Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENYAKIT MENYERANG SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh

MADE AYU CITANINGSIH


KELAS B

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dengan judul
“Penyakit menyerang sistem reproduksi”. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, Oktober 2022


Penyusun

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi.......................................................................................... 3
B. Penyakit-Penyakit Sistem Reproduksi........................................................... 8
C. Faktor Penyebab Penyakit.............................................................................. 19
D. Upaya Pencegahan Penyakit.......................................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Higiene dan sanitasi merupakan cabang-cabang dari ilmu Biologi yang
membahas mengenai kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan dan
bagaimana cara untuk mewujudkannya. Hampir semua penyakit yang
menyerang manusia ditimbulkan karena tidak bisa menjaga kesehatan pribadi
dan lingkungan. Salah satu sistem organ yang sering terjangkit penyakit
adalah sistem reproduksi. Alat reproduksi merupakan bagian yang sangat vital
yang harus dijaga dengan baik untuk menghindari hal-hal yang tidak
diharapkan.

Zaman sekarang ini, Pekerja Seks Komersial bukan lagi menjadi hal
yang tak biasa dikalangan masyarakat terutama remaja. Seperti diketahui
bahwa PSK sangat identik dengan penyakit-penyakit kelamin. Namun
penyakit yang terjadi pada wanita maupun pria yang berhubungan dengan alat
reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian.
Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit menular atau
penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini semakin tinggi karena
semakin bebasnya hubungan seksual. Tidak dapat disangkal bahwa masalah
PSK sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan masalah
ketimpang status sosial kaum perempuan. Perilaku seksual yang selalu
berganti pasangan membuat para PSK mempunyai resiko yang tinggi untuk
tertulari dan menularkan penyakit seksual. Disebagian besar lokalisasi,
pemeliharaan kesehatan bagi pekerjaannya dilakukan oleh para medis atas
inisiatif sendiri. Mengingat kualitas paramedik di Indonesia pada umumnya,
sangat sulit diharapkan bahwa mereka akan melakukan penyuluhan dan
konseling tentang penyakit menular seksual ke lokasi-lokasi PSK (Manuaba,
1999).
Indonesia merupakan salah satu negara yang warga negaranya banyak
mengalami gangguan penyakit sistem reproduksi. Hal itu berkaitan dengan
1
hygiene, sanitasi, dan life style yang tidak sehat. Bahkan kebanyakan penyakit
ini banyak dialami oleh orang-orang yang sering bergunta-ganti pasangan.
Seks bebas seakan menjadi trend hidup saat ini. Ditutupnya tempat prostitusi
se Asia Tenggara yang berada dikawasan gang si Doli oleh walikota Surabaya
menjadi bukti bahwa kehidupan di masyarakat ini sangatlah
mengkhawatirkan. Angka kematian dari tahun ke tahun akibat penyakit yang
menyerang sistem reproduksi ini semakin meningkat, sehingga perlu adanya
kajian mengenai penyakit-penyakit yang menyerang sistem reproduksi sebagai
wujud pencegahan sedini mungkin dan agar memberikan kesadaran kepada
masyarakat luas bahwa segala penyakit ini sebenarnya dapat dicegah asal ada
keinginan kuat untuk hidup bersih dan senantiasa mengikuti ajaranNya.
Dengan mengetahui jenis-jenis penyakit, faktor penyebabnya diharapkan
dapat diketahui jalan keluar dan pencegahannya. Dengan latar belakang inilah
maka dalam makalah ini akan dijelaskan hal-hal sebagai berikut.
1. Sistem reproduksi
2. Penyakit-penyakit yang menyerang sistem reproduksi
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem reproduksi?
2. Apa sajakah penyakit- penyakit yang menyerang sistem reproduksi?
C. Tujuan Penulisan
Beberapa tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk:
1. mengetahui maksud dari sistem reproduksi
2. mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang sistem reproduksi
3. mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit
4. mengetahui upaya pencegahan yang dapat dilakukan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sistem Reproduksi
Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya
individu baru diawali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel
kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat
reproduksi laki-laki dan perempuan.
1. Alat Reproduksi Laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan
alat kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin
bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian
dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis,
dan kelenjar bulbouretral. Alat Reproduksi Pria

