Anda di halaman 1dari 25

Infeksi saluran kemih

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran “pengantar ilmu penyakit”

Disusun Oleh :

Adinda Ara Difa

Kelas : XI. A

YAYASAN PEMBINAAN IPTEK, KESEHATAN DAN


KESEJAHTERAAN KURNIA
SMK KESEHATAN ZAMZAM KURNIA
PROGRAM KEAHLIAN : KEPERAWATAN DAN FARMASI
Jl. Raya Karangsatria No. 12, Rawakalong, Tambun Utara-Bekasi
Website : www.smkkeszamzamkurnia.sch.id

Email : zamzam.kunia@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. 
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Bekasi,5 juni 2018


   
                                                                                             

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C.  Tujuan................................................................................................................. 4

BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian ISK.................................................................................................... 5
B. Penyebab ISK..................................................................................................... 5
C. Tanda dan gejala ISK.......................................................................................... 6
D. Patofisiologi ISK................................................................................................ 6
E. Klasifikasi ISK.................................................................................................... 7
F. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit ISK................................................................ 8
G. Penatalaksanaan Penyakit ISK......................................................................... 12

KASUS ISK.......................................................................................................... 14
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN................................................... 16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................... 31
B. Saran.................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius
bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2
yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang
kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih
(Milagros. 2012).
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup
kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum
air terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi
karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya (Valentina L.
2008).
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi nomor
2 yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang
kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih
(ISK) (Valentina L. 2008).
Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme lainnya,
melekat pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah saluran yang
menghubungkan kandung kemih ke saluran luar pembuangan air seni.Dan karena pria
memiliki uretra lebih panjang daripada wanita, bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih
sulit menjangkau kandung kemih dan menyebabkan Infeksi Kandung Kemih (Valentina L.
2008).
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak
pernah terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran
kemih terjadi pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan
tampak lebih keruh dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang
keluar dan menyebabkan rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil
(Valentina L. 2008).
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki
persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan
terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya
memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari anak-
anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-laki pada
satu tahun pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana
memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat
menjelaskan resiko untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal
(Depkes RI, 2014).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada penderita infeksi
saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai
30% baik laki-laki ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis,
obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus paska
transplantasi ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan seksual, kateterisasi,
dan lain (Depkes RI, 2014).
Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih, menyebabkan
seseorang bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk merawat
sesorang dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi
pada keluarga.Keluarga menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu
kebersamaan dengan anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah
defisit interaksi pada setiap anggota keluarga (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia.
Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari
40 tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih
sebesar 20%. (Depkes RI, 2014).
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua
tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus
dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-
laki.Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India
dan Amerika Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia
adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru
pertahun (Depkes RI, 2014).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi ISK?
2.      Apa etiologi atau penyebab ISK?
3.      Apa saja manifestasi klinis ISK?
4.      Bagaimana jalannya penyakit atau patofisiologi ISK
5.      Apa saja klasifikasi ISK?
6.      Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?
7.      Bagaimana cara penatalaksanaan pada pasien ISK?
8.      Bagaimana cara pendokumentasian pada pasien ISK?

C.     Tujuan
1.      Mahasiswi dapat mengetahui definisi ISK
2.      Mahasiswi dapat mengetahui etiologi ISK
3.      Mahasiswi dapat mengetahui manifestasi ISK
4.      Mahasiswi dapat mengetahui jalannya penyakit atau etiologi ISK
5.      Mahasiswi dapat mengetahui klasifikasi ISK
6.      Mahasiswi dapat mengetahui cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK
7.      Mahasiswi dapat mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien ISK
8.      Mahasiswi dapat mengetahui cara pendokumentasian pada pasien ISK
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengetian ISK
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur.Akan
tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria dengan angka
populasi umur, kurang lebih 5-15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan oleh
bakteri terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia (Mary. 2014).
Infeksi traktus urianarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga wanita.Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi
pria dari infeksi traktus urinarius.Akibatnya, ISK pada pria jaraang terjadi. Namun, ketika
gangguan ini terjadi, kali ini menunjukan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus
urianrius (Rudi. 2012)

