Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “GAGAL GINJAL KRONIK”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan
memberikan manfaat bagi setiap pihak terutama bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
3.4 Implementasi Keperawatan ...................................................................................................27
3.5 Evaluasi Keperawatan ...........................................................................................................29
BAB IV .........................................................................................................................................34
PENUTUPAN ................................................................................................................................34
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................34
4.2 Saran ......................................................................................................................................34
Daftar pustaka ..............................................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ureum dan kreatinin dalam plasma. Peningkatan kadar kreatinin plasma dari nilai dasar 0,6 mg/dl
menjadi 1,2 mg/dl, meskipun masih dalam rentang normal, sebetulnya hal ini merepresentasikan
adanya penurunan fungsi ginjal sebesar 50%.
Identifikasi faktor-faktor yang berkorelasi dengan tingkat progresifitas menuju gagal ginjal
kronik serta tindakan asuhan keperawatan yang mendukung dapat bermanfaat dalam penanganan
anak dengan gagal ginjal kronik yang ditujukan untuk mempertahankan kemampuan fungsional nefron
yang tersisa selama mungkin serta memacu pertumbuhan fisik yang maksimal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien anak dengan gagal ginjal kronik
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien anak dengan gagal gijal kronik
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien anak dengan gagal
gijal kronik
3. Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada klien anak dengan gagal gijal
kronik
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan hasil penelitian pada klien anak dengan gagal gijal
kronik
2
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan ini menggunakan meteode kepustakaan dengan cara membaca tentang penyakit dan
mengambil referensi dari internet.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
c. Manifestasi klinik
menurut Suyono (2009) adalah sebagai berikut:
1. Kardiovaskuler : Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis pitting edema
(kaki, tangan, sacrum), edema periorbital frictionrub pericardial, pembesaran vena leher.
2. Integumen : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik, pruritus,ekimosis, kuku tipis dan
rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. .Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, pernafasankussmaul.
4. Gastrointestinal : Nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia,mual,
muntah, konstipasi dan diare, perdarahan saluran cerna.
5. Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat kesadaran,disorientasi, kejang,
kelemahan pada tungkai, rasa panas padatelapak kaki, perubahan perilaku.
6. Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang,kelemahan pada tungkai Frakturtulang, Foot
drop.
7. Reproduktif : Amenore, Atrofi testekuler
d. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dantubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefronyang utuh hipertrofi dan
memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsiwalaupun dalam keadaan penurunan
GFR / daya saring.Metode adaptif ini memungkinkanginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron.
Beban bahan yang harus dilarutmenjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat
diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguritimbul disertai retensi produk sisa.Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasienmenjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsiginjal
telah hilang 80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatininclearance turun
sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnyadiekskresikan ke
dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia dan mempengaruhisetiap sistem tubuh. Semakin
banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik
setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).Klasifikasi gagal ginjal kronik dibagi menjadi 5
stadium :
1. Stadium 1, bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewatginjal secara
berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan hiperfiltrasi.Pasien akan mengalami
poliuria. Perubahan ini diyakini dapat menyebabkanglomerulusklerosis fokal, terdiri dari
penebalan difus matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai penebalan membran
basalin kapiler.
5
2. Stadium 2, insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, BloodUrea Nitrogen (
BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
3. Stadium 3, glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda khasstadium
ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi hipertensi.
4. Stadium 4, ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan hipertensihampir
selalu ditemui.
5. Stadium 5, adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin plasma
disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.
e. Patofisiologi
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi
ginjal yang bersifatmenahun, berlangsung progresif yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal
terminal. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik
pada ginjal yangditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari
atau beberapa minggudengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan
ginjal untuk mempertahankanhomeotasis tubuh.Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya
tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang
terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi. Struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi, yang
diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors.Hal ini mengakibatkan
terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus.
Proses adaptasi ini berlangsung singkat dan pada akhirya diikuti oleh proses maladaptasi berupa
sklerosis nefron yang masih tersisa.
Proses ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun penyakit dasarnya
sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut
memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut.Aktivasi
jangka panjang aksis renin-angiotansin-aldosteron, sebagian diperantarai oleh growth factor seperti
6
transforming growth factor.Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya
progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dan
dislipidemia.Terdapat variabilitas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis glomerulus
maupun tubulointerstitial.
Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada
keadaan mana LFG basal masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti,
akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea
dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan
(asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti, nokturia, badan lemah
mual nafsu makan kurang dan penurunan berat badan.Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien
memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah,
gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, muntah dan lain sebagainya.Pasien juga mudah
terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, maupun infeksi saluran cerna.
Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia, gangguan
keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala
dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan tetapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau tansplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan
sampai pada stadium gagal ginjal (Suwitra, 2006).
1. Fungsi Ekskresi
Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam
urat.Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.Menjaga keseimbangan asam basa.
2. Fungsi Endokrin
Berpartisipasi dalam eritropoesis.Menghasilkan eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel
darahmerah.Menghasilkan renin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.Merubah
vitamin D menjadi metabolit aktif yang membantu penyerapan kalsium.Memproduksi hormon
prostaglandin yang mempengaruhi pengaturan garam dan air serta tekanan vaskular.
7
f. Pathway
Reaksi antigen Arterio skerosis Tertimbun Retensi urin Batu besar &
antibody ginjal kasar
GFR turun
Nyeri pinggang hematuria
GGK
Anemia
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan penyakit ginjal kronis :
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin dapat ditemukan turun akibat anemia penyakit kronis yang terjadi pada penyakit
ginjal kronis.