Gambar 1. Sumber: http://hedisasrawan.blogspot.com


a. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ
kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis
membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7o C) agar dapat
berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di
dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis
sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat
pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia

3
berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk
seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya. Testis juga
memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron.
Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas
perubahan anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki
menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang
memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa (Gunawan:
2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal
13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).
b. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan
berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap
dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak
testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat
mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan
mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan
demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum
akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum
meningkat dan panas dapat dikeluarkan (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).
c. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas
deferens membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis.
Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens
menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini
berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis
(Gunawan: 2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).

4
d. Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas
deferens. Alat ini mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk
bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan
sperma (Gunawan: 2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).
e. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis. 6.
Kelenjar prostat Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk
melindungi sperma dari gangguan luar (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).
f. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi
membawa sperma dan urine ke luar tubuh (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).
g. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis.
Pada bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium.
Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak
mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Fungsi penis sebagai
alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine. Sperma Pada
usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-
laki telah mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan
mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia
memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat
kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif
karena mempunyai flagela (ekor) (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).

5
2. Alat reproduksi Wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat
reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat
reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah
memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat
kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari
lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris.
Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii
(oviduk), dan uterus (rahim).
Alat Reproduksi Wanita (Female Reproductive System)

Gambar 2. Sumber: http://Biologi, Solomon


a. Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva
terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan
saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang
terdapat di bagian bawah perut. Labia adalah lipatan berbentuk seperti
bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir,
yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora,
merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut
labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke
vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan
dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong,
penuh dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat
sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual (Gunawan: 2012

6
tersedia http://unitedscience.wordpress.com diakses pada tanggal 13
Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).
b. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm,
dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan
merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar
dan menyempit. Vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal
dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap
wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan,
masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya
(Gunawan: 2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com diakses
pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).
c. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada
bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga
berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan
berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak,
elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai
uterus (Gunawan: 2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com
diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).
d. Uterus
Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan.
Bentuk rahim seperti buah pear, berongga, dan berotot. Rahim
berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin.
Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya
menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan,
yaitu sebagai berikut (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).
e. Ovarium

7
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan
indung telur. Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah
dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan
terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi
setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum (Gunawan: 2012
tersedia http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13
Oktober 2015 pukul 18.20 WIB)
f. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur
adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim
sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium
melalui fimbria. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan
bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk
menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium. Dari fimbria, telur
digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran
telur menuju ke dalam Rahim (Gunawan: 2012 tersedia
http://unitedscience.wordpress.com diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pukul 18.20 WIB).
B. Penyakit-Penyakit Sistem Reproduksi
Penyakit yang menyerang sistem reproduksi sangatlah banyak. Akan
dijelaskan penyakit-penyakit tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Penyakit-penyakit yang Menyerang Sistem Reproduksi pria
a. Impotensi

Gambar 3 sumber: http://obatimpotensi.blogdetik.com

8
Sebagian besar pria kadang kesulitan mempertahankan ereksi,
sering akibat stres, kelelahan, terlalu banyak minum alkohol, atau
penyakkit tertentu. Impotensi temporer bukanlah masalah jika ereksi saat
masturbasi atau jika terbangun dengan ereksi. Impotensi jangka panjang
diakibatkan penyakit seperti diabetes dan gangguan peredaran darah atau
obat seperti diuretic dan antidepresan. Ini mungkin disebabkan
kegelisahan atau depresi. Saat usia seseorang semakin tua, perlu lebih
lama untuk ereksi dan mungkin kurang kekerasannya (Rakyat,
2008:122)
b. HIV/AIDS
Penyakit yang menyerang sistem imun ini disebabkan oleh virus
HIV (Human Immunoeficiency Virus). HIV ini tidak membedakan usia,
warna kulit, orientasi seksual, agama, kebangsaan, ataupun faktor
pembeda lainnya. Sekali virus HIV masuk ke dalam tubuh virus tersebut
akan menetap di dalam tubuh untuk selamannya. Virus HIV hidup dalam
darah , air mani, cairan di dalam jalan lahir, air liur, air mata, dan cairan
tubuh lainnya. (Elmart, 2012:80).