B.     Penyebab ISK


Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal terjadi,
diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area
genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Organisme dapat juga
masuk selama kontak seksual.
Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang tidak
kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga mengalami infeksi karena adanya
kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung
kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan
kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan
sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya; peralatan diberi desinfektan dosis tinggi
karena serat optik dan lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang
diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary. 2014)

C.     Tanda Gejala ISK


Menurut Mary. 2014.
1.    Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
2.    Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
3.    Susah buang air kecil karena iritasi lapisan mukosal
4.    Rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik
5.    Pungung bawah sakit

D.    Patofisiologi ISK


Menurut Rudi. 2012infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat, hematogen, limfogen.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan
hematogen.

1. Secara asending:
a.    masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain faktor anatomi dimana wanita
memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih
tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
b.   Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
2. Secara hematogen:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dll.

E.     Klasifikasi ISK


1.    Infeksi Saluran Kemih Bawah menurut Valentina L. 2008
a.    Sistisis
Infeksi kadung kemihyang juga di kenal degan infeksi saluran kemih bawah.Penyebabnya
adalah bacteria kolifrom (umumnya E.coli dan enterococus).Anak-anak dapat mengalami
sistisis virus yang di sebabkan oleh adenovirus, tetapi ini jarang terjadi pada orang dewasa.
Pada pria sistisis biasanya di sebabkan oleh invasi bakteri ke uretra  yang menyebar keatas
dan ke prostat.
b.   Uretritis
Infeksi uretra yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyababnya adalah Inveksi virus,
Infeksi bakteri, organisme yang menyebabkan penyakit/ infeksi menular seksual (gonorea,
Klamidia, dan lain-lain), keluarga besar basilus gram negative (enterobacteriaceace, terutama
E.coli) serta organisme gram positif yang terlibat dalam infeksi saluran kemih, “hama pintar”
telah mengembangkan cara untuk mengatasi pertahanan intrinsic saluran kemih dengan cirri
khasnya seperti pili/fimbriae adesin dan hemosilin untuk mendapatkan akses mengolonisasi,
selain itu kondisi tertentu meningkatkan perkembangan infeksi saluran kemih bawah. Tada
gejalanya gejala beragam berdasarkan sifat kondisi apakah akut atau kronik.
c.    Sistisis/ Uretritis
Manifetasi klinis nyeri panggul dan tekan dengan lokalisasi suprapubis, disuria (sering
berkemih, urgensi berkemih dan rasa terbakar ketika berkemih), nuktoria yang tidak biasa
(terbangun di malam hari untuk berkemih),  inkontinensia ringan, urine keruh dan bau tajam,
hematuria (darah dalam urine).
d.   Prostatitis
Kelompok kondisi inflamasi dan non inflamasi yang menyerang prostat. Tanda gejala : nyeri
panggul dan peritoneum; nyeri pada testis, area selakangan , penis, dan skrotum yang
menyebar ke punggung bawah ; keengganan berkemih dengan aliran urine lemah saat
berkemih; disfungsi seksual dengan ejakulasi yang terasa nyeri dan nyeri pasca ejakulasi di
rectum dan anus; gejala sistemik (menggigil, demem, hipotensi). Saat prostatitis kronis maka
terdapat tabda gejala perkemihan dan non perkemihan: urine menetes, nyeri inguinal dan
perineal, rasa seperti terbakar uretral, dan tanda-tanda umum lainya (diaphoresis, keletihan
dan kaki dingin)
2.      Infeksi Saluran Kemih Atas menurut Valentina L. 2008
a.   Glumerulonefrmenitis
Inflamasi pada glumerulus, yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring urine
dan dapat terjadi diman asaja seperti glumerulus, tubulis danjaringan intertisial
sekitarnya.Penyebab paling sering adalah infeksi streptococus yang biasanya di mulai dengan
nyeri tenggorokan, berkembang menjadi nefritis dalam 7 hingga 12 hari.Glumerulonefritis di
sebebkan oleh infeksi streptokokus yang biasanya dapat di senbuhkan dengan terapi.Tanda 
gejala glumerulonefritis .
b.   Sindrom nefrotik
Kerusakan glomerulus memicu kehilangan protein yang parah memicu hipoalbumia
