CYSTITIS
DISUSUN OLEH:
Andi Chaerunnisa
111 2018 2025
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Erlin Syahril, Sp.Rad
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan dianggap telah memenuhi syarat Tugas Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Profesi Dokter dalam disiplin ilmu Radiologi pada,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 1
DAFTAR ISI... .................................................................................................... .2
BAB I. PENDAHULUAN. ................................................................................. .3
Latar Belakang .......................................................................................... .3
BAB II. Tinjauan Pustaka. .................................................................................. .6
A. Definisi. ............................................................................................... .6
B. Etiologi…………………………………………………………………6
C. Patogenesis .......................................................................................... .7
D. Gejala Klinik ....................................................................................... .8
E. Diagnosis ............................................................................................. .9
F. Klasifikasi Gambaran Metastasis……………………………………...10
G. Penatalaksanaan. ............................................................................... ...14
H. Pencegahan ……………………………………………………………16
I. Diferensial Diagnosis………………………………………………….17
LAPORAN KASUS……………………………………………………………...19
BAB III. Kesimpulan ............................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (SK) adalah infeksi yang terjadi pada sistim saluran
kemih, mulai dari meatus uretra sampai ke grnjal. Susunan anatominya meliputi
uretra, kandung kemih, ur€ter, pelvis renalis, dan parenkim ginjal. Organ lain
epididimis dan juga fasia perirenal.l Akan tetapi menurut Bishop batasan dari ISK
modern untuk mendeteksi fragmen bakteri dalam jaringan atau biofilm adheren
dari kuman meskipun koloni kuman dalam urin tidak bermakna (signifikan).1
mengenai seluruh usia dan jenis kelamin. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa
penderita ISK tiap tahun lebih dari 7 1uta, termasuk 2 juta diantaranya mengalami
cystitis. trbih kurang seperlimanya mendatangi instalasi gawat darurat dan satu
dari lima wanita pernah mengalami ISK selama hidupnya. Prevalensi ISK pada
wanita berbanding 30:1 dengan pria dan sekitar 50 % dari mereka akan
Infeksi dipengaruhi oleh interaksi antara kuman dan host. Pada manula
(ederly), ISK menjadi masalah yang sangat sulit. Diagnostik, pencegahan dan
4
Infeksi saluran kemih ISK tipe sedarhana {uncomplicated type} jarang
ginjal kronik (IGK) yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (GGT).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi dinding VU. Saat
berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus
hipertrofi otot detrusor. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi
otot dinding . 5
B. ETIOLOGI
virus, dan jamur. Penyebab ISK paling sering adalah bakteri Escherichia coli.
Bakteri lain yang juga menyebabkan ISK adalah Enterobacter sp, Proteus
6
sebagai penyebab ISK pada pasien dengan imunokompromais. Infeksi
C. PATOGENESIS
peredaran darah.
banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri
dalam urin dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari
uretra. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat
7
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang
berfungsi sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri
epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik
ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi
bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang
terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria,
akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali
(frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema,
D. GEJALA KLINIK
Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu
nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan
ngompol. Gejala infeksi saluran kemih bagian atas biasanya panas tinggi,
sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah
berdasarkan gejala klinis saja. Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur
8
berbau/berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri
perut/pinggang.
E. DIAGNOSIS
Menurut Saputra (2010) diagnosis yang biasa dilakukan dalam praktek klinis
antara lain:
(diindikasikan untuk pria yang menderita ISK dan wanita yang mengalami
ISK berulang).
9
F. KLASIFIKASI GAMBARAN CYSTITIS
dari gas rektal yang lebih posterior. Gas intraluminal akan dipandang
sebagai tingkat cairan gas yang berubah dengan posisi pasien, dan, ketika
memiliki batu bulat atau penampilan "manik kalung". Hal ini diduga untuk
10
Gambar 2. Foto Polos X-Ray
11
2. CT- SCAN
12
3. Ultrasonografi
13
RIM lucency gas menguraikan dinding kandung kemih
G. PENATALAKSANAAN
Karena risiko infeksi menyebar ke ginjal dan karena tingkat komplikasi tinggi
pada populasi tua dan pada penderita diabetes, pengobatan yang cepat hampir
selalu disarankan. Hal ini disarankan untuk menghindari penetrasi vagina sampai
14
1. Obat
bahwa antibiotik, sekali dimulai, akan selesai. Cystitis juga bisa diobati dengan
Nitrofurantoin
Trimetoprim-sulfametoksazol
Amoksisilin
Sefalosporin
Doksisiklin
bakteri. Mereka mungkin diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Profilaksis
mereda.
terkait dengan cystitis. Ada beberapa bukti bahwa membuat urin lebih asam basa
baik (misalnya dengan asam askorbat) atau lebih dapat menenangkan rasa sakit
15
usus, membantu bakteri jelas dari saluran kemih. Tindak lanjut mungkin termasuk
budaya urin untuk memastikan bahwa bakteri tidak lagi hadir dalam kandung
kemih.
H. PENCEGAHAN
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan
untuk menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera
Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan
bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapat
saluran kemih.