2. Kadar Kreatinin Darah
Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengestimasi laju filtrasi glomerulus pada pasien. Laju
filtrasi glomerulus (LFG) dapat diestimasi menggunakan metode-metode berikut:
a. Metode Cockcrof-Gault untuk mengukur klirens kreatinin (creatinine clearance, CCr)[16]
- Cr={((140–usia) x berat badan)/(72xSCr)}
- Pada wanita, hasil dikali 0.85
- CCr = mL/menit
- Usia dalam tahun
- Berat badan dalam kilogram
- Scr = serum kreatinin dalam mg/dL
b. Metode modification of diet in renal disease (MDRD)[17]
c. LFG (mL/min/1.73 m²) = 175 × (Scr/88.4)-1.154 × (Age)-0.203 × (0.742 bila wanita)
d. Scr (kreatinin serum) dalam satuan µmol/L
e. Sebaiknya tidak digunakan pada estimasi LFG kurang dari 60 mL/min/1.73 m²
3. Elektrolit dan Analisa Gas Darah
Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan komplikasi berupa hiperkalemia dan metabolik
asidosis.Untuk itu diperlukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah. Pada analisa gas
darah, perhatikan kadar HCO3 dan pH untuk melihat ada tidaknya metabolik asidosis.
9
4. Urinalisis
Pada urinalisis, dapat ditemukan hematuria dan/atau proteinuria. Dapat juga ditemukan
mikroalbuminuria (30 – 300 mg/24 jam)
5. Ultrasonografi Ginjal
Pada pemeriksaan USG, dapat ditemukan ukuran ginjal yang mengecil, adanya obstruksi atau
hidronefrosis dan batu ginjal.
6. X-ray dengan Kontras
Foto polos intravenous pyelography dapat bermanfaat pada penyakit ginjal kronik yang dicurigai
terjadi akibat batu ginjal.Namun, dokter harus mempertimbangkan potensi toksisitas ginjal akibat
penggunaan kontras intravena tersebut.Kontras dikontraindikasikan pada pasien dengan laju
filtrasi glomerulus <60 mL/min/1.73 m2.Foto polos abdomen dapat bermanfaat untuk melihat
batu ginjal radioopak tetapi pemeriksaan ini bersifat tidak spesifik.
7. CT Scan dan MRI Abdomen
CT-scan abdomen dapat melihat batu saluran kemih, massa atau kista ginjal. Kontras intravena
dikontraindikasikan pada pasien dengan LFG < 60 mL/min/1.73 m2.MRI dapat melihat massa
ginjal dengan lebih jelas, misalnya pada karsinoma sel renal. Kontras dengan gadolinium tidak
direkomendasikan pada laju filtrasi glomerulus < 30 mL/min/1.73 m2.
8. Biopsi Renal
Biopsi renal umumnya diindikasikan jika diagnosis etiologi penyakit ginjal kronis tidak jelas.Biopsi
juga bermanfaat untuk memandu tata laksana penyakit ginjal kronis yang diakibatkan oleh
etiologi tertentu, misalnya lupus.
10
Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.d. Mempertahankan atau
mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
2) Obat-obatan
Diuretik untuk meningkatkan urinasi, alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia,anti
hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksiRBC
seperti apoetin alfa bila terjadi anemia.3.
3) Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pilihan bagi mayoritas pasien dengan panyakit
renaltahap akhir.Pasien memilih transplantasi ginjal dengan berbagai alasan, seperti
keinginanuntuk menghindari dialisis atau untuk memperbaiki perasaan sejahtera, dan
harapan untukhidup secara lebih normal. Selain itu, biaya transplantasi ginjal yang sukses
dibandingkandialisis adalah sepertiganya
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Mempertahankan keseimbangan cairanPenatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada
berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang
hilang, tekanan darah danstatus klinis pasien. Masukan dan haluaran oral dan parenteral dari urin,
drainase lambung,feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk
terapi penggantian cairan.
11
- Proteksi sfesifik
b. Pencegahan sekunder
- Diagnosis dini dan terapi tepat
c. Pencegahan tersier
- Pencegahan kecacatan
- Rehabilitasi
2.2 konsep asuhan keperawatan terkait dengan kasus (berbasis NANDA NIC NOC)
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian awal
a) Lakukan pengkajian fisik rutindengan perhatian khusus pada pengukuran parameter
pertumbuhan.
b) Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai disfungsi ginjal,perilaku makan,
frekuensi infeksi, tingkat energi.
c) Observasi adanya bukti-bukti manifestasi gagal ginjal kronik.
2. Pengkajianterus menerus
a) Dapatkan riwayat untuk gejala-gejala baru atau peningkatan gejala.
b) Lakukan pengkajian fisik dengan sering, dengan perhatian khusus padatekanan darah,
tanda edema, atau disfungsi neurologis
c) Kajirespons psikologis pada penyakit dan terapinya.
d) Bantu pada prosedur diagnostik dan pengujian (urinalisis, hitung darahlengkap, kimia
darah, biopsi ginjal).
3. Riwayat penyakit sekarang
Urine klien kurang dari biasanya kemudian wajah klien bengkak dan klienmuntah.
4. Riwayat penyakit dahulu
b. Diare hingga terjadi dehidrasi
c. Glomerulonefritis akut pasca streptokokus
d. Penyakit infeksi pada saluran kemih yang penyembuhannya tidak adekuat sehingga
menimbulkan obstruksi.