.Penyebabnnya adalah Diabetes adalah penyebab yang sering muncul menimbulkan sindrom
nefrotik.penyakit autonium seperti lupus eritomatus menyebabkan tubuh menyerang diri
sendiri. Medikasi seperti OAINS,aminoglikosida, antibiotok anfereteritis b , kemoterapi
litium, perawatan kontras IV. Beberapa penyekit yang merusak membrane glomerulus.
c.   Pielonefrotis
Dicirikan dengan bercak infeksi interstisial dengan inflamasi di tubulus san int ertisium
dengan pembentukan abses .Inflamsi merusak tubulus oleh sebab itu ginjal menjadi tidak
mampu memekatkan urine mengatur krseimbangan elektrolit dan mengeluarkan produk
sampah.Penebab yang palimg lazim adalah refluks vesikoreteral.yang menyeababkan bacteria
naik ke pelvis ginjal organism peyebab nya dalah E.coli dan strapilococus aureus.
d.      Gagal ginjal
Sebagian besar nefron di ginjal sudah tidak berfungsi.Penyebabnya adalah cidera renal akut
dapat memicu gagal ginjal akut.
e.       Nefrolitasi
Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi pada duktus
pengumpulan sistem perkemihan untuk di simpan di suatu bagian ginjal : pelvis gin jal atau
batu ginjal. Sebagian besar batu ginjal terbwntuk dari kalsium , namun
F.      Pemeriksaan atau Tes Diagnostik
Menurut Mary. 2014
mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.
1.      Tes kultur dan sensitivitas
Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes sensitivitas menentukan
antibiotik apa yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Laboratorium membagi
spesimen urin menjadi dua; satu bagian dikultur untuk menentukan bakteri mana yang
berkembang.Laporan persiapan harus tersedia dalam 24 jam.Bagian kedua digunakan untuk
menentukan pada antibiotik mana organisme tersebut peka.
2.      Cystoscopy
Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk  melihat kemungkinan pertumbuhan dan
tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk memindahkan tumor kecil, batu dan benda
asing dan untuk mendilatasi saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter). Suatu
cystoscope dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang membuat struktur benar-
benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter dan prostat.
3.      Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)
Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu ginjal, bisul
abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
4.      Prostate spesific antigen (PSA) test
Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik pada psien dengan
BPH (Begign Prostatic Hypertropy) atau kanker prostat. Kenaikan tingkat PSA tidak
memberi dokter cukup informasi untuk membedakan antara kanker dan kondisi-kondisi
protat jinak;namun, dokter akan mempertimbangkan hasil tes ketika memutuskan apakah
akan mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes ini juga digunakan untuk
memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan kanker prostat.
5.      Pengumpulan urin 24 jam
Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama 24 jam.Tes ini
biasanya digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi ginjal dan juga untuk
menentukan pengeluaran sehari-hari unsur tertentu seperti protein, elektrolit dan lain-lain.
6.      Urinalysis
Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan mikroskopis.Pengujian
inimeliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi spesimen urin mengenai penampilan, warna,
kejelasan, pH, berat jenis, dan kehadiran bakteri, darah kepingan-kepingan, glukosa, keton
leukosit, protein, RBC, dan WBC. Tes digunakan untuk mengkonfirmasikan gejala ISP,
untuk memeriksa diabetes karena kelebihan kadar glukosa, dan untuk memonitor fungsi
ginjal pada pasien gagsl ginjal.
7.      Urine flow studies
Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur kekuatan dan volume per
detik aliran urin dari kandung kemih ketika pasien buang air kecil ke dalam mesin tes. Tes ini
membantu mengidentifikasi sumbatan atau kelainan Saluran kencing dan membantu
mengevaluasi seberapa baik atau seberapa buruk pasien buang air kecil.
8.      Voiding cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan uretra selama
perkemihan.Suatu material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam kandung kemih via
kateter Foley ke dalam sluran tubuh. Setelah sinar x diambil, kateter dipindahkan. Pasien
buang air kecil sementara sinar x diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari kelainan sistem
perkemihan, tumor kandung kemih, ureter, dan uretra, atau untuk mengeluarkan ( refluks)
urin dari kandung kemih ke ureter.

