Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONOROGO
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
mengenai Asuhan Keperawatan Infeksi Alat Kandungan.
Alat kandungan ialah organ atau bagian bagian dari tubuh yang mendukung untuk
terjadinya suatu konsepsi atau kehamilan sampai melahirkan. Tatkala terjadi infeksi maka
membutuhkan asuhan keperawatan yang mendukung penmulihan kondisi kesehatan dan daya
tubuh pasien yang mengalami masalah sakit ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah kami ini boleh selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Kami menyadari bahwa dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakannya. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................,.........2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................... ..........................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
3
BAB 1. PENDAHULUAN
4
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN PADA IBU
HAMIL
Alat kandungan ialah organ atau bagian bagian dari tubuh yang mendukung
untuk terjadinya suatu konsepsi atau kehamilan sampai melahirkan. Alat
kandungan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Alat kandungan luar adalah organ yang dapat terlihat dari luar
b. Alat kandungan dalam organ atau bagian yang berada di dalam
7
d. Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah
abdomen dan mempunyai fimbriae
Fimbriae penting artinya bagi tuba untuk menangkap ovum untuk
kemudian menyalurkan ovum ke dalam tuba. Bentuk infundibulum
seperti anemon (binatang laut).
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum visceral, yang merupakan
bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar
dan dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi
didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel yang bersekresi dan
bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan ovum atau hasil
konsepsi ke arah cavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran
rambut getar tersebut
4. Ovarium, pada umumnya wanita mempunyai 2 ovarium kanan dan kiri,
yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum
latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari
tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira
1,5 cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium
tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut
syaraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya
menuju ke atas dan ke belakang, sedangkan permukaan depannya ke
bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi
daripada ujung yang dekat dengan uterus, dan tidak jarang diselubungi
oleh beberapa fimbriae dari infundibulum.
Setelah kita bahas masing- masing substansi yang ada pada permasalahan di
atas, dapat di simpulkan bahwa Infeksi alat kandungan adalah peradangan yang
terjadi pada organ yang menjadi bagian dari proses kehamilan dan persalinan.
2.1.2 Etiologi
Infeksi alat kandungan dapat disebabkan oleh kuman-kuman seperti :
trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan
anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan
stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng
dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami
trauma.
8
Beberapa jenis dari Infeksi alat kandungan, yaitu :
1. Pelviksitis, Peradangan pada organ-organ pelvis
2. Serviksitis, Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada
gonorea dan infeksi post baortus atau post partum yang disebabkan oleh
streptokokus, stapilokokus dan lain-lain
3. Salpingitis
4. Peradangan pada tuba fallopii
5. Vulvitis, Peradangan pada vulva (mons veneris, labia mayora, labia minora,
klitoris, vertibulum, efisium uretra externa, glandula bartholini dan
glandula para uretra)
6. Vaginitis (kolpitis), Vaginitis adalah peradangan pada vagina
7. Cervikalis, Radang dari selaput lendir canalis servikalis
8. Endometritis kronik, Endometritis kronik adalah radang pada endometrium
yang terjadi secara kronik
9. Miometritis atau metritis adalah radang miometrium. Biasanya tidak berdiri
sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka gejala-gejala dan terapinya
seperti endometritis
10. Salpingo-ooforitis atau adneksitis adalah radang tuba fallopi dan radang
ovarium terjadi bersamaan
11. Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig latum.
Radang ini biasanya unilatelar
12. Peritonitis pelvix ( Pelveoperitonitis / Perimetritis ) Ialah radang pada
peritoneum pelvix, biasanya terjadi bersamaan dengan radang salpingo
ovoritis ( adnexitis ), ovarium dan alat-alat sekitarnya dalam rongga pelvix
9
e. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput
lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi
dan akibat retensi kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup
oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
f. Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan
kemih
g. Perdarahan saat melakukan hubungan seks
2.1.4 Patofisiologi
Karena epitel selaput cervicitis hanya terdiri dari satu lapisan sel silinder maka
lebih mudah terkena infeksi dibanding dengan selaput vagina
Walupun begitu canalis servikalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir
yang kental merupakan barierre terhadap kuman-kuman yang ada dalam
vagina. Terjadinya cervicitis dipermudah olah adanya robekan serviks. Serviks
kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan infiltrasi
leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala, kecuali
pengeluaran secret yang agak putih-kuning. Di sini ada portio uteri disekitar
ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak
dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret yang dikeluarkan
terdiri atas mucus bercampur nanah. Sobeknya pada serviks uteri disini lebih
luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa
dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang
menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, secret mukopurulent
bertambah banyak. Pada postbortum dan postpartum sering terdapat luka –
luka pada serviks Uteri, luka dinding uterus bekas tempat plasenta, yang
merupakan Porte d’entrée bagi kuman-kuman pathogen. Selain itu, alat-alat
yang Digunakan pada abortus dan partus tidak steril dapat membawa kuman ke
dalam uterus.
Pada abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat
desidua dan villi korialis di tengah-tengah radang menahun.Pada partus dengan
sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan organisasi
dari jaringan tersebut disertai dengan gumpalan darah dan terbentuklah polip
plasenta.
10
2.1.5 Pathway
Hamil
11
2.1.6 Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Nyeri
Luka
Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang,
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan
reproduksi
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Bagian Luar Inspeksi :
Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan
klien
Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan
eksoria
Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap
pemebengkakan ulkus, keluaran dan nodul
2. Pemeriksaan Bagian Dalam
Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan
warnanya
Palpasi
Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri
tekan
Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi
Kriteria hasil : Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas
12
yang meningkatkan dan menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan
menurunan sumber-sumber nyeri
Intervensi:
Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal
Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga
Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien
Berikan privasi selama prosedur tindakan
2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
Kriteria hasil: Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual,
mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan
keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual
Intervensi:
Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan
seksual, masalah seksual
Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual
Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual
3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme
Kriteria hasil: Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar,
bebas dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan
pengetahuan tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan
melakukan pencegahan yang tepat.
Intervensi:
Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia
Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi
Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-
resiko pada kekuatan penularan dari infeksi
Terapi antimikroba sesuai order dokter
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis
dan kebutuhan pengobatan. Kriteria hasil: Menunjukan pemahaman akan
proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur yang diperlukan
dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program
pengobatan
Intervensi:
Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
13
Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek
samping dan pentingnya pada program
Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat
masuk infeksi
Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.
14
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasar kondisi ibu hamil dan bersalin bisa muncul kondisi infeksi alat kandungan.
Infeksi ini harus ditatalaksana khususnya di bidang keperawatan dengan
memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan baik serta kmprehensif
berkolaborasi dengan Profesional Pemberi asuhan (PPA) yang lain demi
peningkatan derajad kesehatan pasien bersangkutan
3.2 Saran
Melihat banyaknya komplikasi pada ibu hamil,maka disarankan bagi para ibu-ibu
hamil untuk benar-benar menjaga kesehatannya, baik fisik maupun psikis,diet
makan yang sehat serta menghindari stress. Sehingga diharapkan pra ibu hamil
dapat melakukan persalinan dengan bayi yang sehat dan ibu selamat. Untuk
menghindari terjadinya infeksi, disarankan agar ibu hamil dapat menjaga
kelembaban genetalia externa maupun interna agar terhindar dari infeksi. Pada
proses melahirkan juga disarankan agar merujuk ke petugas kesehatan agar
mendapatkan tindakan yang tidak mengakibatkan terjadinya infeksi karena alat
yang digunakan pada proses kelahiran bayi.
15
DAFTAR PUSTAKA
2. MamasHealth.com.. http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp .
16