Anda di halaman 1dari 9

ABSES SEREBRI

Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

ABSES SEREBRI
PENDAHULUAN (1)
Abses serebri ialah abses intraserebral atau intraserebelar. Pada umunya
abses serebri adalah soliter (monolokular) tetapi adakalanya terdapat abses
multiokular akibat embolia septic dari bronkiektasi. Kira-kira 75% dari semua
abses serebri berkembang sebagai penjalaran dari otitis, mastoiditis, sinusitis
frontalis atau fraktur tengkorak. Lebih jarang abses serebri berasal dari
osteomielitis tulang tengkorak, atau infeksi gigi-geligi ataupun infeksi di wajah.
Kebanyakan abses terletak di hemisferium serebri, kira-kira 20-30% berlokasi
diserebelum dan hampir tidak pernah bersarang di batang otak.
ETIOLOGI(1)
Bakteri yang sering ditemukan dalam abses serebri ialah streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, proteus, dan E. koli. Kira-kira 75% dari abses serebri
disebabkan oleh mikro-organisme lainnya. Kebanyakan abses mengandung salah
satu bakteri. Kira-kira 15% dari abses serebri mengandung dua atau lebih kuman
patogenik dan 20% dari abses ternyata steril.
Abses serebri stafilokokus biasanya berkembang dari penjalaran otitis
media atau fraktur kranii. Abses streptokokus dan pneumokokus sering merupakan
komplikasi dari infeksi paru-paru, otitis media atau trauma kapitis. Abses serebri
proteus dan E.koli berkembang dari penjalaran otitis media atau mastoiditis. Abses
serebri yang dijumpai pada penderita penyakit jantung bawaan (tetralogi fallot)
pada umumnya disebabkan oleh infeksi streptokokus.
Kebanyakan abses serebri terletak di masa alba, karena perdarahan di situ
kurang intensif di bandingkan dengan masa kelabu. Reaksi dini dari jaringan otak
terhadap kuman yang bersarang di situ adalah edema dan kongesti yangf disusul
KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM
RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

dengan perlunakan dan pembentukan nanah. Fibroblas sekitar pembuluh darah


bereaksi dengan proliferasi. Astroglia ikut juga dan membentuk kapsel. Jika kapsel
pecah nanah tiba di ventrikel dan menimbulkan kematian.
Infeksi oportunistik dari jamur dan protozoa yang mengiringi penyakit
imunosupresif seperti HIV dan TBC kronik. Organisme penyebabnya antara lain
toxoplasma gondii, nacordia, aspergilus dan candida.(6)
EPIDEMIOLOGI
Abses serebri dapat terjadi pada anak berusia berapun namun yang paling
lazim antara usia 4 sampai 8 tahun. Penyebab abses serebri adalah embolisasi
karena penyakit jantung congenital dengan shun dari kanan ke kiri (terutama
tetralogi fallot), meninghitis, otitis media kronis, dan mastoiditis, infeksi jaringan
lunak dari muka atau kulit kepala, selulitis orbita, infeksi gigi, luka tembus kepala.
Abses serebri tersebar rata diantara dua hemisfer, dan sekitar 80% kasus terbagi
sama antara lobus temporalis, parietalis, dan frontalis. Abses serebri lobus
occipitalis adalh sekitar 20%. Sebagian besar abses serebri adalah tunggal, namun
30% adalah multiple dan mungkin melibatkan lebih dari satu lobus. Abses pada
lobus frontalis sering disebabkan perluasan dari sinusitis atau selulitis orbita,
sedangkan abses yang berada di lobus temporalis sering terkait dengan otitis
media kronis dan mastoiditis. Abses yang diakibatkan dari luka tembus cenderung
tunggal dan disebabkan oleh stafilokokus aureus.(7)
Dilaporkan bahwa 40% abses serebri terjadi akibat perluasan langsung dari
otitis media atau mastoiditis. Untuk Negara berkembang termasuk Indonesia,
insidens tentunya akan lebih tinggi.(6)
PATOFISIOLOGI(3,4)
Abses serebri biasanya merupakan focus sekunder dari infeksi diluar
system saraf pusat, bisa menyerupai tumor otak tapi progresifitasnya cepat dalam

