatu local dan
punya ciri khas tertentu
Perbedaan Sejarah Nasional, Sejarah
Daerah dan Sejarah Lokal
Sejarah Nasional Sejarah Daerah Sejarah Lokal
Batasan Negara Provinsi, Elastis,
Politis Kabupaten setempat
Tekanan General Uraian Independen
Sej. Nasional Demokratis
Terserah Penulis
Sifat Ideologis Subjektif Melihat Mengakar
Ke atas Objektif
HUBUNGAN SEJARAH LOKAL
DENGAN UNIT SEJARAH LAINNYA

Sejarah nasional

Sejarah Daerah
Sejarah Lokal
Sejarah Lisan

Unit Sejarah
Lainnya
TIPE-TIPE
SEJARAH LOKAL
SEJARAH LOKAL TRADISIONAL

 Sejarah lokal tradisional yang dimaksud adalah hasil penyusunan


sejarah dari berbagai kelompok etnik yang terbesar diseluruh
Indonesia yang sudah bersifat tertulis, misalnya, Babad, Hikayat,
Tambo, Lontara, dan sebagainya.
 Sejarah ini merupakan tipe sejarah lokal yang pertama muncul di
Indonesia. Sifat lokalitasnya mudah dimengerti karena belum
berkembangnya kesadaran akan kesatuan antar etnik dan sifat
ikatan kekuasaannya masih sangat longgar.
POSISI SEJARAH LOKAL TRADISIONAL
 Meskipun merupakan sejarah lokal yang pertama-tama
berkembang di Indonesia, namun masih tetap bertahan, bukan saja
sebagai warisan masa lampau komunitas, tetapi sering juga isinya
masih dipercaya sebagai gambaran sejarah masa lalu. Jadi bersifat
fungsional dalam kehidupan kelompok itu.
 Di lain pihak, bagi sejarawan lokal modern, sejarah lokal tradisional
punya nilai tersendiri sebagai sumber sejarah, walau digunakan
dengan sikap kritis yang tinggi.
SEJARAH LOKAL DILETANTIS

 Tujuan penyusunannya umumnya untuk memenuhi rasa estetis


individu melalui lukisan peristiwa masa lampau. Jadi lebih bersifat
memenuhi tuntutan keingintahuan pribadi.
 Biasanya mereka (para diletantis) terutama tertarik menyusun sejarah
dari lingkungannya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber
yang umumnya sudah dikenalnya dengan baik.
 Kegairahan untuk menyusun sejarah lingkungannya sendiri biasanya
berkaitan dengan rasa bangga akan lingkungannya, misalnya
daerahnya pernah menjadi pusat markas gerilya, atau pusat
perdagangan kecil.
PERAN PARA DILETANTIS
 Peran mereka cukup penting bagi studi sejarah lokal, terutama
karena mereka umumnya menggunakan sumber-sumber tangan
pertama yang ada di daerahnya.
 Melalui peran para dilentatis, sumber-sumber tangan pertama ini
bisa dikenal oleh para sejarawan profesional terutama yang bukan
berasal dari daerah tersebut.
 Bahkan hasil karya para diletantis mungkin bisa dimanfaatkan oleh
sejarawan profesional, meskipin melalui proses kritik sejarah yang
cermat.
SEJARAH LOKAL EDUKATIF INSPIRATIF