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat
cystitis dan merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak
16
I. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Trauma
17
Gambar 10. Pecahnya kandung kemih, Extraperitoneal. Satu gambar dari
IVU menunjukkan kepadatan berbentuk api yang berdekatan dengan
dinding lateral kanan kandung kemih yang mewakili ekstra-peritoneal
kontras dari pecah kandung kemih. 7
18
LAPORAN KASUS
Klinis : Dysuria
ANAMNESIS
KU : Nyeri Perut bawah
AT :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 2 minggu dan
memberat sejak 3 hari belakangan . Keluhan disertai dengan demam (+) Nyeri ulu
hati (-) mual (-) muntah (-). Riwayat prnyakit yang sama (-). Riwayat pengobatan
(-) Riwayat keluarga (-). Faktor lingkungan asap rokok (+). Merokok (-). BAB
biasa, BAK nyeri .
Riwayat penyakit sebelumnya : ada
Riwayat keluhan yang sama : tidak ada
Riwayat hipertensi : tidak ada
Riwayat DM : tidak ada
Riwayat keluarga : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Status generalis : Sakit Sedang/Gizi baik/Compos mentis GCS 15 (E4V5M6)
Status gizi : BB = 59 kg
TB = 163 cm
𝐵𝐵
Status Gizi =𝑇𝐵2= 59 / 1.63 x 1,63 = 22,69 kg/m2=>Normal
19
Status vitalis : Tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 88x/menit,
pernafasan 25x/menit tipe :Thoraco-abdominal, suhu 37,0oC,
axilla
Kepala : Normocephal, rambut hitam sukar dicabut, konjugtiva anemis (-
/-), sklera icterus(-/-), edema palpebra(-/-), pupil bulat isokor
(2,5mm/2.5mm), hidung sekret (-/-), darah (-/-), deviasi
septum(-), telinga normotia, sekret (-/-), darah (-/-), bibir tidak
sianosis, stomatitis(-)
Leher : Tidak hiperemis faring, Tonsil (T1/T1), tidak ada massa tumor,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi
trakea, tidak ada pembesaran tiroid .
Thorax (Depan) :
I : Normochest, pengembangan dada simetris kiri dan kanan, tampak retraksi
dada, tidak tampak jejas,
P : Nyeri tekan(-), massa tumor(-), krepitasi(-), vocal fremitus kiri (N) kanan
(menurun)
P : Sonor, batas paru hepar ICS V anterior dextra, batas paru belakang ICS IX
posterior dextra.
A : Bunyi pernafasan bronkhial, bunyi tambahan : Wheezing (-/-) Ronkhi (-/-)
Thorax (Belakang) :
I : Normochest, pengembangan dada simetris kiri dan kanan.
P : Nyeri tekan (-) massa tumor(-), krepitasi(-),
P : Sonor
A : Bunyi pernafasan bronkhial, bunyi tambahan : Wheezing (-/-) Ronkhi (-/-)
20
Jantung :
I : Ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
P : Batas atas jantung kanan = ICS II linea parasternalis dextra, batas jantung
atas kiri = ICS II linea parasternalis sinistra, batas jantung bawah kiri = ICS
IV linea midclavicularis sinistra
A : Bunyi jantung I/II murni reguler ,bising (-)
Abdomen :
I : Cekung, mengikuti gerak nafas
A : Peristaltik usus kesan normal, bising usus (-)
P : Nyeri tekan suprapubik (+), massa tumor (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
P : Tympani, ascites (-)
Ekstremitas : dalam batas normal
Lain-lain :(-)
21
PENUNJANG
Laboratorium Darah Rutin
DARAH
HASIL NILAI RUJUKAN
LENGKAP
WBC 11,2 [103/uL] 4,0 – 9,0
LYMPH 2,2 [103/uL] (19,3 %) 0,4 – 4,4 (11 % – 49 %)
MONO 0,8 [103/uL] (7,2 %) 0,0 – 0,8 (0 % – 9 %)
GRA 0,8 [103/uL] (73,5 %) 0,8 – 1,7 (42 % – 85 %)
RBC 5,30 [106/uL] 3,80 – 5.30
HGB 13,3 [g/dL] 12,0 – 18,0
HCT 40,1 [%] 36,0 – 56,0
MCV 82 [um3 atau fL] 80,0 – 100,0
MCH 29,5 [pg] 27,0 – 32
MCHC 33,2 [g/dL] 32,0 – 36,0
RDW 15,1 [%] 11,5 – 16,5
PLT 331 [103/uL] 120 – 380
MPV 7,6 [um3 atau fL] 5,0 – 10,0
PCT 0,25 [%] 0,10 – 1,00
PDW 16,3 [fL] 12,0 – 18,0
22
USG Abdomen
23
Hasil Pemeriksaan :
echo batu
SOL (-)
Kesan :
Cystitis
TATALAKSANA
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam/iv
• Inj. Ranitidin 1amp/8j/iv
• Paracetamol 500mg/7jam/Oral
24
BAB III
KESIMPULAN
1. Infeksi saluran kemih (SK) adalah infeksi yang terjadi pada sistim saluran
kemih, mulai dari meatus uretra sampai ke grnjal .
4. Gejala klinis Cistitis yaitu nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering
kultur urin .
25
DAFTAR PUSTAKA
https://radiopaedia.org/articles/emphysematous-cystitis?lang=us
http://learningradiology.com/archives04/COW%20101-
Bladder%20Rupture/bladderrupturecorrect.htm
26
27
28