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

beberapa hari atau beberapa minggu. Bermula dari cerebritis yang kemudian
menjadi kronik.
Abses serebri adalah proses infeksi yang terjadi diparenkim otak, abses
serebri terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari focus yang berdekatan
dengan atau yang menembus system vaskuler. Sering ditemukan adanya riwayat
otitits media, mastoiditis, sinusitis supuratif atau infeksi pada wajah, kulit kepala
atau tengkorak. Bronkiektasis, abses paru, empiema dan endokarditis bacterial
juga telah diketahui dapat menyebabkan abses serebri.
Infeksi dapat mencapai serebri melalui jalan yang berbeda-beda. Pada otitis
media, infeksi dapat meluas melalui cavum timpani atau melalui mastoid dan
meningeal untuk kemudian mencapai jaringan otak khususnya serebri. Infeksi
meluas melalui vena-vena telinga dalam, menyebabkan trombosis vena. Trombosis
menghambat sirkulasi serebral sehingga terjadi iskemia dan infark yang
mempercepat terjadinya infeksi local. Setiap robekan pada duramater akibat
trauma merupakan sumber potensial untuk terjadinya infeksi pada serebri.
Umumnya abses terletak dekap pada tempat masuknya infeksi, pada awal
penyakit ini jaringan yang terkena menjadi edematosa dan terinfiltrasi oleh
leukosit, lambat laun bagian luar menjadi menebal oleh kolagen pada dinding
abses. Pada pusat abses terjadi nekrosis atau pencairan. Rongga-rongga abses
dapat meluas melalui substansia alba, menembus dinding ventrikel menuju
meningen.
Gejala dan perjalanan penyakit(6)
Perjalanan penyakit abses serebri sering kali sub akut disertai dengan nyeri
kepala, gejala neurologik fokal (hemiparesis), kejang-kejang, papil edema dan
demam yang intermiten. Gejala lain yang jarang timbul berupa kaku kakuk, stupor
dan koma.
Bila abses progresif, maka timbul tanda-tanda peningkatan intracranial,
sehingga pasien menjadi stupor dan koma, papiledema dan kelumpuhan saraf.
KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM
RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

Pasien meninggal karena herniasi. Karena diagnosis sulit maka sering terlambat
diketahui, biasanya diagnosis baru ditegakkan pada minggu kedua.
.
Penyebaran hematogenik sering terjadi pasien dengan infeksi paru-paru
(abses paru, pneumonia, empiema, bronkiektasis), penyakit jantung congenital
sianosis, osteomielitis kronik dan pielonefritis. Endikarditis jarang menyebabkan
abses serebri, tetapi endokarditis bacterial akut mungkin dapat menyebabkan abses
majemuk.
Pada penyebaran hematogenik, abses timbul di daerah perbatasan antara
substansia grisea dan alba, yang selanjutnya menyebar ke substansia alba, dan
akhirnya bisa masuk ke ventrikel, sehingga menimbulkan ventrikulitis yang fatal.
Pada abses serebri memperlihatkan gejala:(5)
Sakit kepala hebat
Mual muntah
Terjadi penurunan kesadaran yang cepat sampai stupor atau koma
Demam biasanya ringan
Kaku leher
Kejang
Papil edema
Gejala-gejala fokal yang tampak pada abses serebri(3)
lobus
Frontalis

Mengantuk,

Gejala
kurang

perhatian,

kecerdasan terganggu, kadang-kadang


Temporalis

kejang
Tidak dapat menamakan benda,
tidak dapat menulis dan membaca,

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

Parietalis

hemianopia
Persepsi posisi

dan

streognostik

terganggu, kejang fokal hemianopia


Occipitalis

homonym, disfagia, akulalia, agrafia.


Gangguan penglihatan, alexia.

Manifestasi klinis abses serebri terdiri dari gejala lokalisatorik dan gejala
proses desak ruang. Jika perkembangannya berlalu cepat, demam, menggigil dan
muntah hampir selalu dijumpai. Abses kronik biasanya tidak memperlihatkan
gejala-gejala tersebut. Juga didaerah perifer terdapat perbedaan antara abses
serebri akut dan abses serebri kronik. Leukositosis polinuklearis bergandengan
dengan abses serebri akut, sedangkan pada abses serebri kronik darah perifer
biasanya normal. Fungsi lumbal memperlihatkan tekanan yang tinggi, sedangkan
pleositosis polinuklearis, jumlah protein yang lebih besar dari normal dan kadar Cl
serta glucose dalam batas-batas normal. Pada tahap lanjut, jika abses menjadi
kronik, jumlah sel menurun dan lebih banyak limfosit daripada leukosit
polinuklearis akan dijumpai. (1)
Pada arteiografi terlihat gambar yang khas. Deformasi dari perjalanan suatu
pembuluh darah, yang mencerminkan lokalisasi proses desak ruang, dan vascular
blush sekitar daerah avaskular, karena proliferasi pembuluh darah sekitar abses
dan nanah di dalam kapsul akan terlihat. Pada CT scan dapat ditemukan suatu
bunderan yang hiperdens dengan isi bunderan itu yang hipodens. (1)
Pasien dengan infeksi sinus frontalis akan menyebabkan abses pada lobus
frontalis. Pada otitis media atau mastoiditis jika meluas ke luas ke atas akan
menimbulkan abses di lobus temporalis dan jika meluas ke belakang maka abses
dapat timbul diserebelum.(6)