1. Activity Daily Life
a. Nutrisi: Nafsu makan menurun (anorexia), muntah
b. Eliminasi: Jumlah urine berkurang sampai 10 – 30 ml sehari (oliguri)
c. Aktivitas: Klien mengalami kelemahan
d. Istirahat tidur: Kesadaran menurun
2. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan Umum:BBmeningkat, TD dapat normal, meningkat atau berkurang tergantung
penyebab primer gagal ginjal.
3. Pemeriksaan Fisik:
12
a. Keadaan Umum:malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk,koma.
b. Kepala: Edema periorbital
c. Dada: Takikardi, edema pulmonal, terdengar suaranafastambahan.
d. Abdomen: Terdapat distensi abdomen karena asites.
e. Kulit: Pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh,rambut tipis dan kasar,
leukonikia, warna kulit abu-abu mengkilat,kulit kering bersisik.
f. Mulut:Lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi danperdarahan pada mulut
g. Mata: Mata merah.
h. Kardiovaskuler:Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung,pericarditis, pitting edema,
edema periorbital, pembesaran vena jugularis, friction rubperikardial.
i. Respiratori: Hiperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura,krekels, napas dangkal,
kussmaul, sputum kental dan liat.
j. Gastrointestinal:Anoreksia, nausea, gastritis, konstipasi/diare,vomitus, perdarahan saluran
pencernaan.
k. Muskuloskeletal:Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang, foot drop,
hiperparatiroidisme, defisiensi vitaminD, gout.
l. Genitourinari: amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi,infertilitas, nokturia,
poliuri, oliguri, haus, proteinuria,
m. Neurologi: Kelemahan dan keletihan,konfusi, disorientasi, kejang,kelemahan pada
tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
n. Hematologi:Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera sekunder berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sisa.
2. Kelebihan volume cairanberhubungan dengan gagalnya mekanismeregulasi ginjal.
3. Perubahan nutrisi berhubungan dengan pembatasan diet.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, kerusakanpertumbuhan dan
persepsitentang menjadi “berbeda”.
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderitapenyakit kronis.
C. Intervensi Keperawatan
1. DX1:Resiko tinggi cederasekunderberhubungandengan akumulasi elektrolit dan produk sisa.
Tujuan:klien mempertahankan kadar elektrolit mendekati – normal.
Hasil yang diharapkan:Anak tidak menunjukkan bukti akumulasi produk sisa.
Intervensi Keperawatan:
b. Bantu pada dialysis ,Rasional:untuk mempertahankan fungsi ekskretori.
c. Berikan Kayexalate sesuai ketentuan ,Rasional:menurunkan kadar kalium serum.
d. Berikan diet rendah protein, kalium, natrium, dan fosfor.Rasional:menurunkan kebutuhan
ekskretori pada ginjal.
13
e. Observasi adanya bukti produk sisa yang terakumulasi,hiperkalemia,
hiperfosfatemia,uremia,Rasional: untukmenjamin pengobatan yang segera.
1. DX 2: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagalnya mekanisme regulasi ginjal.
Tujuan 1 : klien mempertahankan volume cairan yang tepat.
Hasilyang diharapkan:Anak tidak menunujukkan bukti-bukti atau komplikasi cairan
yangterakumulasi di antara waktu dialisis.
Intervensi Keperawatan:
a. Bantu dengan dialysisRasional : mempertahankan fungsi ekskretori.
b. Pantau kemajuan Rasional : mengkaji keadekuatan terapi dan mendeteksi kemungkinan
komplikasi.
Tujuan 2 : klien mempertahankan volume cairan yang tepat melaluipengaturan masukan
cairan.Hasil yang diharapkan: Anak tidak menunjukkan bukti-bukti penambahan cairan.
Intervensi Keperawatan:
a. Berikan cairanoral sesuai kebutuhan.Rasional: mencegah terjadinya kelebihan cairan
berulang
b. Melakukan strategipemberian cairan.Rasional:mencegah masukan yang tidak diinginkan.
c. Tinjau ulang pembatasan cairan setiap hari dengan orang tua dan anak.Rasional:mendorong
kerja sama dalam melakukan intervensi
d. Anjurkan cara untuk membagi volume cairan total ke dalam jumlah kecil untuk diberikan
selama sehari penuh.Rasional: orang tua mengerti pentingnya memenuhi kebutuhan cairan
secara tepat pada anaknya
e. Mempertahankan kelembaban mulut dengan cara-cara lain, seperti permen keras, es batu,
sprei embun lembut dari air dingin.Rasional:untuk mencegah perasaan kering.
2. DX3: Perubahan nutrisi berhubungan dengan pembatasan diet.
Tujuan: klien mengkonsumsi diet yang tepat
Hasil yang diharapkan: kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Intervensi Keperawatan:
a. Berikan instruksi diet untuk makanan yang menurunkan kebutuhan ekskretorius pada ginjal
dan berikan kalori yang cukup serta protein. Rasional: kalori dan protein berfungsi untuk
pertumbuhan klien
b. Batasi protein, fosfor, garam, dan kalium sesuai ketentuan.Rasional: natrium dapat
menyebabkan retensi cairan
c. Dorong makanan tinggi kalsium.Rasional:untuk mencegah demineralisasi tulang.
d. Anjurkan makanan yang kaya asam folat dan besi.Rasional: mencegah anemia,karena
anemia adalah komplikasi darigagal ginjal kronis.
e. Atur pertemuan ahli diet ginjal dengan keluarga untuk membahas makanan yang diijinkan dan
membantu dalam perencanaan diet.Rasional:keluarga memahami kebutuhan diet anak.
14
f. Bantu klien hemodialisis dalam mengisi permintaan menu makanan rasional: makanan untuk
dimakan pada saat dialisisd.
3. DX 4: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, kerusakan pertumbuhan dan
persepsi tentang menjadi “berbeda”.
Tujuan: klien mengembangkan harga diri positif dan memahami penyakit.
Hasil yang diharapkan:
1). Anak menunjukkan pemahaman tentang gagal ginjal kronis dan mematuhi terapi.
2). Anak menunjukkan tanda-tanda harga diri positif.
Intervensi Keperawatan:
a. Berikan pendidikan tentang gagal ginjal kronis. Termasuk penatalaksanaan, pengobatan, dan
hasil jangka panjang.Rasional: informasi yang akurat dapat menungkatkan pemahaman
pasien tentang penyakit yang diderita
b. Dorong kemandirian anak dalam perawatan dan penatalaksanaan gagal ginjal kronis.
Rasional:kemandirian membantu anak mengembangkan harga diripositif.
c. Ijinkan anak untuk berpartisipasi dalam prosedur dialisis.Rasional: anak kooperatif saat
dilakukan dialysis, Ijinkan anak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan
bilatepat.Rasional: anak merasa dihargai
d. Tingkatkan harga diri pada anak gagal ginjal kronis.Rasional: anak menjadi percaya diri dan
tidak minder
e. Atur kelompok pendukung klien atau berikan konseling sesuai kebutuhan. Rasional: dkungan
akan membuat pasien memiliki penguatan yangpositif
f. Berikan penguatan positif selama prosedur dialisis dan kunjungan tindak lanjut. Rasional:
pasien memiliki harapan tinggi untuk sembuh.
4. DX 5: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita penyakit kronis.
Tujuan: klien (keluarga) menunjukkan perilaku koping yang positif.
Intervensi Keperawatan:
a. Bantu orang tua dalam perencanaan diet dan dukung upaya mereka untuk menyesuaikan
diet,memenuhi kebutuhan semua anggotakeluarga.Rasional: dukungan dapat membuat
keluarga lebih bersemangat dalam melakukan tindakan yang dianjurkan
b. Berikan bimbingan antisipasi yang berhubungan dengan kemungkinan dan kejadian yang
diperkirakan, seperti gejala,diet,dan efek obat-obatan.Rasional: keluarga maupun pasien tidak
kaget jika terjadi sesuatu
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
An.B Berusia 12 tahun masuk ke RS karena penyakit ginjal yang dialaminya. Keluarga klien
mengatakan klien mengalami hal ini sejak 8 bulan yang lalu. Keluarga klien jarang memeriksakan An.B ke rumah
sakit sehingga tidak mendapatkan pengobatan .Keluarga pasien juga mengatakan An.Bsering mengkonsumsi
makanan instan dan minuman bersoda. An.B Juga mengalami penurunan berat badan yang sebelumnya 34kg
menjadi 32kg.
Kondisi klien semakin lama semakin memburuk sehingga keluarga membawa klien ke rumah sakit.
Keluarga mengeluh anaknya sesak napas danakhir-akhir ini klien BAK dengan jumlah yang sedikit.Selainitu
klienjuga mengeluh mual sehingga tidak nafsu makan dan juga sering menglami muntah serta lemas. Klien juga
sering menggaruk bagian tubuhnya karena merasa gatal. Ibu pasien juga mengatakan Ayah pasien memiliki
riwayat diabetes.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan klien tampak lemah, pucat, kulit kering dan terdapat pruritus. Perut
membesar dengan dengan kesadaran kompos mentis.TD 60/50MmHg, Nadi 110x/menit RR 26x/menit, Suhu
37,5°C .HasiL pemeriksaan laboratorium ureum 70mg/dl, kreatinin 15mg/dl,hb 8,5 gr/dldenganGFR 3,7 ml/gr.
Dilakukan pemeriksaan USG pada kedua ginjal didapatkan kedua ginjal tampak mengecil.Saat ini klien
mendapat terapi obat furosemide 5mg dan mendapatkan terapi cairan sertater pasang O2 1liter/menit. Saat ini
pasien didiagnosis Gagal Ginjal Kronis.
3.1 Pengkajian
I. Identitas
1. Nama : An.B
2. Tanggal lahir : 12 Januari 2007
3. Usia : 12 tahun
4. Pendidikan : SD
5. Alamat : Kadugede, Kuningan
6. Nama Ayah/Ibu : Tn.A/Ny.B
7. Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta/IRT
8. Agama : Islam
9. Suku/ Bangsa : Sunda
10. Tanggal masuk RS : 30 Oktober 2019
11. Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2019
II. Keluhan utama :
Keluargapasienmengatakan, pasienmengeluhsesaknapas
III. Riwayat Penyakit
16
Klien mengeluh sesak napas, danakhir-akhir ini klien BAK dengan jumlah yang sedikit, serta klien
mengeluh mual sehingga tidak nafsu makan dan juga sering menglami muntah serta lemas. Klien juga
sering menggaruk bagian tubuhnya karena merasa gatal. Ibu pasien mengatakan di dalam
keluarganya ada yang mempunyai riwayat diabetes yaitu ayahnya klien. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan klien tampak lemah, pucat, kulit kering dan terdapat pruritus. Perut membesar dengan
dengan kesadaran kompos mentis.TD100/70MmHg, Nadi 110x/menit RR 25x/menit, Suhu 37,5°C .