G.    Pentalaksanaan
Menurut Marlene. 2016
1.      Pencegahan
a.       Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily allowance,RDA) cairan pada
dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
b.      Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga rekreasional)
c.       Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar kandung kemih.
d.      Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause penderita pengosongan
kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.
e.       Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet  dan berkemih setelah senggama.
f.       Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi imun atau pasien
dengan retensi urien, atau disfungsi berkemih.
g.      Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami disfungsi berkemih
dengan program penatalaksanaan alternatif seperti pelatihan kandung kemih, farmakoterapi
untuk inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih terjadwal.
2.      Infeksi saluran kemih akut
a.       Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang pertama pada wanita muda yang
tidak sehat ; mulai penatalaksanaan empiris sebelum diperoleh hasil kultur dan sensitivitas
untuk infeksi saluran kemih febris atau komplikata
b.      Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila pielonefritis disertai
dengan mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.
c.       Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda indikasi), frekuensi
pemberian , risiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien, dan risiko peningkatan resistensi
bakteri ( tabel 14-1).
d.      Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi non komplikata selama 3
hari, infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK febris selama 14 hari.
e.       Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan (pyridium tersedia
sebagai obat yang dijual bebas) atau obat kombinasi, seperti Urised.
f.       Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita dengan riwayat
vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila diberikan nitrofurantoin.
g.      Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemi

KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISK


Tn. I  usia 49 tahun dikaji pada tanggal 24 sepember 2016 dengan pendidikan SMP. Tn.X
dirawat di RS dengan diagnosa medis ISK. Penanggung jawab klien adalah istrinya yaitu Ny.
S berusia 45 tahun dengan pendidikan SMP ia bekerja sebagai pedagang sayur di pasar. Tn.I
dan Ny.S bertempat tinggal di Lembutan RT.03 RW.04, Canden, Jetis, Bantul Yogyakarta.
Klien di rawat di RS dengan keluhan nyeri pada saat BAK dan pada daerah selangkangan
(Perineum). Isteri klien  mengatakan mulanya klien mengalami demam, pusing, dan nyeri di
daerah saluran kencing saat BAK maupun tidak. Kemudian klien memeriksakan diri ke
perawat/mantri terdekat dan mantri tersebut memberikan diagnosa thypus dan diberikan obat-
obatan. Namun dirasa keluhannya tidak berkurang kemudian sang istri membawanya periksa
di RS Panembahan Senopati pada tanggal 23 september 2016 dan sampai saat ini klien masih
dirawat di RS Panembahan Senopat ruang cempaka 3.
Pada saat dikaji sang istri juga mengatakan kalau suaminya pada tahun 2014 klien pernah
dirawat karena menderita penyakit malaria. Klien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi,
namun tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti DM. Klien juga tidak pernah
mendapatkan tindakan operasi maupun kecelakaan lalu lintas. Dan menurut riwayat
kesehatan keluarga menurut penuturan klien diantara keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien. Namun, Ibunda klien memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan tidak memiliki penyakit DM, Jantung, ataupun asma.
Pada saat dikaji klien di UGD sudah dilakukan pemeriksaan TTV, Tekanan Darah :130/90
mmHg, Respirasi : 25 kali/menit, Heart Rate : 75 kali/menit, Temperature : 38º C
pemasangan infus, dengan Nacl 2        1x TPM.  pengecekan urin. warna kuning tua dan
keruh,  PH : 6,5, Leukosit 10-25/lbp. Dan juga pemeriksaan darah Hb : 15,2 gr/dl, Leukosit
17.800/mm3, 280.000/mm3, LED : 44%. Pada saat dikaji pasien tidak mengalami penurunan
berat badan. BB pasien saat dikaji 63 dan tinggi badan 165 cm.Sebelum masuk RS biasanya
pasien makan 3 kali/hari Nasi, Ikan, Sayur dan pasien minum yang dikonsumsi kesehariannya
Teh Manis, Air Putih ±1,5 L. Setelah masuk RS pasien 3kali/hari Nasi, Ikan, Sayur dan
minuman yang dikonsumsi Teh Manis, Air Putih ±1,5 L. Semua aktivitas pasien mandiri.
Pasien sebelum masuk RS biasanya tidur kurang lebih 8 jam perhari, tidur siang 1 jam dan
tidur malam 7 jam. Setelah masuk RS pasien tidur 7 jam sehari siang 2 jam dan malam 5 
jam.
Klien biasanya sebelum masuk RS BAK 4-5 kali/hari Kuning Jernih BAB 1 kali/harI (pagi)
lembek. Pasien sejak di rawat di RS BAB 1 kali/harI (pagi) lembek. Dan BAK 4-5 kali/hari
(Kuning Keruh), dilakukan mandiri oleh pasien.
pasien tampak gelisah dengan keadaannya. Ia malu dan juga cemas akan penyakit yang
dideritanya. Perubahan terbesar dalam hidup sekarang ini pasien merasa sulit dalam
beraktivitas karena tangan sebelah kiri terpasang selang infus. Dan ia juga tidak bisa bekerja
seperti hari-hari biasa.
Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa terkadang dengan bahasa  indonesia, klien dapat
berkomunikasi baik dengan perawat dan orang orang yang ada disekitarnya. Klien
mengatakan orang terdekat adalah istri. Klien berharap dengan penyakit yang sedang
dideritanya akan segera hilang. Ia percaya bahwa ia akan sembuh hanya saja ia tidak percaya
diri dengan keadaannya yang seperti itu.
Pasien beragama islam dan yakin kepada Allah SWT. Dan pasien mengatakan  bahwa dirinya
yakin akan diberi kesembuhan oleh Yang Maha Kuasa. Selama pasien sakit pasien tetap
menjalankan ibadahnya, ia sholat lima waktu dibantu oleh istri dan keluarganya walaupun 
harus dengan cara tidur di atas ranjangnya..
Pasien dapat melihat dan membaca kartu mahasiswa pada jarak ± 15cm. Pasien dapat
mendengarkan suara detak jarum jam pada jarak  ± 10 cm. Klien dapat merasakan rasa asin
asam dan pahit. Selain itu pasien juga dapat merasakan usapan kasa di tangan. Lalu pasien
juga dapat membedakan bau yang menyengat.
Identitas diri klien

Nama                                       :  Tn. I


Umur                                       :  49 tahun
Jenis kelamin                           :   Laki-laki
Alamat                                      :   Plembutan Rt 03 Rw 04, Canden, Jetis, Bantul
Status Perkawinan                    :  Kawin
Agama                                      :   Islam
Suku                                        :  Jawa
Pendidikan                               :  SMP
Pekerjaan                                 :  Wiraswasta
Lama bekerja                           :  5 tahun
Tanggal masuk RS                  :  23 September 2016
Tanggal Pengkajian awal        :  24 September 2016
Sumber informasi                    :  istri pasien, Keluarga Pasien

                                                     
 Riwayat Penyakit

Keluhan utama saat masuk RS :


Klien mengeluh nyeri pada saat BAK dan pada daerah selangkangan (Perineum).

Riwayat penyakit sekarang:


P: Infeksi pada saluran kemih
Q: Seperti tetusuk tusuk
R: saluran kemih
S: 3-4
T: Saat BAK
Mulanya klien mengalami demam, pusing, dan nyeri di daerah saluran kencing saat BAK
maupun tidak. Kemudian klien memeriksakan diri ke perawat/mantri terdekat dan mantri
tersebut memberikan diagnosa thypus dan diberikan obat-obatan. Dirasa keluhannya tidak
berkurang, klien memeriksakan diri ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul pada
tanggal 23 September 2016 Jam 14.00 dan hingga saat ini dirawat diruang Cempaka 3.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Tahun 2014 klien pernah dirawat karena menderita penyakit malaria. Klien juga memiliki
riwayat penyakit hipertensi, namun tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti DM.
Klien juga tidak pernah mendapatkan tindakan operasi maupun kecelakaan lalu lintas.

Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah di
lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan .     

Masalah  atau Dx medis pada saat MRS :


Menurut penuturan klien diantara keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien. Namun, Ibunda klien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan tidak
memiliki penyakit DM, Jantung, ataupun asma.

Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD :


Tekanan Darah            : 130/90 mmHg
Respirasi                      : 25 kali/menit
Heart Rate                    : 75 kali/menit
Temperature                : 38º C
               : Warna : kuning tua dan keruh,  PH : 6,5, Leukosit : 10-25/lbp.
         : Hb : 15,2 gr/dl, Leukosit 17.800/mm3, 280.000/mm3, LED : 44%.

Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai pengambilan
kasus kelolaan)
Pemberian Infus RL 21 tetes/ menit
Ceftriaxone 1x1 vial/IV Ranitidin 2x1 ampul/IV
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian Pola Gordon (bandingkan kondisi saat klien di rumah/sebelum masuk RS
dan saat klien dirawat di RS).
1.    Persepsi  dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Klien dapat berorientasi dengan baik terhadap perawat dan dokter. Klien juga berupaya cepat
pulih dan selama dirumah sakit klien ditunggui isteri klien.

2.    Pola nutrisi / metabolik


Program diit RS            : -
Intake makanan           :
SMRS  : 3x sehari Nasi, Ikan, Sayur.
MRS    : 3x sehari Nasi, Ikan, Sayur.
Intake cairan                :
SMRS  : Teh manis, Air Putih ±1,5 L
MRS    : Teh Manis Air, Putih ±1,5 L
3.    Pola Eliminasi
a.       Buang air besar
SMRS       : 1 kali/hari (pagi) tekstur lembek berwarna kuning.
MRS         : 1 kali/hari (pagi) tekstur lembek berwarna kuning.
b.      Buang air kecil
SMRS       : 4-5 kali/hari (Kuning Jernih)
MRS         : 4-5 kali/hari (Kuning Keruh)

4.      Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum v
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Mobilitas di tempat tidur v
Berpindah v
Ambulasi/ROM v
Ket:            0: mandiri
1: alat Bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung  total
Oksigenasi            : -
5.      Pola tidur dan istirahat
(lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur)                     :
SMRS  : pasien istirahat 8 jam/hari
            MRS     :pasien istirahat 7 jam/hari
6.      Pola perceptual
-          Penglihatan :
Pasien dapat membaca kartu pada jarak 15cm.
-          Pendengaran :
Dapat mendengar detak jarum jam 10cm.
-          Pengecap :
Pasien dapat merasakan asin, asam, pahit.
-          Sensasi :
Pasien dapat membedakan bau yang menyengat.
7.      Pola persepsi diri
(pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Pasien percaya akan cepat sembuh.
8.      Pola seksualitas dan reproduksi
(fertilitas, libido, menstruasi,  kontrasepsi, dll)
Terdapat nyeri tekan di daerah perineum (selangkangan) dan saluran kencing dengan skala
nyeri 3 dari 0-5/sedang.
9.      Pola peran-hubungan
(komunikasi, hubungan dengan keluarga dan petugas kesehatan, kemampuan keuangan)
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Pasien paling dekat dengan Istri. Pasien
berkomunikasi dengan Bahasa Jawa dan terkadang menggunakan Bahasa Indonesia.
10.  Pola managemen koping-stress
(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini, penanganan klien terhadap perubahan,
dll)
Pasien merasa sulit dalam beraktivitas karena tangan sebelah kiri terpasang selang infus.
11.  Sistem nilai dan keyakinan
(pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll)
Pasien beragama Islam dan melakukan sholat 5 waktu.
Pemeriksaan Fisik