PERAWATAN (2)
KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM
RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

Paresis fasialis akibat otitis media akut atau kronik harus diobati sebagai
kasus otitis media akut atau kronik. Kesehatan umum harus diperbaiki, karena
otitis media mudah berkembang pada orang-orang yang bergizi buruk serta
mempunyai penyakit kronik.
Adanya paresis fasialis sudah indikatif bahwa proses infeksi telah merusak
tulang. Oleh karena dinding kanalis fasialis merupakan tulang yang melindungi
kavum timpani dan pneumatisasi mastoid, maka besarlah kemungkinan bahwa
proses infeksi akan tetap berkembang kendatipun diberantas dengan antibiotika.
Maka dari itu tindakan operatif harus secepatmungkin dipikirkan untuk
pemberabtasan secara radikal, agar komplikasi yang lebih berbahaya jangan
timbul.
Antibiotic yang digunakan untuk pemberantasan otitis media karena
berbagai bakteri ialah ampicilin dan bila perlu dikombinasi dengan cloramfenikol.
Bila terdapat reaksi alergik terhadap penisilin, eritromisin dapat dipakai sebagai
penggantinya.
DIAGNOSIS BANDING(6)
Tumor otak
Stroke
Inta cranial hemorraghe
Subdural empiema
Sistiserkosis serebrum
Trombosis sinus venous lateralis
Extradural abses
Ensefalitis

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

DIAGNOSA
Pemeriksaan terbaik untuk menemukan abses serebri adalah CT-scan atau
MRI
Biopsy dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau stroke
dan untuk menemukan organisme penyebab terjadi abses serebri
Lumbal pungsi di kontraindikasikan karena bahaya herniasi, bila terlanjur
dikerjakan, maka maka tekanan liquor biasanya meningkat, sedikit
pleositosis dari PMN dan limfosit, protein sedikit meningkat dan glukosa
normal
PENGOBATAN
Tujuan utama pengobatan adalah untuk menghilangkan infeksi dan
mencegah terjadinya komplikasi
Pengobatan

untuk

abses

serebri

adlah

antibiotic

sesuai

dengan

mikroorganisme penyebab. Yang paling sering digunakan adalah penicillin,


metronidazole, nafsilin dan sefalosforin
Jika antibiotka tidak berhasil mengatasi gejala, maka dilakukan
pembedahan untuk membuang nanah
Kortikosteroid diberikan menghindari kerusakan serebrum yang menetap.
Obat pilihan untuk kasus ini dexametason dosis dewasa 16-24mg/24jam
dibagi dalam 4-6 dosis.
KOMPLIKASI(4)
1. Deficit neurologik menetap
2. Abses rekuren

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

PROGNOSIS(6)
Mortalitas abses serebri dilaporkan 30-65% dengan kemungkinan akan
lebih kecil bila dideteksi secara dini. Kurang lebih 50% kasus abses serebri bisa
hidup dengan cacat neurologik, terutama kejang-kejang dan deficit fokal yang
ringan. Dibeberapa kasus diberingan pengobatan fenobarbital dan fenitoin untuk
1-2 tahun untuk mencegah kejang-kejang.

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

ABSES SEREBRI
Pembimbing Dr. GOLDFRIED SIANTURI, Sp. S

DAFTAR RUJUKAN
1. Mardjono. M, Sidarta. Neurologi Klinis Dasar. Edisi Ke lima. Penerbit
Dian Rakyat. Jakarta. 2003. Hal 320-322
2. Price A. Sylvia, Wilson M. lorraine, Patofisiologi, Egc. Hal 1006-1007
3. Duus Peter, Diagnosis Topik Neurologi, EGC, hal. 252
4. htytp://www.emedicine.com/brain abses.htm
5. http://www.medicastore.com
6. T. Juwono. Penatalaksanaan Kasus-Kasus Darurat Neurologi, hal; 88-91
7. Behrman, Kliegman, Arvi; Nelson, EGC hal; 2106-2107

KKS ILMU PENYAKIT SYARAF RSUPM


RAHMAT I. SEMBIRING (FK UMI)

Anda mungkin juga menyukai