1. NURASYIFAH/ / 042023693
2. RINA JUMIATI/ / 042023700
3. STEVANI NAPA KASIH / 042023705
4. SUDARMIN / 042023706
5. WAYAN EKA WATI/ 042023710
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridha-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan pada semua pihak yang ikut serta
mendukung atas pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tep
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan juga jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.
Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan ilmu,
informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk
mengembangkan wawasan danpeningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patofisiologi, Ginekologi, Dan Obstetric ................... 3
2.2 Ruang Lingkup Ginekologi ........................................................... 4
2.3 Patofisiologi Pada Kehamilan...................................................... 23
2.4 Patofisiologi Pada Persalinan ...................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan patofisiologi, Ginekologi, dan Obstetric ?
2. Apa saja ruang lingkup Ginekologi ?
3. Apa saja patofisiologi pada kehamilan ?
4. Apa saja patofisiologi pada persalinan ?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan patofisiologi, Ginekologi,
dan Obstetric
2. Untuk mengetahui Apa saja ruang lingkup Ginekologi
3. Untuk mengetahui Apa saja patofisiologi pada kehamilan
4. Untuk mengetahui Apa saja patofisiologi pada persalinan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Ruang Lingkup Ginekologi
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid, perdarahan uterus
abnormal,keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis,
mioma uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan menopause.
1. Gangguan Dalam Organogenesis Dari Sistem Reproduksi Pada Janin
Dengan Genetik Normal
VULVA :
1. Himen Imperforata : Adalah selaput dara yg tidak menunjukkan lubang
(hiatus himenalis) sama sekali.
Suatu kelainan yg ringan dan cukup sering terjadi
Menstruasi : darah terkumpul di vagina disebut hematokolpos.
Bila berlanjut terus maka uterus terisi darah haid dan membesar,
disebut hematometra.
Selanjutnya terjadi : hematosalpinks,
Diagnosa : tidak sukar, Terapi : himenektomi
2. Atresia kedua labium minus :
Disebabkan membrana urogenitalis yg tidak menghilang
Di bagian depan vulva, di belakang klitoris ada lubang untuk
pengeluaran air kencing dan darah haid
Koitus walaupun sukar masih dapat dilaksanakan
Kelainan ini dapat juga terjadi sesudah partus karena radang sehingga
menyebabkan kedua labium minus melekat
Terapi : melepaskan perlekatan dan menjahit lukanya.
3. Hipertrophi labium minus
Beri pengertian : bahwa kelainan tersebut bukan suatu hal yg
mengkhawatirkan
Bila penderita tetap merasa terganggu : dilakukan pengangkatan
jaringan yg berlebihan tersebut.
4. Duplikasi vulva :
Jarang ditemukan
Bila ditemukan, biasanya ditemukan juga kelainan lain yg lebih berat
sehingga bayi itu tidak dapat hidup
4
5. Hipoplasi Vulva :
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yg juga kurang
berkembang
Terjadi pada keadaan hipo-estrogenisme, infantilisme, dll
Biasanya ciri seks sekunder juga tak berkembang
6. Kelainan Perineum :
Karena septum urogenital tak tumbuh, bayi tidak mempunyai
lubang anus atau anus bermuara dalam sinus urogenital, dan
terdapat satu lubang dari mana keluar air kencing dan faeces.
VAGINA
1. Septum Vagina :
Umumnya tidak menimbulkan keluhan.
Disparenia dapat timbul : terapinya septum disayat dan diikat
Pada persalinan, septum dapat robek spontan atau perlu disayat dan
diikat.
2. Aplasia dan Atresia Vagina :
Terapi : pembuatan vagina baru saat wanita akan menikah.
3. Kista Vagina : Dikenal 2 macam yaitu :
Terjadi dari sisa-sisa duktus Mulleri
Terbentuk oleh sisa-sisa duktus Gartner yg letaknya di bagian
antero- lateral vagina
Pengobatan : pengangkatan kista dengan pengupasan dari
simpainya.
Uterus dan Tuba Fallopii
Kelainan yang timbul pada pertumbuhan Duktus Mulleri, berupa :
Tidak terbentuknya satu atau kedua duktus
Gangguan dalam fusi ke-2 duktus
Gangguan dalam kanalisasi setelah fusi.
Kelainan tersebut sering disertai kelainan traktus urinarius, sedangkan
ovarium biasanya normal.
2. Kelainan Pada Sistem Reproduksi Karena Keadaan Kromosom Tidak
Normal Atau Karena Pengaruh Hormonal
5
Kelainan Kongenital kr. Kromosom abnormal.
1. Sindrom Turner (disgenesis gonad) Tak ditemukan sel kelamin
primordial dan tidak ada pertumbuhan korteks atau medulla pada
gonad. Gonad hanya dijumpai sebagai jaringan ikat putih seperti pita
(streak gonad) Wanita pendek ( < 150 cm ), epifisis tulang panjang
lama terbuka, amenorea primer, pterigium kolli (webbed neck), nevus
di kulit cukup banyak, koarktasi aorta, dan kubitus valgus. Ciri kelamin
sekunder tidak tumbuh, genitalia eksterna kurang tumbuh, Kecerdasan
normal, Kadar FSH meningkat, estrogen rendah (sesuai dengan tidak
adanya ovarium yg berfungsi), Kelainan genetik terletak pada hanya
ada satu kromosom “X”.
Pengelolaan : sejak kecil diasuh sebagai wanita, perlakukan ini harus
diteruskan, Estrogen jangan diberikan sebelum pertumbuhan tulang
berhenti. Pemberian estrogen diberikan secara siklik untuk
menimbulkan withdrawal bleeding (kesannya : haid) Juga pemberian
estrogen, mempengaruhi pembesaran mammae sehingga secara mental
penderita merasa lebih puas dan tenang.
2. Super-Female ( 47, XXX ) : 1:1000 kelahiran bayi wanita, Disebabkan
Non-disjunction, Seperti wanita biasa, perkembangan seks normal,
subur, hanya kecerdasannya seringkali rendah.
3. Sindrom Kleine-Felter (47, XXY), Fenotip laki-laki, Pada masa
pubertas : tumbuh ginecomastia, rambut badan serta muka berkurang,
Genitalia eksterna tumbuh baik, ereksi, dan koitus dapat berjalan
dengan baik.Testis atrofi ---- Azoospermia.
4. Hermafroditismus Verus : Amat jarang dijumpai, Genitalia eksterna :
tampak dominasi alat pria, Pubertas : mammae mulai tumbuh dan
seringkali haid dimulai, Terdapat jaringan testis di satu sisi dan ovarium
pada sisi yang lain.
5. Sindrom Down (Trisomi 21) : 1:570 janin yg dilahirkan hidup, Akibat
otosom yg abnormal, Kejadian meningkat dengan makin tua umur ibu,
Terjadi translokasi pada kromosom-21 biasanya dari kromosom-d. Bayi
6
sindrom Down : Kecerdasan rendah, sering mulutnya terbuka dengan
lidah yg menonjol. Oksiput dan muka gepeng, Hipotoni tubuh yg jelas
6. Sindrom Edward (Trisomi 18) : Tidak begitus sering, Ciri-cirinya :
Pertumbuhan anak lambat, Kepalanya memanjang dengan kelainan
pada telinga, Sering ada kelainan jantung, dada dengan sternum pendek
7. Sindrom Patau ( Trisomi 13 ) : Lebih jarang lagi, Gejala : Berat badan
rendah saat lahir, Pertumbuhan lambat, Palatoskisis, Labioskisis,
Mikrosefali, Polidaktili, Sering ditemukan kelainan jantung
8. Kelainan Kongenital karena Pengaruh Hormonal Sindrom Adreno-
genital Kongenital : Bentuk interseks yg paling sering dijumpai
Disebabkan pengaruh virilisasi oleh androgen yg dibuat sebagai hasil
gangguan dari metabolisme pada glandula adrenal - androgen dibuat
berlebihan pada janin in utero. Gambaran klinik : waktu lahir
ditemukan bayi dengan lipatan labium mayus kanan dan kiri menjadi
satu dan klitoris membesar Uterus, tuba dan ovarium tampak normal
Anak tumbuh dgn cepat, tapi pada umur 10 tahun, epifisis menutup
sehingga pertumbuhan terhenti, hasilnya adalah seorang wanita yang
pendek , Rambut pubis dan rambut ketiak keluar lebih dulu, Mammae
tidak tumbuh dan haidnya tidak dating, Mungkin timbul keadaan yg
menyerupai penyakit Addison dengan deplesi natrium.
9. Sindroma Feminiasi Testikular : Suatu kelainan pada seorang dengan
genotip pria dan fenotip wanita, dan genitalia eksterna seperti pada
wanita. Kelainan ini sering ditemukan dalam satu keluarga,
Penyebabnya adalah gangguan dalam metabolisme endokrin pada janin
dimana tidak ada kepekaan jaringan alat-alat genitalia terhadap
androgen yg dihasilkan secara normal oleh testis janin (bukan karena
tidak ada androgen) Gambarannya : Ciri khas wanita, tapi tidak
mempunyai genitalia interna wanita, dan terdapat testis yg kurang
tumbuh dan ditemukan dalam rongga abdomen, di kanalis inguinalis
atau di labium mayus. Testis tidak menunjukkan adanya
spermatogenesis, Rambut pubis kurang atau tidak ada, demikian juga
rambut ketiak (hairless woman), Genitalia eksterna ada, tetapi vagina
7
pendek dan menutup, Testis rudimenter--- kemungkiinan terjadi
neoplasma, jadi testis harus diangkat, khususnya sesudah dewasa.
3. Gangguan Haid
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea atau menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari).
Hipomenorea yaitu perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti
pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya
adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen,
stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia
uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.
b. Kelainan Siklus :
Polimenorea yaitu siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari
21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal
yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendek masa
lutea. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan,
endometriosis, dan sebagainya.
Oligomenorea yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.
Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehtan wanita tidak
terganggu, dan fertilitas cukup baik.
c. Amenorea
Amenorea yaitu bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan
amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa
gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke
dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian
(maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis,
penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress
berat.
b. Perdarahan diluar haid :
8
Metroragia yaitu perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan
dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan
siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan
organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma
serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
c. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid :
Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
Mastodinia
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Dismennorea
4. Perdarahan Uterus Abnormal
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan
organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan
fungsional alat reproduksi.
1. Keputihan
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada
wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai
dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian
luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus,
jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan
peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat
si penderita buang air kecil. (http://id.wikipedia.org/wiki/Keputihan)
2. Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma
endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma
endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.
3. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam
rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim),
parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan
9
komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini
hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang
merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih
buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan
mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan
kesuburan), atau kehamilan abnormal.
4. Bartolinitis
Penyakit ini terjadi akibat radang pada glandula bartholini, sering kali
timbul pada gonorea, akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain,
misalnya streptokokus atau basil koli.
5. Mioma uteri
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan
infertilitas. Risiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga
uterus, khusunya pada mioma submukosum, menghalangi kemajuan
persalinan karena letaknya pada serviks uteri, menyebabkn atonia
ataupun inersia uteri sehingga menyebabkan perdarahan pasca
persalinan karena adanya gangguan mekanik dlm fungsi miometrium,
menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya, dan menggangu
proses involusi dalam nifas.
6. Tumor Ovarium Neoplastik
Tumor kista : Kista ovarium simplek, kistadenoma ovarii serosum,
kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid.Tumor solid : Fibroma
leiomioma, fibroadenoma, papiloma, limfangioma, tumor brener, tumor
sisa adrenal.
umor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa jinak.
Tumor adalah perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh
sendiri. Tumor adalah bengkak akibat radang, cedera, neoplasma,
edema (Ramli Ahmad, 2003 “Kamus kedokteran, Jakarta Djambatan”).
7. Tumor jinak
adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri
yang memiliki pertumbuhan lambat dan tidak menyebar ke bagian
tubuh lain. Sedangkan Tumor ganas adalah pembengkakan tubuh akibat
10
pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki pertumbuhan cepat,
tidak terkendali dan menyebar kebagian tubuh lain.
Penyebab Tumor
Dikarenakan adanya mutasi DNA yg terakumulasi merupakan faktor
utama penyebab tumor, sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme
perbaikan DNA dan mekanisme lainya yang menyebabkan DNA
mengalami kerusakan dirinya dengan apoptosis jika kerusakan sel sangat
parah. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel di tandai dengan
pembelahan DNA pada kromosom sampai pada sel itu sendiri.
Pemicu Timbulnya Tumor
Ketergantungan rokok yg mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainya,
zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap
rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical
neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical
neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam
tubuh seseorang, Gaya hidup yang tidak sehat, Alkoholic, Obesitas,
Benzena dan zat kimia lainnya yg berada sekitar lingkungan, diserap oleh
darah meracuni sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh, Akibat
radiasi, Masalah genetis
Perbedaan Tumor Jinak Dan Tumor Ganas
Perbedaan tumor jinak dan ganas adalah : Tumor jinak: Pertumbuhan
lambat, Terbungkus dalam kantong, Tidak menyebar kebagian tubuh
lain, Tumor ganas, Pertumbuhan sel cepat, Tidak terkendali,
Menyebar ke bagian tubuh lain (metastase)
Tumor ganas = kanker
Tujuan Asuhan Kebidanan kompleks Untuk memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi, Untuk mengatasi
masalah gangguan reproduksi terutama pada tumor jinak dan ganas
pada uterus, Untuk mencegah penyebaran pada tumor ganas
Sebagai skrining /deteksi dini pada tumor jinak dan ganas pada uterus.
11
Tumor Jinak Dan Tumor Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus
Dan Ovarium
1. Tumor jinak dan ganas pada vulva
a. Tumor jinak
Tumor kistik vulva Kistik terjadi akibat perlukaan, terutama pada
persalinan karena episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen
epitel terpendam dan kemudian menjadi kista berwarna kekuning-
kuningan atau abu-abu, biasnya bergaris tengah kurang dari 1 cm
dan berisi cairan kental. Umumnya tidak menimbulkan keluhan.
Kista garther : pada dinding lateral – anterolaterral vagina sampai
pada vulva dekat erethra dan klitoris. Biasnya berukuran kecil dan
multiple namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan
konsistensi yang lunak. Kista/hidrokele saluran nuck : terletak
mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor,
kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Berisi cairan jernih
dengan dinding selaput peritonium.
Kista kelenjar Kista bartholoni : terjadi akibat radang.
Kista sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat
pada labium mayor, labium minor dan mons vanoris, terjadi
karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadilah
penimbunan sabun.
Tumor solid vulva
Tumor epitel : kondilima ekuminatum, karunkula uretra, nevus
pigmentosus.
Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma,
neurofibroma, hemangioma, limfangioma, miksoma.
b. Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus
yang merembet langsung atau secara limfogen atau embolisasi
melalui pembuluh darah balik.
2. Tumor jinak dan ganas pada vagina
a. Tumor jinak
12
Tumor kistik vagina
Kista inklusi Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista
saliran muller
Tumor solid vagina
Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma
Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma, miksoma
Adenosis vagina
b. Tumor ganas primer di vagina sangat jarang, Bila serviks uteri ikut
terlibat dalam proses, maka tumor itu dianggap sebagai tumor
ganas serviks uteri. Tumor biasanya terdapat dibagian tengah
proksimal vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
2. Tumor jinak dan ganas pada tuba
a. Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor
neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium terletak diantara
tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasnya tidak
mencapai 4 cm. sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan
oleh radang.
b. Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan. Perlu
mendapat perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun
ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah
vagina yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur
darah, perlu dicurigai kemungkinan adanya tumor ganas tuba
terutama pada nullipara atau primipara.
4. Tumor jinak dan ganas pada uterus
a. Tumor jinak
Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran
mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ekto
serviks
Kista endometriosis : letaknya superfisial
13
Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan
servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila
menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma
adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun
persalinan.
Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat
membesar pada waktu
Endo serviks
Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari
selaput lendir endo serviks. Tangkainya dapat panjang hingga
keluar dari vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang
maupun virus.
Endometrium
Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino
dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini
biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium,
dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.
Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus
menjadi mioma. Konsistensinya kenyal berwarna putih.
Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus. Polip placenta menyebabkan uterus
mengalami subinvolusio yang menimbulkan pendarahan pada
umumnya pengangkatan dengan cara kuretase.
b. Tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal dari
enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses di
endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari
mana asalnya, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri
bila hasil histologik menunjukkan jenis epidermoid. Gambar
klinik. Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam
14
banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan monopause limpa
getah vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit
dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan.
5. Tumor jinak dan ganas pada payudara
a. Tumor jinak
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan
pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang
bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang
dapat digerakkan
Kista sarcoma filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang
bersifat menyusup sel local dan dapat menjadi ganas 10 % - 15
b. Tumor ganas
kanker payudar merujuk pada tumor ganas yang telah
berkembang dari sel-sel yang ada didalam payudara. Payudara
secara umum terdiri dari dua tipe jaringan yaitu jaringan
glandular ( kelenjar ) dan jaringan stormal ( penopang ).
Jaringan kelenjar mencangkup kelenjar susu ( lobules ) dan
saluran susu ( the milk passage, milk duct ). Sedangkan jaringan
penopamg meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif.
Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatic, sebuah
jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas
mengeluarkan cairan dan kotoran seluler ( Utami 2012 ).
Sarcoma payudara merupakan Tumor ganas yang berasal
dari jaringan mesenkim kelenjar susu, yang sangat jarang
terjadi dan dapat dibagi menjadi 2 jenis: primer dan
sekunder (perkembangan terkait terapi). Sarkoma
payudara adalah tumor agresif yang berhubungan dengan
prognosis buruk. Pilihan pengobatan termasuk koordinasi
pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Kami
menyajikan kasus seorang wanita berusia 51 tahun yang
datang ke rumah sakit setelah melihat adanya massa yang
15
teraba di payudara kiri dan keluarnya darah dari puting
susu . Gejala ini berlangsung selama lebih dari 4 bulan.
16
kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda
kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji
estrogen & progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis,
penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan,
adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang,
peningkatan atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan
ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna /
eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji
progesteron.
e. Endometriosis Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, norrmal tidak terdapat di tempat
lain. Endometrium terdiri atas jaringan ikatt / stroma dan sel-sel selapis
kubis yang berproliferasi dan menebal setelah haid lalu runtuh pada saat
haid. - Siklus endometrium juga dipengaruhi olleh poros hipotalamus-
hipofisis-ovarium. - Puncak LH hipofisis terjadi 24-36 jam sebelum
ovulasi.
f. Nyeri pelvik
Penatalaksanaannya dengan terapi obbat saja.
g. Infertilitas
Penatalaksanaanmya dengan terapi oobat dan pembedahan.
h. Endometrioma
Penatalaksanaannya dengan terapi pemmbedahan
i. Ekstragenital / Ekstrapelvik
Penatalaksanaannya dengan (teerapi obat dan pembedahan). -
Pencegahan kekambuhan (terapi optimaliisasi pra bedah). -
Penatalaksanaan asimptomatik (obat horrmonal / non hormonal), bedah.
Pengobatan hormonal :Progesteron : MDPA Danazol (17-alfa-etinil-
testosteron) Kombinasi estrogen-progesteron : pil kontrasepsi. - Anti
progestasional : etilnorgestrienoon / gestrinon. Agonis GnRH : leuprolid
asetat, gosereelin, buserelin asetat, nafarelin, histrelin, lutrelin. Efek yang
diharapkan : - Progesteron (medroxyprogesteron) : dessidualisasi dan
17
atrofi endometrium serta inhibitor gonadotrofik yang kuat. Kombinasi
estrogen / progesteron (pil kontrasepsi) : "pseudo pregnancy",
desidualisasi dan pertumbuhan endometrium diikuti atrofi endometrium.
- Antiprogestasional : anti progestogeniik dan estrogenik melalui aktivasi
degradasi enzim lisosomal sel. GnRH agonist : menyebabkan kadar
estroogen menurun seperti pada saat.
j. Menopause.
Testosteron : mensupresi LH & FSH, mennghambat pertumbuhan
endometriosis. - Untuk terapi nyeri dapat digunakan inhhibitor
prostaglandin-sintetase. Obat yang sekarang banyak dipakai dan
dikembangkan : agonis GnRH. Mekanismenya : suplai hormon -
internalisasi - dikenali oleh mRNA - sintesis protein. GnRH : hormon
untuk menghasilkan gonadotropin. Agonis GnRH : regulasi luluh
reseptor GnRH pada sel gonadotropin hipofisis. Penekanan sekresi dan
sintesis FSH dann LH hipofisis. - Supresi ovarium : hambatan
pematangan folikel dan hambatan produksi estradiol. Diharapkan
hipoestrogenisme akan menghambat pertumbuhan berlebihan jaringan
endometriosis. Selama sekitar 24 minggi, GnRH agonis akan
memberikan efek : 1. Amenorhea 2. Gangguan reseptor estrogen
(misalnya payudara mengecil). 3. Gangguan psikis atau neurologis. 4.
Gangguan dalam hubungan seksual. Pengobatan surgikal : untuk
membersihkan fokus / implant endometriosis.
5. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual atau yang juga disebut infeksi menular
seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual, baik secara anal, oral, maupun vaginal. Namun, tidak
hanya melalui aktivitas seksual saja, IMS juga bisa menyebar lewat
penggunaan jarum secara bersama ataupun melalui transfusi darah.
Pada wanita hamil, infeksi menular seksual juga bisa ditularkan ibu
ke janin yang dikandung atau pada saat proses persalinan. IMS
biasanya ditandai dengan ruam, nyeri, hingga luka pada alat
18
kelamin. Namun, ada pula IMS yang tidak menimbulkan gejala
apapun sehingga banyak yang tidak sadar mengenai hal ini.
Penyebab Penyakit Menular Seksual: Sesuai namanya, aktivitas
seksual menjadi salah satu penyebab terbesar penularan IMS.
Penyakit menular seksual biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus yang menyebar. Namun, infeksi menular seksual dapat
disebarkan tanpa melalui kontak seksual, seperti pemakaian jarum
suntik secara bersama atau transfusi darah.
Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual
Ada banyak jenis IMS yang berbeda dengan penyebab dan gejala
yang berbeda pula. Namun, Anda harus mengetahui yang termasuk
penyakit menular seksual adalah gonore, klamidia, infeksi virus
HIV/AIDS, infeksi HPV, sifilis, dan herpes.
1. Gonore
Salah satu jenis IMS yang umum terjadi adalah gonore. Gonore
disebabkan oleh infeksi yang berkembang dari virus Neisseria
Gonorrhoeae. Jenis penyakit ini bisa menyebar lewat aktivitas
seksual secara oral, vaginal, maupun anal. Selain itu gonore juga
bisa menyebar pada saat persalinan. Bakteri Neisseria Gonorrhoeae
tumbuh subur di bagian tubuh yang hangat dan lembab, seperti
vagina, penis, mulut, rektum, dan mata. Penyakit ini juga dikenal
sebagai kencing nanah yang menyebabkan rasa sakit pada saat
buang air kecil.
2. Klamidia
Klamidia disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.
Jenis IMS ini dapat menyebar lewat aktivitas seksual secara anal,
oral, atau vaginal. Gejala yang dialami pada wanita, seperti
keputihan yang abnormal hingga sensasi seperti terbakar saat buang
air kecil. Sedangkan gejala yang dialami pria, berupa keluarnya
cairan tidak normal dari penis, sensasi seperti terbakar pada saat
buang air kecil, hingga nyeri dan bengkak pada testis. Jika tidak
segera ditangani, klamidia bisa menyebabkan seseorang sulit hamil.
19
3. HIV
HIV merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual yang paling
umum. Jenis penyakit ini disebabkan oleh virus human
immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
HIV bisa menyebar lewat hubungan seksual tanpa kondom,
penggunaan jarum secara bersamaan, hingga transfusi darah. Jika
tidak segera ditangani, HIV bisa menyebabkan acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS). Kondisi di mana kekebalan
tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi/stadium parah dari HIV.
4. HPV
Infeksi HPV disebabkan oleh virus human papilloma virus (HPV)
yang memengaruhi kulit dan selaput lendir, seperti tenggorokan, leher
rahim, anus, dan mulut. Beberapa jenis HPV bisa menyebabkan kutil
kelamin hingga menyebabkan risiko kanker serviks pada wanita. Jenis
IMS ini kerap tidak menimbulkan gejala khusus sehingga banyak
yang tidak sadar mengenai kondisi tersebut. HPV bisa menyebar lewat
kontak secara langsung atau melalui hubungan seksual secara vaginal,
oral, maupun anal.
5. Sifilis
Salah satu jenis penyakit menular seksual lainnya adalah sifilis. Sifilis
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini biasa
menimbulkan luka di sekitar alat kelamin. Jika tidak segera ditangani,
sifilis bisa memicu kondisi serius, kerusakan permanen, hingga
komplikasi jangka panjang. Penularan sifilis dapat melalui hubungan
seksual tanpa menggunakan kondom. Infeksi ini bisa menyebar
dengan cepat dan hidup di mana saja.
6. Herpes
Herpes disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) yang dapat
menyebar pada kulit, leher rahim, dan alat kelamin. Terdapat dua jenis
HSV yakni HSV tipe 1 (HSV-1) dan HSV tipe 2 (HSV-2). HSV-1
terjadi pada area mulut. Infeksi ini dapat menyebar melalui air liur
atau jika ada luka terkait herpes pada orang lain. Hal ini dapat menular
20
ke area genital melalui seks oral. HSV-2 terjadi pada alat kelamin dan
anus. Cara penyebarannya pun bisa melalui hubungan seksual secara
oral, vaginal, dan anal.
7. Trikomoniasis
Infeksi jenis ini disebabkan oleh virus Trichomonas vaginalis.
Trikomoniasis bisa terjadi pada area genital wanita dan menyebabkan
keputihan. Namun, pada pria, infeksi tersebut dapat berkembang di
uretra. Jenis IMS ini tidak menimbulkan gejala khusus sehingga sering
tidak disadari jika seseorang menularkan melalui aktivitas seksual.
Penyakit menular seksual bisa memengaruhi kondisi kesuburan
sehingga menyebabkan pasangan sulit hamil. Pasalnya, jika IMS tidak
terdeteksi dan tidak segera mendapat pengobatan yang tepat maka dapat
menyebabkan kondisi kronis dan kemandulan. Maka dari itu, penting
bagi pasangan melakukan pemeriksaan organ reproduksi dan tes
kesuburan sejak dini.
Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual
Risiko infeksi dapat dialami oleh siapa saja yang aktif secara
seksual. Meski tidak hanya melalui hubungan seksual saja, terdapat
beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko infeksi
menular seksual.
Melakukan hubungan seksual tanpa alat pengaman.
Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
Pernah memiliki riwayat menderita penyakit menular seksual
sebelumnya.
Berbagi jarum suntik.
Mengonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba).
Cara Diagnosis Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala khusus
namun jika Anda mengalami gejala-gejala serupa, Anda dapat
segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Selanjutnya, dokter akan
melakukan beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan bakteri atau
virus melalui tes darah dan tes urine.
21
Selain itu, dokter akan melakukan tes usap melalui sampel cairan
pada area kelamin untuk diperiksa di laboratorium.
Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual
Untuk menghindari penyebaran infeksi menular seksual, pastikan
Anda melakukan aktivitas seksual secara aman.
