Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme (MO) dalam urin1.Yang mana pada dasarnya infeksi ini dimulai dari infeksi
pada saluran kemih (ISK) yang dapatmenyebabkan inflamasi pada organ padat seperti
testis,epididimis,prostat dan ginjal yang manifestasi klinisnya pada umumnya lebih berat.
Inflamasi pada organ berongga mengenai buli-buli,ureter dan uretra yang biasanya ditunjukkan
dengan rasa nyeri dan keluhan klinis yang lumayan berat 3.Infeksi ini paling sering dijumpai
kedua setelah infeksi saluran nafas. ISK dapat disebabkan oleh bakteri gram negatif
misalnya Escherichia coli, Klebsiella spp., Proteus spp., Enterobacter spp., Pseudomonas
aeruginosa, dan Acinetobacter spp.,. Bakteri gram positif yang menyebabkan ISK contohnya
Staphylococcus spp dengan test koagulosa negatif. Dan juga terdapat mikroorganisme lain yang
dapat menyebabkan ISK meskipun sangat jarang seperti Jamur, klamidia, parasite, virus dan
mikobakteria. Menurut penelitian yang pernah dilakukan, ISK sebagian besar disebabkan oleh
bakteri gram negatif, terutama Escherichia coli2.
Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme (MO) murni lebihh
dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Keadaan bakteriuria bisa simtomatik
maupun asimtomatik1. Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari segala usia,menurut
data WHO 2013 insiden ISK terjadi sebanyak 8,3 jt per tahun. Sedangkan di Indonesia sendiri
jumlah penduduk yang diperkirakan menderita ISK ada sebanyak 222 jt orang 4.Pada masa
neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi
daripada bayi perempuan (0,7%) dengan 65% sampai 90% diakibatkan oleh bakteri E.coli.
Seiring bertambahnya usia insiden ISK pada wanita meningkat 3,3%-5,8%. dibanding laki-laki 3.
Di Indonesia sendiri masih sangat sulit mencari prevalensi ISK yang diakibatkan oleh bakteri non
E.coli dikarenakan kurangnya penelitian dan minimnya laporan, sehingga dengan penelitian saya
yang berjudul Penelitian saya yang berjudul Prevalensi Bakteri Non E.coli Sebagai Penyebab
Infeksi Saluran Kemih di Komunitas diharapkan dapat membantu pendataan angka kejadian
infeksi saluran kemih oleh bakteri non E.coli.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berapa besar prevalensi bakteri non E.coli sebagai penyebab infeksi saluran kemih di
komunitas?

1.3 HIPOTESIS PENELITIAN

10% sampai 40% kejadian infeksi saluran kemih diakibatkan oleh bakteri non E.coli.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi prevalensi bakteri non E.coli sebagai penyebab
infeksi saluran kemih di komunitas.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian in diharapkan berguna untuk :

1.5.1 Penelitian

Diharapkan dapat membantu pendataan angka kejadian infeksi saluran kemih oleh bakteri
non E.coli.

1.5.2 Pendidikan

Menambah wawasan baik untuk penulis dan pembaca serta untuk meningkatkan pemahaman
mengenai uropatogen non E.coli.

1.5.3 Peneliti lain

Hasil dari penelitian yang kami lakukan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengetahuan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


1.1.1. Pengertian Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme (biasanya bakteri) pada saluran
kemih. Pada dasarnya infeksi ini dimulai dari infeksi pada saluran kemih (ISK) yang
kemudian menjalar ke organ genitalia bahkan sampai ke ginjal.Infeksi itu sendiri
mengakibatkan reaksi inflamasi sel urotelium yang melapisi saluran kemih.Infeksi akut
pada organ padat seperti testis,epididimis,prostat dan ginjal biasanya klinisnya lebih
berat dibanding yang mengenai organ berongga seperti buli-buli,ureter dan uretra. Hal
itu ditunjukkan dengan keluhan nyeri dan keadaan klinis lainnya3.
Seseorang dikatakan bakteriuria bermakna jika ditemukan pertumbuhan
mikroorganisme(MO) murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada
pengambilan urine porsi tengah,sedangkan pada pengambilan urine melalu aspirasi
suprapubik dikatakan bakteriuria bermakna jika didapatkan >10 3 cfu per ml. Apabila
seseorang dengan gejala klinis dengan bakteriuria bermakna dikatakan sebagai
bakteriuria bermakna simtomatik. Dan apabila tanpa disertai gejala dikatakan sebagai
bakteriuria asimtomatik. Namun banyak keadaan yang menyebabkan negatif palsu pada
pasien dengan presentasi klinis seperti terapi antimikroba,minum banyak,waktu
pengambilan sampel tidak tepat,terapi diuretika dan peranan bakteriofag 1.