IV. Riwayat Masa Lampau
a. Pra natal
Tidak ada data
b. Natal
Tidak ada data
c. Post natal
Tidak ada data
d. Penyakit waktu kecil
Tidak ada data
e. Pernah di rawat di RS
Tidak ada data
f. Obat-obatan yang digunakan
Tidakada data
g. Riwayat alergi
Tidak ada data
h. Riwayat imunisasi
Tidak ada data
i. Pola nutrisi yang diberikan
Tidak ada data
V. Riwayat Keluarga
a. Penyakit yang pernah/ sedang diderita oleh keluarga
Ibu pasien mengatakan Ayah pasien memiliki riwayat diabetes
b. Gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku
17
Keluarga Ayah KeluargaIbu
Keterangan :
: Perempuan
:Laki- Laki
: Ibu Pasien
: Ayah Klien
: Pasien
18
3. Hasil Labolatorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 8,5 gr/dl 11-13 gram/dL.
BUN (Ureum) 70 mg/dl 15-40mg/dL
Kreatinin 15 mg/dl 0,5-1,5 mg/dL
GFR 3,7 ml/menit 120 ml/menit/LPT
19
2. Cairan (Minum)
a. Frekuensi 8 gelas
b. Jenis Air mineral
c. Riwayat alergi Tidak ada
d. Keluhan Tidak ada 3 gelas
e. Terpasang alat bantu Tidak terpasang alat bantu Air mineral
(pemasangan Tidak ada
infus/transfusi) Tidak ada
Terpasang infus
3. Nutrisi (Makanan)
a. Frekuensi 3x1 (1 Porsi)
b. Konsistensi Nasi
c. Riwayat alergi Tidak ada alergi
d. Keluhan Tidak ada 3x1 (1/2 porsi)
e. Terpasang alat Tidak bubur
(NGT/OGT) Tidak ada alergi
4. Eliminasi (BAK & BAB) Tidak nafsu makan
a. Frekuensi 1x1 Tidak
b. Konsistensi
c. Warna Kuning
d. Bau - 1x1
e. Keluhan -
5. Aktivitas bermain Kuning
a. Frekuensi Setiap hari bermain -
b. Jenis Berbagai macam permainan -
c. Alat permainan Mainan anak-anak
d. Keluhan Tidak ada Tidak bermain
6. Istirahat tidur -
a. Frekuensi 13 jam / hari -
b. Kebiasaan - Tidak ada
c. Waktu/lama tidur 13 jam
d. Keluhan Tidak ada 12 jam / hari
7. Personal Higiene -
a. Oral care 2x1 12 jam / hari
b. Mandi 2x1 Kadang sulit tidur
c. Keramas 1x1
20
d. Penampilan umum baik 1x1
1x1
21
Edema dan asites
↓
Kelebihan volume
cairan
3. Ds : - Pasien mengeluh mual, gangguan fungsi ginjal Ketidakseimbangan
muntahdantidaknafsumaka ↓ nutrisi kurang dari
n gangguan kebutuhan tubuh
- Menurutkeluarga, keseimbangan asam
pasienmengalamipenurun basa
an BB 2kg ↓
DO : - Pasientampaklemah asidosis metabolik
↓
asam lambung
meningkat
↓
iritasi mukosa lambung
↓
mual muntah
↓
nafsu makan menurun
↓
nutrisi kurang dari
kebutuhan
4. DO : Pasienmengeluhlemah, GFR turun Intoleransiaktivitas
mualdanmuntah ↓
DS :- Pasientampaklemah, pucat GGK
- Hasi; pemeriksaan ↓
laboratorium Hb 8,5 gr/dl. Sekresieritropoitisturun
↓
ProduksiHbturun
↓
Oksihemoglobinturun
↓
Suolai o2 turun
↓
Intoleransiaktivitas
22
5. DS : Pasien mengatakan gatal di gagal ginjal kronik Kerusakan integritas
sekitar tubuhnya ↓ kulit
DO :kulitkeringdanterdapat pruritus Kerusakan fungsi
filtrasi ginjal
↓
Ureum gagal di sekresi
↓
Ureum dalam darah
tinggi
↓
uremia
↓
Timbul rasa gatal atau
pruritus, kulit kering
↓
Kerusakan integritas
kulit
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi dan kedalaman 1. Frekuensi dan irama
nafas b.d edema dan tindakan keperawatan nafas paru setiap 4 jam. pernapasan yang
kongesti vaskular 2 x 24 jam, pola 2. Lakukan auskultasi suara mengalami
pulmoner. Ditandai pernapasan pasien nafas perubahan
dengan : normal / stabil dengan 3. Kaji adanya dyspnea pada merupakan tanda
DO : Klien mengeluh criteria hasil : saat istirahat maupun awal munculnya
23
sesak napas - Pasien aktivitas dan catatan setiap kesulitan bernafas.