(Cephalocaudal)
Keluhan yang dirasakan:
Klien mengalami demam, pusing, dan nyeri di daerah saluran kencing saat BAK maupun
tidak.
TD:  130/90 mmHg           P:  25x/menit                N: 75x/menit                       S: 38oC
BB/TB :  63 kg/165cm

Kepala      :
Keadaan kepala bersih, bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, rambut hitam, tidak
ada lesi atau massa.
Leher        :
Leher terlihat simetris, leher tampak bersih, tidak ada tanda kemerahan, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, tidak terdapat distensi vena jugularis.
Thorak/ jantung / paru
I :  Simetris, pola pernafasan eupnea (normal).
P:-
P:-
A : bunyi jantung S1 – S2 tunggal regular.
Abdomen
I : Simetris, tidak terdapat benjolan.
P:-
P : Tidak terdapat nyeri tekan.
A:-

Perkemihan
I  : -
A:-
P : Terdapat nyeri tekan di perineum (selangkangan) dan saluran kencing skala nyeri 3 dari 0-
5/sedang.
P:-
Inguinal                : -
Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan)
Tampak simetris, akral dingin, tidak terdapat massa.
Skala Otot :
Keterangan :
5 : Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan penahanan penuh.
4 ; Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan.
3 : Gerakan normal menentang gravitasi.
2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan.
1 : Tidak ada gerakan, teraba kontraksi otot.
0:Paralisistotal.
PENGELOMPOKAN DATA SENJANG
NO Data subjektif Data objektif
1 Klien mengeluh nyeri pada daerah selangkangan -Klien tampak meringis.
dan nyeri saat BAK. -Skala Nyeri 3 dari 0-5/sedang.
-Blood Presure: 130/90 mmHg
-Respirasi: 25x/menit
P: Infeksi pada saluran kemih
Q: Seperti tetusuk tusuk
R: saluran kemih
S: 3-4
T: Saat BAK

2 - -Mengigil
-Kulit teraba hangat
-Pernafasan: 25x/menit

3 Klien mengeluh nyeri saat BAK. -Urine keruh


-Leukosit 17.800/mm3
ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS:
Klien mengeluh nyeri Nyeri Akut
Agen cidera biologis
pada daerah
selangkangan dan nyeri
saat BAK.
P: Infeksi pada saluran
kemih
Q: Seperti tetusuk tusuk
R: saluran kemih
S: 3-4
T: Saat BAK
DO:
-Klien tampak meringis.
-Skala Nyeri 3 dari 0-
5/sedang.
-Blood Presure: 130/90
mmHg
-Respirasi: 25x/menit

Ds: -                         Penyakit Hipertermia


Do :
-Mengigil
-Kulit Teraba Hangat
-Pernafasan: 25x/Menit

Ds: Klien mengeluh Infeksi Saluran Kemih Gangguan Eliminasi Urine


nyeri saat BAK.
Do:
-Urine keruh
-Leukosit 17.800/mm3
CATATAN PENANGANAN KASUS
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, sampai akhir praktik)

NURSING CARE PLAN


Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan
a.       Pemberian analgesic
No
Dx. Kep/Masalah
cidera biologis di tindakanTujuan
keperawatan Intervensi
( 2210) Rasional
1)      Cek adanya riwayat
Kolaborasi
tandai dengan: selama 2x24 jamm di alergi obat
2)      Kolaborasikan 1)       Mengetahui ada
1 DS: Klien mengeluh harapkan nyeri hilang
dengan dokter apakah tidaknya alergi
nyeri pada daerah dengan criteria hasil obat, dosis, rute terhadap obat
pemberian , atau 2)     Mengetahui
selangkangan dan nyeri : tentang
perubahan interval di
nyeri saat BAK. a.       Tingkat nyeri ( 2102) butuhkan, di kebenaran obat ,
1)       Nyeri yang di laporkan rokememndasi kusus rute ,
P: Infeksi pada pemberian.
( 5) berdasar prinsip
saluran kemih 2)       Ekspresi wajah (5) analesik
3)       Frekuesi nafas (5) b.       Manajemen nyeri
Q: Seperti tetusuk
4)       Tekanan darah (5) (1400)
tusuk 1)      Lakukan pengkajian
nyeri konperhensif
R: saluran kemih
meliputi lokasi,
S: 3-4 karateristik,  onset/
durasi, frekuesi,
T: Saat BAK
kualitas, intensitas
DO: 1)Mengetahui
atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus daerah nyeri,
-Klien tampak
2)      Ajarkan pengunaan
meringis. kualitas, kapan
tehnik non
farmakologi (relaksai nyeri di rasakan,
-Skala Nyeri 3 dari 0-
tarik nafas dalam)
5/sedang. faktor pencetus,