Gambar 4. Sumber://Kimhung.vn.com

9
Gambar 5. Sumber: http://www.cliicaladvisor.com
Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan
seksual, jarum suntik dan transfusi darah juga bisa menular dari ibu
kepada janinnya. HIV tidak hanya menular pada kaum homoseksual.
Awalnya HIV hanya berupa infeksi namun lama-kelamaan HIV ini
berkembang menjadi penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). Perempuan lima kali lebih mudah tertular HIV/AIDS
daripada laki-laki, karena bentuk alat kelamin perempuan lebih luas
permukaannya sehingga lebih mudah terpapar oleh cairan mani yang
tinggal lebih lama di dalam tubuh. Perlukaan pada saluran kelamin
memudahkan masuknya virus HIV. Hubungan seks melalui anus (anal
seks) lebih beresiko dalam penularan HIV daripada hubungan seks
melalui vagina, karena jaringan di dalam aus lebih lembut. Kekerasan
seksual atau hubungan seksual dengan gadis remaja lebih memudahkan
terjadinya penularan (Elmart, 2012:80-83).
Tidak ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV, tapi ada
pengobatan yang bisa memperlambat perkembangan penyakit.
Perawatan ini bisa membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih
lama dan bisa menjalani pola hidup sehat yaitu jika merasa atau
mencurigai baru saja terkena virus dalam rentan waktu 3×24 jam, obat
anti HIV bisa mencegah terjadinya infeksi. Obat ini bernama post-
exposure prophylaxis (PEP) atau di Indonesia dikenal sebagai profilaksis
pasca pajanan. Pengobatan ini harus dimulai maksimal tiga hari setelah

10
terjadi pajanan (terpapar) terhadap virus. Idealnya, obat ini bisa diminum
langsung setelah pajanan terjadi. Makin cepat pengobatan, maka lebih
baik (Elmart, 2012:84).
c. Sifilis

Gambar 6. Sumber: http://www.cliicaladvisor.com


Sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan
disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala
awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim
perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di
seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit
tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada
lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang
dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa
kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan (Gunawan:
2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal
13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).

11
2. Penyakit-penyakit yang Menyerang Sistem Reproduksi wanita
a. Keputihan (Candidiasis)

Gambar 7 sumber http://unitedscience.wordpress.com


Keputihan yang normal adalah yang tak berwanra atau jernih.
Jika keputihan tersebut berbau, lengket, dan tidak berwarna jernih berarti
ada masalah dengan keputihan. Keluarnya keputihan bervariasi seperti
dalam siklus menstruasi, kehamilan, dan akibat rangsangan seksual.
Cairan yang banyak dan berbau tak sedap merupakan tanda infeksi.
Keputihan terjadi karena sariawan vagina. Infeksi jamur dengan
keluarnya cairan seperti keju iritasi dalam atau sekitar vagina dan
kadangkala terasa panas etika buang air kecil.Infeksi ini tidak ditularkan
melalui hubungan seks, hal ini disebabkan faktor yang mendorong
suburnya jamur, seperti antibiotika, menggunakan celana ketat juga
menggunakan pembersih dan pewangi vagina (Rakyat, 2008:132).
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti
bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada
dinding vagina, langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui proses
kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan
karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga (Gunawan: 2012
tersedia http://unitedscience.wordpress.com Diakses pada tanggal 13
Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).

12
b. Herpes simplex

Gambar 8 sumber: http://unitedscience.wordpress.com

Herpes simpleks disebabkan oleh virus herpes simplex (VHS)


yang termasuk Herpetovirus dalam famili Herpetviridae. Virion virus
berukuran 110 nm. Terdapat 2 tipe VHS, yaitu VHS tipe 1 yang
menyerang selubung saraf trigeminus atau ganglion saraf, dan VHS tipe
2 yang menyebabkan kerusakan pada daerah vulvovaginal. Herpes yang
menyerang organ reproduksi manusia disebut herpes genitalis yang
disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 1 dan 2. Bedanya tipe 1 tidak
begitu ganas, sedangkan tipe 2 ganas dan sering menyerang kelamin
(Elmart, 2012:84).

Herpes (dhab) Luka pada vagina atau penis. Ini sangat


membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang ditularkan ke
fetusnya (Gunawan: 2012 tersedia http://unitedscience.wordpress.com
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 18.20 WIB).

Gejala utamanya adalah munculnya bintil-bintil secara


bersamaan yang merupakan kumpulan vesikel, pada perbatasan kulit dan
mukosa. (Elmart, 2012:84-85). Manusia merupakan satu-satunya sumber
penularan herpes simpleks. Penularan primer terjadi melalui droplet titik
ludah dan cairan rongga mulut, melalui sekret konjungtiva dan dengan
kontak langsung secara genital melalui jalan lahir pada waktu
berlangsung proses persalinan. Penularan sekunder terjadi akibat
profokasi atau rangsangan penyakit-penyakit demam, alergi, trauma
mekanik atau psikis dan paparan sinar matahari yang berlebihan.

13
Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan dan adanya kontak
langsung dengan si penderita, seperti berciuman, berhubungan seksual,
baju penderita pun dapat menjadi media penularan (Elmart, 2012: 85).

c. Kondiloma accuminata

Gambar 9. sumber: http://unitedscience.wordpress.com


Penyakit ini disebabkan oleh Human papilloma virus, yang
kabarnya terdiri dari 100 jenis variasi virus. Penyakit yang dikenal
dengan kutil alat kelamin ini disebut juga veneral. Si kutil ini berbeda
dengan kutil atau benjolan yang ada pada kaki, tangan atau punggung
(Elmart, 2012: 86). Gejala awal munculnya virus ini ditandai dengan
munculnya sekelompok kutil disekitar alat kelamin atau anus. Bahkan
ada yang ditemukan di dalam vagina. Kutil ini akan terasa gatal dan
menimbulkan rasa sakit jika digaruk. Biasanya dibutuhkan waktu 3
bulan bagi virus ini untuk berkembang (Elmart, 2012: 86). Mayoritas
kutil kelamin pada pria terdapat pada penis. Pada wanita, kutil
ditemukan lebih sering pada introitus vagina dan labia. Kutil jarang
mengenai vagina atau serviks. Sebagian besar kutil bersifat asimtomatik.
Jika terdapat gejala, seringkali merupakan akibat gesekan lokal oleh
pakaian atau hubungan intim yang menyebabkan iritasi.

Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan


penderita. Bahkan hanya dengan menyentuh si penderita dapat
terinfeksi. Terlebih lagi si virus veneral ini sangat kecil, sehingga sulit
untuk dihindari. Biasanya tubuh akan langsung membentuk antibodi
terhadap virus ini sehingga penularan terhadap bagian tubuh yang lain

14
tidak akan terjadi (Elmart, 2012: 87). Pasien-pasien dengan kutil
kelamin harus diskrining untuk sifilis, gonorea, klamidia, hepatitis dan
human immunodeficiency virus (HPV). Tetapi bersifat destruktif dengan
menggunakan nitrogen cair atau pengolesan asam asetat. Terapi lainnya
meliputi pengolesan podofilin langsung pada tubuh yang luka, berupa
resin alami yang meracuni benang mitotik dan menahan perbanyakan
virus (Heffner, 2006:100).

d. Gonorrhoeae
Penyakit yang biasa dikenal dengan penyakit kencing nanah ini
disebabkan oleh bakteri Neissera gonorrhoeae. Penyakit ynag biasa
disingkat GO ini dapat menginfeksi selaput lendir, saluran kencing, leher
rahim, anus, dan selaput lendir konjungtiva mata. Kuman ini dapat
menyebar ke bagian-bagian tubuh melalui darah. Meskipun penyakit ini
identic menyerang laki-laki, kaum perempuan juga dapat tertular
(Elmart, 2012: 90).
Gonorheae dapat menular melalui hubungan seksual. Gonore
menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-
laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari
uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna
hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak
menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai
terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-
laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi
yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang
lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.

15
Gambar 10. Sumber: http://kimhung.vn.com
Infeksi GO ini dapat menular melaui kontak seksual. Jika cairan
tubuh yang mengandung kuman ini mengenai mata seseorang dapat
menimbulkan konjungtivitis gonorrhoe alias radang mata kencing
nanah.Bayi baru lahir pun dapat terinfeksi penyakit ini dari ibunya yang
mengidap, sehingga dapat menyebabkan mata bayi tersebut memerah,
bengkak, serta mengeluarkan cairan kental (Elmart, 2012: 91). Penyakit
kencing nanah ini perlu ditangani seseger mungkin karena jika tidak akan
berlanjut pada peradangan organ panggul, namun lebih baik
mencegahnya yaitu dengan melakukan pemeriksaan rutin, no free sex,
serta jika sudah menikah melakukan hubungan seksual yang sehat dan
aman Satuhal yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan,
khususnya area genital tubuh (Elmart, 2012: 92).
e. Chlamydia

16
Gambar 11 dan 12 sumber: http://unitedscience.wordpress.com
Penyakit menular ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
dimana kuman tersebut hanya ditemukan pada manusia. Gejala yang timbul
dari penyakit ini mirip-mirip dengan gejala GO (Elmart, 2012: 92). Klamidia
(klamidiasis). Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine.
Sehingga mengakibatkan infeksi pada testis. Pada wanita yang terinfeksi ,
gejalanya dapat berupa sedikit keputihan yang jernih, rasa panas ketika
kencing, nyeri pada perut bagian bawah, dan gatal atau iritasi dalam vagina.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak seksual atau pola hubungan seksual
yang tidak sehat
Jika sessorang memiliki Chlamydia, dokter akan memberikan
antibiotik oral, biasanya azitromisin (Zithromax) atau doksisiklin. Dokter itu
juga akan merekomendasikan pasangannya dan diperlakukan serupa untuk
mencegah infeksi ulang dan penyebaran lebih lanjut. Dengan pengobatan,
infeksi harus jelas di sekitar satu atau dua minggu. Hal ini penting untuk
menyelesaikan seluruh antibiotik Anda, bahkan jika seseorang telah merasa
lebih baik sekalipun. Wanita dengan infeksi Chlamydia yang berat mungkin
memerlukan rawat inap, antibiotik intravena (obat diberikan melalui vena),
dan obat-obatan nyeri. Setelah minum antibiotik, penderita harus kembali diuji
untuk memastikan infeksi sudah sembuh secara total. Jangan melakukan
hubungan seks sampai Anda yakin Anda dan pasangan sudah tidak memiliki
Chlamydia.
f. Sifilis

Penyakit sifilis merupakan penykit yang ditularkan melalui hubungan


sexsual (sexually transmitted disease), disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidium (Spirochaeta pallida). Spirochaeta pallida merupakan bakteri yang
17
berbentuk filamen berulir berukuran panjang 6-14 mikron dengan 6-12 ulian
kecil yang beraturan denga ujung filamen selalu lurus. Morfologinya dapat
dilihat dengan mikrosopkop latar belakang gelap (dark-field microscope) atau
diperiksa di bawah mikroskop menggunakan pewarnaan perak. (Anonim,
2014).

Gambar 13. Sumber:http://akuhanyainginsembuh.com


Penularan terutama terjadi melalui hubungan seksual baik
heteroseksual maupun homoseksual. Selain itu sifilis juga dapat ditularkan
dari ibu penderita sifilis ke bayi yang dikandungnya secara kongenital
transplasental. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan
kulit penderita yang mengalami luka infeksi. Pada saat melakukan
hubungan seksual, bakteri dapat mauk melalui selaput lendir di dalam
vagina atau anus. Si raja singa ini sangat infeksius pada tahap 1 dan 2.
Selain itu bakteri penyakit ini dapat menular melalui transfusi darah jika
pendonor berada dalam tahap infeksi penyakit ini (Elmart, 2012: 93-95.
g. Ulkus Mole
Penyakit borok pada alat kelamin ini disebabkan oleh bakteri
Haemophillus ducreyi. Penyakit ini diawali dengan munculnya benjolan-
benjolan kecil disekitar genetalia atau anus. Biasanya gejala ini baru
muncul 4-5 harisetelah bakteri ini menginfeksi penderita. Benjolan itu
18
akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
Borok chancroid pada pria biasanya sangat menyakitkan, sedangkan pada
wanita tidk menimbulkan rasa sakit. Namun justru itu bahayanya, karena
artinya mereka kaum wanita tidak akan menyadari keberadaan penyakit ini
secara dini (Elmart, 2012: 95).

Gambar 14. Sumber: http://www.clinicrak.com


Setelah masa inkubasi satu hingga dua minggu, chancroid atau
ulkus mole menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi
dalam satu hari dan benjolan berwarna abu-abu kekuningan serta jika
dilukai atau dikikis misal dengan kuku maka akan keluar darah, terasa nyeri
yang sangat hebat. Penyakit ini dapat diobati, asalkan setelah curiga adanya
segera memeriksakkan ke dokter. Penularannya dapat melalui kontak
langsung dengan si penderita (Elmart, 2012: 95).

C. Faktor Penyebab Penyakit

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bisa terjangkit


penyakit yang menyerang sistem reproduksi diantaranya sebagai berikut.
1. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana seseorang tinggal dan
melakukan segala aktivitas. Keadaan geografis seperti ketinggian akan
mempengaruhi temperatur udara. Daerah dengan kadar oksigen tinggi
maka akan memiliki daya tahan tubuh yang baik untuk seseorang.

19
Sehingga ia akan lebih kebal terhadap penyakit salah stunya yang
berkaitan dengan penyakit yang menyerang system.
Agen penyebab penyakit menyukai lingkungan yang lembab,
dimana lingkungan yang lembab regenerasinya sangat produktif.Sebagian

besar bakteri akan mati pada pemanasan 80-90 kecuali bakteri berspora

yang akan mati pada suhu 100 . Suhu optimal mikroba untuk tumbuh

dengan temperature 20-40 (Widoyono,2005:4).

Kebersihan lingkungan tempat tinggal juga merupakan salah satu


faktor yang menyebabkan penyakit sistem reproduksi bisa menyerang
seseorang. Rumah dengan pencahayaan yang kurang memudahkan
perkembangan sumber penyakit. Sinar matahari mengandung sinar
ultraviolet yang bisa membunuh kuman penyakit (Widoyono,2005:4).
Terjangkitnya seseorang oleh penyakit yang menyerang sistem
reproduksi disebkan oleh agen-agen penyakit. Agen penyebab penyakit
terdiri dari bahan kimia, mekanik, stres (psikologis) atau biologis. Agen-
agen biologis dapat berupa bakteri, virus, parasite atau jamur
(Widoyono,2005:6).
Unsur pejamu (host) terutama pejamu manusia dapat dibagi dalam
dua kelompok sifat utama, yakni sifat yang hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk biologis seperti umur, jenis kelamin, ras, keturunan.
Kedua sifat manusia sebagai makhluk sosial.seperti kebiasaan hidup,
kehidupan sosial dan sebagainya Noor (2008: 32).
D. Upaya Pencegahan Penyakit
Perilaku seseorang merupakan akumulasi dari pengetahuan dan sikap
terhadap kesehatan. Sebagian besar status kesehatan masyarakat sangat
ditentukan oleh faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor pelayanan
kesehatan hanya menyumbang sedikit bagi status kesehatan masyarakat
(Widoyono,2005:8-9). Adapun beberapa usaha pencegahan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pencegahan untuk Wanita
20
a. Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin
b. Dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali.
c. Menyiram sebelum menggunakan (flushin)
d. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin
e. Pantyliner hanya digunakan ketika keputihan.
f. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat
ketat
g. Hindari minyak wangi/parfum atau bedak untuk vagina
h. Jangan malas mengganti pembalut
i. Hindari prilaku seks bebas
j. Pemeriksaan rutin.
2. Pencegahan untuk Pria
a. Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis
b. Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis
c. Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera
periksakan diri ke dokter.
d. Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa
nyaman, segera konsultasikan ke dokter juga.
e. Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

21
22
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu
baru diawali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin
wanita (sel telur).
2. Alat reproduksi laki-laki bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan
alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat,
vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
3. Alat reproduksi wanita bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora,
labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian
dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
4. Penyakit-penyakit Sistem Reproduksi diantaranya keputihan Impotensi, HIV/
AIDS, Herves simplex, Kondiloma accuminata, Gonorrhoeae,penyakit sifilis,
Chlamydia, dan ulkus mole.

5. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang bisa terjangkit penyakit yang


menyerang sistem reproduksi diantaranya lingkungan, agen penyebab
penyakit dan pejamu.

6. Pencegahan untuk wanita diilakukan dengan memperhatikan faktor perilaku


dan faktor lingkungan yang sehat, seperti selalu menjaga kesehatan organ
intim wanita.Pencegahan untuk pria diilakukan dengan memperhatikan faktor
perilaku dan faktor lingkungan yang sehat, seperti menjaga kesehatan organ
intim pria.

23
DAFTAR PUSTAKA

Andrews G (2009). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita; alih bahasa Egi
Komara Yuda; editor edisi bahasa Indonesia Dwi Widiarti. Jakarta: EGC
Aulia (2012). Serangan penyakit-penyakit khas wanita paling sering terjadi.
Jogjakarta: Buku Biru
Bahamondes MV, Mendes P, Brolazo EM, Antonio (2011). Use of a lactic
acidplus lactoserum intimate liquid soap for external hygiene
intheprevention of bacterial vaginosis recurrence after metronidazole oral
treatment. Journal Rev. Assoc. Med. Bras. vol.57 no.4
Baradero,dkk (2007). Klien gangguan sistem reproduksi dan seksualitas. Jakarta:
EGC
Bararah T, Jauhar M (2013). Asuhan keperawatan panduan lengkap menjadi
perawat profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Benson, Ralph C (2009). Buku saku obstetri dan ginekologi; alih bahasa Susiani
Wijaya; editor bahasa Indonesia Srie Sisca Primarian &Titiek Resmisari.
Edisi 9. Jakarta: EGC
Brooks, Geo F, Butel, JS, Morse, SA. (2004). Jawetz, Melnick, and
Adelberg’sMedical Microbiology. 23rd Edition. USA. McGraw-Hill
Education. Terjemahan Huriawati Hartanto. 2007. Mikrobiologi
Kedokteran Jawetz, Melnick, dan Adelberg. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Daili, SF, Makes, Zubier F (2011). Infeksi menular seksual. Jakarta : Balai
penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia
Dimah G, Christine B (2003). Mikrobiologi terapan untuk perawat. Jakarta: EGC
Djuanda A (2008). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: FKUI

24

Anda mungkin juga menyukai