 Sejarah lokal jenis ini disusun dalam rangka mengembangkan


kecintaan sejarah, tertama pada sejarah lingkungannya dalam
rangka kesadaran sejrah nasional.
 Guna edukatif sejarah berarti menyadari makna sejarah sebagai
gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti.
 Inspiratif mengandung arti, daya gugah yang ditimbulkan oleh usaha
mempelajari sejarah.
Penulis Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif
 Karena tujuan utamanya bukan semata-mata suatu kajian ilmiah,
maka tidak mengherankan kebanyakan kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok sejarawan non-profesional.
 Banyak di antar anya adalah guru-guru, khususnya guru-guru
sejarah, di samping unsur2 anggota masyarakat setempat yang
dianggap punya minat sejarah.
 Tidak jarang sejarawan profesional juga ikut dilibatkan.
SeJARAH LOKAL KOLONIAL
 Sejarah lokal jenis ini sebagian besar para penyusunnya adalah pejabat-
pejabat pemerintah kolonial, seperti Residen, Asisten Residen, Kontrolir,
atau pejabat-pejabat pribumi atas dorongan pemerintah Belanda.
 Sebagian besar dari tulisan yang bisa dikategorikan sebagai sejarah lokal
kolonial ini terutama berupa laporan dari pejabat-pejabat kolonial di
daerah.
 Laporan ini bisa Memori Serah Jabatan atau laporan khusus kepada
pemerintah pusat di Batavia.
Karakteristik sejarah lokal kolonial
 Pada umumnya kelihatan ada usaha untuk mengemukakan data yang
lengkap, meskipun dengan sendirinya ada unsur subjektivitas.
 Sering terjadi, bahwa dalam uraian yang disusun para pejabat itu masuk
pula pendapat2 mereka dalam rangka menjari dukungan pejabat
pemerintah pusat.
 Walaupun subjektivitas, tetapi ada uraian yang cukup berbobot,
misalnya uraian itu dilengkapi angka statistik yang cukup cermat.
SEJARAH LOKAL KRITIS ANALITS
 Karakteristik tipe sejarah ini, sifat uraian atau pembahasan
masalahnya telah menggunakan metodologis sejarah yang bersifat
ketat.
 Mulai dari pemilihan objek studi, langkah-langkah atau prosedur
kerja sampai ke penulisan laporan pada umumnya didasarkan
pada konsep-konsep metodologi yang mantap.
 Pelaksana penelitiannya umumnya ditangani oleh sejarawan
profesional. Profesionalisme bukan saja ditentukan oleh latar
belakang pendidikan, tetapi juga karena keterampilan di lapangan.
Corak Sejarah Lokal Analitis
1.Studi yang difokuskan pada peristiwa tertentu (studi khusus atau apa yang
disebut evenemental I’evenement) Lihat Studi

 -Sartono Kartodirjo“Pemberontakan petani di Cilegon-Banten (1888)” --)


masalah2 struktural dalam masalah itu
 -John Smail “ Peristiwa Revolusi di Bandung”
2. Studi yang lebih menekankan pada struktur. Lihat studi Geertzt “Sejarah
sosial sebuah kota”, OS Moertono “ Kesultanan Mataram” atau
Schrieke“Indonesian Sociological Studies” yang menekankan struktur kelas
penguasa dan hubungannya dgn kelas yang diperintah (rakyat)
3. Studi yang mengambil perkembangan aspek tertentu dalam kurun waktu
tertentu (Studi tematis). Lihat studi Ongkhokam tentang priyayi dan petani di
Keresidenan Madiun, abad ke-19
4. Studi sejarah umum, yang menguraikan perkembangan daerah tertentu
(propinsi, kota, kabupaten) dari masa ke masa
 penulisan sejarah yang menyeluruh yang mencakup berbagai tahap
perkembangan sejarah dari suatu daerah tertentu
 corak uraiannya naratif kronologis
 Lihat karya M. Said “Aceh”, M.D. MAnsur “Minangkabau, T. Luckman
“Daerah Serdang”
Sejarah Lokal dan Tradisi Lisan


Pesan-pesan verbal yang berupa pernyataan- pernyataan yang pernah
dibuat di masa lampau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Isi pesan antara lain :
 Kemenangan dalam perang
 Kehebatan pemimpin kelompok
 Bencana alam
 Kepindahan suku mereka ke tempat yang baru
 Dll
Pesan tersebut biasanya disampaikan dengan :

Susunan kata - kata


Syair
Tembang / lagu
1. Petuah - petuah / nasehat

Merupakan suatu pandangan atau pesan untuk generasi berikutnya.