-Blood Presure: berat ringanya

130/90 mmhg nyeri yang di

-Respirasi: 25x/menit rasakan

2) Tehnik
relaksasi
tarik nafas
dalam dapt
mengurangi rasa
nyeri
2 Hipertermia b.d Setelah di
lakukana.  Perawatan demam
( 3470)
penyakit di tandai tindakan keperawatan
1)  Pantau suhu dan
dengan: selama 1x24 jam di tanda tanda  vital
lainya 1)       Perubahan
Ds: - harapkan suhu tubuh tanda tanda
Do vutal terutama
-Mengigil kembali normal (36,5- suhu dan nadi
-Kulit Teraba Hangat merupakan
37,5˚C) dengan criteria
-Pernafasan: salah satu
25x/Menit hasil: indikasi
peningkatan
        Tanda-tanda vital
nyeri yang di
(0802)
alami klien
        Suhu tubuh (5)
2)       peningkatan
        Tingkat Pernafasan (5)
suhu tubuh
        Termogulasi (0800)
mengakibatkan
        hipetermia (5)
penguapan
        Penurunan suhu kulit
tubuh
(5)
meningkat
sehingga perlu
diimbangi
dengan asupan
2)  Dorong konsumsi cairan yang
cairan banyak
3)        Menurunkan
suhu tubuh

4)        Perubahan
pada warna dan
suhu kulit
merupakan
indikasi demam

3)  Tingkatkan sirkulasi


udara

4)  Monitor warna kulit


dan suhu

3 Gangguan Eliminasi Setelah dilakukan


a.      Menejemen
pengobatan( 2380)
Urine b.d infeksi tindakan 3x 24 jam di
1)     Monitor pasien
saluran kemih harapkan eliminasi mengenai efek
terapeutik obat        Medeteksi
urine normal ( warna isyarat indikatif
urine kuning jernih) kemungkinan
ketidakpatuhan
dengan criteria hasil: dan membantu
a.       Eliminasi urine (0503) mengembangka
1)       Pola eliminasi (5) n penerimaan
rencana
2)       kejernihan urine (5) terapeutik
3)       Warna urine (5)
4)       Nyeri saat kencing (5)
b.       Keperahan Infeksi 1)       Membantu
1)       Nyeri (5) mengembangka
n kepatuhan
klien terhadap
rencana
terapeutik
2)       Mengetahui
seberapa jauh
b.      perlindungan infeksi efek pengobatan
(6550) terhadap
1)     Intruksikan pasien keadaan
untuk minum penderita
antibiotic yang
diresepkan.

2)     Dapatkan kultur 


yang  diperlukan.

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi
Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia
di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan
laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal terjadi,
diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area
genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur utama
terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa
klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan  Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan
diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas,
cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate spesific antigen
(PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow studies, voiding cystogram.

B.       Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai
kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat
dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien
baik subjektif maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik.
Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan lembaran renpra
untuk perawat ruangan.
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital
supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar
bersih dan dikeringkan dengan handuk.
Daftar Pustaka
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : ECG
Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta: KDT
Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: KDT
Hurst, Marlene. 2016. Belajar Mudah  Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Herdman, T Heather,. Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: ECG
Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Interventions Classification.
Yogyakarta: Mocco Media
Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Outcomes Classification.
Yogyakarta: Mocco Media
Depkes Ri, (2014).Wasdapa Infeksi SaluranKemih.http://www.depkes.go.id/index.php?
wasada+infeksi+saluran+kemih&act/. Diakses tanggal 200ktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai