METABOLIC ENDOKTRIN
DIBUAT OLEH :
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini
Makalah Gangguan cairan akibat patofisiologis sistem perkemihan dan metabolic endoktrin
ini disusun untuk memenuhi tugas semester 3 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Pemilihan
judul sudah ditentukan dari ibu dosen mata kuliah ibu Nurarifah, S.Kep.,Ners.,M.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik
secara materi maupun penyampaian dalam makalah ini. Penulis juga menerima kritik serta
saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………. 2
DAFTAR ISI………………………………………………….. 3
BAB I PIEOLONEPRITIS………………………………….. 4
BAB II GLOMERULONEPRITIS………………………….. 10
3
BAB I
PIELONEPRITIS
A. Definisi
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal.
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial
dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra
ginjal melalui darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretero vesikal, dimana katup
dalam ureter.
infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hyperplasia prostatik benigna, dan batu
Pielonefritis, penyebab radang pelvis ginjal yang paling sering adalah kuman yang
berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada
B. Etiologi
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar)
merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari
50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang
4
Pada saluran kemih yang sehat. naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di
tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air
kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari
infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui
aliran darah.
a. Kehamilan
b. Kencing manis
C. Patofisiologi
Pielonefritis akut terjadi akibat invasi bakteri pada parenkim ginjal. Bakteri
biasanya mencapai ginjal melalui saluran kemih bagian bawah. Pada semua
kelompok umur, episode bakteriuria umum terjadi, namun sebagian besar tidak
Bakteri juga dapat mencapai ginjal melalui aliran darah. Sumber organisme
kecuali ada masalah mendasar, seperti obstruksi. Sedikit atau tidak ada bukti yang
coli, yang menyumbang 70-90% dari ISK tanpa komplikasi dan 21-54% dari ISK
5
dengan komplikasi (yaitu ISK sekunder akibat kelainan anatomi atau fungsional
metabolisme; atau melibatkan patogen yang tidak biasa). Bagian dari E coli, E
pelindung, dan racun, serta memiliki keuntungan metabolik dalam mensintesis zat-
zat penting.
D. Manifestasi Klinis
nyeri tekan pada kostovertebrel(CVA), Leokositosis, dan adanya bakteri dan sel
darah putih dalam urinselain itu gejala saluran urinarius bawah seperti disuria
dan sering berkemih umumnya terjadi. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan
dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal pasien pielonefritis biasanya
pada kapsul ginjal dan pada taut kartiko medularis. Pada akhirnya, atrofi dan
6
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis
1) Leukosuria atau piuria Merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 sedimen leukosit/lapang pandang besar
b. Bakteriologis
1) Mikroskopis
Satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 -103 organisme koliform/mL
2) Biakan bakteri
3) Tes kimiawi: tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik. c.
d. Hitung koloni hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
e. Metode tes
1) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
3) Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi
7
f. Penyakit Menular Seksual (PMS) Uretritia akut akibat organisme menular secara
menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
F. Penatalaksanaan
24-48 jam sampai pasien afebril. Pada waktu tersebut, agens oral dapat diberikan.
Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya
pielonefritis akut biasanya lebih lama daripada sistitis. Masalah yang mungkin
timbul dlam penanganan adalah infeksi kronik atau kambuhan yang muncul sampai
beberapa bulan atau tahun tanpa gejala. Setelah program antimikrobial awal, pasien
infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah ditangani dan dikendalikan, dan
pilihan di dasarkan pada identifikasi patogen melalui kultur urin, nitrofurantion atau
8
pertumbuhan bakteri. Fungsi renal yang ketat, terutama jika medikasi potensial
toksik.
Kesimpulan
Jadi, Pielonefritis atau infeksi ginjal merupakan sebuah penyakit yang dapat
menyebabkan rasa sakit yang kurang nyaman karena bakteri berpindah dari
Saran
1. Menjaga status hidrasi tubuh dengan minum air putih yang cukup.
2. Buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan seksual.
3. Menghindari perilaku seks yang berisiko.
4. Minum antibiotik sesuai anjuran dokter untuk mencegah kekambuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnawar, Yanto. 2009. Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus Prematurus.
Tesis. Muttaqin, Arif, dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
EG. Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Brunner & Suddarth Edisi
9
BAB II
GLOMERULONEPRITIS
A. Definisi
Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus
tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan
pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak laki-laki dari
Glumerolunefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada
kapiler glumerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa
B. Etiologi
dan kulit oleh kuman streptococcus beta haemolyticus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan
49. antara infeksi bakteri dan timbulnya GN terdapat masa laten selama 10 hari. GN
juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan (timah hitam, tridion), amiloidosis,
trombosis vena renalis, penyakit kolagen, purpura anafilaktoid, dan lupus eritematosis.
Hubungan antara GN dan infeksi streptococcus ini ditemukan pertama kali oleh Lohlein
10
C. Patofisiologi
antibodi pada membran basal glomerular. Secara kasat mata, ginjal akan tampak
membesar hingga 50%. Secara histopatologi, terlihat infiltrasi sel polimorfonuklear dan
menumpuk di glomeruli. Hal ini akan memicu respons imun lebih lanjut dan pelepasan
sitokin proinflamasi.
pada lupus nefritis. Lupus nefritis adalah salah satu penyebab sindrom nefrotik.
Kompleks imun dapat berbentuk linear seperti pada tipe anti-basement membrane.
Namun, ada pula yang berbentuk deposit granular pada dinding kapiler atau
glomerulonephritis tipe 1.
antibody) di mana terjadi inflamasi berat dan vaskulitis. Pada keadaan noninflamasi,
D. Manifestasi Klinis
11
4. Hypertensi (terjadi pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan akan
5. Mungkin demam
7. Fatigue (keletihan/kelelahan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
meningkat.
5. Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta- IC) sedikit
menurun.
3. Biopsi ginjal
F. Penatalaksanaan
1. Medik
glomerulus.
12
1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu dianjurkan selama 6-8 minggu.
hanya untuk 10 hari. Pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh
terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan, karena terdapat imuntas yang menetap.
elektrolit). Pemberian diet rendah protein (I gr/kg BB/hari) dan rendah garam (1
gr/hari). Makanan lunak dinerikan pada pasien dengan suhu tinggi dan makanan
biasa bila suhu normal kembali. Bila ada anuria/muntah diberikan IVFD dengan
larutan glukosa 10%. Komplikasi seperti gagal jantung. edema, hipertensi dan
5. Bila anuri berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi tukar dan
sebagainya
ini pemberian furosemid (lasix) secara intravena (1 mg/kg BB/kali) dalam 5-10
menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
7. Bila tidak timbul kegagalan jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.
2. Keperawatan
13
duduk, berikan O, dan hubungi dokter.
Kesimpulan
medis di mana glomerulus (struktur kecil pada ginjal yang berfungsi menyaring darah
Saran
Glomerulonefritis adalah kondisi yang tidak sepenuhnya dapat dihindari. Namun, ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini berkembang lebih
serius, yaitu:
• Segera jalani rangkaian pengobatan jika terkena infeksi bakteri di bagian tubuh tertentu,
• Selalu terapkan hubungan seksual yang aman dan hindari penggunaan narkobasuntik
glomerulonefritis.
• Lakukan kontrol tekanan darah secara rutin, untuk menghindari terjadinya kerusakan
• Lakukan kontrol gula darah secara rutin, guna mencegah terjadinya nefropati diabetik
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3 Edisi 2, Jakarta, EGC.
L. Beta Gelly, A. Sowden Linda (2002), Buku Keperawatan Pediati, Edisi 3, Jakarta,
14
BAB III
NEPROTIK SYNDROM
A. Definisi
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang terdiri atas proteinuria masif,
merupakan penyakit ginjal yang sering pada anak (Sudung, 2017). Sindrom nefrotik
Nefrotik Sindrom (NS) adalah salah satu penyakit glomerulus yang paling sering
terjadi pada anak-anak. Nefrotik Sindrom (NS) adalah keadaan klinis yang ditandai
B. Etiologi
Menurut Umboh (2019) Penyebab Nefrotik sindrom yang pasti belum diketahui. Akhir-
akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen antibody.
1. Nefrotik sindrom bawaan Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi
maternofetal. Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus.
Pernah dicoba pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis
d) Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan lebah,
15
e) Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membraneproliferatif
hipokomplementemik
C. Patofisiologi
a. Proteinuria
Ada tiga jenis proteinuria yaitu glomerular, tubular dan overflow. Kehilangan
b. Hipoalbuminemia
Pada keadaan normal, produksi albumin di hati adalah 12-14 g/hari (130- 200
mg/kg) dan jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang dikatabolisme.
katabolisme pada tubulus proksimal ginjal setelah resorpsi albumin yang telah
dari hilangnya protein dalam urin yang berlebihan dan peningkatan katabolisme
c. Edema
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang timbulnya edema pada sindrom
Teori ini berisi bahwa adanya edema disebabkan oleh menurunnya tekanan onkotik
16
salah satu fungsi vital dari albumin adalah sebagai penentu tekanan onkotik. Maka
D. Manifestasi Klinis
2. Diare.
3. Mual.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin Biakan urin dilakukan apabila terdapat gejala
3. Pemeriksaan darah
hematokrit, LED)
17
F. Penatalaksanaan
Perawatan di rumah sakit pada penderita Nefrotik Sindrom penting dengan tujuan untuk
1. Edukasi kepada pasien dan orang tua mengenai penyakit ini dan prosedur apa yang
dilakukan. Penjelasan mengenai penyakit Nefrotik Sindrom bisa sembuh namun juga
dapat kambuh lagi perlu disampaikan dengan baik agar tidak tejadi kesalah pahaman.
2. Restriksi cairan dianjurkan selama edema berat. biasanya diberikan loop diuretic
(antagonis aldosteron, dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah
merupakan terapi pilihan utama Nefrotik Sindrom idiopatik pada anak kecuali jika ada
fungsi ginjal untuk beberapa jenis glomerulonefritis primer (DR. Trihono, 2012).
4. Manajemen Non-Farmakologis
a) Manajemen Nutrisi dan Cairan Karena adanya mekanisme retensi natrium pada
dibatasi agar kurang dari 3 gram/hari dan diet cairan < 1500 ml/hari.
5. Manajemen Farmakologis
a) Diuretik
b) Terapi antibiotic
18
G. Kesimpulan
ginjal yang menyaring limbah dan kelebihan air pada darah. Kondisi
H. Saran
Hal yang dapat Anda lakukan dirumah untuk mencegah kekambuhan dari penyakit
tersebut, antara lain: Istirahat yang cukup. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan
seimbang, seperti makanan dengan protein tingi. Mengurangi konsumsi makanan yang
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, D.A.D.P., Suarta, K., & Nilawati. (2019). Risk Factors of steroid resistant
19
BAB IV
A. Definisi
Batu saluran kemih adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu
terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Brunner & Suddarth,
2016). Batu saluran kemih merupakan obstruksi benda padat pada saluran kencing
yang terbentuk karena faktor presipitasi endapan dan senyawa tertentu istilah
B. Etiologi
Penyebab terjadinya batu saluran kemih secara teoritis dapat terjadi atau. Adanya
intravesiko kronik, seperti Benign Prostate Hyperplasia (BPH), striktur dan buli-
C. Patofisiologi
agregasi, dan retensi kristal. Proses pembentukan batu bergantung pada volume
urin, konsentrasi ion kalsium, fosfat, oksalat, dan natrium. Kadar ion yang tinggi,
volume urin yang rendah, pH rendah, dan kadar sitrat yang rendah menyebabkan
20
D. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddarth (2016) batu saluran kemih dapat menimbulkan
berbagi gejala tergantung pada letak batu, tingkat infeksi dan ada tidaknya obstruksi
saluran kemih. Beberapa gambaran klinis yang dapat muncul pada pasien batu
saluran kemih:
1. Nyeri
Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan non
kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga
terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar(Prabowo & Pranata 2014).
2. Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami desakan
Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada pasien
4. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tanda demam
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui adanya batu saluran kemih, selain memperoleh informasi dari
keluhan yang didapat, dokter anda akan melakukan pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan di sekitar pinggang, perut, dan bila perlu alat kelamin. Pemeriksaan
21
penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan darah dan urin, ultrasonografi
(USG) ginjal dan kandung kemih, dan pemeriksaan imaging seperti KUB-IVP (foto
F. Penatalaksanaan Medis
Batu yang sudah menimbulkan masalah harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan
penyulit yang lebih berat. (larutan atau bahan untuk memecahkan batu),
mengurangi obstruksi (DJ stent dan nefrostomi), terapi non invasif Extracorporeal
Kesimpulan
Batu kandung kemih adalah terbentuknya batu yang berasal dari endapan mineral
di dalam kandung kemih. Organ ini merupakan tempat menampung urine setelah
dilakukan penyaringan oleh ginjal dan sebelum dikeluarkan dari tubuh. Adanya
terganggu.
Saran
Untuk mencegah agar tidak mengidap penyakit batu saluran kemih dapat dilakukan
hal-hal berikut :
22
5. Pastikan kebutuhan kalsium terpenuhi dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Nahdi TF. (2013). Nefrolithiasis dan hidronefrosis sinistra dengan infeksi saluran
23
BAB V
GAGAL GINJAL
A. Definisi
Gagal ginjal adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplatasi ginjal (Suwitra,
2010). Gagal ginjal kronis (GGK) atau merupakan kerusakan ginjal progresif
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan
B. Etiologi
penyakit penyerta, seperti diabetes yang saat ini menjadi penyebab utama
GGK di seluruh dunia (Arnold et al., 2016). Etiologi penyakit ginjal terutama
iskemik, penyakit polikistik ginjal dan lupus nephritis (Doscas et al., 2017).
Menurut Habib et al. (2017), etiologi gagal ginjal kronik pada pasien dialisis
24
C. Patofisiologi
nefron dengan kehilangan fungsi ginjal yang progresif. Ketika laju filtrasi
hipertrofi ketika mereka menyaring zat terlarut yang besar. Akibatnya, ginjal
kerusakan ginjal berlanjut dan terjadi penurunan jumlah nefron yang masih
berfungsi, laju filtrasi glomerulus total menurun lebih jauh sehingga tubuh
tidak mampu mengeluarkan kelebihan air, garam, dan produk limbah lainnya
melalui ginjal.
Ketika laju filtrasi glomerulus kurang dari 10-20 ml/min, tubuh akan
mengalami keracunan ureum. Jika penyakit tidak diatasi dengan dialisis atau
transplantasi, hasil akhir dari gagal ginjal stadium akhir adalah uremia dan
25
D. Manifestasi Klinis
Menurut Kemenkes (2017), tanda dan gejala yang timbul karena penyakit
ginjal biasanya sangat umum (juga tampak pada penyakit lain) seperti:
f. Sakit kepala
h. Gatal
i. Sesak
E. Komplikasi
1. Perikarditis
2. Hipertensi
4. Penyakit tulang
26
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang radiologis yang umumnya dilakukan pada pasien gagal ginjal
sebagai pemeriksaan pertama secara rutin pada keadaan gagal ginjal untuk memperoleh
G. Penatalaksanaan Medis
1) Diet
2) Pemberian obat
4) Dialisis
5) Transpalansi ginjal
Kesimpulan
membuang racun dan menyeimbangkan cairan tubuh gagal ginjal terbagi dua
Saran
27
6. Tidak Merokok.
7. Periksa fungsi ginjal secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
28
BAB VI
DIABETES INSIPIDUS
A. Definisi
produksi, sekresi, dan fungsi dari Anti Diuretic Hormone (ADH) serta kelainan
ginjal yang tidak berespon terhadap kerja ADH fisiologis, yang ditandai dengan rasa
haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang
hormon antidiuretik yang secara fisiologi dapat merupakan kegagalan sintesis atau
penyimpanan.
responsif terhadap ADH eksogen (kadar ADH normal tetapi ginjal tidak
B. Etiologi
Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak), tumor otak, operasi ablasi,
29
d. Ketidakmampuan ginjal berespon terhadap kadar ADH dalam darah akibat
e. Infeksi sistem saraf pusat (ensefalitis atau meningitis). f. Pengaruh obat yang
dapat mempengaruhi sintesis dan sekresi ADH seperti fenitoin, alkohol, litium
karbonat
otak).
i. Idiopatik dalam hal ini tidak ditemukan kelainan walaupun terdapat gejala. Gejala
sering mulai pada masa bayi, tetapi tidak hilang selama hidup, tanpa mengganggu
1) Diabetes Insipidus Sentral (DIS) dapat terjadi akibat beberapa hal, yaitu: (Asman,
c. Trauma kepala.
f. Pengangkutan ADH/AVP yang tidak bekerja dengan baik akibat rusaknya akson
30
i. Gagalnya pengeluaran ADH.
a. Kegagalan tubulus renal untuk bereaksi terhadap ADH, akibat: Penyakit ginjal
Propoksifen
e. Gangguan dikte Intake air yang berlebihan Penurunan intake NaCI Penurunan
intake protein
C. Patofisiologi
Gangguan sekresi vasopresin antara lain disebabkan oleh Diabetes Insipidus dan
sindrom gangguan ADH. Pada penderita Diabetes Insipidus, gangguan ini dapat
31
sintesis atau penyimpanan, selain itu DIS juga timbul karena gangguan
Nefrogenik (DIN) dipakai pada Diabetes Insipidus yang tidak responsive terhadap
ADH eksogen.
renalis.
2. kegagalan utilisasi gradient pada kegagalan dimana ADH berada dalam jumlah
yang cukup dan berfungsi normal. Kehilangan cairan yang banyak melalui ginjal
ini dapat dikompensasikan dengan minum banyak air. Penderita yang mengalami
dehidrasi, berat badan menurun, serta kulit dan membrane mukosa jadi kering.
Karena meminum banyak air untuk mempertahankan hidrasi tubuh, penderita akan
mengeluh perut terasa penuh dan anoreksia. Rasa haus dan BAK akan berlangsung
terus pada malam hari sehingga penderita akan merasa terganggu tidurnya karena
D. Manifestasi Klinis
a) Gejala utama: poliuria (banyak kencing) dan polidipsi (banyak minum). Jumlah
cairan yang diminum maupun produksi urin per 24 jam sangat banyak. Produksi
urin sangat encer dengan jumlah sekitar 4-30 liter/hari, dengan berat jenis urin
biasanya sangat rendah, berkisar antara 1001 1005 atau 50 200 mOsmol/kg berat
badan. Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa
32
minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini tidak terpenuhi,
maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah
b) Penderita terus berkemih dalam jumlah yang sangat banyak, terutama di malam
hari. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejala-gejala lain
kecuali jika ada penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan pada
c) Pada bayi yang diberikan minum seperti biasa akan tampak kegelisahan yang
tidak berhenti, sampai timbul dehidrasi, panas tinggi, dan terkadang sampai syok.
d) Gejala lain:
- Nocturia
- Kelelahan
- Hipotensi
- Gangguan emosional
- Enuresis
- Kulit kering
- Anoreksia
- Gangguan pertumbuhan
E. Pemeriksaan Penunjang
Selain dari wawancara dan pemeriksaan fisik, diagnosis diabetes insipidus juga
33
urine 24 jam untuk menentukan volume urine. Konsentrasi serum elektrolit dan
F. Penatalaksanaan Medis
menyerupai ADH. Obat obatan yang paing sering digunakan adalah vasopresin atau
obat semprot hidung (secara nasal spray) beberapa kali sehari untuk
diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang
merupakan obat piihan utama untuk DIN. Selain terapi hormone pengganti dapat
juga dipakai terapi adjuvant yang secara fisiologis mengatur keseimbangan air
dengan cara :
c. Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada tubulus ginjal.
a. Diuretic Tiazid
b. Klorpopamid
c. Kofibrat
d. Karbamazepin
34
G. Komplikasi
1. Dehidrasi berat dapat terjadi apabila jumah air yang diminum tidak adekuat.
dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur dan dapat terjadi gagal
natrium, kalium dan tubuh keseimbangan cairan dalam menjaga kalsium - yang
• Sakit kepala
• Kelelahan
• Lekas marah
• Otot sakit
3. Intoksikasi air
35
Kesimpulan
dengan haus teramat sangat dan buang air kecil yang teramat sering.
Saran
1. Mencukupi asupan cairan dengan minum air putih minimal 2,5 liter per hari.
2. Mengurangi asupan garam dan protein sesuai saran dokter.
3. Mencuci tangan secara rutin dan mengonsumsi makanan yang matang untuk
menghindari diare.
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Joanne., dan Bulecheck, Gloria N. 2004. Klasifikasi Intervensi
Keperawatan (NIC), edisi 4. Missouri:Mosby
Herdman, T. Heather. 2011, NANDA International Diagnosa Keperawatan
36