DS : melaporkan perubahan. 2. Untuk mendeteksi
- Pasien tampak merasa nyaman 4. Kaji adanya penggunaan otot perubahan suara
sesak saat bernapas. bantu napas (misalnya otot napas atau adanya
- Tampak adanya - RR dan nadi sternokleidomastoid, suara nafas yang
distensi pasien normal abdomen, diafragma) . abnormal
abdomen dan teratur 5. Posisikan pasien dengan 3. Untuk menentukan
- RR 25x/ menit - Tidak ada suara nyaman serta posisikan toleransi aktivitas
- Terpasang O2 nafas abnormal duduk dengan kesejajaran 4. Otot-otot aksesori
1liter/mnt tubuh yang tepat untuk pola inspirasi biasanya
pernapasan optimal tidak terlibat dalam
6. Berikan oksigen yang pernapasan normal.
adekuat sesuai indikasi dan 5. Meningkatkan
kebutuhan pasien. kenyamanan dan
7. Memastikan bahwa sistem posisi duduk
pengiriman atau sirkulasi O2 memungkinkan
pasien lancar pasien untuk
8. Anjurkan pasien untuk mengoptimalkan
memperoleh waktu istirahat ekspansi paru-paru
yang cukup . dengan baik.
6. Oksigentambahan
membantu
mengurangi
hipoksemia dan
meringankan
gangguan
pernapasan
7. Sehingga oksigen
tersalurkan secara
continuously dan
pasien tidak
desaturate.
8. Langkah-langkah ini
memungkinkan
pasien untuk
berpartisipasi dalam
24
mempertahankan
status kesehatan dan
meningkatkan
ventilasi.
2. Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Pertahankan catatan intake 1. Agar mengetahui
cairan b.d penurunan tindakan keperawatan dan output yang akurat asupan dan
haluaran urine. selama 2x24 jam 2. Monitor hasil lab yang sesuai keluaran yang
Ditandai dengan : diharapkan terjadi dengan retensi cairan sesuai
DS keseimbangan cairan 3. Monitor ttv 2. Untuk mengetahui
:Klienmengeluh dan tidak ada edema 4. Kaji lokasi dan luas edema hasil normal
akhir-akhir ini pada tubuh serta 5. Berikan diuretik sesuai 3. Untuk mengetahui
klien BAK pengeluaran urin interuksi adanya
dengan jumlah kembali normal 6. LakukanHemodialisa perubahanTD,suhu,
yang sedikit Dengan kriteria hasil : 7. Konsultasikan ke dokter jika nadidan RR
DO: - Output dan input tanda dan gejala kelebihan 4. Untuk mengetahui
- Perut tampak cairan seimbang volume cairan menetap atau edema bertambah
membesar - Tekanan darah memburuk atau tidak
- Hasil normal (100- 5. Diuretik bertujuan
pemeriksaan 120/60-90 untuk menurunkan
laboratorium mmHg) volume plasma dan
ureum 70mg/dl, - Denyut nadi menurunkan retensi
kreatinin normal cairan sehingga
15mg/dl.GFR - Tidak terjadi menurunkan resiko
asites dan terjadinya edema
edema 6. Dialisis akan
ekstremitas menurunkan
- Berat Badan volume cairan yang
kembali stabil berlebih
7. Untuk
mendapatkan terapi
yang lebih lanjut
dari dokter
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan 2. Anjurkan pasien untuk meminimakisur
kebutuhan tubuh b.d selam 1 X 24 jam meningkatkan intake Fe adanya alergi
mual dan muntah. diharapkan berat 3. Anjurkan pasien untuk makanan
25
Ditandaidengan : badan dalam rentang meningkatkan protein dan 2. agar kebutuhan gizi
Ds:Pasien mengeluh normal dengan kriteria vitamin C dan nutrisi seimbang
mual, muntah hasil: 4. Timbang berat badan pasien 3. Unuk metabolism
dan tidak nafsu 1. Menunjukkan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi dan kebutuhan
makan. Menurut peningkatan BB untuk menentukan jumlah tubuh
keluarga pasien 2. Mual dan muntah kalori dan nutrisi yang 4. Mengetahui berat
mengalami berkurang dibutuhkan pasien badan pasien
penurunan BB sampai hilang 6. Kolaborasi pemberian 5. Mengetahui jumlah
2kg 3. Nafsu makan antiemetik kalori yang
DO : - Pasien tampak meningkat dibutuhkan
lemah 6. Untuk mengatasi
mual muntah, untuk
memperbaiki
mukosa lambung
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan pasien untuk 1. Meningkatkan
b.d anemia. Ditandai asuhan keperawatan melakukan aktivitas istirahat untuk
dengan : selama 3 x 24 jam 2. Berikan lingkungan tenang menurunkan
DO:Pasien mengeluh diharapkan aktivitas dan batasi pengunjung kebutuhan oksigen
lemah, mual dan pasien kembali normal 3. Anjurkan klien untuk istirahat tubuh
muntah dengan kriteria hasil : 4. Bantu pasein dalam 2. Meningkatkan
DS : - Mampu melakukan aktivitas sesuai aktivitas secara
- Pasien tampak melakukan dengan keadaan klien bertahap
lemah, pucat aktivitas 3. Menurunkan
- Hasil secara kebutuhan oksigen
pemeriksaan mandiri tubuh
laboratorium Hb - Tanda-tanda 4. Mengganti cairan
8,5 gr/dl. vital normal dan elektrolit secara
- TD 60/50 mmHg adekuat
5. Kerusakan integritas Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien untuk 1. agar pruritus tidak
kulit b.d pruritus. tindakan keperawatan menggunakan pakaian bertambah
Ditandai dengan : selama 2 x 24 jam yang longgar 2. Penggunaan lotion
DS:Pasien pasien tidak 2. Bila kulit kering, uanjurkan dapat menjaga
mengatakan gatal menujukan tanda – klien untuk menggunakan kelembapan kulit
di sekitar tanda adanya lotion 3. Mencegah
tubuhnya kerusakan integritas 3. Pertahahan kan kondisi terjadinya
26
DO : kulit kering dan kulit dengan kriteria kuku pasien selalu pendek, kerusakan dermal
terdapat hasil : dan penggunaan sarung akibat garukan
pruritus - Kelembapan kulit tangan saat tidur 4. Menurunkan rasa
normal 4. Pemberian salep atau krim gatal
- Tidak untuk mengatasi rasa gatal
ditemukannya luka ( Lanolin, aquaphor)
atau pruritus pada
kulit
27
urine. Ditandai dengan 2. Memonitor hasil lab yang sesuai 300 ml
DS :Klien mengeluh akhir- dengan retensi cairan 2. Hasil lab Hb 6,8 gr/dl,
akhir ini klien BAK dengan 3. Memonitor ttv ureum 70 mg/dl,
jumlah yang sedikit 4. Mengkaji lokasi dan luas edema kreatinin 15 mg/dl
DO : - Perut tampak 5. Memberikan diuretik sesuai 3. Hasil TTV .TD
membesar interuksi 60/50MmHg, Nadi
- Hasil pemeriksaan 6. MelakukanHemodialisa 110x/menit RR
laboratorium ureum 7. Berkonsultasikan ke dokter jika 26x/menit, Suhu
70mg/dl, kreatinin tanda dan gejala kelebihan 37,5°C
15mg/dl.GFR volume cairan menetap atau 4.lokasi edema di bagian
memburuk perut dengan luas 45
cm
5.Diuretika di berikan
sesuai dosis
6.Hemodialisa dilakukan
7.volume cairan menetap
3. Ketidakseimbangan nutrisi 1. Megkaji adanya alergi makanan 1. Tidak alergi makanan
kurang dari kebutuhan tubuh 2. Menganjurkan pasien untuk 2.Pasien diberikan
b.d mual dan muntah. meningkatkan intake Fe makanan yang
Ditandai dengan 3. Menganjurkan pasien untuk mengandung Fe
Ds : - Pasien mengeluh mual, meningkatkan protein dan vitamin 3.Pasien diberikan makan
muntah dan tidak nafsu C yang mengandung
makan 4. Menimbang berat badan pasien protein
- Menurut keluarga 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi 4.BB 32 kg
pasien mengalami untuk menentukan jumlah kalori 5.Pasien diberikan nutrisi
penurunan BB 2kg dan nutrisi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
DO : - Pasien tampak pasien 6.Pasien diberikan
6. Berkolaborasi pemberian antiemetic
antiemetik
4. Intoleransi aktivitas b.d 1. Mengkaji kemampuan pasien 1.Pasien beraktivitas
anemia. Ditandai dengan untuk melakukan aktivitas dengan bantuan
DO : Pasien mengeluh 2. Memberikan lingkungan tenang 3.Pasien mendapat
lemah, mual dan dan batasi pengunjung lingkungan yang nyaman’
muntah 3. Menganjurkan klien untuk 4.Pasien beristirahat
DS :- Pasien tampak lemah, istirahat dengan cukup
pucat 4. Membantu pasein dalam 5.Pasien mendapat
28
- Hasil pemeriksaan melakukan aktivitas sesuai banguan saat melakukan
laboratorium Hb 8,5 dengan keadaan klien aktivitas
gr/dl.
29
pasien.
Memastikan bahwa sistem pengiriman atau sirkulasi O2 pasien
lancar
Anjurkan pasien untuk memperoleh waktu istirahat yang cukup
I:
Mengkaji frekuensi dan kedalaman nafas paru setiap 4 jam.
Melakukan auskultasi suara nafas
Mengkaji adanya dyspnea pada saat istirahat maupun aktivitas
dan catatan setiap perubahan.
Memposisikan pasien dengan nyaman serta posisikan duduk
dengan kesejajaran tubuh yang tepat untuk pola pernapasan
optimal
Memberikan oksigen yang adekuat sesuai indikasi dan
kebutuhan pasien.
Memastikan bahwa sistem pengiriman atau sirkulasi O2 pasien
lancer
Menganjurkan pasien untuk memperoleh waktu istirahat yang
cukup .
E:
RR 26x/menit
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Terdapat dypsnea
Pasien mendapatkan posisi nyaman
O2 diberikan 1 liter/menit
Tidak ada hambatan pemenuhan oksigen
Pasien istirahat 6-7 jam perhari
30
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan Monitor ttv
Kaji lokasi dan luas edema
Berikan diuretik sesuai interuksi
LakukanHemodialisa
Konsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan volume
cairan menetap atau memburuk
I:
Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
Memonitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
Memonitor ttv
Mengkaji lokasi dan luas edema
Memberikan diuretik sesuai interuksi
Melakukan Hemodialisa
Berkonsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan
volume cairan menetap atau memburuk
E:
Pemasukan cairan 990 ml dan pengeluaran 300 ml
Hasil lab Hb 6,8 gr/dl, ureum 70 mg/dl, kreatinin 15 mg/dl
Hasil TTV .TD 60/50MmHg, Nadi 110x/menit RR 26x/menit,
Suhu 37,5°C
lokasi edema di bagian perut dengan luas 45 cm
Diuretika di berikan sesuai dosis
Hemodialisa dilakukan
volume cairan menetap
3. III S :Pasien masih mengeluh mual, muntah dan tidak nafsu makan
O :Pasien tampak lemah
A :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P:
Kaji adanya alergi makanan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Timbang berat badan pasien
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
Kolaborasi pemberian antiemetic
31
I:
Megkaji adanya alergi makanan
Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Menimbang berat badan pasien
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Berkolaborasi pemberian antiemetic
E:
Tidak alergi makanan
Pasien diberikan makanan yang mengandung Fe
Pasien diberikan makan yang mengandung protein
BB 32 kg
Pasien diberikan nutrisi sesuai kebutuhan
Pasien diberikan antiemetic
32
Pasien mendapat lingkungan yang nyaman’
Pasien beristirahat dengan cukup
Pasien mendapat banguan saat melakukan aktivitas
5. V S : Pasien masih gatal di sekitar tubuh
O : Kulit masih kering dan terdapat pruitus
A : Kerusakan integritas kulit belum teratasi
P:
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Bila kulit kering, uanjurkan klien untuk menggunakan lotion
Pertahahan kan kondisi kuku pasien selalu pendek, dan
penggunaan sarung tangan saat tidur
Pemberian salep atau krim untuk mengatasi rasa gatal ( Lanolin,
aquaphor)
I:
Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar
Bila kulit kering, Menganjurkan klien untuk menggunakan lotion
Mempertahahan kan kondisi kuku pasien selalu pendek, dan
penggunaan sarung tangan saat tidur
Memberian salep atau krim untuk mengatasi rasa gatal (
Lanolin, aquaphor)
E:
Pasien menggunakan pakaian yang longgar
Pasien menggunakan lotion saat kulit kering
Kuku pasien pendek
Pasien diberikan salep
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit
tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urin (NKF, 2016).Gagal ginjal kronis umumnya terjadi saat suatu penyakit mengganggu fungsi
ginjal hingga menyebabkan kerusakan yang terus memburuk dalam beberapa bulan atau tahun. Penyakit
tersebut meliputi Diabetes. Kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi dapat merusak penyaring dalam
ginjal.Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Kondisi ini seiring waktu menambah tekanan pada pembuluh darah kecil di ginjal, yang
kemudian menghambat fungsi ginjal bekerja secara normal.Glomerulonefritis atau peradangan pada
glomerulus ginjal.Nefritis intersititial atau peradangan pada tubulus ginjal dan jaringan sekitarnya.Infeksi
ginjal yang berulang atau pielonefritis.Penyakit ginjal polikistik, yang ditandai dengan pertumbuhan kista
pada ginjal.Gangguan saluran urine yang berkepanjangan, contohnya karena batu ginjal, pembesaran
prostat, tumor, kelainan ginjal atau kandung kemih bawaan.Cedera akut ginjal yang tidak sembuh.Lupus
nefritis.Penyakit asam urat.Penyakit pembuluh darah ginjal, seperti penyempitan pembuluh arteri ginjal
(stenosis arteri ginjal) atau gumpalan darah di pembuluh vena ginjal (trombosis vena ginjal).
4.2 Saran
Bagi klien, sebagai bahan masukan dan membantu klien untuk meningkatkan perawatan atas
diri sendiri berhubungan dengan peningkatan kualitas hidupnya.Bagi perawat hemodialisa, Perawat
diharapkan dapat membantu memberikan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu aspek fisik pasien HD.Bagi
rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi dalam menentukan
kebijakan mengenai pemenuhan pelayanan yang bermutu dan upaya meningkatkan kualitas rumah sakit
terutama mengenai pelayanan pemenuhan kebutuhan tidur.Bagi pengembangan ilmu keperawatan,
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu keperawatan terutama dibidang kualitas tidur pasien
GGK yang menjalani HD 2x dan 3x dalam seminggu dengan mengoptimalkan salah satu aspek kualitas
hidup yaitu aspek fisik (kualitas tidur).Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai referensi awal untuk penelitian selanjutnya.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10093940/Asuhan_keperawatan_pada_pasien_Gagal_Ginjal_Kronis_GGK
http://repository.unair.ac.id/40167/2/gdlhub-gdl-grey-2007-yogiantoro-5067-pg3010.pdf
http://digilib.unila.ac.id/2357/11/Bab%202.pdf
https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202017%20.pdf
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4423-158-468-1-SM.pdf
https://www.academia.edu/9705721/Keperawatan_Anak__Konsep_Medis_dan_Askep_pada_klien_dengan
_gagal_ginjal_kronis
https://www.google.com/search?q=pathway+gagal+ginjal+kronis&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X
&ved=0ahUKEwjf2u2RmMTlAhUJfSsKHXU4DiMQ_AUIESgB&biw=1364&bih=649#imgrc=c3DlJLhtXDhzAM
Mubin, Halim. 2007. Panduan, Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi Edisi 2Gagal Ginjal dan
Panduan Terapi Dialisis Pusat Informasi IlmiahBagian Ilmu Penyakit Dalam FK.UNPAD. Bandung.
Gulanick, Meg. Nursing Care Plans : Nursing Diagnosis and Intervention 6th ed Elsevier Mosby 2006
NANDA Internasional (2012) Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Morton, Patricia G, Fontaine, Dorrie, Hudak, Caroline M, & Gallo, Barbara M (2013) Keperawatan Kritis
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba
Medika
35