1.1.2 Klasifikasi
ISK tergolongkan sebagai ISK complicated dan ISK uncomplicated.ISK complicated
yaitu infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien dengan kelainan struktur anatomi saluran
kemih atau adanya penyakit sistemik sehingga menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotik
Menurut lokasi terjadinya ISK diklasifikasikan sebagai pielonefritis akut dan sisititis akut.ISK
uncomplicated adalah infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih. Berdasarkan lokasi terjadinya ISK dibedakan lagi menjadi.

3
1. Pielonefritis akut

Merupakan rekasi inflamasi akut akibat infeksi yang terjadi pada pielum dan parenkim
ginjal.Infeksi berasal dari saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter.
Gambaran klasik dari pielonefritis akut berupa demam tinggi,disertai dengan menggigil,nyeri
di daerah perut dan pinggang disertai mual dan muntah.Terkadang juga disertai dengan
disuri,meningkatnya frekuensi berkemih. Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan nyeri
pinggang,ileus paralitik.Dalam pemeriksaan darah ditunjukkan dengan leukositosis,LED
meningkat.Hasil urinalisis dapat berupa bakteriuria dengan jumlah >10 4 cfu/ml dari urin porsi
tengah pada ISK akut uncomplicated ,piuria dengan >10 leukosit per mm 3 atau >5
leukosit/LPB. Pemeriksaan foto polos terlihat kekaburan pada otot psoas dan mungkin
terdapat bayangan radio-opak dari batu saluran kemih.Pada pemeriksaan IVU terdapat
bayangan ginjal yang membesar.

2. Sistitis akut

Merupakan inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang diakibatkan infeksi bakteri.Sistitis
akut mudah terjadi jika pertahanan lokal tubuh menurun,seperti pada keadaan diabetes
mellitus atau trauma lokal minor seperti saat senggama. Wanita lebih sering mengalami
sistitis dibanding pria dikarenakan uretra wanita lebih pendek. Pada laki-laki getah cairan
prostat mempunyai sifat bakterisidal yang dapat merusak struktur kuman penyebab
infeksi saluran kemih. Faktor predisposisi lain yang menyebabkan sistitis akut antara lain
infeksi akibat bahan kimia seperti detergent yang dicampurkan dalam air untuk rendam
duduk,deodorant yang disemprot kan pada vulva atau obat-obatan yang dimasukkan
intravesika untuk terapi kanker buli-buli(siklofosamid).Gejala klinis berupa frekuensi urin
yang meningkat diakibatkan meningkatnya hipersensitifitas buli-buli ketika terisi
urin,perasaan nyeri di daerah suprapubik akibat kontraksi berlebihan dari buli-buli,
eritema mukosa buli-buli mudah berdarah dan menyebabkan hematuria.pada pemeriksaan
urine menunjukkan urine berwarna keruh,berbau dan pada urinalisis didapatkan
puiria,hematuria dan bakteriuria dengan jumalh >103 cfu/ml dari urin porsi tengah pada
ISK akut uncomplicated3.

4
1.1.3 Etiologi

Spektrum dari agen penyebab ISK uncomplicated pada saluran kemih atas dan bawah kurang
lebih sama,bakteri E.coli sebagai penyebab tersering dengan kisaran 70-95% dari kasus yang
terjadi, penyebab tersering kedua adalah S.saprophyticus dengan kisaran 5-19% dari kasus ISK.
Bakteri gram negative lain yang juga sering menyebabkan ISK adalah Enterobakteria seperti
Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa.

a. Proteus sp.
Proterus sp. Merupakan 29 persen penyumbang infeksi nosokomial di Amerika,yang
mana bertanggung jawab dalam 46 persen kasus infeksi saluran kemih. Gram
negative, tidak memiliki spora, dan bergerak menggunakan flagel peritrik, dan
berukuran 0,5 µm x 3,0 µm. spesies yang menyebabkan infeksi saluran kemih adalah
Proteus mirabilis. Spesies proteus ini memproduksi urease yang mengubah urea
menjadi ammonia sehingga pH urin menjadi alkali dan mengakibatkan pengendapan
senyawa magnesium fosfat dan kalsium fosfat ,yang mengarah ke pembentukan
struvite dan batu apatite pada saluran kencing. Kalkuli dari proteus sp bekerja sebagai
benda asing dan mendukung terjadinya infeksi. Gerakan spontan proteus dapat
berpengaruh terhadap invasi system saluran kemih. Proteus sp. Dapat di isolasi di
media mac conkey agar dan nutrient agar.Pada uji biokimia proteus sp menunjukkan
hasil positif pada uji motilitas,uji urease dan uji H2S.Hasil negatif pada uji
laktosa.Pada spesies P.mirabilis memberi hasil negatif pada uji indole,sedangkan pada
spesies P.vulgaris memberi hasil positif pada uji indol8.

b. Pseudomonas sp.
Pseudomonas merupakan bakteri Gram negative dengan ukuran 0,5-1,0 µm x 3,0-4,0
µm. Pseudomonas bersifar aerob obligat dan hidup tersebar di tanah, air, tanaman, dan
binatang. Pseudomonas bergerak dengan flagel polar 2 atau 3. Pseudomonas mudah
tumbuh pada berbagai media dengan membentuk koloni S.Biasanya untuk isolasi

5
pseudomonas sp. Sendiri menggunakan endo agar dan agar darah,dia akan
membentuk pigmen hijau yaitu pyosianin dan fluorescen yang larut dalam media.
Untuk uji biokimianya dia tidak meragi karbohidrat,test katalase positif7.

c. Klebsiella sp
Klebsiella merupakan bakteri oportunistik yang berperan sebagai penyebab tersering
bakterimia di beberapa pusat kesehatan.infeksi klebsiella umumnya terjadi karena
pengguanaan kateter,pemakaian intravena,trakeotomi dan komplikasi luka
bakar.klebsiella merupakan bakteri enteric dengan bentuk batang pendek yang
memiliki ukuran 0,5 µm x 3,0 µm, bersifat Gram negative, pada uji biokimia
menunjukkan hasil positif pada uji laktosa dan uji urease.Pada uji motilitas dan uji
H2S menunjukkan hasil negatif, tidak memiliki spora, dapat meragi glukosa menjadi
asam tanpa disertai pembentukan gas,mereduksi asam nitrat menjadi nitrir,memiliki
kapsul sakarida yang besar. Dengan adanya polisakarida ekstraseluler, spesies
klebsiella tersebut cenderung akan membentuk batu dan akan lebih sering ditemukan
pada pasien dengan batu saluran kemih.Spesies K.pneumonia memberi hasil negatif
pada uji indole dan spesies K.oxytoca memberi hasil positif pada uji indole.Pada
isolasi di media agar coklat akan memperlihatkan hemolisis tipe beta8.
d. Staphylococcus epidermidis
Merupakan flora normal pada tubuh manusia yang bersifat oportunistik yaitu bakteri
yang menyerang saat imun seseorang sedang turun,dia merupakan patogen utama
infeksi nosokomial tapi bisa juga ditemukan di saluran kemih. Karakteristiknya
berupa bakteri gram positif,koagulosa negatif,katalase positif. Merupakan bakteri
aerob atau anaerob fakultatif.Tidak membentuk spora dan tidak bergerak dan
koloninya berwarna putih6.
e. Staphylococcus aureus
Bakteri gram positif berbentuk bulat,tersusun dalam kelompokan yang tidak teratur
seperti buah anggur.Merupakan bakteri fakultatif aerob,tidak membentuk spora dan
tidak bergerak. Pada test katalase memberikan hasil positif,koagulosa positif.Isolasi di
mannitol salt agar membentuk koloni berwarna kuning keemasan6.

6
Gambar 1. Etiologi ISK

1.1.4 Pengambilan sample urin

Spesimen diambil dengan tekhnik urin porsi tengah yang sebelumnya diambil secara
bersih, yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi. Untuk beberapa
pemeriksaan, urin yang digunakan harus berasal dari urin pertama pagi hari yang didapatkan
segera setelah bangun tidur. Tahapan pengambilan sampel urin pancar tengah yaitu sebagai
berikut:

- Cuci labia atau penis dan perineum dengan air dan sabun.

- Duduk atau jongkok di toilet dengan posisi kaki mengangkang, kemudian buka labia
dengan dua jari(pada wanita).

- Gunakan kasa, kapas, atau tisu yang sudah dibasahi dengan air steril atau desinfeksi
tingkat tinggi(DTT) untuk membersihkan daerah sekitar orifisium uretra dan bagian

7
dalam labia(pada wanita). Kasa/kapas/tisu diusapkan satu kali saja dari arah orifisium kea
rah vagina(pada perempuan) atau melingkari sekitar orifisium penis(pada laki laki).

- Keluarkan sedikit kemih tanpa ditampung kemudian tahan sesaat sebelum melanjutkan
berkemih lalu masukkan kemih kedalam wadah tamping urin yang diletakkan sedekat
mungkin dari uretra dan diusahakan tanpa menyentuh daerah genital.

- Setelah wadah terisi, sisihkan wadah dan lanjutkan berkemih.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kategorik dengan menggunakan desain cross
sectional untuk mengetahui prevalensi bakteri non E.coli sebagai penyebab infeksi
saluran kemih pada semua warga wanita dan pria dengan usia diatas 18 tahun atau sudah
menikah,dan tidak sedang hamil yang datang ke puskesmas atau klinik umum
1.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Maret 2018
Tempat :Puskesmas atau klinik umum

1.3. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi : Semua warga wanita dan pria dengan usia diatas 18 tahun

Populasi terjangkau : Semua warga wanita dan pria dengan usia diatas 18 tahun di
Ciputat dan Pamulang

Sampel : Semua warga wanita dan pria dengan usia diatas 18 tahun
atau sudah menikah,dan tidak sedang hamil yang datang ke puskesmas atau klinik umum

1.4. Jumlah Sampel Penelitian15


Sampel minimal yang diperlukan adalah 30 orang.

1.5. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian


Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah total sampling,
yakni memasukkan semua subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian yang ada di
puskesmas atau klinik umum

9
1.6. Kriteria Sampel Penelitian
1.6.1. Kriteria inklusi:
Semua warga wanita dan pria dengan usia diatas 18 tahun atau sudah menikah,dan tidak
sedang hamil yang datang ke puskesmas atau klinik umum
1.6.2. Kriteria eksklusi:
warga dengan usia dibawah 18 tahun, belum menikah dan wanita hamil.
1.7. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pot urine
2. Pewarna Gram
3. Object glass
4. Agar darah dan Mc. Conkey
5. Uji identifikasi API
1.8. Alur Kerja Penelitian

Persiapan penelitian

Perizinan ke puskesmas atau klinik


umum

Berdiskusi dengan
penanggung jawab
puskesmas atau klinik umum

Melakukan asesmen dan


wawancara mengenai faktor
risiko klinis ISK

1. Usia diatas 18 tahun


Melakukan pengambilan atau sudah menikah
specimen urin 2. Tidak sedang hamil

10
Penyajian dan analisa data

1. Kemungkinan Bakteri non Penghitungan data masing-masing


E.coli (%) sampel dengan pewarnaan Gram
dan Kultur urin di agar darah dan
MacConkeyagar

Bakteri yang tumbuh


diidentifikasi dengan Vitex (di
lab mikro UI)

1.9. Cara Kerja Penelitian


1. Melakukan persiapan penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mengurus perizinan melakukan penelitian di Melakukan diskusi dengan penanggung
jawab puskesmas atau klinik umum
3. Melakukan pendataan jumlah warga wanita dan pria
4. Melakukan pengambilan specimen urin.
5. Melakukan pewarnaan Gram dan Kultur urin.
6. Menguji bakteri yang tumbuh dengan Vitex (di lab mikro UI)
7. Melakukan perekapan data dan perhitungan masing-masing data responden
8. Menyajikan dan menganalisa data dengan menggunakan program SPSS 22

1.10. Identifikasi Variabel


1.10.1. Variabel terikat (dependen)

11
Kejadian Infeksi Saluran Kemih.
1.10.2. Variabel bebas (independen)
Nilai hasil frekuensi dan persentase dilihat dari data responden dan hasil pewarnaan
Gram dan kultur urin.

1.11. Rencana Manajemen Data


1.11.1. Pengolahan data
1. Coding, yaitu data diberi kode sesuai dengan kriteria masing-masing
2. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam program computer
3. Editing, yaitu meliputi kelengkapan jawaban dan tulisan yang jelas

1.11.2. Analisis data


Melakukan analisis dengan statistika deskriptif untuk mengetahui proporsi dari
data yang dianalisis.

12
Daftar Pustaka

1. Enday sukandar., Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa, dalam Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta, Balai Penerbit FKUI Edisi VI.2014
2. BMJ Publishing group.Urinary tractinfection caused by bacteria other than Escherichia
coli.Arch Dis Child.2006 Feb;91(2):168
3. Purnomo B. Dasar-dasar urologi.Jakarta,Sagung seto Edisi III.2014
4. Darsono,et.al.,Gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih
(ISK) di wilayah kerja puskesmas pekauman Banjarmasin.Dinamika kesehatan,Vol NO. 1
Juli 2016
5. K.G. Naber, M.C. Bishop, T.E. Bjerklund-Johansen et al.The management of urinary and
male genital tract infections.European Association of Urology,2006.
6. Foster T.Staphylococcus.In:Baron S,editor,Medical Microbiology.4th edition.Galveston
(TX):University of Texas Medical Branch at Galveston;1996.Chapter 12.
7. Iglewski BH.Pseudomonas.In:Baron S,editor,Medical Microbiology.4th edition.Galveston
(TX):University of Texas Medical Branch at Galveston;1996.Chapter 27.
8. Guentzel MN.Escherichia,Klebsiella,Enterobacter,Serratia,Citrobacter,and Proteus.
In:Baron S,editor,Medical Microbiology.4th edition.Galveston (TX):University of Texas
Medical Branch at Galveston;1996.Chapter 26

13

Anda mungkin juga menyukai