Gunakan alat pengaman saat melakukan hubungan seksual.
Hindari melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan.
Tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin.
Melakukan vaksin hepatitis B dan HPV.
Salah satu cara yang dapat dilakukan pria dalam mencegah infeksi
ini adalah sunat. Sunat dapat mengurangi risiko penyakit menular
seksual.
22
b. Kondiloma Akuminata
c. Ca servix
d. Ca mamae
8. Penyakit yang cukup diketahui saja :
a. Kista Ovariym
b. Mioma Uteri
b. Hiperemesis Gravidarum
Keluhan mual dan muntah pada wanita hamil muda biasanya
berkurang pada akhir trismester pertama, Kadang bertambah
hingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk hal ini yang disebut hiperemesis gravidarum.
Faktor predisposisi : sering pada premigravida akibat Peningkatan
berlebih hormon HCG. Patofisiolologi : akibat muntah terus
menerus cadangan karbohidrat, lemak akan habis terpakai untuk
keperluan energi, oksidasi lemak yang tak sempurna timbul ketosis.
Kekurangan/kehilangan cairan menyebabkan dehidrasi, cairan
ekstrasel dan plasma berkurang. Narium dan klorida darah turun
23
,klorida urin berkurang, terjadi hemokonsentrasi sehingga aliran
darah keda lam jaringan menurun. Menyebabkan jumlah zat
makanan dan O2 ke jaringan berkurang dan menimbun zat2
metabolik yang toksik
Menurut gejala hipremesis gravidarum dibagi 3 tingkat sebagai
berikut :
Tingkat I : muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum
penderita, lemas tidak nafsu makan , bb menurun , nyeri
diepigastrium ,tekanan darah turun, turgor kulit berkurang, lidah
kering, mata cekung
Tingkat II : tampak lemah, apatis, turgor berkurang , lidah kering
& kotor, nadi kecil & cepat, suhu meningkat sedikit, mata sedikit
icterus (tanda kerusakan hati), cekung, hemokonsentrasi, oliguria,
konstipasi, pernafasan bau aceton, ditemukan ceton pada urin
Tingkat III : keadaan umum lebih berat lagi, muntah2 berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen -> koma, nadi kecil & cepat,
suhu meningkat, tensi turun, Ikterus karena payah hati, dapat
terjadi komplikasi pada SSP yang disebut Ensefalopati Wernicke :
nistagmus, diplopia, perubahan mental
Penanganan hiperemesis gravidarum meliputi : pencegahan,
mengurangi muntah , koreksi dehidrasi dan ketidak seimbangan
cairan dan elektrolit, pemberian vitamin terutama B komplex dan
pemberian kalori yang adekwat untuk mempertahankan nutrisi
24
d. Pre eklampsia dan Eklampsia
25
tali pusat ke bayi akan terhambat sehingga bayi tidak
mendapatkan oksigen secara maksimal, yang akhirnya bisa
mengakibatkan gangguan perkembangan ketika si bayi lahir.
Tanda – tanda bahaya dalam kehamilan
Keluar perdarahan dari vagina, Oedema pada muka atau jari. Sakit
kepala berat. Penglihatan kabur, Nyeri perut, Muntah–muntah berat,
Demam. Keluar cairan sekonyong–konyong dari vagina
Keluhan – keluhan pada wanita hamil
Mual dan muntah : Biasanya timbul pada bulan ke II dan hilang
setelah bulan ke III, yang timbul pada pagi hari waktu perut kosong :
morning sickness. Terapi : makan sedikit sebelum bangun dari
tempat tidur, makan porsi kecil dan sering, berikan vitamin B
komplek, vit C dan sedative
Sakit pinggang : Karena perubahan sikap badan pada kehamilan
lanjut, melonggarnya sendi–sendi panggul akibat pengaruh hormon–
hormon kehamilan. Terapi diringankan dengan istirhat, pemakaian
korset dan analgetika
Varises: dipengaruhi faktor keturunan, berdiri lama, usia, hormonal
(progesteron), bendungan dalam panggul, Terapi : tidak boleh
memakai pakaian yang sempit atau menekan Tak boleh lama bekerja
sambil berdiri, Waktu istirahat kaki menekan Tak boleh lama bekerja
sambil berdiri, Waktu istirahat kaki ditinggikan dan sebaiknya
menggunakan kaos kaki panjang dari elastic
Oedema: Sering pada kaki dan tungkai bawah. dapat karena toxemia
gravidarum, tekanan rahim yang besar pada vena-vena panggul,
26
Terapi : kaki ditinggikan kalau tidur ,
a. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa
tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
27
e. Abortus komplitus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Komplikasi abortus
28
Perdarahan : Harus segera diatasi karena dapat menimbulkan kematian,
Perforasi : Perforasi uterus akibat kerokan/curetage, terutama pada posisi
uterus hiper retro fleksi. Infeksi, Syok bisa terjadi karena perdarahan
syok hemoragik atau Karena infeksi berat syok endoseptik
Penyebab Abortus
29
hamil tetapi kehamilannya tidak dapat berlangsung terus dan berhenti
sebelum waktunya(biasanya pada trismester pertama, kadang pada
kehamilan yang lebih tua). Penyebab Kelainan pada zigot, Gangguan
fungsi endometrium, menyebabkan: gangguan implantasi, gangguan
pertumbuhan mudigah, Kelainan anatomik pada uterus yang
menghalangi berkembang nya janin dengan sempurna. Pemeriksaan :
Pemeriksaan umum , gizi, bentuk badan, pemeriksaan suami istri : darah
rutin , urin rutin, gol darah, faktor Rh, tes sifilis, Pada istri : kurve harian
glukose darah, Pada suami : periksa sperma
30
, pemeriksaan rontgen tidak tampak kerangka janin, Pada USG secara
dopler tak terdeteksi denyut jantung janin. Kadar HCG lebih tinggi
dari kehamilan biasa. Terapi : Histerektomi : pada wanita usia lanjut
dan sudah mempunyai sejumlah anak atau Suction curetage disertai
pemberian infus oksitosin intra vena : pada wanita yang masih
menginginkan anak. Post terapi; perlu pengamatan lanjut berhubung
adanya kemungkinan timbul tumor ganas (20 %)
31
belum jelas sumbernya (misal ruptura sinus marginalis, plasenta
letak rendah , kelainan servix dsb)
32
Solusio Plasentae Ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum lahirnya janin. Biasanya terjadi pada
triwulan ketiga. Dapat berupa Solusio plasenta totalis atau Solusio
plasenta marginalis. Berdasarkan gejala klinis dan derajat
terlepasnya plasenta dibagi menjadi : Solusio plasenta ringan,
Solusio plasenta sedang dan Solusio plasenta berat. Patologi :
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus
yang membentuk hematom pada desidua sehingga plasenta terdesak
dan akhirnya terlepas. Komplikasi solusio plasenta: Perdarahan,
Kelainan pembekuan darah, hipofibrinogenemia / afibrinogenemia,
Oliguria, Gawat janin, Payah ginjal
33
Diabetes mellitus pada kehamilan. Malnutrisi pada kehamilan,
Herpes gestationis
34
,emboli air ketuban
35
sesudah anak lahir. Patofisiologi : Retensio plasenta dalam rahim akan
mengganggu kontraksi dan retraksi, menyebabkan sinus-sinus darah
tetap terbuka, dan menimbulkan HPP( Haemoragik Post
Partum). Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi
36
miometrium dan perdarahan berlangsung terus sampai sisa organ tersebut
terlepas serta dikeluarkan. Diagnosa : Pada pemeriksaan luar:
fundus/korpus ikut tertarik apabila tali pusat ditarik., Pada pemeriksaan
dalam: sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi yang dalam.
Inversio uteri, Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kavum
uteri, hingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.
terjadi tiba-tiba dalam kala III/ segera setelah plasenta keluar, Jarang
ditemukan. Menurut perkembangannya inversion uteri dibagi yaitu;
Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri, tetapi belum keluar dari
ruang tersebut. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam
vagina.dan Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, sebagian besar
terletak diluar vagina. Inversio uteri bisa terjadi spontan atau sebagai
akibat tindakan. Diagnosis tidak sukar dibuat. pemeriksaan dalam dapat
menunjukkan tumor yang lunak diatas servik uteri/didalam vagina,
Terapi reposisi pervaginam, pembedahan laparatomi.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus kompleks adalah gabungan dari berbagai macam masalah yang
saling berhubungan dan sulit untuk di pecahkan patofisiologinya , dimana
kasus kompleks dapat berasal dari masalah ginekologi ( masalah yang terjadi di
luar kehamilan/ sebelum hamil ) dan obstetri yang terjadi pada wanita yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Dimana kita sebagai tenaga kesehatan khusunya bidan akan selalu di
hadapkan dalam pemberian pelayanan asuhan kebidan kompleks dengan
patofisiologi, ginekologi dan obstetric yang terjadi di lapangan
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana pelayanan kebidanan dengan masalah kasus kompleks
yang terjadi dari patofisiologi, ginekologi,dan obtstetrinya dalam pelayanan
kesehatan.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2024/01/04/ilmu-kandungan-ginekologi/
http://www.drdidispog.com/2024/01/06 istilah-obstetri-dan-ginelogi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Keputihan
www.emedicine.com
39