2. Kisah - kisah tentang peristiwa di sekitar kehidupan manusia yang berisi


fakta tertentu

JAN VANSINA mengatakan “HISTORICAL GOSSIP” yaitu gosip yang


bernilai sejarah

3. “Cerita kepahlawanan” yang berisi berbagai gambaran tentang


tindakan - tindakan kepahlawanan yang mengagumkan bagi
kelompok pemiliknya.
Unsur - unsur sejarahnya masih bisa di telusuri walaupun sudah di
selimuti dengan unsur kepercayaan.
4. “Cerita dongeng” yang umumnya bersifat fiktif. Unsur fakta masih
ada tetapi fungsi utama adalah untuk menghibur /
menyenangkan para pendengarnya.
Peranan Tradisi Lisan dalam penulisan sejarah lokal adalah sebagai
sumber sejarah untuk mewujudkan fakta-fakta dalam rangka
penyusunan sejarah.
Walaupun demikian ada keterbatasan-keterbatasan yang harus
diperhatikan :
1. Konsep waktu
Dalam tradisi lisan, urutan waktu terjadinya peristiwa tidak
diperhatikan terutama yang berkaitan dengan pandangan
hidup waktu, dalam hal ini hanya untuk menunjukkan
pergeseran/peralihan dari satu posisi ke posisi lain yang pada
akhirnya kembali ke posisi semula. (kosmis magis)
2. Unsur subjektivitas
Dalam sumber tertulis, subjektivitas hanya berasal dari penyampai
tetapi dalam sumber/tradisi lisan subjektivitas dari penyampai dan
penerima
3. Penerapan konsep kausalitas dalam deskripsi ceritanya.
Hubungan sebab akibat yang rasional dapat diidentifikasi pada
sejumlah peristiwa sejarah. Dalam alam fikiran tradisional,
hubungan kausalitas hanya ditarik pada satu garis hubungan
yang bersumber pada satu sebab tunggal yang menghasilkan
berbagai akibat- gejala alam-sosial di dunia ini.
Tradisi lisan memuat informasi
yang sangat luas tentang
kehidupan suatu komunitas
dengan berbagai aspek.
Informasi tersebut terutama
dari dalam (internal
information) yaitu untuk
menghindarkan bias yang
berasal dari luar.
Sejarah Lokal dan Historiografi
Tradisional
 Di Indonesia banyak sekali tersebar naskah-naskah, hampir di berbagai
daerah. Naskah-naskah tersebut ditulis dengan berbagai bahasa,
terutama bahasa-bahasa daerah seperti bahasa Sunda, jawa, Bugis,
melayu, Aceh, Minang dan sebagainya. Tersebarnya naskah dalam
berbagai bahasa daerah tersebut, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
sudah sejak lama memiliki kesadaran sejarah yang cukup tinggi. Beberapa
sebutan tentang naskah seperti babad, tambuh, hikayat, kronik, dan lain-
lain.
 Naskah-naskah tersebut disebut dengan naskah lama atau naskah kuno
karena naskah tersebut ditulis pada masa lampau. Ukuran masa
lampaunya itu, menurut Monumen STBL no. 238 tahun 1931 yaitu 50 tahun.
Jadi naskah kuno adalah karangan yang berupa tulisan atau ketikan yang
telah berusia lebih dari 50 tahun.
 Isi naskah-naskah kuno tersebut tidak semuanya merupakan cerita sejarah
ada pula yang mengandung isi ajaran agama, hukum, adat istiadat,
filsafat, politik sastra, astronomi, ajaran moral, mantra, doa, obat-obatan,
mistik, bahasa, bangunan, dan tumbuh-tumbuhan. Naskah-naskah kuno
yang tidak berisi tentang cerita sejarah , bermanfaat pula untuk dijadikan
bahan dalam menulis sejarah. Hal-hal yang bisa kita kaji dari naskah-
naskah tersebut misalnya sistem kemasyarakatan, nilai-nilai budaya,
pelaksaan ajaran agama dan lain-lain.
 Penyebutan istilah historiografi tradisional, karena dalam penulisannya
sangat dipengaruhi oleh faktor budaya dimana naskah tersebut ditulis.
Dengan demikian naskah tersebut dapat menjadi suatu hasil kebudayaan
masyarakat. Sebagai kebudayaan suatu masyarakat maka penulisan
historiografi tradisional dipengaruhi oleh alam pikiran penulis naskah
tersebut atau masyarakatnya.
 Fakta yang ada dalam naskah-naskah lama tidak selamanya dapat digunakan sebagai fakta sejarah. Apabila kita menggunakan fakta-fakta tersebut harus bersikap kritis, karena uraian atau
cerita dari naskah lama biasanya banyak dibumbui oleh cerita yang bersifat mistik atau magis religius. Misal raja tersebut memiliki kesaktian luar biasa yang berbeda dengan manusia lain pada
umumnya.

 Naskah sebagai bentuk historiografi tradisional memiliki karakteristik yaitu:

 Uraiannya dipengaruhi oleh ciri-ciri budaya masyarakat pendukungnya. Contohnya bahasa yang digunakan, gaya bahasa, adat istiadat, dan lain-lain.

 Cenderung mengabaikan unsur-unsur fakta karena terlalu dipengaruhi atau dikaburkan oleh sistem kepercayaan yang dimiliki masyarakatnya. Historiografi tradisional mengaburkan 2 macam
realitas, yaitu: realitas yang objektif terjadi (pengalaman yang aktual) dan realitas yang riil dalam diri (penghayatan kultural yang kolektif).

 Adanya kepercayaan tentang kekuatan “sekti”(sakti), yang menjadi pangkal dari berbagai peristiwa alam, termasuk yang menyangkut kehidupan manusia.

 Adanya kepercayaan akan klasifikasi magis yang mempengaruhi segala sesuatu yang ada di alam ini, baik itu makhluk hidup maupun benda-benda mati, baik bagi pengertian-pengertian
yang dibentuk dalam akal manusia maupun bagi sifat-sifat yang terdapat dalam materi.

 Gambaran dari tokoh-tokoh yang ditonjolkan dalam cerita naskah tersebut selalu memiliki silsilah dari tokoh-tokoh yang mistis (raja dianggap titisan dewa).

 Religio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (keluarga istana), maka sering juga disebut istana sentris atau keluarga sentris atau dinasti sentris.

 Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya. Historiografi tersebut tidak memuat riwayat kehidupan
rakyat, tidak membicarakan secara detail mengenai kebijakan yang diterapkan oleh Raja dalam segi-segi sosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat, hanya secara umum saja.

 Tujuan penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja; agar supaya raja tetap dihormati, tetap dipatuhi, tetap dijunjung
tinggi.

 Tradisi lisan disini mempunyai arti penting dalam usaha merekonstruksi masa lampau suatu masyarakat atau komunitas tertentu. Tanpa tradisi lisan, mungkin sejarawan sangat sedikit mengetahui
masa lampau dari sebagian besar masyarakat-masyarakat di dunia ini.
Gambar Siapakah ini?
Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Lokal
Penggunaan istilah lokal dalam sejarah
Batasan lokal dalam sejarah lokal
Sejarah lokal dan ethnohistory
Istilah sejarah lokal di negara Barat
Neighborhood -> Lingkungan Sekitar
Sejarah lokal bukan sejak aspek spatial tapi juga
pranata-pranata sosial serta budaya dalam
satu lokalitas ( Jordan, 1968)
Dapat disimpulkan sejarah lokal adalah studi tentang
kehidupan masyarakat suatu lingkungan tertentu dalam
dinamika perkembangannya dalam berbagai aspek
kehidupan manusia
Tugas

Mahasiswa dipersilahkan mencari tahu dan menuliskan


secara ringkas sejarah lokal yang terdapat di daerah
asalnya (3 menit)
Mahasiswa mempresentasikan hasil kerjanya ke depan
kelas (2 menit)

Anda mungkin juga menyukai